Selesai mengatakan itu, Yoga berbalik dan hendak pergi."Berhenti!" Zahim buru-buru menghentikan. "Biar kutanya, sejak awal kamu sudah tahu Perusahaan Biokimia Naga tersembunyi bukti Panglima Bahri mengkhianati negara. Benar begitu?""Ya." Yoga mengiakan."Dari mana kamu mendapatkan informasi itu?" tanya Zahim."Kenapa aku harus memberitahumu?" tanya Yoga balik."Kamu ...." Zahim tidak bisa berkata-kata. Pada akhirnya, dia menahan amarahnya sembari berucap, "Sudahlah, aku malas meladeni orang picik sepertimu. Ini untukmu."Zahim melemparkan sebuah token perunggu kepada Yoga. Yoga mengamatinya, lalu bertanya, "Apa ini?""Yoga, token itu adalah bukti identitasmu di Organisasi Naga. Pak Zahim ingin merekrutmu menjadi anggota organisasi. Cepat berterima kasih padanya," jelas Wenny."Ingat, aku menerimamu karena Wenny. Mulai sekarang, kamu harus mendengar perintah kami dan siap kapan saja. Paham?" ucap Zahim dengan angkuh.Yoga sungguh tak berdaya dibuat orang-orang ini. Dia jelas-jelas tel
Ucapan Dirga ini bak bom yang meledakkan kepala Zahim. Semua orang yang mendengarnya pun tercengang. Mereka tidak bisa memercayai pendengaran sendiri. Apa yang mereka dengar barusan? Dirga menyerahkan posisi ketua kepada Yoga hanya karena permintaannya?Memangnya siapa Yoga? Apa sebenarnya latar belakang yang dia miliki? Bukannya dia hanya berasal dari keluarga besar yang telah bangkrut? Bagaimana mereka bisa memercayai semua ini?Zahim bertanya dengan suara bergetar, "Yoga ... gimana caramu ... melakukan ini?""Sekarang kamu sudah bisa memberiku token emasmu, 'kan?" tanya Yoga balik."Oh, ya, ya." Zahim menyerahkan tokennya dengan enggan.Setelah menerimanya, Yoga menginstruksi, "Aku mau kalian lanjut selidiki Perusahaan Biokimia Naga. Selain itu, awasi orang bernama Fonda untukku."Fonda adalah bosnya Bagas. Garis keturunan kirin ibunya diberikan oleh Fonda. Pria ini seharusnya tahu keberadaan ibunya sekarang.Setelah berjeda, Yoga berkata lagi, "Oh, aku juga mau kalian mengumpulkan
"Oke, aku akan menyuruh orang mengantarkannya untukmu," balas Yoga. Dia pun memberikan penawar racun itu kepada Wenny, menyuruhnya untuk mengantarkannya kepada Bagas.Semua orang tentu tercengang melihat situasi ini. Ketika Organisasi Naga masih memikirkan cara supaya bisa mendekati Perusahaan Biokimia Naga, Yoga justru telah memasuki bagian internal perusahaan dan mengatur informan di dalam. Keren sekali!Pada saat yang sama, di ladang obat Desa Agam. Daka yang merupakan kepala bank tanah membawa orang-orangnya untuk mengambil alih tanah. Dia pun terlihat mengemudikan ekskavator. Sementara itu, Nadya dan para petani tampak berbaris dengan rapi untuk melindungi ladang obat.Obat-obatan di ladang sudah hampir matang. Jika diratakan begitu saja, para petani akan menderita kerugian besar. Apalagi, obat-obatan ini khusus untuk Grup Magani. Jika tidak diberikan, mereka akan kehabisan obat dan menghadapi krisis. Itu sebabnya, Nadya dan para petani mati-matian melindungi ladang ini, sampai 2
Ketika Nadya hendak melangkah pergi, seorang penduduk tiba-tiba menghentikannya. "Bu, apa nggak bahaya kalau kamu pergi sendirian? Gimana kalau kami menyuruh beberapa orang menemanimu?""Huh!" Daka sontak mendengus dan menegur, "Pak Fonda sudah cukup menghargai kalian, jangan kelewatan! Mobil Pak Fonda diangkut dari Jepana, sangat mahal! Rakyat jelata seperti kalian nggak pantas naik!"Nadya berkata kepada penduduk itu, "Tenang saja, aku akan segera kembali." Dia berjalan ke mobil karavan itu dengan tegas.Begitu masuk, Nadya pun menyapa dengan sopan, "Halo, Pak Fonda. Aku Nadya dari Grup Magani. Bahan obat di ladang ini selalu diberikan kepada perusahaanku."Dengan jarak sedekat ini, Fonda makin berdebar-debar karena pesona Nadya yang makin menawan. Dia menyahut dengan perlahan, "Nadya, senang bertemu denganmu. Katakanlah, kalian punya permintaan apa?""Permintaan kami sederhana saja. Kalau kamu ingin mengembangkan lahan ini, tolong gunakan cara yang sesuai dengan hukum, bukan cara ke
