Share

BAB. 87

“Melissa!” teriakan keras seorang pria membuat langkah Shinta dan Melisa terhenti.

“ERLANGGA?” bisik Melisa pelan nyaris berbisik, seketika ia ingin menangis. Ia belum membalikan tubuhnya. Gadis itu mendongak dan menatap Shinta seolah tak percaya dengan suara yang baru saja memanggilnya. Shinta menganggukan kepalanya seolah menyuruh gadis itu untuk berbalik.

“Pergi dan bicaralah dengannya.” Ucap Shinta dengan senyum tenang.

Tanpa membalas ucapan Shinta, Melissa membalikan tubuhnya dan berjalan kikuk ke arah Erlangga. Ia bisa melihat tatapan emosi, putus asa, dan kesedihan di wajah Erlangga.

Langkah Melissa semakin mendekati Erlangga, tampak sekali keringat bercucuran di wajah Erlangga. Nafas pria itu juga tersenggal-senggal.

“Erlangga?” ucap Melissa lembut.

“Kau tak bisa pergi!” Ucap Erlangga emosi.

“Aku harus pergi. Aku ingin bersama Shinta.” Ucap Melissa tenang.

“Jangan pergi. Maafkan aku.” Ucap Erlangga memohon.

“Aku akan tetap pergi.” Ucap Melissa sendu, melihat sikap Erlangga mem
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status