Share

Bab 284

Author: Vodka
last update Last Updated: 2024-04-03 14:03:46
Fiuh! Semua tahanan yang berada di sel itu seketika menghela napas lega. Ada juga yang bahkan berlinang air mata karena saking antusiasnya. Baru saja Yoga membawa Dewa Perang Kulusa keluar dari tempat itu, Naga Air langsung menyanjungnya, "Ketua, kalau ada waktu datang lagi ya."

Yoga menjawab, "Oke!"

Naga Air langsung terdiam. Dia langsung menyesali ucapannya. Para penjahat lainnya juga merasa murka mendengar ucapan Naga Air. Semua orang langsung menyerangnya.

"Sial, kamu masih belum cukup dipukulnya ya? Malah suruh dia datang lagi. Dia baru datang sekali saja nyawa kita sudah hampir melayang. Kalau dia sering datang, bukannya semua orang di sini bakal mati?"

Begitu keluar dari penjara, ekspresi Yoga masih tetap tampak tenang. Sebaliknya, Dirga yang menunduk dan menghela napas berat. Kali ini dia benar-benar rugi besar.

Yoga mengeluarkan sebuah diska lepas dari sakunya dan berkata, "Semalam, ada beberapa tahanan yang memberitahuku rahasia besar tingkat nasional. Semuanya sudah direkam
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 285

    Dewa Perang Majid membalas, "Kata Panglima Bahri, hari ini ada misi besar. Jadi, dia menyuruhku memimpin pasukan barat laut untuk menyambutnya. Aku nggak tahu apakah informasi ini berguna bagimu atau nggak."Yoga menjawab, "Bagus sekali. Sementara ini kamu lakukan saja sesuai permintaannya, jangan sampai ketahuan."Dewa Perang Majid menimpali, "Oke."Saat itu, Dewa Perang Kulusa tercengang seketika. Dia dan Dewa Perang Majid adalah musuh bebuyutan, tapi mereka malah sama-sama bekerja untuk Yoga. Perasaannya terhadap Yoga menjadi semakin bangga.Yoga mengutus detektif paling andal di jaringan mata-mata untuk mengawasi pergerakan Panglima Bahri selama 24 jam. Saat siang hari, istri Panglima Bahri dan anaknya pergi ke kediaman mereka yang ada di ibu kota. Sementara itu, Panglima Bahri tetap berada di Perusahaan Lokita Samudra seharian. Hingga menjelang subuh, Panglima Bahri baru bergerak.Panglima Bahri mengendarai mobilnya menuju kantor pusat Perusahaan Biokimia Naga di Kota Pawana. Dia

    Last Updated : 2024-04-03
  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 286

    Bahri menghampiri Yoga selangkah demi selangkah sambil berkata, "Yoga, matilah kamu!"Yoga sama sekali tidak takut. Sementara itu, Bahri berjinjit dan melompat ke udara, lalu menyerbu ke arah Yoga.Aura Bahri yang dahsyat menekan Yoga, disertai dengan angin kencang. Di tempat kejadian, batu dan pasir beterbangan, bahkan banyak pohon yang patah.Yoga yang berdiri di pusat tentu merasakan tekanan besar tersebut. Retakan sampai muncul di tanah tempat dia berpijak. Meskipun demikian, Yoga tetap berdiri dengan kokoh tanpa adanya perubahan ekspresi, seolah-olah tidak terpengaruh sedikit pun.Tinju Bahri akhirnya sudah berada di depan mata Yoga. Saat ini, Yoga sontak mengambil tindakan. Dia hanya meninju dengan santai untuk menyambut serangan Bahri.Bam! Tinju yang bertabrakan menimbulkan suara ledakan yang kuat, membuat ruang hampa sontak bergetar.Dalam sekejap, Bahri merasa dirinya seperti telah meninju bom atom. Serangan balik yang dahsyat sampai membuat organ dalamnya bergeser, dia meras

    Last Updated : 2024-04-03
  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 287

    Tempat ini adalah kediaman Keluarga Lokita, siapa yang berani bertindak semena-mena? Sesaat kemudian, Yoga akhirnya tiba."Ini kediaman Keluarga Lokita? Keren juga," gumam Yoga sambil menghentikan langkah kakinya."Berhenti! Ini wilayah pribadi, orang tak berkepentingan dilarang masuk. Siapa pun yang menentang akan dibunuh!" tegur seorang pengawal yang berjaga di depan pintu.Yoga berpura-pura tidak mendengarnya, terus berjalan tanpa memperlambat langkah kakinya. Ketika melihat ini, pengawal itu berteriak dengan murka, "Sialan! Bunuh dia!"Detik berikutnya, sekelompok orang menerjang ke depan. Yoga hanya melirik sekilas, mengeluarkan sebilah pisau. Setelah terlihat serangkaian kilatan pedang, para pengawal seketika berjatuhan di atas genangan darah.Tatapan mereka dipenuhi keterkejutan, ketakutan, dan ketidakpercayaan. Mereka tidak melihat Yoga menyerang, tetapi sudah berakhir begini hanya karena serangkaian kilatan pedang. Benar-benar ahli bela diri yang menakutkan!Sekujur tubuh Yoga

