Bagas sangat putus asa, dia terpaksa mengangguk untuk menyetujuinya. Setelah ini, dia akan jadi alat bagi Yoga. Tatapan Yoga kemudian beralih pada Widya sekeluarga."Kalian sudah banyak berbuat jahat, aku mau kalian menyumbangkan salah satu organ kalian. Nggak keberatan, 'kan?" tanya Yoga.Tentu saja, Widya dan keluarganya tidak berani membantah. Nyawa mereka masih bisa terselamatkan saja sudah cukup beruntung, tidak masalah jika mereka harus menyumbangkan organ.Yoga menimpali, "Baguslah kalau nggak keberatan. Aku akan suruh orang untuk segera lakukan transplantasi jantung."Apa?! Mereka baru sadar bahwa Yoga ternyata menyuruh mereka menyumbangkan jantung. Ini sama saja dengan membunuh mereka. Ketiga orang itu langsung memohon pada Yoga dengan menangis tersedu-sedu. Namun, Yoga tetap tidak berbelaskasihan.Jika dibandingkan dengan mereka yang membunuh orang untuk mengambil jantungnya, keputusan Yoga ini sudah termasuk sangat murah hati. Setelah itu, Yoga berjaga di kamar Karina satu h
Raja Obat juga merupakan salah satu anggota web gelap. Kalimat yang dilafalkan Yoga tadi adalah kode rahasia antara Raja Agoy dan tim farmasi web gelap."Berikan bahan obat tingkat enam padaku,"perintah Yoga."Siap!" Raja Obat langsung menuruti perintah Raja Agoy dan memberikan bahan obat tingkat nam padanya. Tak disangka, Yoga malah tiba-tiba menyerang Raja Obat tanpa ragu-ragu. Meski tenaganya tidak besar, serangan itu cukup untuk melukai organ dalamnya.Yoga berkata, "Ingat, Panglima Bahri yang melukaimu dan merebut bahan obat tingkat enam. Setelah semuanya selesai nanti, aku akan mengobatimu.""Baik, aku mengerti!" balas Raja Obat.Setelah itu, Yoga membawa bahan obat tingkat enam itu dan melarikan diri. Tak lama kemudian, Rian telah kembali. Melihat bahan obat yang berserakan di lantai dan Raja Obat yang tergeletak di lantai, Rian langsung murka, "Sial! Mana bahan obat tingkat enamku? Raja Obat, apa yang terjadi tadi?"Raja Obat memuntahkan darah sambil berkata, "Panglima Bahri ..
"Aku ...." Pada akhirnya, Panglima Bahri terpaksa menyetujui keinginan Andreas karena melihatnya yang begitu menderita. "Sesuai senioritas, Yoga memang termasuk kakakmu. Nggak memalukan kalau kamu berlutut padanya."Dengan bantuan dari para pelayan, Andreas akhirnya berlutut dengan susah payah pada Yoga. "Yoga ... sekarang kamu ... sudah bisa menolongku?"Yoga menggeleng, "Kamu salah paham. Maksudku adalah Panglima Bahri yang berlutut dan minta maaf padaku dan buku."Panglima Bahri langsung menghancurkan meja kayu cendana saking marahnya. "Kamu mimpi saja! Nggak mungkin! Aku ini adalah panglima Negara Daruna, mana mungkin aku akan berlutut pada anak haram sepertimu! Kalau kamu nggak mengobati anakku, aku akan membunuhmu sekarang juga."Di saat Panglima Bahri baru saja hendak turun tangan, Andreas tiba-tiba berteriak sambil memegang dadanya, "Jantungku, hatiku, paru-paruku ... sakit sekali ....""Ayah ... aku nggak bisa bernapas lagi. Cepat ... tolong aku .... Huf ... huf ... huf ....
