Yoga mengakhiri panggilan, lalu menelepon Raja Kegelapan. "Buat pernyataan kalau web gelap bertanggung jawab atas pembunuhan orang-orang Jepana karena mereka memfitnah kita. Kalau Jepana masih merasa nggak puas dan berani macam-macam, web gelap akan menyatakan perang.""Oke!" Raja Kegelapan mengiakan. Begitu pernyataan ini dirilis, Negara Jepana sontak gempar. Ini karena mereka tidak menyangka pembunuhnya berasal dari web gelap.Orang Jepana sedang sibuk memikirkan cara untuk membangun hubungan baik dengan web gelap, tetapi rakyat mereka malah berani membuat fitnahan tak berdasar. Bukankah ini namanya cari mati? Alhasil, opini publik pun berubah. Orang-orang mulai mendukung web gelap."Beraninya mereka merusak hubungan Negara Jepana dengan web gelap! Mereka memang pantas mati!""Mereka telah mempermalukan Negara Jepana, seharusnya diusir saja dari negara ini!""Aku rasa, anggota keluarga mereka juga harus diusir!"Penguasa Jepana yang sebelumnya mengatakan akan datang ke Daruna untuk m
Lili membalas, "Dulu hubungan keluarga kita cukup dekat. Setelah sembuh, Ibu belum bertemu dengan Bibi Ambar. Ibu bilang ingin sekali mengobrol dengannya sekaligus membahas hubunganmu dengan Kak Karina.""Ya sudah." Yoga mengangguk menyetujui. Kebetulan sekali, dia juga ingin mencari Ambar untuk meminta kembali gelang itu.Yoga mengemudikan mobilnya, membawa Ayu dan Lili ke rumah Karina. Ternyata, Karina membelikan vila mewah untuk Ambar dan Gatot. Mungkin karena tahu hidupnya tidak lama lagi, jadi dia ingin berbakti sebisa mungkin.Ambar tampak mengenakan perhiasan emas dan pakaian mewah, persis seorang nyonya besar. Sementara itu, Gatot juga mengenakan setelan mahal.Karina jelas-jelas mengidap kanker paru-paru, tetapi orang tuanya masih begitu menikmati hidup. Ketika melihat semua ini, Yoga sampai tidak tahu harus mengatakan apa. Namun, Ambar dan Gatot memang tidak tahu Karina mengidap penyakit. Karina juga melarang Yoga mengatakannya.Begitu melihat Ambar, Ayu langsung maju dan men
Menggunakan kesempatan ini, Yoga berkata, "Bibi, saat menikah dengan Karina, aku memberinya sebuah gelang buah kencana. Apa kamu bisa kembalikan padaku?"Ambar malah balik bertanya, "Gelang? Gelang apanya?"Gatot juga ikut menimpali, "Ibu, maksudnya gelang yang sering kamu pakai dulu. Lalu setelah kamu meminta ahli untuk menilainya dan ternyata benda itu nggak berharga sama sekali, akhirnya kamu nggak pakai gelang itu lagi. Dua hari lalu kamu menemukan sebuah kios penjual barang antik dan berniat menjualnya. Tak disangka harganya malah hanya nggak seberapa. Akhirnya kamu buang gelang itu begitu saja di kotak gudang."Ambar baru tersadar, "Oh, aku ingat sekarang. Maksudmu gelang kayu bobrok itu ya.""Saat menikah sama Karina, kamu nggak memberinya cincin berlian ataupun kalung emas, malah hanya memberinya gelang itu saja. Kukira itu barang antik, jadi aku sering memakainya. Tak kusangka ternyata hanya kayu bobrok. Gara-gara gelang itu, aku jadi diketawain tetangga. Karina baru bercerai
Tentu saja Ambar memamerkan dirinya di hadapan Ayu. Bohong jika mengatakan bahwa Ayu dan Lili tidak merasa iri terhadap Ambar. Mereka terus memuji perhiasan itu sangat cantik dan cocok sekali dengan Ambar. Ambar sangat bangga mendengar pujian mereka.Tiba-tiba, Marko melihat ke arah gelang buah kencana yang berada di tangan Yoga. Dia langsung buru-buru mendekatinya. "Eh? Apa ini?"Semua orang kebingungan melihat situasi tersebut. Mereka tidak mengerti mengapa Marko bereaksi heboh saat melihat gelang kayu bobrok itu.Setelah mengamatinya sejenak, Marko terkesiap, "Astaga, jangan-jangan ini buah kencana yang ada dalam legenda? Pak, boleh nggak aku lihat gelangmu ini dulu sebentar?""Tentu saja," jawab Yoga. Dia lalu melepas gelangnya untuk Marko. Marko mengeluarkan sebuah kaca pembesar untuk mengamati gelang tersebut. Seketika, dia menjadi sangat emosional hingga meneteskan air mata."Astaga, aku nggak percaya ternyata ini benar-benar buah kencana yang langka itu. Dibuat jadi gelang sepe
