Yoga berjalan keluar selangkah demi selangkah. Ketika melihat wajah asing itu, Rigel pun sangat terkejut. Dia bertanya lagi, "Siapa kamu? Bagaimana kamu bisa masuk kemari?""Aku datang untuk mencabut nyawamu," jawab Yoga dengan tidak acuh."Kamu punya perselisihan denganku?" tanya Rigel sambil mengerutkan dahi."Kamu membunuh ayahku dan melukai ibuku, jadi apa perselisihan kita?" tanya Yoga balik.Rigel bertanya, "Siapa ayahmu?""Raja Kirin," balas Yoga.Rigel makin terkejut. Dia berkata, "Ternyata kamu anak jalang itu, sudah sebesar ini!""Katakan, siapa yang menginstruksimu membunuh ayahku? Di mana ibuku dikurung?" tanya Yoga.Rigel menyahut, "Kamu nggak pantas mengetahui nama majikanku. Jujur saja, aku sangat menyesal karena gagal membunuh ibumu. Hari ini, aku akan menuntaskan semuanya!"Yoga terkekeh-kekeh sinis dan berkata, "Takutnya, kamu nggak punya kemampuan seperti itu!""Sombong sekali!" Rigel sontak mengerahkan tenaga pada kakinya, lalu menerjang ke arah Yoga dan hendak meni
Kota Terlarang seketika memasuki status siaga. Sementara itu, Dirga dan lainnya telah mendapat informasi ini. Mereka sungguh tercengang!Menerobos Kota Terlarang untuk membunuh orang, bahkan orang yang dibunuh adalah Rigel yang reputasinya begitu besar? Hal semacam ini tidak pernah terjadi. Siapa yang bernyali begitu besar? Tindakan ini jelas-jelas menantang rezim Daruna!"Selidiki! Sebesar apa pun konsekuensinya, pelaku pembunuhan ini harus ditangkap!" instruksi salah satu petinggi."Nggak perlu diselidiki lagi, hanya ada satu orang dengan keberanian sebesar ini di Daruna," timpal Dirga sambil melambaikan tangannya.Semua orang bertatapan, lalu bertanya dengan serempak, "Maksudmu, Yoga?""Kemungkinan besar begitu." Dirga menganggukkan kepalanya."Berengsek!" Orang-orang sontak berang. "Menerobos Kota Terlarang dan membunuh Rigel? Bocah ini benar-benar nggak menghargai kita dan Pak Karno!""Tenang dulu, aku akan menghubungi Yoga untuk bertanya." Dirga berusaha menenangkan massa. Kemudi
Langit mulai terang.Belakangan ini, semua penduduk Negara Daruna dihantui rasa takut. Pertama adalah kejadian pembunuhan terhadap 10 tamu besar dari Negara Jepana, lalu kejadian pembantaian terhadap keluarga Panglima Bahri semalam. Selain itu, ada juga kejadian penyusup yang menyelinap ke Kota Terlarang untuk membunuh Rigel.Hari ini, lagi-lagi muncul berita virus aneh yang menyebar ke setengah Negara Daruna, Semua orang merasakan bahwa akan terjadi perubahan besar-besaran di Negara Daruna ini. Mereka semua menyadari bahwa semua kejadian ini disebabkan oleh seorang pemuda yang mencengangkan.Pagi-pagi sekali, Nadya telah pergi ke Perusahaan Farmasi Sehat Abadi untuk mengantarkan obat untuk Lili dan Ayu. Ini adalah obat protein imun impor yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh manusia dan mengurangi kemungkinan terinfeksi virus.Nadya dan Ayu pernah bertemu beberapa kali. Ayu cukup menyukai Nadya dan mengatakan bahwa dia memperlakukan Nadya sebagai putrinya sendiri. Nadya dan Ayu mem