Rian membawa Raja Obat datang. Begitu masuk, dia langsung berteriak, "Panglima Bahri, keluarlah untuk menerima ajalmu!"Bahri dan Andreas langsung tercengang. Situasi macam apa ini? Kenapa Rian malah mau membunuh mereka?Bahri buru-buru berkata, "Pak Rian, ada apa dengan Anda? Kenapa mau membunuh kami?"Rian mendengus, "Huh! Jangan pura-pura, kamu sudah mencuri bahan obat tingkat enamku."Bahri mulai bingung, "Aku nggak melakukannya, bukan aku yang mencuri bahan obat itu."Raja Obat menimpali, "Panglima Bahri, jangan pura-pura lagi. Aku melihat langsung kamu yang mencuri bahan obat tingkat enam itu. Mana mungkin bisa palsu?"Bahri marah besar, "Aku nggak mencurinya."Raja Obat membalas, "Oh, kalau kamu nggak mencurinya, kenapa penyakit Andreas bisa sembuh? Tanpa bahan obat tingkat enam, penyakitnya nggak mungkin bisa disembuhkan."Andreas buru-buru memberi penjelasan, "Salah paham. Semua ini hanya salah paham. Sebenarnya, Yoga yang menyembuhkanku, bahan obat itu juga dia yang mencuriny
Saat berikutnya, energi dahsyat sontak meledak di sekitar Perusahaan Lokita Samudra. Kemudian, terlihat 10 petarung melompat keluar dari kegelapan dan mengepung Rian.Di antara 10 petarung ini, ada 2 yang telah mencapai tingkat eminen master, 5 yang telah mencapai tingkat elite master, dan 3 yang telah mencapai tingkat semi elite master.Semua orang menghela napas dengan emosional. Menurut mereka, Bahri sangat luar biasa, sampai-sampai membina begitu banyak petarung hebat. Dengan kekuatan tempur sebesar ini, entah mereka bisa menjatuhkan seseorang yang telah mencapai tingkat agung master tidak?Bahri menggertakkan gigi sembari membentak, "Dasar tua bangka, kamu mendesakku menggunakan kartu trufku. Hari ini, hanya kematianmu yang bisa membuat orang-orang puas! Bunuh dia!""Ya!" Sepuluh petarung itu sontak menerjang ke arah Rian. Namun, Rian hanya memasang ekspresi tidak acuh. Dia menghardik, "Dasar sekelompok sampah!"Pertarungan sengit dimulai. Sesudah terdengar suara ledakan yang bert
Rian sungguh terkejut melihat Santi. Dia bertanya, "Santi, kamu nggak mati?"Santi membalas dengan ekspresi bersalah, "Maaf, Ayah. Sebenarnya aku hanya pura-pura mati agar kamu turun tangan melawan Yoga. Jangan salahkan Bahri, semua ini ideku."Faktanya, Santi terus bersembunyi di sebuah rumah kecil gelap. Seluruh Pasukan Naga meledakkan fondasi, sampai-sampai rumah itu roboh. Itu sebabnya, dia terpaksa berlari ke luar.Hingga sekarang, Santi tidak tahu apa yang terjadi. Dia hanya beranggapan bahwa Yoga adalah biang keroknya.Begitu mengetahui putrinya telah menipunya, Rian yang terluka parah akhirnya tidak tahan lagi. Dia sontak memuntahkan darah dan meninggal di tempat."Ayah!" Santi mengeluarkan teriakan yang terdengar sangat menyayat hati. Dia memeluk tubuh Rian yang berangsur mendingin."Berengsek!" Santi melampiaskan seluruh amarahnya kepada Yoga. Dia memekik, "Yoga, kamu telah membunuh ayahku dan melukai suamiku. Aku mau kamu mati!"Yoga terkekeh-kekeh dan menyahut, "Bukan aku y
"Lupakan saja. Daripada menunggu orang tua sepertimu, lebih baik aku menyelidikinya sendiri," ucap Yoga."Memangnya kamu bisa apa? Kalau kamu berani datang ke Kota Terlarang, aku akan mematahkan kakimu," ancam Dirga yang merasa cemas.Provinsi Sadali yang begitu luas menjadi kacau balau dibuat Yoga. Kalau bocah ini datang ke Kota Terlarang, bukankah mereka jadi tidak bisa tidur nyenyak?Yoga mengalihkan topik pembicaraan dengan membalas, "Untuk apa sepanik ini? Aku bukan malaikat pencabut nyawa lho ....""Ya, tapi kamu nggak ada bedanya dengan setan. Sulit sekali untuk menghadapimu," sahut Dirga.Yoga malas berdebat sehingga mengalihkan topik lagi. "Omong-omong, aku punya informasi penting untukmu. Perusahaan Biokimia Naga ternyata didirikan oleh Bahri dan orang Negara Jepana.""Baru-baru ini, mereka sedang mengembangkan virus genetik berdasarkan gen orang Negara Daruna. Virus ini khusus menginfeksi orang Negara Daruna, bahkan sangat mudah menular. Begitu tersebar, Negara Daruna pasti
