Fiuh! Semua tahanan yang berada di sel itu seketika menghela napas lega. Ada juga yang bahkan berlinang air mata karena saking antusiasnya. Baru saja Yoga membawa Dewa Perang Kulusa keluar dari tempat itu, Naga Air langsung menyanjungnya, "Ketua, kalau ada waktu datang lagi ya."Yoga menjawab, "Oke!"Naga Air langsung terdiam. Dia langsung menyesali ucapannya. Para penjahat lainnya juga merasa murka mendengar ucapan Naga Air. Semua orang langsung menyerangnya."Sial, kamu masih belum cukup dipukulnya ya? Malah suruh dia datang lagi. Dia baru datang sekali saja nyawa kita sudah hampir melayang. Kalau dia sering datang, bukannya semua orang di sini bakal mati?"Begitu keluar dari penjara, ekspresi Yoga masih tetap tampak tenang. Sebaliknya, Dirga yang menunduk dan menghela napas berat. Kali ini dia benar-benar rugi besar.Yoga mengeluarkan sebuah diska lepas dari sakunya dan berkata, "Semalam, ada beberapa tahanan yang memberitahuku rahasia besar tingkat nasional. Semuanya sudah direkam
Dewa Perang Majid membalas, "Kata Panglima Bahri, hari ini ada misi besar. Jadi, dia menyuruhku memimpin pasukan barat laut untuk menyambutnya. Aku nggak tahu apakah informasi ini berguna bagimu atau nggak."Yoga menjawab, "Bagus sekali. Sementara ini kamu lakukan saja sesuai permintaannya, jangan sampai ketahuan."Dewa Perang Majid menimpali, "Oke."Saat itu, Dewa Perang Kulusa tercengang seketika. Dia dan Dewa Perang Majid adalah musuh bebuyutan, tapi mereka malah sama-sama bekerja untuk Yoga. Perasaannya terhadap Yoga menjadi semakin bangga.Yoga mengutus detektif paling andal di jaringan mata-mata untuk mengawasi pergerakan Panglima Bahri selama 24 jam. Saat siang hari, istri Panglima Bahri dan anaknya pergi ke kediaman mereka yang ada di ibu kota. Sementara itu, Panglima Bahri tetap berada di Perusahaan Lokita Samudra seharian. Hingga menjelang subuh, Panglima Bahri baru bergerak.Panglima Bahri mengendarai mobilnya menuju kantor pusat Perusahaan Biokimia Naga di Kota Pawana. Dia
Bahri menghampiri Yoga selangkah demi selangkah sambil berkata, "Yoga, matilah kamu!"Yoga sama sekali tidak takut. Sementara itu, Bahri berjinjit dan melompat ke udara, lalu menyerbu ke arah Yoga.Aura Bahri yang dahsyat menekan Yoga, disertai dengan angin kencang. Di tempat kejadian, batu dan pasir beterbangan, bahkan banyak pohon yang patah.Yoga yang berdiri di pusat tentu merasakan tekanan besar tersebut. Retakan sampai muncul di tanah tempat dia berpijak. Meskipun demikian, Yoga tetap berdiri dengan kokoh tanpa adanya perubahan ekspresi, seolah-olah tidak terpengaruh sedikit pun.Tinju Bahri akhirnya sudah berada di depan mata Yoga. Saat ini, Yoga sontak mengambil tindakan. Dia hanya meninju dengan santai untuk menyambut serangan Bahri.Bam! Tinju yang bertabrakan menimbulkan suara ledakan yang kuat, membuat ruang hampa sontak bergetar.Dalam sekejap, Bahri merasa dirinya seperti telah meninju bom atom. Serangan balik yang dahsyat sampai membuat organ dalamnya bergeser, dia meras
Tempat ini adalah kediaman Keluarga Lokita, siapa yang berani bertindak semena-mena? Sesaat kemudian, Yoga akhirnya tiba."Ini kediaman Keluarga Lokita? Keren juga," gumam Yoga sambil menghentikan langkah kakinya."Berhenti! Ini wilayah pribadi, orang tak berkepentingan dilarang masuk. Siapa pun yang menentang akan dibunuh!" tegur seorang pengawal yang berjaga di depan pintu.Yoga berpura-pura tidak mendengarnya, terus berjalan tanpa memperlambat langkah kakinya. Ketika melihat ini, pengawal itu berteriak dengan murka, "Sialan! Bunuh dia!"Detik berikutnya, sekelompok orang menerjang ke depan. Yoga hanya melirik sekilas, mengeluarkan sebilah pisau. Setelah terlihat serangkaian kilatan pedang, para pengawal seketika berjatuhan di atas genangan darah.Tatapan mereka dipenuhi keterkejutan, ketakutan, dan ketidakpercayaan. Mereka tidak melihat Yoga menyerang, tetapi sudah berakhir begini hanya karena serangkaian kilatan pedang. Benar-benar ahli bela diri yang menakutkan!Sekujur tubuh Yoga