Yoga telah melakukan pengamatan sistematis mengenai virus tersebut. Dia menyadari bahwa virus ini sangat kompleks dan rumit, metode medis yang diterapkan sebelumnya sama sekali tidak cukup untuk mengatasinya. Namun, Yoga yakin bahwa asalkan diberikan sedikit waktu, dia pasti bisa mengembangkan obat penawar.Saat baru saja tiba di rumah, Hagi mendekatinya dengan wajah bersalah, "Yoga, aku bersalah padamu. Aku rela mati untuk menebus kesalahanku."Jantung Yoga langsung berdetak kencang. "Ada apa? Bahan obat tingkat delapan dicuri orang?"Hagi mengangguk. "Ya, bukan hanya obatnya yang dicuri. Ibumu, Lili, dan Nadya juga diculik orang."Setelah itu, Hagi menceritakan semua kejadiannya kepada Yoga. Mendengar cerita tersebut, emosi Yoga langsung meledak. Siapa yang berani-beraninya melakukan hal seperti itu? Tanpa bahan obat tingkat delapan, dia tidak bisa lagi menolong Karina.Kini bahkan Ayu, Lili, dan Nadya juga diculik orang dan nasibnya tidak diketahui sampai sekarang. Keempat wanita in
Semua anggota Sekte Hagisana juga bersiap untuk bertempur. Hanya menunggu perintah dari Yoga, mereka akan langsung bertarung hingga titik darah penghabisan. Di tengah suasana yang bersitegang ini, tiba-tiba muncul seorang utusan dari gunung. "Apakah kamu adalah Yoga dari Kota Pawana?"Yoga menjawab, "Benar."Utusan itu menimpali, "Ketua sekte kami mempersilakanmu masuk.""Pimpin jalannya!" Yoga dan Hagi mengikuti utusan tersebut naik ke gunung. Sekte Dokter Sakti adalah sekte yang mempelajari bela diri dan ilmu medis. Di sepanjang perjalanan, mereka bisa melihat ada banyak sekali bahan obat yang langka dan berharga. Hagi sampai kebingungan melihat obat sebanyak ini. Cocok sekali jika menggunakan tempat ini sebagai markas besar Sekte Hagisana.Tak lama kemudian, mereka telah sampai di aula besar di puncak gunung. Di dalam aula itu diliputi wangi obat yang pekat dan membuat orang merasa rileks.Para tetua, pengawas, serta anggota inti Sekte Dokter Sakti duduk di kedua sisi. Ketua Sekte D
'Berani-beraninya dia mengungkit masalah ini!' batin Yoga. Emosinya semakin meledak, "Kalau begitu, hari ini kita perhitungkan semua dendam kita di masa lalu dan sekarang!" Yoga tidak bisa menahan diri lagi, dia berjalan selangkah demi selangkah mendekati Gilang.Gilang tertawa mengejek, "Orang tua kandungmu saja bukan lawanku, apalagi kamu. Aku sudah buat perangkap di tempat ini, kamu nggak akan bisa kabur lagi hari ini.""Maju!" perintah Gilang. Begitu perintah itu dilontarkan, terdengar suara gemuruh dari bawah gunung. Yoga melihat situasi di bawah gunung melalui jendela. Muncul sekelompok pasukan dari belakang Sekte Hagisana yang menyerbu mereka. Dari bendera yang mereka bawa, kelihatannya pasukan itu berasal dari Sekte Sembilan Aliran.Ternyata kedua sekte ini bergabung untuk menyerangnya. Pada saat ini, Sekte Dokter Sakti juga mulai menyerbu bersama Sekte Sembilan Aliran. Yoga tidak terlalu memperhatikan pertempuran di bawah gunung. Tentu saja akan lebih baik jika Sekte Hagisana
Yoga mengayunkan tangannya, lalu terdengar suara tamparan yang keras. Gilang terlempar jauh karena tamparan itu. Hati Gilang langsung merasa putus asa. Yoga terlalu kuat, Gilang bahkan tiak berhak melawannya."Maju semuanya, bunuh dia!" perintah Gilang kepada semua tetua dan pengawas yang berada di sana. Para tetua dan pengawas semuanya juga merasa ketakutan saat melihat aksi Yoga. Kemampuan Yoga terlalu kuat hingga melebihi ekspektasi mereka. Kini mereka hanya bisa menang dengan mengandalkan jumlah dan berharap semoga cara ini bisa berhasil.Dua puluh orang tetua dan pengawas berdiri serempak untuk melancarkan serangan pada Yoga. Yoga berkata pada Gilang, "Akan kutunjukkan padamu hari ini, apa yang dinamakan Jurus Phantom yang sebenarnya!"Usai bicara, Yoga langsung berkelebat dan menghilang dari tempatnya. Detik berikutnya, 20 bayangan "Yoga" muncul di hadapan mereka semua dan melancarkan serangan secara bersamaan. Hanya dengan satu jurus saja dia telah mengalahkan semua tetua dan pe
