Yoga tersenyum, lalu bertanya, "Ini anak siapa? Cepat bawa anakmu pergi dari sini."Kemudian, seorang wanita paruh baya pun menggendong gadis itu dan memperingatkan, "Dik, sebaiknya kamu cepat kabur dari sini. Orang ini nggak bisa diusik oleh kita."Yoga menyahut, "Tenang saja, aku akan menanggung semuanya sekalipun langit runtuh."Daka mundur agak jauh untuk menjaga jarak dari Yoga. Dia berteriak, "Semuanya, kemari!"Saat berikutnya, terlihat 8 pria bertubuh kekar dan berwajah galak berdiri di sisi Daka. Sesudahnya, Daka memerintahkan, "Bunuh bocah itu untukku! Kalau berhasil, aku akan mentraktir kalian makan dan minum sepuasnya!""Baik!" Para pria bertubuh kekar itu segera menghampiri Yoga. Menurut mereka, mudah saja untuk membunuh seorang pemuda, apalagi jumlah mereka lebih banyak.Para petani yang melihat ini pun buru-buru berdiri di belakang Yoga dan berucap, "Dik, hari ini kami akan bertarung mati-matian bersamamu!""Aku bisa melawan mereka sendiri, tenang saja!" timpal Yoga. Dia
Para petani obat juga menasihati Yoga, "Nak, sebaiknya kamu cepat pergi. Mereka sekeluarga adalah pejabat, orang biasa seperti kita nggak bisa menyinggung mereka.""Benar. Baik di kota ataupun di provinsi, mereka punya banyak koneksi. Kalau mereka mau menghabisi kita, pasti semudah membalikkan telapak tangan."Yoga hanya tersenyum menanggapi niat baik dari warga. Para petani obat tersenyum getir melihat Yoga. Mereka merasa Yoga masih tidak tahu apa-apa karena masih muda. Kasarnya, mereka menganggap Yoga masih tidak tahu diri.Tak lama kemudian, beberapa mobil dinas melaju datang dan berhenti di dekat sana. Melihat orang yang turun dari mobil, semua orang langsung tercengang. Ternyata orang yang datang adalah Danesh dan para ketua lainnya. Semua orang bertanya-tanya, mengapa para ketua ini bisa datang ke tempat kecil seperti ini? Kejadian ini belum pernah terjadi sebelumnya.Daka berlari pelan menyambut Danesh dan yang lainnya. Tentu saja mereka semua mengira Danesh adalah bala bantuan
Yoga kemudian berkata pada semua warga, "Mohon bantuan warga lainnya juga untuk mengawasi mereka."Pada saat ini, semua petani obat masih dalam keadaan tercengang. Kenapa seorang pemuda yang tampaknya biasa-biasa saja bisa sehebat ini? Bahkan ketua di provinsi itu saja begitu menghormatinya. Jangan-jangan, pemuda ini adalah bos dari ibu kota? Kemungkinan ini sangat besar.Saat Yoga berbicara lagi, para warga desa lainnya baru tersadar dan mengangguk. "Nak .... Pak Yoga tenang saja. Bahkan kalau nggak makan dan minum sekalipun, kami akan tetap mengawasinya."Tiba-tiba seorang warga menimpali, "Pak Yoga, bisa nggak kamu menolong Bu Nadya? Dia dibawa pergi oleh Pak Fonda dan kondisinya sampai sekarang nggak diketahui."Nadya?Yoga langsung tertegun mendengar nama itu. "Kenapa Nadya juga terlibat?"Para petani buru-buru menjawab, "Tanaman obat kami biasanya dipasok ke Grup Magani. Bu Nadya yang membantu kami melindungi sawah ini."Yoga mengumpat dalam hati, lalu berkata, "Ke mana Fonda mem
