GELORA RANJANG PANAS MANTAN SUAMI

GELORA RANJANG PANAS MANTAN SUAMI

Oleh:  Lee Lizbet 88  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
2 Peringkat
21Bab
285Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Jesica, wanita sederhana yang hari-harinya mendapatkan penyiksaan secara fisik dan mental dari keluarga suaminya. Sampai sudah, di penghujung batas kesabaran dan penantian akan cinta Juan Myer yang tak kunjung ia dapatkan. Akhirnya, Jesica menandatangi surat gugatan cerai yang sudah tergeletak selama dua tahun di atas meja riasnya. Jesica, mengirimkan foto surat tersebut dengan tujuan akan berpamitan pada calon mantan suaminya dan Juan memerintahkannya untuk menunggunya sampai pulang ke rumah. Siapa sangka, saat Juan sampai di kamarnya dan melihat Jesica duduk di atas ranjang dengan sebuah koper besar di sampingnya, justru membuat hatinya panas. Tidak pernah sekalipun ada wanita yang meninggalkan Juan, sebelum ia yang memutuskan kapan untuk mengakhiri semuanya. Juan yang tidak pernah menjamah Jesica selama tiga tahun pun, menghabiskan malam panas bersama wanita yang paling dibencinya dalam keadaan mabuk. Jika dulu agar selalu dekat dengan Juan, Jesica rela menyamar menjadi seorang pegawai akuntan rendahan. Kini, setelah bercerai, Jesica memutuskan untuk menunjukkan siapa identitasnya yang sebenarnya. Dia adalah pemilik perusahaan yang menjadi rival tempat Juan bekerja sebagai seorang CEO. Dalam upaya balas dendamnya yang sangat elok dan berbisa, Jesica juga menguak kebohongan mantan kekasih Juan yang kembali dan menjadi biang masalah dalam rumah tangganya, serta membalas semua perbuatan kakak ipar dan mertuanya.

Lihat lebih banyak
GELORA RANJANG PANAS MANTAN SUAMI Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

user avatar
Marlynazizah
mantap mamii.........
2024-08-11 09:39:35
0
user avatar
DSL
semangat Kak!
2024-08-08 07:07:00
1
21 Bab

BAB 1. Sudahi Saja Semuanya.

“Pergilah dari tempat ini, Jessica. Aku, sudah muak, dengan segala ulah dan tingkah lakumu yang selalu tidak jelas!”“Selama ini, aku sudah cukup bersabar membiarkanmu menumpang di bawah atap rumahku! Tapi, hari ini cukup sudah!” desis Juan Myer menatap jengah pada istrinya.Tubuh Jesicca menggigil, seluruh gaun pesta yang melekat pada tubuhnya tidak lagi berwarna putih. Semua sudah ternoda dengan campuran es buah yang sengaja disiram oleh kakak iparnya sendiri.Jesicca malu, ia sangat malu saat melayangkan pandang ke seluruh tamu pesta yang sedang berbisik dan mencibir dirinya. “Ma-maafkan aku, Juan,” lirih Jessica, ia masih ingin menjelaskan pada Juan.Kalau bukan dirinya yang bersalah, bukan dirinya yang membuat tumpukan sampange itu jatuh dan menimpa, wakil komisaris perusahaan.“Tapi, bukan aku yang sudah-““DIAM! DIAM, Jessica! Sebelum kesabaranku habis, angkat kaki dari sini dan pulang! Aku tidak akan membiarkanmu mengacaukan pesta pengangkatanku sebagai CEO baru di Perusahaan
Baca selengkapnya

BAB 2. Karir atau Pernikahan

“Aku sudah muak, Jessica. Satu bulan ini adalah satu bulan terpanjang dalam hidupku! Kalau saja kau tidak menabrak calon istriku, aku tidak akan terjebak dalam pernikahan bodoh ini,” desis Juan dan segera meletakkan surat gugatan cerai tersebut di atas meja riasnya Jessica.Dengan tegas Jessica menggeleng. “Berikan aku kesempatan untuk membuatmu jatuh cinta padaku, Juan. Selama ini, kau selalu baik padaku. Kau tidak pernah memperlakukan aku seburuk ini. Tapi, kenapa semuanya berubah,” tangis Jessica.“Aku baik denganmu karena kau adalah bawahanku. Aku baik dengan semua pegawaiku, kau salah pengertian!”“Aku tidak sangka, kau memanfaatkan nyawa kekasihku untuk memenjarakan aku dalam pernikahan ini!” teriak Juan lalu memukul cermin lemari dan membuat tangannya berdarah.Melihat kemarahan tersebut, Jessica menghela nafas dan gelisah. Ia berjalan sambil menggigit bibir bawahnya. Sekuat tenaga berusaha menahan butiran bening yang sudah mulai tergenang di pelupuk matanya.“Ja-jangan sakiti
Baca selengkapnya

BAB 3. Kesabaran Yang Telah Usai.

