Komeng ikut menambahkan, "Apa yang dikatakan Chaman memang benar. Yang harus kita lakukan sekarang adalah bersabar sampai Baris kehilangan kekuasaannya. Pada saat itu, kemenangan kita akan tiba dan aku yakin hari itu nggak akan lama lagi. Sebentar lagi, kita pasti bisa menggantikan posisinya. Untuk sekarang, kita fokus dengan hal di depan kita dulu.""Mencari Wira bukan hanya urusan Baris saja, ini juga sangat penting bagi kita. Situasi Wira bisa seperti sekarang ini, kita semua juga ikut andil. Kalau kelak Wira ingin balas dendam, dia pasti akan memburu Baris dan kita juga. Wira memang murah hati. Tapi, jangan lupa, kita juga sudah membunuh Bobby. Dia adalah orang kepercayaan Wira, mana mungkin Wira akan membiarkannya mati dengan sia-sia."Komeng dan yang lainnya bukan hanya membunuh Bobby saja, mereka bahkan sudah membantai seluruh penduduk di suku Bobby. Pemandangan yang sangat kejam itu membuat Wira sangat membenci mereka. Oleh karena itu, tidak peduli apa pun yang mereka lakukan,
"Kalau begitu, kita jangan bengong di sini lagi. Cepat perintahkan anak buah untuk bergerak. Mencari Wira memang sulit, tapi mencari Adjie bukan hal yang sulit. Selama dia pernah berbuat onar di wilayah suku utara, kita bisa mengikuti jejaknya dan segera menemukan posisinya," kata Chaman dengan tegas.Chaman tahu jika mengandalkan dua orang bodoh ini saja, mereka tetap tidak akan bisa menemukan Wira. Semuanya tergantung pada dirinya sendiri.Setelah mencapai keputusan, ketiga orang itu pun segera bergerak dan kembali ke perkemahan masing-masing untuk menjalankan rencana mereka.....Pada saat yang bersamaan, Wira dan yang lainnya sudah bersembunyi di sana selama lima hari di puncak gunung. Untungnya, tempat ini memiliki banyak persediaan, dari air sampai makanan. Ditambah lagi, mereka juga bisa berburu kelinci liar, babi hutan, dan hewan liar lainnya agar bisa memakan daging. Kehidupan mereka di sana termasuk cukup baik.Namun, Wira tetap terlihat muram setiap harinya karena selalu men
"Cepat ikut aku keluar untuk melihat situasinya," kata Wira dengan segera, lalu membawa Agha dan Adjie menuju ke lereng gunung.Namun, Wira baru berjalan beberapa langkah, Adjie segera berkata, "Tuan Wira, aku benar-benar nggak mengkhianati kalian."Wira tertegun sejenak, lalu menggelengkan kepala sambil tersenyum dan berkata dengan tenang, "Kamu nggak perlu panik, aku tentu saja tahu kamu nggak mengkhianatiku. Kalau kamu berkhianat, mungkin kamu sudah mati sejak awal. Mana mungkin kami bisa bertahan dengan damai selama lima hari ini. Dilihat dari pergerakannya, Baris dan pasukannya sudah bergerak.""Mereka akan segera meninggalkan suku utara dan bertempur dengan Baris, jadi waktu sangat berharga bagi mereka. Mereka belum bergerak mungkin karena aku, jadi rencana mereka tertunda. Selama beberapa hari ini, kamu sudah melakukan tugasmu dengan baik. Aku akan mengingat semua yang kamu lakukan, jadi kamu nggak perlu khawatir.""Setelah kita berhasil keluar dari situasi ini, aku akan memberi
