Share

PTSI 11

Tangan Irena gemetar, dirinya diantar pembantu dan supir ke rumah sakit.

“Bu, saya telpon Nyonya Besar saja ya,” usul sang supir.

“Jangan! Jangan telepon siapa pun. Berjanjilah! Ini rahasia kita bertiga.” Irena menatap kedua sosok yang kini menatap sendu padanya.

Tak lama ponselnya berdering, di sana terpampang jelas nama sang suami yang melakukan panggilan.

“Biarin aja Mbok. Bantu saya!” Irena dan si Mbok masuk ke dalam ruang periksa.

Tadi di rumah, Irena sampai tergolek lemas tak berdaya di anak tangga terakhir.

Rasa sakit di perutnya begitu tak tertahankan.

Bercak darah mulai nampak di ujung dress yang dikenakannya.

“Nyonya! Tolong!” Si Mbok menjerit panik begitu melihat Irena tak berdaya lagi di lantai.

Dengan sigap, sang supir yang merupakan utusan dari keluarga Irena. Menetap sebagai supir di rumah sang anak Tuan Besar. Mengangkat tubuh ringkih Irena dan membawanya ke dalam mobil yang kerap digunakannya.

Si Mbok ikut, sebab tangan wanita itu terus digenggam Irena sepanjang jala
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status