    Last Updated : 2024-04-03
  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 288

    Yoga terus membunuh sepanjang perjalanan, melampiaskan seluruh kebenciannya. Akhirnya, dia tiba di aula kediaman Keluarga Lokita.Tanpa diduga, semua anggota inti Keluarga Lokita sedang berada di sini. Aula tampak penuh karena kehadiran mereka. Semuanya menatap Yoga dengan tatapan garang. Jika tatapan bisa membunuh, Yoga pasti sudah mati sejak tadi.Sementara itu, Bahri yang terluka parah tampak duduk di kursi utama. Santi dan Andreas berjaga di sampingnya.Yoga mengamati semua orang di dalam aula, lalu berkata dengan dingin, "Kalian semua di sini, ya? Bagus sekali, kita selesaikan masalah kita hari ini."Sungguh lancang! Seluruh anggota Keluarga Lokita sangat gusar sehingga mulai melontarkan hinaan pedas."Jadi, kamu anak haram jalang itu? Benar-benar nggak sopan! Sepertinya, mengusirmu dari Keluarga Lokita memang pilihan paling tepat!""Semua yang duduk di sini adalah seniormu, mana ada junior yang berbicara seperti itu kepada para senior? Nggak tahu aturan sekali!""Berani sekali ka

    Last Updated : 2024-04-03
  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 289

    Pasukan Dewa Perang Majid segera mundur. Akan tetapi, Dewa Perang Majid masih berdiam di tempatnya untuk menunggu instruksi dari Yoga.Duar! Situasi ini bak bom yang menghantam kepala seluruh anggota Keluarga Lokita. Tidak ada yang menyangka bahwa Dewa Perang Majid akan mengkhianati mereka dan membelot kepada Yoga.Sialan! Bagaimana cara Yoga memenangkan hati Dewa Perang Majid? Sebenarnya kemampuan apa yang dimiliki anak haram ini?Padahal Dewa Perang Majid adalah kartu truf terakhir mereka, tetapi malah terjadi situasi seperti ini. Bukankah ini berarti Keluarga Lokita hanya bisa menunggu kematian?Ekspresi seluruh anggota Keluarga Lokita berubah drastis. Mereka benar-benar putus asa. Di sisi lain, Yoga menghampiri Bahri selangkah demi selangkah sambil bertanya, "Apa kamu sudah siap untuk mati?"Bahri sontak bergidik ngeri, seluruh hatinya telah diselimuti ketakutan. Dia menyahut, "Yoga, kamu nggak boleh membunuhku.""Beri aku alasan untuk nggak membunuhmu," ujar Yoga.Bahri menginstru

    Last Updated : 2024-04-03
  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 290

    "Informasi penting tentang anti-gravitasi," ujar Yoga mendadak."Apa?" Sekelompok orang tua itu terkesiap."Aku akan menukarkan informasi penting itu dengan nyawa anggota Keluarga Lokita," jelas Yoga.Begitu mendengarnya, sekelompok orang tua itu langsung dipenuhi semangat. Pemimpin yang bertanggung jawab atas teknologi itu sampai meneteskan air mata saking terharunya.Teknologi anti-gravitasi sedang sangat populer di dunia. Semua negara sedang mengembangkannya, tetapi tidak ada yang mengalami kemajuan, termasuk Negara Miriku.Jika Daruna berhasil menguasai teknologi ini, mereka akan mendominasi di seluruh negara, bahkan berjaya!Orang-orang tua itu segera menyahut, "Ya! Bunuh saja, kamu boleh membunuh anggota Keluarga Lokita sesuka hatimu! Kami nggak akan ikut campur!""Kamu boleh membunuh mereka sesuai keinginanmu, yang penting kamu senang! Gimana kalau aku memberimu meriam untuk meratakan kediaman mereka?"Anggota Keluarga Lokita bak disambar petir. Bagaimana mungkin pecundang ini m

    Last Updated : 2024-04-03
  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 291