Lagi pula, berada di sisi Wira merupakan anugerah yang luar biasa baginya. Selama beberapa tahun ini, dia bisa dibilang sukses di usia muda, terutama di Kota Limaran. Di sana, dia memiliki status yang sangat tinggi.Semua kejayaan ini sepenuhnya diberikan oleh Wira. Jadi, kalaupun harus menyerahkan nyawanya untuk Wira, Nafis tidak akan ragu!Wira mengangguk sedikit, lalu mengalihkan pandangannya ke pria di depannya. Setelah itu, dia bertanya dengan suara datar, "Kamu bawahan Komeng?""Benar. Tuan Wira, aku tahu kamu adalah tokoh besar, sementara aku hanyalah seorang bawahan yang nggak penting. Tolong lepaskan aku.""Aku sudah mengatakan semua yang bisa dikatakan. Kalau kamu bersedia mengampuni nyawaku, aku nggak akan melupakan jasamu seumur hidup!" Pria itu langsung berlutut dan memohon belas kasihan.Konon, suku-suku di utara dipenuhi dengan para pria yang gagah berani. Namun, sepertinya hanya bawahan Bobby yang benar-benar tangguh. Mereka lebih memilih mati daripada tunduk.Pria di h
"Kak, apa yang harus kita lakukan selanjutnya? Bajingan-bajingan itu ternyata sudah tahu lokasi kita. Aku rasa pasukan mereka akan tiba sebentar lagi. Kalau kita nggak segera bersiap, kita akan terjebak di sini dan mati ...," ucap Agha dengan cemas.Wira hanya menyipitkan matanya sedikit sebelum tersenyum santai dan menyahut, "Kalau musuh datang, kita hadapi. Kalau banjir datang, kita bendung.""Waktu mereka sudah semakin sedikit, jadi kita akan bermain perang gerilya di sini. Selama jejak kita nggak terdeteksi, mereka akan kehabisan kesabaran dan mundur.""Lagi pula, kaki gunung ini pasti sudah penuh dengan orang-orang mereka. Kalau kita nekat turun sekarang, kita juga akan kerepotan. Lebih baik bertahan di sini dan menunggu bala bantuan datang."Di akhir ucapannya, Wira perlahan mendongak menatap matahari di langit, lalu berucap dengan suara tenang, "Kita hanya bisa menaruh harapan pada Hayam sekarang. Kuharap dia nggak mengecewakanku."Karena Wira sudah mengambil keputusan, Nafis da
"Baiklah, jangan buang-buang waktu di sini lagi! Sekarang kita sudah tahu posisi Wira, jadi harus segera bertindak! Mulai cari dia di pegunungan sekarang juga! Siapa pun yang berhasil menemukan Wira akan mendapat emas!"Komeng langsung berteriak keras, lalu semua orang bergegas bergerak. Mereka secara gila-gilaan berlari menuju gunung di depan mereka!Di sisi lain, setelah sekelompok orang itu mulai memasuki gunung, Wira dan rekan-rekannya juga menerima kabar. Mereka sedang bergerak cepat, mencari tempat persembunyian yang aman.Karena jumlah musuh sangat banyak, mereka jelas tidak bisa bertarung secara langsung. Satu-satunya pilihan mereka adalah menggunakan taktik. Jika tidak, itu sama saja dengan mencari mati!Bahkan, Agha yang biasanya selalu gegabah, kini menjadi sangat berhati-hati. Dia tetap berada di dekat Wira dan tidak bertindak sembarangan.Sepanjang sore, Wira dan pasukannya sudah berhasil menghabisi ratusan orang. Mereka terus berpindah tempat setiap kali menyerang, jadi t
"Orang-orang ini cuma segerombolan pecundang. Sepertinya pelatihan yang diberikan Baris selama bertahun-tahun ini sia-sia. Benar-benar sampah.""Pertempuran baru saja dimulai, tapi mereka sudah kalah telak. Sisanya bahkan melarikan diri dengan ketakutan. Sungguh memalukan. Kalau prajuritku seperti ini, aku sudah menebas kepala mereka satu per satu."Trenggi duduk di atas kuda, berbicara dengan suara dingin. Awalnya, dia mengira akan menghadapi pertempuran sengit, mengingat tempat ini adalah pintu masuk wilayah suku utara yang dijaga oleh puluhan ribu pasukan.Siapa sangka, mereka sangat lemah. Jika dibandingkan dengan pasukannya sendiri, mereka benar-benar bukan tandingan!"Karena kita sudah masuk dan berhasil mendapat informasi tentang keberadaan Baris, mari kita berpencar. Aku masih punya tugas yang lebih penting untuk diselesaikan.""Tapi, aku harap Jenderal Trenggi bersedia memberiku 10.000 pasukan. Aku akan memimpin mereka untuk menyelamatkan tuanku."Hayam tidak pernah melupakan