Ayu menatap ke arah Yoga dengan perasaan serbasalah, "Yoga, kelihatannya Kak Ambar suka sekali dengan gelang itu. Bagaimana kalau kamu relakan saja padanya?"Yoga menjawab, "Ibu, kamu nggak mengerti. Aku butuh gelang ini untuk menyelamatkan orang."Selain itu, orang yang akan diselamatkannya adalah Karina. Sayangnya, dia tidak boleh mengungkapkan hal itu.Ambar sangat panik, dia mengulurkan tangan hendak merebut gelang itu. Untung saja Yoga sempat mengambilnya dan menyimpannya kembali. Ambar langsung murka, "Yoga, kamu mau melawan keluarga kami ya?"Gatot juga langsung mengadang di depan pintu. "Kalau nggak kembalikan gelang itu, kamu jangan harap bisa keluar dari sini hari ini."Tepat pada saat itu juga, Karina pulang ke rumah. "Bibi, Lili, Yoga, kalian semua sudah datang ya. Maaf, hari ini perusahaan agak sibuk jadi aku pulang telat."Usai bicara, Karina langsung merasakan suasana yang aneh di ruangan itu. Dia langsung bertanya dengan hati-hati, "Ibu, ada apa dengan kalian?"Ambar la
Selain itu, Karina sendiri juga mengidap kanker dan hidupnya sudah di ujung tanduk. Kalaupun Yoga ingin rujuk dengannya, Karina juga tidak bisa lagi menemani Yoga seumur hidup. Pada saat itu juga, Yoga tiba-tiba mengirimkan sebuah pesan.[ Karina, tenang saja. Aku pasti akan cari cara untuk menyembuhkan penyakitmu. Beri aku sedikit waktu. ]Ambar menggerutu, "Huh, lagi-lagi si berengsek itu mengusikmu, 'kan?""Sampaikan perkataan Ibu padanya. Kecuali dia kembalikan gelangnya padaku dan menaikkan nilai pasar perusahaannya hingga dua kali lipat daripada perusahaan kita, kalau nggak, jangan harap kalian bisa balikan!"Karina malas meladeni ocehan ibunya, dia hanya berbalik dan pergi begitu saja. Ambar kesal sampai mengentakkan kakinya, "Selalu saja membela orang luar. Kenapa aku bisa lahirin anak pengkhianat seperti kamu!"Keesokan paginya, Dirga menelepon Yoga, "Nak, kamu ingat dengan taruhan kita nggak?"Yoga menjawab, "Tentu saja. Kalau aku menetap sehari di Penjara Lawas, kamu akan me
"Baik, baik! Setelah kamu keluar nanti, kami akan adakan perayaan," sahut semua orang. Dengan demikian, Yoga dibawa ke penjara bawah tanah oleh petugas di sana. Entah dari mana asalnya, Dirga tiba-tiba mengeluarkan dua botol anggur dan berkata, "Ayo, kita minum anggur sambil menunggu di sini."Kamal menyahut, "Sepertinya bocah itu bakal keluar sambil minta ampun sebelum kita menghabiskan dua botol anggur ini."Yoga menaiki lift hingga kedalaman 100 meter di bawah tanah. Setelah melewati lorong yang dalam dan gelap, dia baru melihat sebuah gerbang besi yang muncul di hadapannya. Setelah itu, mereka masih harus melewati 6 lapis gerbang baja untuk masuk ke bagian dalam penjara lawas.Baru saja masuk, suhu di sekitarnya terasa semakin menusuk bagaikan masuk ke sebuah kulkas besar. Angin yang dingin merasuk dari kaki hingga ke kepalanya. Bahkan Yoga sendiri pun tak kuasa merinding. Sel penjara yang gelap dan sempit itu menahan ratusan penjahat besar lainnya.Para tahanan itu bertubuh kekar
Sambil memuntahkan darah, dia memaki, "Mati! Kamu harus mati hari ini juga!" Kedua orang terkuat dalam penjara itu juga turut menanggapi, "Nak, kamu benar-benar salah bersikap sombong di sini.""Nggak tahu aturan sama sekali. Hari ini aku harus beri pelajaran padamu."Semua penjahat lainnya mulai berjalan mendekatinya perlahan-lahan. Mereka memancarkan semua auranya hingga membentuk awan mendung yang menyelimuti langit-langit. Beberapa penjahat lainnya yang tidak sanggup menahan aura tersebut juga langsung tercabik-cabik.Yoga mengisap rokoknya sambil berkata dengan pelan, "Maju saja, biar kulihat seberapa hebatnya kalian.""Bunuh!" Seketika, beberapa orang serempak maju untuk menyerangnya. Hanya dalam sekejap, terdengar suara tinju yang saling berbenturan secara beruntun. Semua penjahat yang mendekati Yoga langsung terhempas begitu saja bagaikan bola meriam yang terlempar.Ada yang menabrak dinding, ada yang terlempar ke langit-langit, ada juga yang terjatuh ke lantai. Sel penjara itu