Share

Bab 272

Penulis: Vodka
last update Terakhir Diperbarui: 2024-04-01 18:00:00
Yoga membalas, "Apa kamu nggak ingin lihat kemampuanku yang sebenarnya?" Hanya dengan satu pertanyaan ini telah cukup untuk memancing rasa penasaran Hagi.

"Kalau begitu kali ini kuserahkan padamu," balas Hagi.

Emosi Hideki langsung meledak. Dua orang Negara Daruna saling berebutan untuk melawannya, ini adalah sebuah penghinaan baginya.

"Cari mati!" erang Hideki dengan pelan, lalu menyerbu ke arah Yoga. Lantai di ruangan itu mulai berguncang bagaikan dilintasi kereta api yang menyapu habis semua benda di sekitarnya.

Yoga tetap tenang menghadapi semuanya, dia tidak menganggap serius lawannya sama sekali. Saat Hideki hendak menabraknya, Yoga baru mengerahkan tenaga dalamnya.

Duar! Kedua energi bertabrakan.

Detik berikutnya, Hideki yang bagaikan kereta api itu langsung terhempas. Tubuhnya menabrak dan bergesekan dengan lantai. Permukaan lantai dan dinding ditabrak hingga roboh dan bahkan menyisakan lubang besar.

Hideki terlempar hingga belasan meter sebelum akhirnya berhenti. Darah menetes
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Ahmad Pati
pantas pembacax lari
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 273

    Orang-orang Jepana benar-benar ketakutan sekarang. Mereka buru-buru berlutut dan memohon ampun, "Tolong ampuni kami ... kami akan memberi berapa pun yang kamu mau. Kamu nggak boleh membunuh kami ... nggak boleh ...."Yoga menatap para gadis dan berkata, "Hari ini, aku akan memberi kalian keadilan. Katakan saja kalau ada keluhan."Seorang gadis berparas cantik menunjuk seorang pria Jepana, lalu mulai berkata, "Aku staf pabriknya. Dia melihatku cantik, jadi menyuruhku ke kantornya dan menodaiku. Huhu. Dia juga mengancamku dengan keluargaku supaya aku nggak melapor polisi. Kalau nggak, dia akan membunuh keluargaku .... Dasar bajingan!"Yoga langsung mengangkat tangan dan menghajar pria itu hingga mati di tempat. Gerakannya sangat lugas, seperti hanya membunuh seekor semut.Gadis lain bangkit dan berucap, "Aku awalnya seorang mahasiswi. Dia menabrakku waktu aku jalan-jalan. Bukannya ganti rugi, dia malah melecehkanku saat aku diopname .... Dia juga membiusku dan memotret alat kelaminku unt

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-02
  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 274

    Teman? Teman dari mana? Fonda seketika memahaminya. Tanpa perlu diragukan lagi, teman ini sudah pasti orang yang diatur oleh Yoga!Setelah mengobrol dengan istrinya untuk sesaat, Fonda pun mengakhiri panggilan. Di sisi lain, Yoga membawa Hagi keluar.Begitu keluar dari Klub Imperial, terlihat Nadya yang membawa 30-an staf kemari. Sesudah melihat Yoga baik-baik saja, Nadya yang merasa lega pun berkata, "Syukurlah, untung kamu selamat."Yoga berucap dengan penuh perhatian, "Tenang saja, sudah ada yang turun tangan untuk memberi mereka pelajaran.""Siapa?" tanya Nadya dengan penasaran.Yoga menjawab, "Kamu akan tahu sendiri nanti. Ayo, aku bawa kamu berobat."Nadya buru-buru mencari orang untuk menolong Yoga sehingga belum mengobati lukanya sampai sekarang. Pakaiannya yang dinodai darah pun membuat Yoga merasa kasihan padanya.Setibanya di tempat tinggal Nadya, Yoga membantunya mengobati luka di wajah dan tangan. Setelah itu, Yoga berujar, "Nadya, kamu tenang saja. Ini salep yang kuracik

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-03
  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 275