"Pasukan kita memang sudah hancur, tapi kita masih punya kesempatan untuk bangkit kembali. Tapi, kalau sesuatu terjadi pada Pangeran, kita benar-benar nggak akan punya harapan untuk membalikkan keadaan ...."Jenderal itu memiliki pandangan jauh ke depan. Seketika, dia sudah menilai dengan jelas untung ruginya situasi ini.Kini, mereka masih membutuhkan kekuatan pihak lain untuk melawan musuh. Meskipun orang-orang dari suku utara ini kurang bisa diandalkan, tempat ini adalah markas mereka. Banyak orang mereka yang berkumpul di sini.Jika mereka kehilangan dukungan dari suku ini, situasi akan menjadi lebih sulit dari sebelumnya. Ketika saat itu tiba, mereka benar-benar akan terjebak dalam jalan buntu."Aku mengerti. Jangan khawatir, aku nggak sebodoh itu untuk berkonflik dengan mereka sekarang. Tapi, setelah semuanya berakhir, aku tentu nggak akan membiarkan orang-orang itu tetap berada di sisiku, apalagi hidup dengan nyaman.""Aku nggak menerima sampah! Mereka hanyalah pecundang tak ber
Para jenderal mengangguk setuju. Memang benar Kerajaan Agrel sangat luas. Jika pasukan Wira masuk, mereka akan menghadapi banyak kendala. Dengan demikian, mereka bisa bertempur melawan Wira di wilayah mereka sendiri.Meskipun rakyat sembilan provinsi sangat mendukung Wira, hal itu tidak berlaku bagi penduduk Kerajaan Agrel. Bagi mereka, Wira adalah ancaman.Jika Senia berhasil menyatukan sembilan provinsi, penduduk Kerajaan Agrel juga bisa masuk dan hidup di sana, menikmati kehidupan yang jauh lebih baik daripada sekarang.Namun, semua itu dihalangi oleh Wira. Setidaknya, begitulah cara mereka melihatnya.Jadi, jika Wira masuk ke Kerajaan Agrel untuk bertempur, hasil akhirnya sudah bisa diprediksi. Para rakyat kemungkinan besar akan membantu Senia tanpa syarat. Pada saat itu, bagaimana mungkin Wira bisa membalikkan situasi?Bahkan, ada kemungkinan besar dia akan kehilangan seluruh pasukannya!Menyadari hal ini, para prajurit semakin bersemangat. Salah satu dari mereka berkata, "Jangan
Seorang jenderal berbicara demikian. Wajahnya masih dipenuhi bercak darah. Itu adalah darah musuh.Mereka telah bertempur selama tiga hari tiga malam, tetapi belum juga melihat secercah harapan. Bantuan pun tak kunjung tiba.Jika terus bertahan di sini tanpa solusi, hasil akhirnya sudah bisa ditebak. Kota ini akan jatuh dan semua orang akan terbunuh!"Bagaimana kalau Yang Mulia membawa pasukan keluar melalui gerbang utara? Di belakang sana ada pegunungan dengan pertahanan yang paling lemah. Kalau kita kirim pasukan untuk membuka jalan, kita bisa memastikan Yang Mulia dapat melarikan diri dengan selamat!" usul salah satu prajurit.Situasi mereka memang sudah sangat kritis. Jika tidak segera mengambil keputusan, tak ada yang bisa menebak bagaimana akhirnya. Mereka semua sangat khawatir.Terlebih lagi, Osman berada di tengah-tengah mereka. Jika sang raja tewas di sini, mereka benar-benar kehilangan kesempatan terakhir untuk membalikkan keadaan.Bahkan, mungkin tak akan ada lagi orang yang