Yoga terus membunuh sepanjang perjalanan, melampiaskan seluruh kebenciannya. Akhirnya, dia tiba di aula kediaman Keluarga Lokita.Tanpa diduga, semua anggota inti Keluarga Lokita sedang berada di sini. Aula tampak penuh karena kehadiran mereka. Semuanya menatap Yoga dengan tatapan garang. Jika tatapan bisa membunuh, Yoga pasti sudah mati sejak tadi.Sementara itu, Bahri yang terluka parah tampak duduk di kursi utama. Santi dan Andreas berjaga di sampingnya.Yoga mengamati semua orang di dalam aula, lalu berkata dengan dingin, "Kalian semua di sini, ya? Bagus sekali, kita selesaikan masalah kita hari ini."Sungguh lancang! Seluruh anggota Keluarga Lokita sangat gusar sehingga mulai melontarkan hinaan pedas."Jadi, kamu anak haram jalang itu? Benar-benar nggak sopan! Sepertinya, mengusirmu dari Keluarga Lokita memang pilihan paling tepat!""Semua yang duduk di sini adalah seniormu, mana ada junior yang berbicara seperti itu kepada para senior? Nggak tahu aturan sekali!""Berani sekali ka
Pasukan Dewa Perang Majid segera mundur. Akan tetapi, Dewa Perang Majid masih berdiam di tempatnya untuk menunggu instruksi dari Yoga.Duar! Situasi ini bak bom yang menghantam kepala seluruh anggota Keluarga Lokita. Tidak ada yang menyangka bahwa Dewa Perang Majid akan mengkhianati mereka dan membelot kepada Yoga.Sialan! Bagaimana cara Yoga memenangkan hati Dewa Perang Majid? Sebenarnya kemampuan apa yang dimiliki anak haram ini?Padahal Dewa Perang Majid adalah kartu truf terakhir mereka, tetapi malah terjadi situasi seperti ini. Bukankah ini berarti Keluarga Lokita hanya bisa menunggu kematian?Ekspresi seluruh anggota Keluarga Lokita berubah drastis. Mereka benar-benar putus asa. Di sisi lain, Yoga menghampiri Bahri selangkah demi selangkah sambil bertanya, "Apa kamu sudah siap untuk mati?"Bahri sontak bergidik ngeri, seluruh hatinya telah diselimuti ketakutan. Dia menyahut, "Yoga, kamu nggak boleh membunuhku.""Beri aku alasan untuk nggak membunuhmu," ujar Yoga.Bahri menginstru
"Informasi penting tentang anti-gravitasi," ujar Yoga mendadak."Apa?" Sekelompok orang tua itu terkesiap."Aku akan menukarkan informasi penting itu dengan nyawa anggota Keluarga Lokita," jelas Yoga.Begitu mendengarnya, sekelompok orang tua itu langsung dipenuhi semangat. Pemimpin yang bertanggung jawab atas teknologi itu sampai meneteskan air mata saking terharunya.Teknologi anti-gravitasi sedang sangat populer di dunia. Semua negara sedang mengembangkannya, tetapi tidak ada yang mengalami kemajuan, termasuk Negara Miriku.Jika Daruna berhasil menguasai teknologi ini, mereka akan mendominasi di seluruh negara, bahkan berjaya!Orang-orang tua itu segera menyahut, "Ya! Bunuh saja, kamu boleh membunuh anggota Keluarga Lokita sesuka hatimu! Kami nggak akan ikut campur!""Kamu boleh membunuh mereka sesuai keinginanmu, yang penting kamu senang! Gimana kalau aku memberimu meriam untuk meratakan kediaman mereka?"Anggota Keluarga Lokita bak disambar petir. Bagaimana mungkin pecundang ini m
Dewa Perang Majid menjawab, "Ini karena Yoga adalah Raja Agoy yang perkasa!"Jawaban ini sontak membuat seluruh anggota Keluarga Lokita mendongak menatap Yoga. Jantung mereka berdetak kencang. Sebagian besar bahkan pipis di celana saking takutnya. Jadi, bau pesing seketika tercium di seluruh aula.Mereka tidak menyangka bahwa Yoga yang dicampakkan ini berhasil mencapai status setinggi itu hanya dalam beberapa tahun. Apa yang sebenarnya dia lakukan? Ternyata, selama ini mereka bermusuhan dengan Raja Agoy? Konyol sekali!"Hahahaha!" Bahri tertawa terbahak-bahak dan bergumam, "Ya Tuhan, apa yang telah kulakukan? Ternyata aku mengusir seorang genius dari rumahku! Kalau aku nggak mengusirnya, Keluarga Lokita pasti sudah terkenal secara internasional. Aku pantas mati! Putra Raja Kirin memang hebat!"Seluruh anggota Keluarga Lokita sungguh menyesal sekarang. Mendengar ini, Yoga mengernyit dan bertanya, "Kamu bilang aku putra Raja Kirin? Apa maksudmu?""Baiklah, aku nggak akan merahasiakan apa