Hagi seketika tidak bisa berkata-kata. Bocah ini pasti hanya membual, 'kan?Faktanya memang seperti itu. Yoga tidak tahu basis kultivasinya sudah mencapai tingkatan apa, tetapi dia memang bisa membunuh Rian hanya dengan satu serangan. Selain itu, gurunya bukan hanya Hagi seorang. Banyak rahasia yang disembunyikan oleh Yoga.Yoga bertanya, "Ada satu temanku yang mengidap kanker paru-paru, apa kamu punya cara untuk mengobatinya?"Hagi merenung sesaat sebelum menjawab, "Seingatku, ada buku kuno yang mencatat tentang cara mengobati kanker paru-paru. Tapi, bahan obat yang diperlukan setidaknya adalah bahan obat tingkat delapan. Sepertinya nggak ada bahan obat seperti itu di dunia.""Oke, aku akan mencari bahan obatnya, kamu teliti metode pengobatannya," pesan Yoga. Hagi pun menarik napas dalam-dalam mendengarnya, mudah sekali bocah ini berbicara. Meskipun begitu, dia cukup menantikan apakah Yoga akan berhasil menemukannya? Lagi pula, Yoga berhasil mendapatkan bahan obat tingkat enam hanya d
"Paman Alex, ini pasti ulah para manusia hantu itu dan bocah itu pasti bersama mereka. Dia sudah membunuh begitu banyak orang kita, mungkin saja dia sengaja memancing kita ke sana. Kita harus berhati-hati, dia pasti punya rencana lain," kata Girbet yang berdiri di samping Alex dengan ekspresi yang sangat serius, seolah-olah memikirkan kepentingan Keluarga Husin.Namun, sebenarnya Girbet sudah sangat berniat untuk membunuh Yoga. Dia ingin segera bergegas ke sana dan menangkap Yoga.Namun, ekspresi Alex menjadi muram dan menatap Girbet dengan tajam. "Dasar sampah! Kamu benar-benar mempermalukan seluruh Keluarga Husin. Kalau orang lain tahu hal ini, kamu jangan bilang kamu adalah anggota Keluarga Husin. Melihatmu saja pun sudah membuatku kesal. Kamu malah membiarkan para manusia hantu itu membunuh begitu banyak anggota keluarga kita."Alex benar-benar kecewa terhadap Girbet. Girbet tadinya adalah pemuda yang menjadi harapan Keluarga Husin dan selalu menjadi pusat perhatian. Girbet seharus
Bimo berkata, "Sepertinya ada monster mengerikan yang muncul lagi."Yoga bertanya, "Apa benar-benar akan ada Sulur Ular Hijau yang akan muncul lagi?"Bimo menjawab, "Sulur Ular Hijau sudah kami bunuh sampai hampir punah dulu, seharusnya nggak akan muncul lagi."Yoga bertanya lagi, "Bagaimana kalau kita kembali dan memeriksanya?"Bimo langsung menjawab, "Jangan kepo. Kalau itu benar-benar Sulur Ular Hijau yang sudah dewasa, kamu bukan tandingannya."Mendengar perkataan itu, Yoga langsung terdiam. Dia tahu butuh sepuluh petarung tahap kultivator raja untuk menghadapi Sulur Ular Dewasa yang sudah dewasa, dia memang bukan tandingannya. Setelah merenungkannya, dia akhirnya memutuskan untuk mengikuti saran Bimo."Ayo kita pergi," desak Yoga sambil melambaikan tangannya.Semua orang pun mulai bergerak dan melanjutkan perjalanan mereka. Saat ini matahari sudah terbit dan menyinari mereka, sehingga mereka merasa hangat.Yoga bertanya, "Apa kalian tahu Tulang Naga Tunduk dan Kayu Petir Hijau ini