    Fonda berkata, "Pak Yoga, aku sudah menghubungi Almeer dan memberitahunya penawar racun telah berhasil dibuat. Dia bilang akan datang 3 hari lagi untuk menyebarkan racunnya.""Kerja bagus," sahut Yoga. Tiga hari lagi, dia akan menangkap basah Bahri. Begitu panggilan diakhiri, Dirga menelepon Yoga lagi."Pak Dirga, kenapa mencariku?" tanya Yoga."Kamu masih nanya?" tanya Dirga balik dengan ketus."Aku rasa emosimu kurang stabil akhir-akhir ini, apa ini yang namanya andropause?" ejek Yoga."Jangan bicara omong kosong!" tegur Dirga. Kemudian, dia bertanya, "Kamu yang membunuh orang-orang Jepana di Klub Imperial itu?""Pak Dirga, jangan menuduh kalau nggak punya bukti," timpal Yoga."Mau bukti, ya? Oke, aku akan memberimu buktinya! Kamu orang terakhir yang masuk Klub Imperial, juga yang terakhir keluar. Orang idiot sekalipun bisa menebak kalau kamu pelakunya!" jelas Dirga."Memangnya kamu nggak merasa mereka pantas mati? Mereka melakukan banyak kejahatan, kamu pasti tahu itu. Jangankan kej

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-03
  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 276

    Yoga mengakhiri panggilan, lalu menelepon Raja Kegelapan. "Buat pernyataan kalau web gelap bertanggung jawab atas pembunuhan orang-orang Jepana karena mereka memfitnah kita. Kalau Jepana masih merasa nggak puas dan berani macam-macam, web gelap akan menyatakan perang.""Oke!" Raja Kegelapan mengiakan. Begitu pernyataan ini dirilis, Negara Jepana sontak gempar. Ini karena mereka tidak menyangka pembunuhnya berasal dari web gelap.Orang Jepana sedang sibuk memikirkan cara untuk membangun hubungan baik dengan web gelap, tetapi rakyat mereka malah berani membuat fitnahan tak berdasar. Bukankah ini namanya cari mati? Alhasil, opini publik pun berubah. Orang-orang mulai mendukung web gelap."Beraninya mereka merusak hubungan Negara Jepana dengan web gelap! Mereka memang pantas mati!""Mereka telah mempermalukan Negara Jepana, seharusnya diusir saja dari negara ini!""Aku rasa, anggota keluarga mereka juga harus diusir!"Penguasa Jepana yang sebelumnya mengatakan akan datang ke Daruna untuk m

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-03
  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 277

    Lili membalas, "Dulu hubungan keluarga kita cukup dekat. Setelah sembuh, Ibu belum bertemu dengan Bibi Ambar. Ibu bilang ingin sekali mengobrol dengannya sekaligus membahas hubunganmu dengan Kak Karina.""Ya sudah." Yoga mengangguk menyetujui. Kebetulan sekali, dia juga ingin mencari Ambar untuk meminta kembali gelang itu.Yoga mengemudikan mobilnya, membawa Ayu dan Lili ke rumah Karina. Ternyata, Karina membelikan vila mewah untuk Ambar dan Gatot. Mungkin karena tahu hidupnya tidak lama lagi, jadi dia ingin berbakti sebisa mungkin.Ambar tampak mengenakan perhiasan emas dan pakaian mewah, persis seorang nyonya besar. Sementara itu, Gatot juga mengenakan setelan mahal.Karina jelas-jelas mengidap kanker paru-paru, tetapi orang tuanya masih begitu menikmati hidup. Ketika melihat semua ini, Yoga sampai tidak tahu harus mengatakan apa. Namun, Ambar dan Gatot memang tidak tahu Karina mengidap penyakit. Karina juga melarang Yoga mengatakannya.Begitu melihat Ambar, Ayu langsung maju dan men

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-03
  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 278

    Menggunakan kesempatan ini, Yoga berkata, "Bibi, saat menikah dengan Karina, aku memberinya sebuah gelang buah kencana. Apa kamu bisa kembalikan padaku?"Ambar malah balik bertanya, "Gelang? Gelang apanya?"Gatot juga ikut menimpali, "Ibu, maksudnya gelang yang sering kamu pakai dulu. Lalu setelah kamu meminta ahli untuk menilainya dan ternyata benda itu nggak berharga sama sekali, akhirnya kamu nggak pakai gelang itu lagi. Dua hari lalu kamu menemukan sebuah kios penjual barang antik dan berniat menjualnya. Tak disangka harganya malah hanya nggak seberapa. Akhirnya kamu buang gelang itu begitu saja di kotak gudang."Ambar baru tersadar, "Oh, aku ingat sekarang. Maksudmu gelang kayu bobrok itu ya.""Saat menikah sama Karina, kamu nggak memberinya cincin berlian ataupun kalung emas, malah hanya memberinya gelang itu saja. Kukira itu barang antik, jadi aku sering memakainya. Tak kusangka ternyata hanya kayu bobrok. Gara-gara gelang itu, aku jadi diketawain tetangga. Karina baru bercerai

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-03
  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 279

