Share

35. Backstreet

Perut sudah kenyang dan hubungan aku dan Adrian pun sudah kembali membaik. Anak itu sudah kembali banyak berceloteh. Sifatnya yang manjapun keluar dengan alami. Meminta ini itu dengan matanya yang terus bersinar memohon karena terkadang aku malas meladeninya.

Tapi kali ini ia sudah mulai bisa menjaga sikap. Mulai menegerti untuk mengendalikan diri. Aku juga berkata bahwsa tak semua keinginannya bisa kuturuti. Jika menginginkan sesuatu berjalan dengan kemauannya ia juga harus berlatih untuk bersabar, ia tak boleh terus memelihara sifat pemaksanya.

Aku juga memintanya agar berhenti mengumumkan tentang hubungan kami pada orang lain. Mulanya ia tak setuju tapi ketika aku memberinya pilihan untuk menurutiku atau putus akhirnya anak itu mau mengalah.

“Jadi mbak maunya kita backstreet, gitu?” Adrian menatapku dengan alisnya yang berkerut hampir menyatu. Aku memasukan kentang goreng kedalam mulut sebelum mengangguk. “Kenapa sih, harus sembunyi-sembunyi segala? Aku kan pengen pamerin pa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status