Fonda berkata, "Kita semua sekeluarga, untuk apa berebutan? Setelah aku selesai memainkannya, akan tiba giliran kalian. Semua orang akan dapat bagian."Mendengar hal itu, semua orang terbahak-bahak. Sementara itu, Nadya sangat tercengang. Ini sama sekali bukan diskusi bisnis seperti yang dibayangkannya, melainkan adalah kandang harimau. Nadya berbalik dan hendak pergi.Namun, Fonda malah menariknya. "Sudah sampai di sini masih mau pergi? Jangan mimpi!"Nadya membalas, "Pak Fonda, sikap Anda ini sudah melanggar privasi ...."Plak! Fonda tiba-tiba menampar Nadya hingga terjatuh, "Wanita Negara Daruna berani-beraninya bahas soal privasi denganku? Jangan bercanda."Tenaga Fonda sangat kuat, Nadya langsung tersungkur di lantai dengan sudut mulutnya yang meneteskan darah dan kepalanya berdengung.Fonda duduk di tempat dan berkata, "Sini kamu, tuangkan anggur untukku."Nadya langsung memelototinya dengan marah. "Jangan harap."Beberapa wanita lainnya merangkak ke sisi Nadya sambil berbisik pa
"Semuanya adalah ahli tingkat master, akhirnya aku bisa menunjukkan kehebatanku. Yoga, semua ini milikku, jangan rebutan denganku.""Oke!" Yoga kembali berkata pada Nadya, "Nadya, tutup matamu."Nadya tidak boleh menyaksikan adegan berdarah yang akan terjadi selanjutnya karena takut akan meninggalkan trauma dalam dirinya.Fonda memberi perintah, "Bunuh semuanya!""Baik!" sahut para ninja tersebut dengan serempak, lalu menyerbu ke arah Hagi. Hagi menyambut serangan para ninja itu dengan mata berbinar.Dalam sekejap, terdengar suara pukulan dan senjata yang saling berbenturan secara beruntun. Para ninja itu terjatuh di lantai, suasana menjadi sangat kacau. Daya tempur 30 ninja yang setara dengan tingkat master tentu akan membuat suasana menjadi riuh.Namun saat menghadapi Hagi yang merupakan tingkat eminen master ini, para ninja itu hanya bisa pasrah dibantai. Hagi telah membantu Yoga membukakan jalan dengan menghabisi para ninja yang menghalanginya. Yoga menggendong Nadya keluar dari Kl
Yoga membalas, "Apa kamu nggak ingin lihat kemampuanku yang sebenarnya?" Hanya dengan satu pertanyaan ini telah cukup untuk memancing rasa penasaran Hagi."Kalau begitu kali ini kuserahkan padamu," balas Hagi.Emosi Hideki langsung meledak. Dua orang Negara Daruna saling berebutan untuk melawannya, ini adalah sebuah penghinaan baginya."Cari mati!" erang Hideki dengan pelan, lalu menyerbu ke arah Yoga. Lantai di ruangan itu mulai berguncang bagaikan dilintasi kereta api yang menyapu habis semua benda di sekitarnya.Yoga tetap tenang menghadapi semuanya, dia tidak menganggap serius lawannya sama sekali. Saat Hideki hendak menabraknya, Yoga baru mengerahkan tenaga dalamnya.Duar! Kedua energi bertabrakan.Detik berikutnya, Hideki yang bagaikan kereta api itu langsung terhempas. Tubuhnya menabrak dan bergesekan dengan lantai. Permukaan lantai dan dinding ditabrak hingga roboh dan bahkan menyisakan lubang besar.Hideki terlempar hingga belasan meter sebelum akhirnya berhenti. Darah menetes
Orang-orang Jepana benar-benar ketakutan sekarang. Mereka buru-buru berlutut dan memohon ampun, "Tolong ampuni kami ... kami akan memberi berapa pun yang kamu mau. Kamu nggak boleh membunuh kami ... nggak boleh ...."Yoga menatap para gadis dan berkata, "Hari ini, aku akan memberi kalian keadilan. Katakan saja kalau ada keluhan."Seorang gadis berparas cantik menunjuk seorang pria Jepana, lalu mulai berkata, "Aku staf pabriknya. Dia melihatku cantik, jadi menyuruhku ke kantornya dan menodaiku. Huhu. Dia juga mengancamku dengan keluargaku supaya aku nggak melapor polisi. Kalau nggak, dia akan membunuh keluargaku .... Dasar bajingan!"Yoga langsung mengangkat tangan dan menghajar pria itu hingga mati di tempat. Gerakannya sangat lugas, seperti hanya membunuh seekor semut.Gadis lain bangkit dan berucap, "Aku awalnya seorang mahasiswi. Dia menabrakku waktu aku jalan-jalan. Bukannya ganti rugi, dia malah melecehkanku saat aku diopname .... Dia juga membiusku dan memotret alat kelaminku unt