    Tentu saja Ambar memamerkan dirinya di hadapan Ayu. Bohong jika mengatakan bahwa Ayu dan Lili tidak merasa iri terhadap Ambar. Mereka terus memuji perhiasan itu sangat cantik dan cocok sekali dengan Ambar. Ambar sangat bangga mendengar pujian mereka.Tiba-tiba, Marko melihat ke arah gelang buah kencana yang berada di tangan Yoga. Dia langsung buru-buru mendekatinya. "Eh? Apa ini?"Semua orang kebingungan melihat situasi tersebut. Mereka tidak mengerti mengapa Marko bereaksi heboh saat melihat gelang kayu bobrok itu.Setelah mengamatinya sejenak, Marko terkesiap, "Astaga, jangan-jangan ini buah kencana yang ada dalam legenda? Pak, boleh nggak aku lihat gelangmu ini dulu sebentar?""Tentu saja," jawab Yoga. Dia lalu melepas gelangnya untuk Marko. Marko mengeluarkan sebuah kaca pembesar untuk mengamati gelang tersebut. Seketika, dia menjadi sangat emosional hingga meneteskan air mata."Astaga, aku nggak percaya ternyata ini benar-benar buah kencana yang langka itu. Dibuat jadi gelang sepe

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-03
  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 280

    Ayu menatap ke arah Yoga dengan perasaan serbasalah, "Yoga, kelihatannya Kak Ambar suka sekali dengan gelang itu. Bagaimana kalau kamu relakan saja padanya?"Yoga menjawab, "Ibu, kamu nggak mengerti. Aku butuh gelang ini untuk menyelamatkan orang."Selain itu, orang yang akan diselamatkannya adalah Karina. Sayangnya, dia tidak boleh mengungkapkan hal itu.Ambar sangat panik, dia mengulurkan tangan hendak merebut gelang itu. Untung saja Yoga sempat mengambilnya dan menyimpannya kembali. Ambar langsung murka, "Yoga, kamu mau melawan keluarga kami ya?"Gatot juga langsung mengadang di depan pintu. "Kalau nggak kembalikan gelang itu, kamu jangan harap bisa keluar dari sini hari ini."Tepat pada saat itu juga, Karina pulang ke rumah. "Bibi, Lili, Yoga, kalian semua sudah datang ya. Maaf, hari ini perusahaan agak sibuk jadi aku pulang telat."Usai bicara, Karina langsung merasakan suasana yang aneh di ruangan itu. Dia langsung bertanya dengan hati-hati, "Ibu, ada apa dengan kalian?"Ambar la

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-03

Bab terbaru

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1219

    Dalam sekejap, suasana di medan perang makin tegang. Rasa gelisah makin menjalar di antara semua orang. Bagaimanapun juga, tidak ada yang ingin mati.Mereka datang ke sini hanya untuk membantu Bimo membasmi para Pelindung Kebenaran. Namun sekarang, mereka justru dihadapkan pada situasi yang begitu mencekam."Bunuh!" Para Pelindung Kebenaran makin bersemangat bertarung. Semangat juang mereka sudah makin membara. Pada saat itu, hampir semua orang bisa melihat betapa brutal dan nekatnya para Pelindung Kebenaran.Yoga memandang semua itu dengan tenang. Dia menyaksikan perubahan di medan perang. Tatapannya tajam, tetapi sikapnya tetap acuh tak acuh."Bimo, kamu mulai takut, 'kan? Ini adalah Formasi Domain Darah!""Begitu formasi ini diaktifkan, bahkan kamu yang legendaris 1.000 tahun lalu pun nggak akan mampu mengatasinya!""Formasi kuno ini diciptakan khusus untuk melawan para ahli hebat seperti dirimu. Kamu nggak akan punya peluang kali ini!"Kelima jenderal itu berbicara dengan sombong.

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1218

    "Ini ... sebenarnya kekuatan tingkat apa?""Nggak mungkin, ini nggak mungkin! Apa dia benar-benar sudah melampaui tingkat kultivator jenderal?""Mana mungkin Bimo punya kekuatan seperti ini? Ini sungguh nggak masuk akal!"Kelima jenderal itu tergeletak di tanah. Mereka memandang ke atas dan menatap siluet Yoga. Tatapan mereka penuh dengan keterkejutan dan ketidakpercayaan. Namun, kenyataan yang ada tidak bisa dibantah. Dengan hanya satu serangan, Yoga telah menjatuhkan mereka semua ke tanah.Yoga perlahan mengangkat tangannya. Sambil menatap mereka dengan tatapan dingin yang menusuk, dia berseru, "Sekarang, kalau kalian nggak punya strategi cadangan, bersiaplah untuk mati!"Pada saat itu, hawa dingin perlahan menyebar ke sekeliling dan membuat suasana menjadi makin mencekam. Kelima jenderal itu menggigil hebat di tempat mereka berdiri. Aura mengerikan yang terpancar dari Yoga membuat mereka kehilangan ketenangan. Rasanya benar-benar menakutkan!Salah satu dari mereka berbicara dengan s