Tubuh Sulur Ular Hijau penuh dengan bekas gigitan. Bahkan, pada tulang-tulangnya terlihat bekas yang sangat jelas. Itu membuat siapa pun yang melihatnya merasa jijik.Di area terlarang ini, hanya manusia hantu yang melakukan hal menjijikkan seperti ini. Mengonsumsi darah dan daging monster seperti itu sangat bermanfaat bagi mereka."Benar-benar mereka! Mereka sungguh berani datang ke tempat ini!""Hmph! Mereka memang nggak tahu diri. Pasti mereka datang ke sini untuk mencari Bunga Putih!""Tapi, Bunga Putih di sini tampaknya sudah nggak ada. Jangan-jangan, waktu panennya memang sudah lewat?"Saat mereka berbicara, semua mata memandang ke sekitar dengan penuh kecemasan. Wajah-wajah mereka menunjukkan keterkejutan yang mendalam. Rasa gelisah juga makin terlihat.Pada akhirnya, mereka saling memandang dengan tatapan penuh amarah. Beberapa dari mereka menggeram dengan nada penuh kebencian. Mereka akhirnya yakin bahwa manusia hantu telah mengambil Bunga Putih!"Cepat! Temukan jejak mereka s
Kekuatan petir itu membuat tubuh Sulur Ular Hijau gosong di luar dan matang di dalam. Bahkan, banyak tentakel yang dimilikinya terputus akibat sambaran petir tersebut.Sulur Ular Hijau menggeliat hebat. Tubuhnya kejang-kejang di tanah. Ia berjuang dengan susah payah. Bahkan hingga saat ini, ia masih tidak bisa memahami bagaimana situasi seperti ini bisa terjadi.Selama ini, Sulur Ular Hijau adalah penguasa tak tergoyahkan di area ini. Ia melakukan apa pun yang diinginkannya tanpa ada yang bisa melawannya.Di malam hari, Sulur Ular Hijau hanya perlu melayang di langit untuk menikmati santapan sesuka hati. Namun hari ini, ia bertemu dengan sosok yang begitu menakutkan. Siapa sebenarnya orang ini?"Oh? Masih hidup?" ucap Yoga. Dia terkejut melihat Sulur Ular Hijau yang masih bernapas. Dia menggeleng pelan dan berdecak, seolah tidak percaya.Awalnya, Yoga mengira serangannya yang pertama sudah cukup untuk membunuh makhluk itu. Tanpa ragu, dia kembali mengangkat tangannya dan menjatuhkan s
Sulur Ular Hijau membuka mulut lebarnya. Ia memperlihatkan deretan gigi putih yang tajam dan rapat, membuat siapa pun yang melihatnya merasa ngeri. Aura yang mengerikan tiba-tiba meledak dari tubuhnya.Dalam sekejap, puluhan tentakel menyeruak ke udara, seperti pasukan yang menyerbu dengan gila-gilaan menuju Yoga.Suara gemuruh dan gerakan yang sangat besar membuat jantung siapa pun yang melihatnya berdegup kencang. Tentakel-tentakel itu meluncur menuju Yoga dengan kecepatan seperti tombak yang menembus udara, lalu langsung mengarah ke tubuhnya.Namun, Yoga berdiri diam di tempat dan tak tergoyahkan sedikit pun. Saat tentakel-tentakel itu mendekat, dia tiba-tiba mengangkat jarinya dan menunjuk ke langit.Suara petir bergemuruh memecah keheningan dan menerangi seluruh langit. Orang-orang dan makhluk di sekitar yang menyaksikan pemandangan ini. Mereka tak kuasa mendongak ke atas.Kegelisahan menyebar di hati setiap orang. Semua yang melihat kejadian itu tertegun, seakan-akan terjebak dal