“Kau memecatku karena mama minta aku untuk menjadi istri rumahan?” tanya Jessica tidak percaya.Padahal setau Jessica, Juan sangat menyukai wanita cerdas dan pekerja keras. Juan pernah bercerita kalau dirinya bukanlah dari kalangan keluarga kaya. Untuk sampai ke titik ini, Juan bekerja keras dan giat.“Iya, mamaku ingin kau menjadi istri rumahan. Itu semua menjadi pilihanmu, Jessica. Kalau kau memilih untuk tetap bekerja di sini, maka tanda tangani surat cerai yang sudah aku berikan semalam.”“Tapi, kalau kau masih mau mempertahankan kesepakatan kita, belajarlah untuk menjadi istri yang taat pada suamimu.” Juan kembali ke meja kerjanya, ia bekerja seolah tidak ada Jessica di ruangannya.Jessica hanya bisa tertunduk dan segera berbalik meninggalkan ruangan suaminya serta kembali ke bilik kerjanya.Di sana ia membereskan seluruh barang-barangnya, dimasukkannya semua ke dalam sebuah kotak kerdus.Dengan susah payah ia berjalan sambil memegang kerdus yang membuatnya kesulitan melihat jala
Baca selengkapnya

BAB 4. Malam Panas, malam terakhir.

“Kau sangat membenciku, Juan. Kau tidak pernah menginginkanku, lepaskan aku,” lirih Jessi menatap sendu pria yang menatapnya tanpa berkedip dengan pancaran penuh kekuasaan, yang memaksa agar Jessi menundukkan kepalanya seperti yang biasa Jessi lakukan.Tunduk terhadap pria yang teramat dicintainya hingga dirinya kehilangan akal sehatnya. Membuang semua privilege yang ada pada dirinya, demi memenangkan hati yang tak kunjung ia raih.Semuanya sia-sia … maka keinginan untuk dimilikinya malam ini pun akan menjadi sebuah cerita yang sia-sia belaka dalam perjalanan hidupnya Jessi.“Apa kau tadi bertemu dengan Amber?” Suara Jessi bergetar, sebuah kecemburuan menyeruak hingga membuat kerongkongannya tercekat dan kering.Dengusan nafas Juan menyapu wajah Jessi yang tampak sembab, aroma alcohol membuat tubuh Jessi bergejolak.Ia tidak pernah sedekat ini dengan suaminya. Wajah pria itu tidak pernah serapat ini dengan wajahnya. “Berhentilah bertanya dan membahas nama orang lain!” Tangan Juan lant
Baca selengkapnya

BAB 5. Kami Sudah Bercerai.

Kancing terakhir long coat Jessica pakai, menjadi sebuah perjuangan hebat saat dengan hati yang kacau menyadarkannya.Pada akhirnya, menyerahkan keperawanan pun tidak lantas dapat membuat semuanya baik-baik saja.Pernikahannya sudah terlanjur rusak, semua yang dibangun dengan pondasi kesalahan maka selamanya tidak akan bisa diperbaiki. Dengan langkah lebar, Jessica menarik dua koper besarnya.Ia turuni anak tangga rumah mantan suaminya dan dengan perjuangan ia mengangkat koper besar itu untuk masuk ke dalam mobil rongsok yang selama ini menjadi kemuflase untuknya melindungi diri.Jessica segera menyalakan mesin mobil tersebutdan segera keluar dari pekarangan rumah tersebut.“Nyonya, ini masih subuh, anda mau ke mana?” tanya tukang kebun yang tampak sudah semakin menua.“Selamat tinggal, Bono. Hanya kau satu-satunya orang yang paling baik selama aku tinggal di sini.”“Jika suatu saat kau ingin resign dan mencari pekerjaan baru yang lebih ringan dengan bayaran yang lebih tinggi, jangan
Baca selengkapnya

BAB 6. Apa Yang Kau Lakukan Di sini?

“Tuan Myer, duduklah di kursi anda. Rapat akan segera dimulai.” Jessica langsung menarik tangannya dan bersikap sangat formal dan segera mengambil kursi tepat di sisinya Xai yang menatap tajam Juan.Bukan Juan namanya yang terima ditatap sedemikian rupa oleh orang lain. Dia tidak pernah takut atau merasa terancam dengan orang yang lebih berkuasa darinya sekali pun.“Tentu saja,” jawab Juan yang segera menarik ujung jas dan dirinya kembali tampak sangat sempurna.Rahangnya mengetat saat mendengarkan Jessica menerangkan pemaparan hasil rencana anggaran biaya untuk project yang saat ini mereka perebutkan.Konsentrasinya buyar saat melihat sikap tenangnya Jessica, yang tidak biasa. “Demkian penawaran dan verifikasi serta penjelasan teknis yang kami rancangkan, Sir,” tutup Jessica saat mengakhiri persentasenya.Staff khusus Menteri Pembangunan tersebut tampak puas mendengar pemaparannya Jessica. “Tuan Juan, sebelumnya saya juga sudah mendengar pemaparan dari Sir Tommy.”“Rancangan kalian m
Baca selengkapnya