    Dewa Perang Majid menjawab, "Ini karena Yoga adalah Raja Agoy yang perkasa!"Jawaban ini sontak membuat seluruh anggota Keluarga Lokita mendongak menatap Yoga. Jantung mereka berdetak kencang. Sebagian besar bahkan pipis di celana saking takutnya. Jadi, bau pesing seketika tercium di seluruh aula.Mereka tidak menyangka bahwa Yoga yang dicampakkan ini berhasil mencapai status setinggi itu hanya dalam beberapa tahun. Apa yang sebenarnya dia lakukan? Ternyata, selama ini mereka bermusuhan dengan Raja Agoy? Konyol sekali!"Hahahaha!" Bahri tertawa terbahak-bahak dan bergumam, "Ya Tuhan, apa yang telah kulakukan? Ternyata aku mengusir seorang genius dari rumahku! Kalau aku nggak mengusirnya, Keluarga Lokita pasti sudah terkenal secara internasional. Aku pantas mati! Putra Raja Kirin memang hebat!"Seluruh anggota Keluarga Lokita sungguh menyesal sekarang. Mendengar ini, Yoga mengernyit dan bertanya, "Kamu bilang aku putra Raja Kirin? Apa maksudmu?""Baiklah, aku nggak akan merahasiakan apa

    Last Updated : 2024-04-03
  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 292

    Yoga berjalan keluar selangkah demi selangkah. Ketika melihat wajah asing itu, Rigel pun sangat terkejut. Dia bertanya lagi, "Siapa kamu? Bagaimana kamu bisa masuk kemari?""Aku datang untuk mencabut nyawamu," jawab Yoga dengan tidak acuh."Kamu punya perselisihan denganku?" tanya Rigel sambil mengerutkan dahi."Kamu membunuh ayahku dan melukai ibuku, jadi apa perselisihan kita?" tanya Yoga balik.Rigel bertanya, "Siapa ayahmu?""Raja Kirin," balas Yoga.Rigel makin terkejut. Dia berkata, "Ternyata kamu anak jalang itu, sudah sebesar ini!""Katakan, siapa yang menginstruksimu membunuh ayahku? Di mana ibuku dikurung?" tanya Yoga.Rigel menyahut, "Kamu nggak pantas mengetahui nama majikanku. Jujur saja, aku sangat menyesal karena gagal membunuh ibumu. Hari ini, aku akan menuntaskan semuanya!"Yoga terkekeh-kekeh sinis dan berkata, "Takutnya, kamu nggak punya kemampuan seperti itu!""Sombong sekali!" Rigel sontak mengerahkan tenaga pada kakinya, lalu menerjang ke arah Yoga dan hendak meni

    Last Updated : 2024-04-03

Latest chapter

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1219

    Dalam sekejap, suasana di medan perang makin tegang. Rasa gelisah makin menjalar di antara semua orang. Bagaimanapun juga, tidak ada yang ingin mati.Mereka datang ke sini hanya untuk membantu Bimo membasmi para Pelindung Kebenaran. Namun sekarang, mereka justru dihadapkan pada situasi yang begitu mencekam."Bunuh!" Para Pelindung Kebenaran makin bersemangat bertarung. Semangat juang mereka sudah makin membara. Pada saat itu, hampir semua orang bisa melihat betapa brutal dan nekatnya para Pelindung Kebenaran.Yoga memandang semua itu dengan tenang. Dia menyaksikan perubahan di medan perang. Tatapannya tajam, tetapi sikapnya tetap acuh tak acuh."Bimo, kamu mulai takut, 'kan? Ini adalah Formasi Domain Darah!""Begitu formasi ini diaktifkan, bahkan kamu yang legendaris 1.000 tahun lalu pun nggak akan mampu mengatasinya!""Formasi kuno ini diciptakan khusus untuk melawan para ahli hebat seperti dirimu. Kamu nggak akan punya peluang kali ini!"Kelima jenderal itu berbicara dengan sombong.

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1218

    "Ini ... sebenarnya kekuatan tingkat apa?""Nggak mungkin, ini nggak mungkin! Apa dia benar-benar sudah melampaui tingkat kultivator jenderal?""Mana mungkin Bimo punya kekuatan seperti ini? Ini sungguh nggak masuk akal!"Kelima jenderal itu tergeletak di tanah. Mereka memandang ke atas dan menatap siluet Yoga. Tatapan mereka penuh dengan keterkejutan dan ketidakpercayaan. Namun, kenyataan yang ada tidak bisa dibantah. Dengan hanya satu serangan, Yoga telah menjatuhkan mereka semua ke tanah.Yoga perlahan mengangkat tangannya. Sambil menatap mereka dengan tatapan dingin yang menusuk, dia berseru, "Sekarang, kalau kalian nggak punya strategi cadangan, bersiaplah untuk mati!"Pada saat itu, hawa dingin perlahan menyebar ke sekeliling dan membuat suasana menjadi makin mencekam. Kelima jenderal itu menggigil hebat di tempat mereka berdiri. Aura mengerikan yang terpancar dari Yoga membuat mereka kehilangan ketenangan. Rasanya benar-benar menakutkan!Salah satu dari mereka berbicara dengan s