Pada saat berikutnya, Yoga tiba-tiba mengangkat tangannya dan mengepalkan tinjunya dengan erat. Dalam sekejap, aura yang begitu menakutkan menyebar ke seluruh penjuru.Kekuatan luar biasa meledak dari tinju Yoga, lalu menyerang langsung ke arah langit. Saat keduanya bertabrakan, suara ledakan yang dahsyat bergema.Bak suara petir yang mengguncang langit, suara itu membuat orang-orang di sekitar merasa tidak nyaman. Mereka semua refleks menutup telinga, tetapi mata mereka tetap terpaku ke langit dan penuh keterkejutan yang luar biasa.Di langit, makhluk raksasa itu terpaksa menarik kembali semua tentakel panjangnya yang seperti akar tanaman. Beberapa di antaranya bahkan robek dan jatuh ke tanah.Tentakel-tentakel yang jatuh menciptakan suara keras saat menyentuh tanah, serta memunculkan debu tebal yang menyebar seperti gelombang.Sementara itu, Yoga berdiri tegak di tempatnya. Dia seperti pohon yang tak tergoyahkan. Pria itu sedikit mendongak, lalu dengan tenang menatap ke arah atas. Ti
Seiring terdengarnya suara Yoga, mata hijau besar di langit tiba-tiba meledakkan cahaya yang luar biasa terang. Cahaya hijau yang menyilaukan langsung menerangi seluruh langit, lalu menciptakan suasana yang terasa sangat aneh dan menakutkan.Prajna dan yang lainnya terdiam di tempat. Mereka menatap kosong ke arah langit. Ekspresi mereka dipenuhi keterkejutan yang tidak bisa disembunyikan."Apa yang terjadi? Apakah makhluk ini benar-benar akan menunjukkan kekuatannya?""Ya ampun! Gimana dia bisa memancarkan cahaya sekuat ini? Apa yang sebenarnya terjadi?""Mengerikan, benar-benar terlalu mengerikan! Apa ini berarti wujud aslinya akan segera muncul?"Dalam sekejap, hati mereka semua dipenuhi kecemasan yang mendalam. Pikiran mereka kacau. Semuanya saling bertanya-tanya tentang apa yang akan terjadi selanjutnya.Namun, Yoga tetap berdiri di tempatnya dengan tenang. Tatapannya dingin dan penuh keyakinan saat memandang ke arah langit.Yoga sudah lama menyadari bahwa mata hijau di atas sana b
Tiba-tiba Yoga berseru demikian. Semua orang makin terkejut. Raut wajah mereka penuh keterkejutan dan keraguan. Di saat genting seperti ini, Yoga menyuruh mereka keluar untuk mengambil Bunga Putih? Bukankah itu sama saja dengan mengirim mereka ke kematian?Dalam sekejap, hati semua orang dipenuhi rasa takut. Wajah mereka menjadi pucat, sementara tubuh mereka gemetar. Tidak ada yang berani maju.Yoga pun mengernyit. Suaranya meningkat dengan nada perintah ketika berseru, "Cepat!" Mendengar itu, wajah semua orang makin menunjukkan ekspresi kebingungan dan dilema.Kemudian, Yoga menambahkan dengan nada dingin, "Makhluk di langit ini urusanku. Kalian jangan jadi pengecut!"Semua orang saling berpandangan. Mereka tidak tahu harus berbuat apa. Tentu saja mereka tidak ingin mati. Hanya saja jika Yoga sudah memberikan perintah, mereka tidak berani menolaknya."Ayo kita lakukan bersama! Jangan sampai Bos meremehkan kita!" seru Prajna sambil menggertakkan giginya dengan penuh tekad.Orang-orang
Sungguh kekuatan yang mengejutkan. Salah satu orang bertanya, "Apa ini? Kenapa kelihatannya seperti mata?"Alis Yoga terangkat sedikit. Dia menunjukkan ekspresi terkejut. Benar-benar seperti yang dikatakan Prajna dan yang lainnya, ini terlalu mirip.Prajna dan yang lainnya terlihat sangat cemas. Salah satu dari mereka memanggil Yoga dengan suara pelan, "Bos, cepatlah kembali! Kalau nggak, ini bisa jadi sangat berbahaya!"Mereka sudah mengingatkan sebelumnya agar Yoga tidak muncul di tempat terbuka. Kalau dia terlihat, itu bisa membahayakan nyawanya.Namun, Yoga tetap tidak mendengarkan dan dengan sengaja menampakkan diri. Dia justru membalas dengan tenang, "Nggak apa-apa."Jika ada yang ingin membunuh Yoga, mereka setidaknya harus memiliki kekuatan setara dengan kultivator raja. Mata di langit itu memang membawa aura bahaya, tetapi Yoga tidak merasa itu cukup untuk mengancam dirinya.Melihat sikapnya yang begitu santai, Prajna dan yang lainnya hanya bisa menghela napas dengan perasaan