Daka sangat kesal melihat gadis itu. Dia mencengkeram leher gadis itu, lalu melemparkannya ke depan truk konstruksi dan menghardik, "Beraninya kamu memakiku! Mati saja kamu!"Pada saat yang sama, Yoga dan Hagi tiba di tempat kejadian. Kini, kekuatan Hagi telah pulih sampai tingkat eminen master. Dia ingin sekali bertarung sehingga mengikuti Yoga kemari.Dari kejauhan, mereka sudah bisa merasakan aura nadi obat. Hal ini pun membuat mereka dipenuhi antusiasme. Nadi obat ini memiliki kualitas tinggi, tetapi terkubur puluhan meter di bawah tanah sehingga tidak mudah untuk ditemukan.Keduanya pun mempercepat langkah kaki mereka. Ketika mendekat, mereka malah melihat situasi kacau ini dan memaki, "Benar-benar nggak berperikemanusiaan!"Saat ini, tatapan Yoga tertuju pada gadis yang terbaring di depan truk konstruksi. Sudut bibir si gadis tampak berdarah. Yang paling parah adalah truk akan segera melindasnya."Berengsek!" Yoga sontak berkelebat dan muncul di hadapan gadis itu. Dia menggendong
Yoga tersenyum, lalu bertanya, "Ini anak siapa? Cepat bawa anakmu pergi dari sini."Kemudian, seorang wanita paruh baya pun menggendong gadis itu dan memperingatkan, "Dik, sebaiknya kamu cepat kabur dari sini. Orang ini nggak bisa diusik oleh kita."Yoga menyahut, "Tenang saja, aku akan menanggung semuanya sekalipun langit runtuh."Daka mundur agak jauh untuk menjaga jarak dari Yoga. Dia berteriak, "Semuanya, kemari!"Saat berikutnya, terlihat 8 pria bertubuh kekar dan berwajah galak berdiri di sisi Daka. Sesudahnya, Daka memerintahkan, "Bunuh bocah itu untukku! Kalau berhasil, aku akan mentraktir kalian makan dan minum sepuasnya!""Baik!" Para pria bertubuh kekar itu segera menghampiri Yoga. Menurut mereka, mudah saja untuk membunuh seorang pemuda, apalagi jumlah mereka lebih banyak.Para petani yang melihat ini pun buru-buru berdiri di belakang Yoga dan berucap, "Dik, hari ini kami akan bertarung mati-matian bersamamu!""Aku bisa melawan mereka sendiri, tenang saja!" timpal Yoga. Dia
Para petani obat juga menasihati Yoga, "Nak, sebaiknya kamu cepat pergi. Mereka sekeluarga adalah pejabat, orang biasa seperti kita nggak bisa menyinggung mereka.""Benar. Baik di kota ataupun di provinsi, mereka punya banyak koneksi. Kalau mereka mau menghabisi kita, pasti semudah membalikkan telapak tangan."Yoga hanya tersenyum menanggapi niat baik dari warga. Para petani obat tersenyum getir melihat Yoga. Mereka merasa Yoga masih tidak tahu apa-apa karena masih muda. Kasarnya, mereka menganggap Yoga masih tidak tahu diri.Tak lama kemudian, beberapa mobil dinas melaju datang dan berhenti di dekat sana. Melihat orang yang turun dari mobil, semua orang langsung tercengang. Ternyata orang yang datang adalah Danesh dan para ketua lainnya. Semua orang bertanya-tanya, mengapa para ketua ini bisa datang ke tempat kecil seperti ini? Kejadian ini belum pernah terjadi sebelumnya.Daka berlari pelan menyambut Danesh dan yang lainnya. Tentu saja mereka semua mengira Danesh adalah bala bantuan
Yoga kemudian berkata pada semua warga, "Mohon bantuan warga lainnya juga untuk mengawasi mereka."Pada saat ini, semua petani obat masih dalam keadaan tercengang. Kenapa seorang pemuda yang tampaknya biasa-biasa saja bisa sehebat ini? Bahkan ketua di provinsi itu saja begitu menghormatinya. Jangan-jangan, pemuda ini adalah bos dari ibu kota? Kemungkinan ini sangat besar.Saat Yoga berbicara lagi, para warga desa lainnya baru tersadar dan mengangguk. "Nak .... Pak Yoga tenang saja. Bahkan kalau nggak makan dan minum sekalipun, kami akan tetap mengawasinya."Tiba-tiba seorang warga menimpali, "Pak Yoga, bisa nggak kamu menolong Bu Nadya? Dia dibawa pergi oleh Pak Fonda dan kondisinya sampai sekarang nggak diketahui."Nadya?Yoga langsung tertegun mendengar nama itu. "Kenapa Nadya juga terlibat?"Para petani buru-buru menjawab, "Tanaman obat kami biasanya dipasok ke Grup Magani. Bu Nadya yang membantu kami melindungi sawah ini."Yoga mengumpat dalam hati, lalu berkata, "Ke mana Fonda mem