Bagas langsung menyadari bahwa dirinya telah masuk dalam perangkap. Tanpa bicara panjang lebar, dia langsung berbalik dan ingin melarikan diri. Namun, entah sejak kapan Yoga telah menunggunya di depan pintu. Dia membanting pintu itu dengan keras, "Bagas, kamu benar-benar hebat ya."Tubuh Bagas seketika menjadi kaku. "Yoga, kamu ... kenapa kamu di sini?"Yoga menjawab, "Ada yang mengincar jantung Karina, jadi menurutmu kenapa aku bisa di sini?"Bagas menimpali, "Aku nggak mengerti apa maksudmu, cepat minggir." Usai bicara, dia ingin langsung menerobos keluar. Namun, Yoga langsung menendang perut Bagas hingga terlempar dan menabrak papan nama yang tergantung di dinding hingga hancur.Saat terjatuh di lantai, Bagas mulai muntah darah. "Sialan, berani-beraninya kamu memukulku!"Yoga menjawab, "Aku bahkan berani membunuhmu, kamu percaya nggak?""Kamu berani?" tantang Bagas.Yoga hanya mendengus dan tertawa sinis, "Sejujurnya saja, membunuhmu sama mudahnya dengan membunuh seekor semut bagiku
"Hanya orang dari Negara Daruna saja yang bisa terjangkit virus ini, orang asing hanya kemungkinan kecil bisa terjangkit."Ekspresi Yoga perlahan-lahan menjadi semakin muram. "Kenapa kalian mengembangkan virus ini?"Bagas menjawab, "Aku juga nggak tahu. Aku hanya bertugas untuk mengembangkannya, aku nggak tahu hal lainnya."Yoga menggertakkan giginya dengan kejam. Tanpa perlu dipikirkan sekalipun, dia sudah bisa menebak tujuan dari Perusahaan Biokimia Naga. Mereka pasti ingin menyebarkan virus ini untuk menjangkit rakyat Daruna, lalu menjual obat penawarnya dengan harga tinggi.Bahkan jika setiap orang menghabiskan 200 ribu untuk memberi penawarnya saja, perusahaan ini akan mendapatkan keuntungan besar. Bisa-bisanya Panglima Bahari bersekongkol dengan Negara Jepana untuk melakukan hal seperti ini. Ini bahkan lebih parah daripada mengkhianati negara.Sungguh biadab! Yoga menggertakkan gigi dengan kesal memikirkan hal itu.Namun hanya dalam sekejap, dia menenangkan diri dan kembali berta
Bagas sangat putus asa, dia terpaksa mengangguk untuk menyetujuinya. Setelah ini, dia akan jadi alat bagi Yoga. Tatapan Yoga kemudian beralih pada Widya sekeluarga."Kalian sudah banyak berbuat jahat, aku mau kalian menyumbangkan salah satu organ kalian. Nggak keberatan, 'kan?" tanya Yoga.Tentu saja, Widya dan keluarganya tidak berani membantah. Nyawa mereka masih bisa terselamatkan saja sudah cukup beruntung, tidak masalah jika mereka harus menyumbangkan organ.Yoga menimpali, "Baguslah kalau nggak keberatan. Aku akan suruh orang untuk segera lakukan transplantasi jantung."Apa?! Mereka baru sadar bahwa Yoga ternyata menyuruh mereka menyumbangkan jantung. Ini sama saja dengan membunuh mereka. Ketiga orang itu langsung memohon pada Yoga dengan menangis tersedu-sedu. Namun, Yoga tetap tidak berbelaskasihan.Jika dibandingkan dengan mereka yang membunuh orang untuk mengambil jantungnya, keputusan Yoga ini sudah termasuk sangat murah hati. Setelah itu, Yoga berjaga di kamar Karina satu h
Raja Obat juga merupakan salah satu anggota web gelap. Kalimat yang dilafalkan Yoga tadi adalah kode rahasia antara Raja Agoy dan tim farmasi web gelap."Berikan bahan obat tingkat enam padaku,"perintah Yoga."Siap!" Raja Obat langsung menuruti perintah Raja Agoy dan memberikan bahan obat tingkat nam padanya. Tak disangka, Yoga malah tiba-tiba menyerang Raja Obat tanpa ragu-ragu. Meski tenaganya tidak besar, serangan itu cukup untuk melukai organ dalamnya.Yoga berkata, "Ingat, Panglima Bahri yang melukaimu dan merebut bahan obat tingkat enam. Setelah semuanya selesai nanti, aku akan mengobatimu.""Baik, aku mengerti!" balas Raja Obat.Setelah itu, Yoga membawa bahan obat tingkat enam itu dan melarikan diri. Tak lama kemudian, Rian telah kembali. Melihat bahan obat yang berserakan di lantai dan Raja Obat yang tergeletak di lantai, Rian langsung murka, "Sial! Mana bahan obat tingkat enamku? Raja Obat, apa yang terjadi tadi?"Raja Obat memuntahkan darah sambil berkata, "Panglima Bahri ..