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1217

    Tampaknya dalam sekejap, Yoga akan tercabik-cabik oleh kekuatan dahsyat itu. Namun saat berikutnya, dia perlahan mengangkat tangan.Dengan gerakan yang terlihat seperti membelah ombak, Yoga melambaikan tangannya secara vertikal. Seketika, kekuatan dahsyat keluar dari tubuhnya dan langsung merobek segala sesuatu.Formasi besar yang digunakan untuk menyerangnya sontak menjadi tidak berguna dan hancur total. Kekuatan Yoga telah mencapai tingkatan semi kultivator raja. Formasi ini sama sekali bukan ancaman baginya.Yoga membiarkan kelima jenderal itu tetap hidup hanya karena satu alasan. Dia ingin melihat apakah di sekitar mereka masih ada sisa-sisa Pelindung Kebenaran yang bersembunyi."Apa? Formasi ini bisa dihancurkan?""Nggak mungkin! Kenapa dia bisa sekuat ini?""Bimo sebelumnya nggak begitu ahli dalam menghadapi formasi. Gimana dia bisa menghancurkannya secepat ini?"Kelima jenderal itu melongo. Wajah mereka penuh keterkejutan dan rasa tidak percaya. Tatapan mereka bahkan terlihat sa

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1216

    Saat ini, Yoga berdiri dengan penuh wibawa. Suaranya menggema di seluruh area. Pada saat ini, bahkan orang-orang dari empat keluarga besar di sekitarnya ikut merasakan kegembiraan yang membara. Setiap orang begitu bersemangat. Satu per satu dari mereka berteriak dengan lantang."Luar biasa. Hahaha! Para Pelindung Kebenaran ternyata nggak sekuat itu!""Tuan Bimo memang perkasa dan penuh wibawa! Inilah sosok seorang yang benar-benar kuat!""Orang-orang payah ini sungguh nggak tahu diri!"Orang-orang mengejek para Pelindung Kebenaran dengan gembira, tanpa sedikit pun rasa takut. Mereka sangat yakin bahwa dengan Bimo turun tangan, semua Pelindung Kebenaran pasti akan dilenyapkan."Ini nggak mungkin! Apa Bimo sudah memulihkan kekuatannya ke puncak kejayaan?" tanya seorang jenderal sambil mengernyit. Ekspresinya menjadi makin dingin. Dengan penuh ketegangan, dia terus menatap Yoga tanpa berkedip.Yoga mencibir dan berucap dengan suara dingin, "Puncak kejayaan? Apa kamu benar-benar pernah mel

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1215

    Ekspresi pria itu terlihat ganas dan satu tangannya langsung menyerang Yoga. Jari-jarinya langsung berubah menjadi cakar elang. Melihat Yoga yang saat ini sudah terkepung, mereka tahu Bimo pasti akan mati.Namun, pada detik berikutnya, Yoga tiba-tiba melepaskan aura yang sangat kuat.Boom!Yoga tiba-tiba maju dan langsung meninju cakar elang pria itu.Krak!Hanya dengan satu pukulan, Yoga berhasil menghancurkan cakar itu sepenuhnya. Bukan hanya telapak tangan, bahkan lengan pria itu juga ikut hancur."Argh!" Pria itu langsung terjatuh ke tanah dan terus merintih, lalu berguling-guling dengan tangan yang sudah cacat total.Ekspresi keempat jenderal besar di sekeliling juga terlihat terkejut. Mereka segera mundur dan takut mendekat dengan Yoga."Hanya dengan satu pukulan? Bimo tadi hanya menggunakan satu pukulan saja?""Nggak mungkin, Bimo nggak sekuat ini.""Ada yang nggak beres, dia nggak mungkin punya kekuatan seperti ini."Dalam sekejap, semua orang yang berada di tempat itu terlihat