"Tenang saja, aku sudah mempersiapkan semuanya dengan matang. Sekalipun Senia memiliki kekuatan yang luar biasa, kali ini dia nggak akan bisa lolos!"Senyuman penuh percaya diri muncul di wajah Wira. Di Kerajaan Agrel, masih ada kartu truf terakhirnya, yaitu Ararya dan Kresna. Sebelum berangkat, dia telah menghubungi mereka berdua. Kemungkinan besar, mereka sudah mulai menguasai berbagai wilayah di Kerajaan Agrel saat ini.Mereka masing-masing memiliki puluhan ribu pasukan, sedangkan Senia membawa hampir semua pasukannya ke medan perang. Ini adalah kesempatan emas bagi Ararya dan Kresna.Jika Wira berhasil menekan Senia dari depan, sementara mereka berdua menguasai wilayah di belakangnya, tidak peduli seberapa hebat Senia, dia tidak mungkin bisa melarikan diri dari kehancuran.Oleh karena itu, Wira yakin hanya dengan 300.000 pasukan, dia dapat menaklukkan Senia dengan mudah. Ini bukanlah tindakan gegabah!Wira tidak pernah mengambil langkah yang tidak pasti. Jika tidak memiliki persiap
"Karena nggak ada urusan lain lagi, kalian semua boleh pergi istirahat." Setelah memberi perintah, Wira melambaikan tangannya kepada para pejabat, lalu berbalik menuju bagian dalam istana.Para pejabat pun segera meninggalkan ruangan.Namun, saat baru sampai di depan pintu, Wira tiba-tiba berhenti. Tatapannya tertuju pada Nafis, lalu mengaitkan jarinya. "Aku ingin membahas sesuatu secara pribadi denganmu. Ikut aku."Nafis segera mengangguk dan mengikuti Wira menuju taman istana. Di taman itu, hanya ada beberapa dayang dan kasim yang melayani Wira. Selain itu, masih ada Nafis, Agha, dan Lucy.Sementara itu, Danu dan Doddy sedang mengurus para prajurit. Meskipun tidak mengalami pertempuran besar, perjalanan jauh tetap melelahkan.Mereka perlu beristirahat sebelum menempuh perjalanan panjang untuk ekspedisi ke Kerajaan Agrel. Mereka harus memulihkan semangat juang untuk memastikan semuanya aman.Wira bukan hanya ingin memenangkan perang, tetapi juga ingin meminimalisir korban di pihaknya.
"Kita masuk."Dengan satu perintah dari Wira, seluruh pasukannya bergerak menuju ibu kota Kerajaan Beluana.Dalam sekejap, Wira dan rombongannya telah memasuki kota. Sepanjang jalan, rakyat bersorak tanpa henti. Dari reaksi mereka, bisa dilihat betapa besar pengaruh Wira di hati rakyat.Di dalam istana.Di aula utama, Nafis telah mengirim orang-orangnya untuk sepenuhnya menguasai istana. Pasukan penjaga lama telah digantikan, jadi kini tempat ini sepenuhnya berada di bawah kendali Wira.Namun, satu hal yang mengejutkan Wira adalah betapa megahnya istana Kerajaan Beluana. Ciputra benar-benar tahu bagaimana menikmati kemewahan.Di aula, banyak orang sedang berlutut. Mereka adalah para pejabat yang dulunya melayani Ciputra. Begitu mendengar Wira telah memasuki kota, mereka segera datang dengan harapan untuk menyelamatkan diri.Wira memandang mereka sekilas, lalu berkata dengan tenang, "Semuanya, silakan berdiri."Para pejabat itu segera bangkit."Saudara sekalian, meskipun Kerajaan Beluan
Saat ini, Wira duduk di atas kudanya, di depan gerbang timur ibu kota. Di hadapannya adalah Danu dan yang lainnya."Kak, sekarang kita sudah sampai di sini, kenapa masih berhenti? Aku baru saja mendengar dari Nona Lucy tentang keadaan di pihak Osman. Kabarnya, Osman sudah hampir nggak bisa bertahan lagi.""Dalam beberapa hari ke depan, kemungkinan kota itu akan jatuh ke tangan Senia. Kalau saat itu tiba dan kita baru bergerak menuju Kerajaan Nuala, Osman mungkin sudah tewas ...."Rakyat Kerajaan Nuala berjuang mati-matian untuk mempertahankan kota mereka. Ditambah lagi, para prajurit dari Kerajaan Agrel sangat kejam. Jika mereka berhasil menerobos kota, pasti akan terjadi pembantaian dan yang menderita adalah rakyat.Osman adalah sekutu mereka. Danu sejak lama sudah menganggapnya sebagai bagian dari kelompok mereka sendiri. Bagaimanapun, setelah Wira berhasil menumbangkan Ciputra, tidak akan ada yang mampu menandinginya lagi. Penyatuan seluruh negeri hanyalah masalah waktu.Lucy juga m