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1217

    Tampaknya dalam sekejap, Yoga akan tercabik-cabik oleh kekuatan dahsyat itu. Namun saat berikutnya, dia perlahan mengangkat tangan.Dengan gerakan yang terlihat seperti membelah ombak, Yoga melambaikan tangannya secara vertikal. Seketika, kekuatan dahsyat keluar dari tubuhnya dan langsung merobek segala sesuatu.Formasi besar yang digunakan untuk menyerangnya sontak menjadi tidak berguna dan hancur total. Kekuatan Yoga telah mencapai tingkatan semi kultivator raja. Formasi ini sama sekali bukan ancaman baginya.Yoga membiarkan kelima jenderal itu tetap hidup hanya karena satu alasan. Dia ingin melihat apakah di sekitar mereka masih ada sisa-sisa Pelindung Kebenaran yang bersembunyi."Apa? Formasi ini bisa dihancurkan?""Nggak mungkin! Kenapa dia bisa sekuat ini?""Bimo sebelumnya nggak begitu ahli dalam menghadapi formasi. Gimana dia bisa menghancurkannya secepat ini?"Kelima jenderal itu melongo. Wajah mereka penuh keterkejutan dan rasa tidak percaya. Tatapan mereka bahkan terlihat sa

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1216

    Saat ini, Yoga berdiri dengan penuh wibawa. Suaranya menggema di seluruh area. Pada saat ini, bahkan orang-orang dari empat keluarga besar di sekitarnya ikut merasakan kegembiraan yang membara. Setiap orang begitu bersemangat. Satu per satu dari mereka berteriak dengan lantang."Luar biasa. Hahaha! Para Pelindung Kebenaran ternyata nggak sekuat itu!""Tuan Bimo memang perkasa dan penuh wibawa! Inilah sosok seorang yang benar-benar kuat!""Orang-orang payah ini sungguh nggak tahu diri!"Orang-orang mengejek para Pelindung Kebenaran dengan gembira, tanpa sedikit pun rasa takut. Mereka sangat yakin bahwa dengan Bimo turun tangan, semua Pelindung Kebenaran pasti akan dilenyapkan."Ini nggak mungkin! Apa Bimo sudah memulihkan kekuatannya ke puncak kejayaan?" tanya seorang jenderal sambil mengernyit. Ekspresinya menjadi makin dingin. Dengan penuh ketegangan, dia terus menatap Yoga tanpa berkedip.Yoga mencibir dan berucap dengan suara dingin, "Puncak kejayaan? Apa kamu benar-benar pernah mel

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1215

    Ekspresi pria itu terlihat ganas dan satu tangannya langsung menyerang Yoga. Jari-jarinya langsung berubah menjadi cakar elang. Melihat Yoga yang saat ini sudah terkepung, mereka tahu Bimo pasti akan mati.Namun, pada detik berikutnya, Yoga tiba-tiba melepaskan aura yang sangat kuat.Boom!Yoga tiba-tiba maju dan langsung meninju cakar elang pria itu.Krak!Hanya dengan satu pukulan, Yoga berhasil menghancurkan cakar itu sepenuhnya. Bukan hanya telapak tangan, bahkan lengan pria itu juga ikut hancur."Argh!" Pria itu langsung terjatuh ke tanah dan terus merintih, lalu berguling-guling dengan tangan yang sudah cacat total.Ekspresi keempat jenderal besar di sekeliling juga terlihat terkejut. Mereka segera mundur dan takut mendekat dengan Yoga."Hanya dengan satu pukulan? Bimo tadi hanya menggunakan satu pukulan saja?""Nggak mungkin, Bimo nggak sekuat ini.""Ada yang nggak beres, dia nggak mungkin punya kekuatan seperti ini."Dalam sekejap, semua orang yang berada di tempat itu terlihat