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1214

    Yoga menyamar sebagai Bimo dan berusaha melepaskan aura yang sangat kuat. Saat ini, semua mata tertuju padanya. Mereka terkejut saat merasakan kekuatan dari Bimo, tetapi itu sebenarnya adalah Yoga."Semuanya cepat bersujud dan bersiap untuk mati," kata Yoga dengan nada yang dingin aura yang mengesankan.Setelah merasakan aura yang begitu kuat, orang-orang dari empat keluarga besar tidak bisa menahan diri mereka dan bersorak."Tuan Bimo sangat perkasa!""Tuan Bimo sangat perkasa!""Tuan Bimo sangat perkasa!"Suara-suara itu bergema di langit, menunjukkan betapa hormatnya orang-orang dari empat keluarga besar ini pada Bimo. Mereka sangat bersemangat dan ingin bertempur bersamanya. Yoga berhasil mengubah suasana di lokasi menjadi makin panas dengan kekuatannya sendiri sampai semangat bertempur mereka bangkit dan menatap musuh mereka dengan tajam.Ekspresi Yoga terlihat dingin dan menatap para Pelindung Kebenaran itu dengan tajam. Dia mengangkat tangannya perlahan-lahan dan menunjuk ke dep

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1213

    Yoga berkata, "Waktunya sudah hampir tiba, Pelindung Kebenaran itu akan datang."Prajna menjawab, "Jadi, apa yang harus kita lakukan?"Yoga menjelaskan, "Kalian hanya perlu menjaga di luar. Usahakan untuk mengepung para Pelindung Kebenaran itu, jangan biarkan mereka melarikan diri."Ekspresi Prajna terlihat terkejut dan menatap Yoga dengan bingung. Dia tersenyum pahit dan berkata dengan ragu, "Bos, kamu nggak sedang bercanda, 'kan? Apa kita sanggup bertahan?"Yoga membalas, "Aku akan berusaha sebisa mungkin agar para Pelindung Kebenaran yang ingin melarikan diri itu yang lemah atau yang sudah terluka parah."Prajna dan yang lainnya saling memandang dengan ekspresi bingung, lalu pada akhirnya menganggukkan kepala dan menyetujuinya. "Baiklah."Setelah mendapatkan jawaban, Yoga pun kembali ke puncak gunung. Dia melihat ke sekeliling dengan ekspresi yang makin serius. Aura dari Pelindung Kebenaran di sekitarnya mulai terasa sangat kuat dan formasi yang sangat berbahaya juga mulai terbentuk

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1212

    Pelindung Kebenaran mempersiapkan formasi ini khusus untuk menghadapi empat keluarga besar. Sejak meninggalkan Kota Pawana, empat keluarga besar itu sudah diawasi mereka.Sosok-sosok itu terus bergerak dengan cepat di kegelapan malam. Tujuan mereka adalah untuk membunuh seluruh empat keluarga besar itu.Seiring dengan pergerakan Pelindung Kebenaran ini, sebuah formasi pun perlahan-lahan muncul. Mereka bergerak menggunakan aura Bimo sebagai pusat dan terus memperkecil jaraknya, sehingga formasinya makin solid.Pada saat yang bersamaan, Yoga yang sedang berada di puncak gunung sengaja melepaskan semua aura BimoSaat itu, tiba-tiba terdengar suara Bimo. "Mereka sudah datang."Yoga membuka matanya dan melihat ke sekeliling sambil mengernyitkan alis. Dia bisa merasakan sesuatu yang aneh. Dia pun berkata, "Sepertinya jumlah mereka cukup banyak."Bimo berkata, "Selain itu, mereka juga sudah mempersiapkan semuanya. Sepertinya kali ini mereka bertekad untuk membunuhmu."Yoga menegaskan, "Bukan

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1211

    Semua orang dari empat keluarga besar tidak memiliki pilihan lain dan hanya bisa menyetujuinya karena perintah sudah disampaikan dengan jelas."Kalau semuanya sudah berkumpul, bersiaplah untuk berangkat," kata Yoga dengan tenang dan ekspresi yang datar. Dia tidak yakin apakah orang-orang dari empat keluarga besar akan bekerja dengan sepenuh hati. Namun, para manusia hantu ini pasti akan patuh karena Prajna dan yang lainnya masih berada di bawah pengaruh racun.Oleh karena itu, semua orang berangkat bersama-sama di bawah komando Yoga."Tuan Bimo nggak ikut kita berangkat?" tanya Sutrisno dengan hati-hati setelah mendekat. Dia sudah melihat ke sekeliling, tetapi tidak menemukan keberadaan Bimo.Orang-orang lainnya juga menatap Yoga karena ingin tahu jawabannya. Bagaimanapun juga, hingga saat ini, belum ada seorang pun yang pernah bertemu dengan Bimo secara langsung."Tuan Bimo sudah berangkat, kita harus segera menyusulnya," teriak Yoga dengan lantang.Semua orang merasa kecewa saat mend

DMCA.com Protection Status