Teman? Teman dari mana? Fonda seketika memahaminya. Tanpa perlu diragukan lagi, teman ini sudah pasti orang yang diatur oleh Yoga!Setelah mengobrol dengan istrinya untuk sesaat, Fonda pun mengakhiri panggilan. Di sisi lain, Yoga membawa Hagi keluar.Begitu keluar dari Klub Imperial, terlihat Nadya yang membawa 30-an staf kemari. Sesudah melihat Yoga baik-baik saja, Nadya yang merasa lega pun berkata, "Syukurlah, untung kamu selamat."Yoga berucap dengan penuh perhatian, "Tenang saja, sudah ada yang turun tangan untuk memberi mereka pelajaran.""Siapa?" tanya Nadya dengan penasaran.Yoga menjawab, "Kamu akan tahu sendiri nanti. Ayo, aku bawa kamu berobat."Nadya buru-buru mencari orang untuk menolong Yoga sehingga belum mengobati lukanya sampai sekarang. Pakaiannya yang dinodai darah pun membuat Yoga merasa kasihan padanya.Setibanya di tempat tinggal Nadya, Yoga membantunya mengobati luka di wajah dan tangan. Setelah itu, Yoga berujar, "Nadya, kamu tenang saja. Ini salep yang kuracik
"Paman Alex, ini pasti ulah para manusia hantu itu dan bocah itu pasti bersama mereka. Dia sudah membunuh begitu banyak orang kita, mungkin saja dia sengaja memancing kita ke sana. Kita harus berhati-hati, dia pasti punya rencana lain," kata Girbet yang berdiri di samping Alex dengan ekspresi yang sangat serius, seolah-olah memikirkan kepentingan Keluarga Husin.Namun, sebenarnya Girbet sudah sangat berniat untuk membunuh Yoga. Dia ingin segera bergegas ke sana dan menangkap Yoga.Namun, ekspresi Alex menjadi muram dan menatap Girbet dengan tajam. "Dasar sampah! Kamu benar-benar mempermalukan seluruh Keluarga Husin. Kalau orang lain tahu hal ini, kamu jangan bilang kamu adalah anggota Keluarga Husin. Melihatmu saja pun sudah membuatku kesal. Kamu malah membiarkan para manusia hantu itu membunuh begitu banyak anggota keluarga kita."Alex benar-benar kecewa terhadap Girbet. Girbet tadinya adalah pemuda yang menjadi harapan Keluarga Husin dan selalu menjadi pusat perhatian. Girbet seharus
Bimo berkata, "Sepertinya ada monster mengerikan yang muncul lagi."Yoga bertanya, "Apa benar-benar akan ada Sulur Ular Hijau yang akan muncul lagi?"Bimo menjawab, "Sulur Ular Hijau sudah kami bunuh sampai hampir punah dulu, seharusnya nggak akan muncul lagi."Yoga bertanya lagi, "Bagaimana kalau kita kembali dan memeriksanya?"Bimo langsung menjawab, "Jangan kepo. Kalau itu benar-benar Sulur Ular Hijau yang sudah dewasa, kamu bukan tandingannya."Mendengar perkataan itu, Yoga langsung terdiam. Dia tahu butuh sepuluh petarung tahap kultivator raja untuk menghadapi Sulur Ular Dewasa yang sudah dewasa, dia memang bukan tandingannya. Setelah merenungkannya, dia akhirnya memutuskan untuk mengikuti saran Bimo."Ayo kita pergi," desak Yoga sambil melambaikan tangannya.Semua orang pun mulai bergerak dan melanjutkan perjalanan mereka. Saat ini matahari sudah terbit dan menyinari mereka, sehingga mereka merasa hangat.Yoga bertanya, "Apa kalian tahu Tulang Naga Tunduk dan Kayu Petir Hijau ini