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1214

    Yoga menyamar sebagai Bimo dan berusaha melepaskan aura yang sangat kuat. Saat ini, semua mata tertuju padanya. Mereka terkejut saat merasakan kekuatan dari Bimo, tetapi itu sebenarnya adalah Yoga."Semuanya cepat bersujud dan bersiap untuk mati," kata Yoga dengan nada yang dingin aura yang mengesankan.Setelah merasakan aura yang begitu kuat, orang-orang dari empat keluarga besar tidak bisa menahan diri mereka dan bersorak."Tuan Bimo sangat perkasa!""Tuan Bimo sangat perkasa!""Tuan Bimo sangat perkasa!"Suara-suara itu bergema di langit, menunjukkan betapa hormatnya orang-orang dari empat keluarga besar ini pada Bimo. Mereka sangat bersemangat dan ingin bertempur bersamanya. Yoga berhasil mengubah suasana di lokasi menjadi makin panas dengan kekuatannya sendiri sampai semangat bertempur mereka bangkit dan menatap musuh mereka dengan tajam.Ekspresi Yoga terlihat dingin dan menatap para Pelindung Kebenaran itu dengan tajam. Dia mengangkat tangannya perlahan-lahan dan menunjuk ke dep

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1213

    Yoga berkata, "Waktunya sudah hampir tiba, Pelindung Kebenaran itu akan datang."Prajna menjawab, "Jadi, apa yang harus kita lakukan?"Yoga menjelaskan, "Kalian hanya perlu menjaga di luar. Usahakan untuk mengepung para Pelindung Kebenaran itu, jangan biarkan mereka melarikan diri."Ekspresi Prajna terlihat terkejut dan menatap Yoga dengan bingung. Dia tersenyum pahit dan berkata dengan ragu, "Bos, kamu nggak sedang bercanda, 'kan? Apa kita sanggup bertahan?"Yoga membalas, "Aku akan berusaha sebisa mungkin agar para Pelindung Kebenaran yang ingin melarikan diri itu yang lemah atau yang sudah terluka parah."Prajna dan yang lainnya saling memandang dengan ekspresi bingung, lalu pada akhirnya menganggukkan kepala dan menyetujuinya. "Baiklah."Setelah mendapatkan jawaban, Yoga pun kembali ke puncak gunung. Dia melihat ke sekeliling dengan ekspresi yang makin serius. Aura dari Pelindung Kebenaran di sekitarnya mulai terasa sangat kuat dan formasi yang sangat berbahaya juga mulai terbentuk

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1212

    Pelindung Kebenaran mempersiapkan formasi ini khusus untuk menghadapi empat keluarga besar. Sejak meninggalkan Kota Pawana, empat keluarga besar itu sudah diawasi mereka.Sosok-sosok itu terus bergerak dengan cepat di kegelapan malam. Tujuan mereka adalah untuk membunuh seluruh empat keluarga besar itu.Seiring dengan pergerakan Pelindung Kebenaran ini, sebuah formasi pun perlahan-lahan muncul. Mereka bergerak menggunakan aura Bimo sebagai pusat dan terus memperkecil jaraknya, sehingga formasinya makin solid.Pada saat yang bersamaan, Yoga yang sedang berada di puncak gunung sengaja melepaskan semua aura BimoSaat itu, tiba-tiba terdengar suara Bimo. "Mereka sudah datang."Yoga membuka matanya dan melihat ke sekeliling sambil mengernyitkan alis. Dia bisa merasakan sesuatu yang aneh. Dia pun berkata, "Sepertinya jumlah mereka cukup banyak."Bimo berkata, "Selain itu, mereka juga sudah mempersiapkan semuanya. Sepertinya kali ini mereka bertekad untuk membunuhmu."Yoga menegaskan, "Bukan

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1211

    Semua orang dari empat keluarga besar tidak memiliki pilihan lain dan hanya bisa menyetujuinya karena perintah sudah disampaikan dengan jelas."Kalau semuanya sudah berkumpul, bersiaplah untuk berangkat," kata Yoga dengan tenang dan ekspresi yang datar. Dia tidak yakin apakah orang-orang dari empat keluarga besar akan bekerja dengan sepenuh hati. Namun, para manusia hantu ini pasti akan patuh karena Prajna dan yang lainnya masih berada di bawah pengaruh racun.Oleh karena itu, semua orang berangkat bersama-sama di bawah komando Yoga."Tuan Bimo nggak ikut kita berangkat?" tanya Sutrisno dengan hati-hati setelah mendekat. Dia sudah melihat ke sekeliling, tetapi tidak menemukan keberadaan Bimo.Orang-orang lainnya juga menatap Yoga karena ingin tahu jawabannya. Bagaimanapun juga, hingga saat ini, belum ada seorang pun yang pernah bertemu dengan Bimo secara langsung."Tuan Bimo sudah berangkat, kita harus segera menyusulnya," teriak Yoga dengan lantang.Semua orang merasa kecewa saat mend

DMCA.com Protection Status