"Aku ...." Pada akhirnya, Panglima Bahri terpaksa menyetujui keinginan Andreas karena melihatnya yang begitu menderita. "Sesuai senioritas, Yoga memang termasuk kakakmu. Nggak memalukan kalau kamu berlutut padanya."Dengan bantuan dari para pelayan, Andreas akhirnya berlutut dengan susah payah pada Yoga. "Yoga ... sekarang kamu ... sudah bisa menolongku?"Yoga menggeleng, "Kamu salah paham. Maksudku adalah Panglima Bahri yang berlutut dan minta maaf padaku dan buku."Panglima Bahri langsung menghancurkan meja kayu cendana saking marahnya. "Kamu mimpi saja! Nggak mungkin! Aku ini adalah panglima Negara Daruna, mana mungkin aku akan berlutut pada anak haram sepertimu! Kalau kamu nggak mengobati anakku, aku akan membunuhmu sekarang juga."Di saat Panglima Bahri baru saja hendak turun tangan, Andreas tiba-tiba berteriak sambil memegang dadanya, "Jantungku, hatiku, paru-paruku ... sakit sekali ....""Ayah ... aku nggak bisa bernapas lagi. Cepat ... tolong aku .... Huf ... huf ... huf ....
Rian membawa Raja Obat datang. Begitu masuk, dia langsung berteriak, "Panglima Bahri, keluarlah untuk menerima ajalmu!"Bahri dan Andreas langsung tercengang. Situasi macam apa ini? Kenapa Rian malah mau membunuh mereka?Bahri buru-buru berkata, "Pak Rian, ada apa dengan Anda? Kenapa mau membunuh kami?"Rian mendengus, "Huh! Jangan pura-pura, kamu sudah mencuri bahan obat tingkat enamku."Bahri mulai bingung, "Aku nggak melakukannya, bukan aku yang mencuri bahan obat itu."Raja Obat menimpali, "Panglima Bahri, jangan pura-pura lagi. Aku melihat langsung kamu yang mencuri bahan obat tingkat enam itu. Mana mungkin bisa palsu?"Bahri marah besar, "Aku nggak mencurinya."Raja Obat membalas, "Oh, kalau kamu nggak mencurinya, kenapa penyakit Andreas bisa sembuh? Tanpa bahan obat tingkat enam, penyakitnya nggak mungkin bisa disembuhkan."Andreas buru-buru memberi penjelasan, "Salah paham. Semua ini hanya salah paham. Sebenarnya, Yoga yang menyembuhkanku, bahan obat itu juga dia yang mencuriny
Saat berikutnya, energi dahsyat sontak meledak di sekitar Perusahaan Lokita Samudra. Kemudian, terlihat 10 petarung melompat keluar dari kegelapan dan mengepung Rian.Di antara 10 petarung ini, ada 2 yang telah mencapai tingkat eminen master, 5 yang telah mencapai tingkat elite master, dan 3 yang telah mencapai tingkat semi elite master.Semua orang menghela napas dengan emosional. Menurut mereka, Bahri sangat luar biasa, sampai-sampai membina begitu banyak petarung hebat. Dengan kekuatan tempur sebesar ini, entah mereka bisa menjatuhkan seseorang yang telah mencapai tingkat agung master tidak?Bahri menggertakkan gigi sembari membentak, "Dasar tua bangka, kamu mendesakku menggunakan kartu trufku. Hari ini, hanya kematianmu yang bisa membuat orang-orang puas! Bunuh dia!""Ya!" Sepuluh petarung itu sontak menerjang ke arah Rian. Namun, Rian hanya memasang ekspresi tidak acuh. Dia menghardik, "Dasar sekelompok sampah!"Pertarungan sengit dimulai. Sesudah terdengar suara ledakan yang bert
Rian sungguh terkejut melihat Santi. Dia bertanya, "Santi, kamu nggak mati?"Santi membalas dengan ekspresi bersalah, "Maaf, Ayah. Sebenarnya aku hanya pura-pura mati agar kamu turun tangan melawan Yoga. Jangan salahkan Bahri, semua ini ideku."Faktanya, Santi terus bersembunyi di sebuah rumah kecil gelap. Seluruh Pasukan Naga meledakkan fondasi, sampai-sampai rumah itu roboh. Itu sebabnya, dia terpaksa berlari ke luar.Hingga sekarang, Santi tidak tahu apa yang terjadi. Dia hanya beranggapan bahwa Yoga adalah biang keroknya.Begitu mengetahui putrinya telah menipunya, Rian yang terluka parah akhirnya tidak tahan lagi. Dia sontak memuntahkan darah dan meninggal di tempat."Ayah!" Santi mengeluarkan teriakan yang terdengar sangat menyayat hati. Dia memeluk tubuh Rian yang berangsur mendingin."Berengsek!" Santi melampiaskan seluruh amarahnya kepada Yoga. Dia memekik, "Yoga, kamu telah membunuh ayahku dan melukai suamiku. Aku mau kamu mati!"Yoga terkekeh-kekeh dan menyahut, "Bukan aku y