Tubuh Sulur Ular Hijau penuh dengan bekas gigitan. Bahkan, pada tulang-tulangnya terlihat bekas yang sangat jelas. Itu membuat siapa pun yang melihatnya merasa jijik.Di area terlarang ini, hanya manusia hantu yang melakukan hal menjijikkan seperti ini. Mengonsumsi darah dan daging monster seperti itu sangat bermanfaat bagi mereka."Benar-benar mereka! Mereka sungguh berani datang ke tempat ini!""Hmph! Mereka memang nggak tahu diri. Pasti mereka datang ke sini untuk mencari Bunga Putih!""Tapi, Bunga Putih di sini tampaknya sudah nggak ada. Jangan-jangan, waktu panennya memang sudah lewat?"Saat mereka berbicara, semua mata memandang ke sekitar dengan penuh kecemasan. Wajah-wajah mereka menunjukkan keterkejutan yang mendalam. Rasa gelisah juga makin terlihat.Pada akhirnya, mereka saling memandang dengan tatapan penuh amarah. Beberapa dari mereka menggeram dengan nada penuh kebencian. Mereka akhirnya yakin bahwa manusia hantu telah mengambil Bunga Putih!"Cepat! Temukan jejak mereka s
Kekuatan petir itu membuat tubuh Sulur Ular Hijau gosong di luar dan matang di dalam. Bahkan, banyak tentakel yang dimilikinya terputus akibat sambaran petir tersebut.Sulur Ular Hijau menggeliat hebat. Tubuhnya kejang-kejang di tanah. Ia berjuang dengan susah payah. Bahkan hingga saat ini, ia masih tidak bisa memahami bagaimana situasi seperti ini bisa terjadi.Selama ini, Sulur Ular Hijau adalah penguasa tak tergoyahkan di area ini. Ia melakukan apa pun yang diinginkannya tanpa ada yang bisa melawannya.Di malam hari, Sulur Ular Hijau hanya perlu melayang di langit untuk menikmati santapan sesuka hati. Namun hari ini, ia bertemu dengan sosok yang begitu menakutkan. Siapa sebenarnya orang ini?"Oh? Masih hidup?" ucap Yoga. Dia terkejut melihat Sulur Ular Hijau yang masih bernapas. Dia menggeleng pelan dan berdecak, seolah tidak percaya.Awalnya, Yoga mengira serangannya yang pertama sudah cukup untuk membunuh makhluk itu. Tanpa ragu, dia kembali mengangkat tangannya dan menjatuhkan s
Sulur Ular Hijau membuka mulut lebarnya. Ia memperlihatkan deretan gigi putih yang tajam dan rapat, membuat siapa pun yang melihatnya merasa ngeri. Aura yang mengerikan tiba-tiba meledak dari tubuhnya.Dalam sekejap, puluhan tentakel menyeruak ke udara, seperti pasukan yang menyerbu dengan gila-gilaan menuju Yoga.Suara gemuruh dan gerakan yang sangat besar membuat jantung siapa pun yang melihatnya berdegup kencang. Tentakel-tentakel itu meluncur menuju Yoga dengan kecepatan seperti tombak yang menembus udara, lalu langsung mengarah ke tubuhnya.Namun, Yoga berdiri diam di tempat dan tak tergoyahkan sedikit pun. Saat tentakel-tentakel itu mendekat, dia tiba-tiba mengangkat jarinya dan menunjuk ke langit.Suara petir bergemuruh memecah keheningan dan menerangi seluruh langit. Orang-orang dan makhluk di sekitar yang menyaksikan pemandangan ini. Mereka tak kuasa mendongak ke atas.Kegelisahan menyebar di hati setiap orang. Semua yang melihat kejadian itu tertegun, seakan-akan terjebak dal
Pada saat berikutnya, Yoga tiba-tiba mengangkat tangannya dan mengepalkan tinjunya dengan erat. Dalam sekejap, aura yang begitu menakutkan menyebar ke seluruh penjuru.Kekuatan luar biasa meledak dari tinju Yoga, lalu menyerang langsung ke arah langit. Saat keduanya bertabrakan, suara ledakan yang dahsyat bergema.Bak suara petir yang mengguncang langit, suara itu membuat orang-orang di sekitar merasa tidak nyaman. Mereka semua refleks menutup telinga, tetapi mata mereka tetap terpaku ke langit dan penuh keterkejutan yang luar biasa.Di langit, makhluk raksasa itu terpaksa menarik kembali semua tentakel panjangnya yang seperti akar tanaman. Beberapa di antaranya bahkan robek dan jatuh ke tanah.Tentakel-tentakel yang jatuh menciptakan suara keras saat menyentuh tanah, serta memunculkan debu tebal yang menyebar seperti gelombang.Sementara itu, Yoga berdiri tegak di tempatnya. Dia seperti pohon yang tak tergoyahkan. Pria itu sedikit mendongak, lalu dengan tenang menatap ke arah atas. Ti