BAB 7. Tamparan Jessica Untuk …

Tangan Cerris melayang dan saat ia hampir saja mengenai pipi Jessica, tangan Jessica langsung menahan dan memegang pergelangan tangannya Cerris.“Tidak akan aku biarkan kau menyentuhku lagi, aku sudah cukup lama menoleransi sikap kampunganmu ini.” Jessica tampak dingin dan tenang.Ketegasan di sorot matanya menggetarkan perasaannya Cerris. Ia melihat ke kiri dan ke kanan. Tampak beberapa orang menatapnya sambil bergunjing.Cerris pun segera menarik tangannya dengan kasar. “Kau! Aku akan membalas rasa maluku ini! Kau lihat saja, dasar wanita miskin! Murahan, cuih!” Ludah Cerris hampir saja mengenai kaki putihnya Jessica kalau Jessi tidak dengan cepat menghindar.Saat ia hendak beranjak dari tempatnya Jessica, seorang pria tampan yang juga sering muncul di televisi menarik perhatiannya dan segera mencegah langkahnya.Ia semakin menatap sinis wajah Jessica sambil mengejek. “Oh, ternyata bisa datang ke restoran mewah ini karena dibayari bos tampan ini,”“Wah, ternyata kau selalu mengincar
Baca selengkapnya

BAB 8. Hai, My ex-husband

Beberapa saat yang lalu, Jessica berjalan sambil menggandeng Xai menuju ke parkiran. “Kau tidak apa?” tanya Xai menepuk punggung tangan adiknya.“Aku baik-baik saja, aku sudah lama menantikannya. Sungguh, hatiku sangat puas,” desah Jessica lalu membuka pintu mobil porche milik Xairuz.“Puas? Kau sudah menahannya sekian lama?” tanya Xairuz menatap tajam Jessica yang selama ini berbohong padanya.“Bukankah kau bilang kalau ipar dan mertuamu selalu memperlakukanmu dengan baik, hem? Jadi, kau berbohong padaku?!” cecar Xairus belum menyalakan mobilnya.“Aku harus, Kak. Tapi, saat ini sudah tidak ada lagi alasan aku untuk menyembunyikannya,” desah Jessica lalu memasang sabuk pengaman dan menoleh pada Xai.“Sudahlah, nyalakan mesinnya. Malam ini aku akan menginap di apartemen lamaku. Lalu mengenai Perusahaan, bisakah Kakak membantuku sebentar lagi.” Xairuz mendengus dan segera menyala
Baca selengkapnya

BAB. 9. Itu Bukan Suratmu. Tapi ...

"Kau akan apa, hem? Kau memang suka sekali mengusikku," racau Jessica lalu kembali memejamkan matanya. Juan menjadi sangat frustasi melihat wajah polos dan tidak berdosanya Jessica. "Mimpi yang aneh, memuakkan!" racau Jessica yang mengira dirinya masih bermimpi saat itu. Cukup sudah bagi Juan, ia berdiri dan mengangkat tubuh Jessica dengan tangan kiri dibalik lutut Jessica dan tangan kanan di tengkuknya. Ia rebahkan Jessica dengan hati-hati dan segera mencium singkat bibir Jessica. Dikiranya, Jessica hanya hanya akan diam tanpa membalasnya. Salah, bibir Jessica menyambut ciuman itu dengan lembut. Ia juga melumat bibir Juan dan terdengar suara desahan dalam setiap nafas Jessica yang tampak tersengal berat. "Jess ... apa yang sudah kau lakukan dengan Xairus, hem?" bisik Juang, suaranya paraunya tertahankan saat dadanya terasa ngilu. Namun, Jessica tidak menjawabnya dan justru melingkarkan kedua tangannya di tengkuk Juan. Entah siapa yang membuka pakaian siapa, malam itu. Baik J
Baca selengkapnya

Bab 10. Aku Akan Tau Diri.

“Seharusnya akulah yang bertanya, siapa kau sebenarnya?” balas Juan menatap tidak percaya dan sedikit merasakan sensasi pusing di kepalanya.Jessica kembali tertegun, ia tidak yakin untuk menjawab pertanyaannya Juan. Dirinya lalu berdiri dan segera berbalik, langkahnya tampak angkuh saat ia menuju ke kamar mandi.“Dengarkan aku, Juan. Aku hanyalah mantan istimu. Wanita menyedihkan yang tidak pernah kau anggap ada selama ini, pertahankan saja kenyataan tersebut.”“Kau, tidak perlu kembali bertanya, siapa aku dan ini atau itu. Karena sejatinya, semua ini sudah tidak penting lagi untuk kita berdua,”“Bukankah, seharusnya percakapan ini terjadi beberapa tahun yang lalu? Pulanglah, anggap saja tidak terjadi apapun di antara kita,”“Semuanya hanyalah kesalahan, kalau pun kau sampai bisa masuk ke dalam apartemenku ini. Maka aku pun akan menganggapnya kalau yang bersalah adalah aku. Aku tidak mengganti kode pintu masuk unitku,”“Jadi, semuanya sudah clear yah, Juan,” tutup Jessica lalu segera
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status