"Seret mereka semua pergi! Sekumpulan pengkhianat yang merusak moral pasukan, berani-beraninya masih berkoar di sini! Bunuh mereka semua untukku! Aku akan membasmi seluruh keluarga mereka!"Saat ini, Ciputra tampak seperti orang gila. Dia berdiri dengan wajah penuh keputusasaan dan berteriak tanpa kendali. Wajahnya benar-benar masam.Dia akan menjadi raja yang kehilangan negerinya. Ketika dia mati dan masuk ke alam baka, dia bahkan tidak akan punya muka untuk bertemu leluhurnya ...."Ada begitu banyak pejabat sipil dan militer di sini, masa nggak ada satu pun dari kalian yang bisa memberi strategi yang bagus? Apa kalian semua ingin aku menyerah?" teriak Ciputra lagi dengan suara seraknya.Melihat keadaan Ciputra yang seperti itu, tak seorang pun berani bicara. Mereka hanya bisa menunduk dan tidak berani menatapnya."Dasar sekumpulan sampah nggak berguna! Pergi dari hadapanku sekarang juga! Jangan sampai aku melihat kalian lagi!" Akhirnya, Ciputra benar-benar marah. Dia mengamuk, berter
Justru karena hal bantuan untuk korban bencana banjir ini, citra Wira di mata semua orang kembali meningkat.....Tiga hari kemudian, Danu, Doddy, dan Nafis akhirnya berhasil memasuki wilayah dari Kerajaan Beluana.Meskipun Ciputra sudah mempersiapkan semuanya dengan matang, hal itu tetap tidak berguna bagi pasukan Wira yang ganas. Hanya dalam waktu setengah hari, Wira sudah berhasil merebut dua provinsinya dan banyak kota yang sudah jatuh di tangan Wira juga. Saat ini, dia benar-benar merasa sangat gelisah.Di ibu kota Kerajaan Beluana."Bukankah Senia sudah sepakat bekerja sama denganku untuk melawan Wira? Di mana dia sekarang? Kenapa sampai sekarang pun dia masih belum mengirim pasukan bantuan? Kalau aku menghadapi Wira sendirian, sama saja aku mencari mati sendiri," teriak Ciputra dengan marah di aula utama.Para menteri yang berada di ruangan itu pun saling memandang, lalu menggelengkan kepala karena mereka semua memahami situasi yang dihadapi mereka sekarang. Melihat Wira menyera
Di Provinsi Yonggu.Saat ini, Wira sudah kembali ke dua provinsinya dan para pasukan yang sudah siap bertempur pun mengelilinginya. Dengan Danu dan Doddy yang berada di barisan terdepan, ratusan ribu pasukan sudah berkumpul dan terlihat sangat mengesankan.Wira yang saat ini tidak terlihat menyedihkan seperti sebelumnya lagi, melainkan sudah mengenakan zirahnya. Dia berdiri tegak di atas panggung dan berkata dengan tenang, "Semuanya, aku yakin kalian pasti sudah mendengar apa yang terjadi padaku belakangan ini. Baris ingin membunuhku karena Senia. Sekarang Senia dan Ciputra sudah bersekutu, mereka ingin menyingkirkanku. Dunia kembali kacau.""Aku nggak ingin melihat situasi seperti ini terjadi, tapi mereka sudah mulai bergerak dan aku nggak bisa tinggal diam. Agar kelak para rakyat bisa hidup damai dan makmur, aku memutuskan untuk berperang melawan dua kerajaan ini dan menyatukan dunia. Dengan begitu, para rakyat baru bisa benar-benar hidup dengan tenteram."Begitu mendengar perkataan