Seiring terdengarnya suara Yoga, mata hijau besar di langit tiba-tiba meledakkan cahaya yang luar biasa terang. Cahaya hijau yang menyilaukan langsung menerangi seluruh langit, lalu menciptakan suasana yang terasa sangat aneh dan menakutkan.Prajna dan yang lainnya terdiam di tempat. Mereka menatap kosong ke arah langit. Ekspresi mereka dipenuhi keterkejutan yang tidak bisa disembunyikan."Apa yang terjadi? Apakah makhluk ini benar-benar akan menunjukkan kekuatannya?""Ya ampun! Gimana dia bisa memancarkan cahaya sekuat ini? Apa yang sebenarnya terjadi?""Mengerikan, benar-benar terlalu mengerikan! Apa ini berarti wujud aslinya akan segera muncul?"Dalam sekejap, hati mereka semua dipenuhi kecemasan yang mendalam. Pikiran mereka kacau. Semuanya saling bertanya-tanya tentang apa yang akan terjadi selanjutnya.Namun, Yoga tetap berdiri di tempatnya dengan tenang. Tatapannya dingin dan penuh keyakinan saat memandang ke arah langit.Yoga sudah lama menyadari bahwa mata hijau di atas sana b
Tiba-tiba Yoga berseru demikian. Semua orang makin terkejut. Raut wajah mereka penuh keterkejutan dan keraguan. Di saat genting seperti ini, Yoga menyuruh mereka keluar untuk mengambil Bunga Putih? Bukankah itu sama saja dengan mengirim mereka ke kematian?Dalam sekejap, hati semua orang dipenuhi rasa takut. Wajah mereka menjadi pucat, sementara tubuh mereka gemetar. Tidak ada yang berani maju.Yoga pun mengernyit. Suaranya meningkat dengan nada perintah ketika berseru, "Cepat!" Mendengar itu, wajah semua orang makin menunjukkan ekspresi kebingungan dan dilema.Kemudian, Yoga menambahkan dengan nada dingin, "Makhluk di langit ini urusanku. Kalian jangan jadi pengecut!"Semua orang saling berpandangan. Mereka tidak tahu harus berbuat apa. Tentu saja mereka tidak ingin mati. Hanya saja jika Yoga sudah memberikan perintah, mereka tidak berani menolaknya."Ayo kita lakukan bersama! Jangan sampai Bos meremehkan kita!" seru Prajna sambil menggertakkan giginya dengan penuh tekad.Orang-orang
Sungguh kekuatan yang mengejutkan. Salah satu orang bertanya, "Apa ini? Kenapa kelihatannya seperti mata?"Alis Yoga terangkat sedikit. Dia menunjukkan ekspresi terkejut. Benar-benar seperti yang dikatakan Prajna dan yang lainnya, ini terlalu mirip.Prajna dan yang lainnya terlihat sangat cemas. Salah satu dari mereka memanggil Yoga dengan suara pelan, "Bos, cepatlah kembali! Kalau nggak, ini bisa jadi sangat berbahaya!"Mereka sudah mengingatkan sebelumnya agar Yoga tidak muncul di tempat terbuka. Kalau dia terlihat, itu bisa membahayakan nyawanya.Namun, Yoga tetap tidak mendengarkan dan dengan sengaja menampakkan diri. Dia justru membalas dengan tenang, "Nggak apa-apa."Jika ada yang ingin membunuh Yoga, mereka setidaknya harus memiliki kekuatan setara dengan kultivator raja. Mata di langit itu memang membawa aura bahaya, tetapi Yoga tidak merasa itu cukup untuk mengancam dirinya.Melihat sikapnya yang begitu santai, Prajna dan yang lainnya hanya bisa menghela napas dengan perasaan