"Mati?" Yoga melanjutkan, "Jangan mimpi, mati terlalu mudah untukmu. Aku mau kamu merasakan ratusan dan ribuan kali lipat penderitaan yang dirasakan orang tuaku.""Kamu ...." Hati Gilang sontak bergidik. Apakah kematian juga bahkan jadi sebuah harapan yang berlebihan baginya?Yoga berkata, "Kalau kamu bersikap kooperatif, mungkin aku bisa mengurangi penderitaanmu. Kamu bilang, ayahku melompat ke jurang dan mati. Tapi kalian nggak bisa menemukan mayatnya. Apakah itu artinya kalian juga nggak yakin apakah ayahku sudah mati atau nggak?"Gilang menjawab, "Ayahmu nggak mungkin bisa selamat! Ketua Sekte Tawang meracuni ayahmu dengan racun yang mematikan, ditambah lagi dia diserang oleh kami dan terkena 78 tusukan. Setelah itu, dia bahkan melompat dari jurang. Nggak mungkin punya kesempatan untuk selamat. Mayatnya mungkin sudah habis dimakan hewan buas."'Ketua Sekte Tawang meracuni ayahku!' batin Yoga mengingat informasi ini. Sebelum melihat jasad ayahnya, Yoga tidak akan menyerah untuk menc
Yoga merasa sangat puas. Setelah itu, dia berbalik dan meninggalkan tempat tersebut. Tak lama kemudian, dia menemui Sutrisno dan memintanya untuk mengatur penjemputan Ayu serta yang lainnya.Sebagai salah satu dari empat keluarga besar, Keluarga Salim seharusnya tidak kesulitan untuk menjemput orang dari dunia bela diri kuno. Apalagi, para penjaga gerbang yang sebelumnya menghalangi jalan telah dibunuh oleh Yoga. Kini, tak ada lagi yang berani menghalangi jalannya.Yang lebih penting adalah pertempuran hari ini telah mengguncang seluruh dunia kultivator kuno. Nama Yoga langsung menyebar luas. Semua orang tak henti-hentinya membicarakan betapa kuatnya dia.Keluarga Husin dan Keluarga Kusuma benar-benar tercengang saat mendengar hasil pertempuran. Entah bagaimana memikirkannya, tidak ada yang menyangka bahwa Yoga mampu menekan empat kultivator raja sekaligus seorang diri.Dalam sekejap, banyak orang gelisah dan ketakutan. Mereka mulai berpikir, apakah mereka pernah menyinggung Yoga sebel
"Dia ... berhasil menahannya?" Leluhur dari Keluarga Kusuma dan Keluarga Husin luar biasa terkejut. Jantung mereka berdebar kencang, bahkan sulit untuk menyembunyikan rasa gugup.Mereka sama-sama berada di tingkat kultivator raja, tetapi kenapa pemuda ini bisa sekuat itu? Ini sungguh di luar nalar"Barang bagus." Tepat pada saat itu, Yoga mengerahkan energi sejatinya dan menyelimuti dua harta pusaka yang sebelumnya digunakan lawan.Pada saat yang sama, petir dari langit tiba-tiba menyambar turun. Dalam sekejap, sambaran petir itu langsung memutuskan hubungan antara dua harta pusaka itu dengan pemiliknya."Pfft!" Dua kultivator raja itu muntah darah di tempat. Energi mereka terguncang hebat. Mereka bahkan nyaris kehilangan keseimbangan. Serangan balik dari harta pusaka itu menghantam mereka keras. Sungguh mengerikan."Mana mungkin begini? Bahkan, Jam Penciptaan pun nggak bisa menghadapinya? Dia ini ... sebenarnya berada di tingkat apa?""Seorang kultivator raja sekuat ini? Ini nggak mas
"Matilah!" Empat kultivator raja mengerahkan senjata ajaib mereka dan langsung melancarkan serangan.Dalam sekejap, langit seakan-akan runtuh. Bumi bergetar dan suasana menjadi mengerikan. Udara di sekitar dipenuhi dengan tekanan yang menyesakkan.Meskipun orang-orang di sekitar berdiri cukup jauh, mereka tetap bisa merasakan perubahan ini dengan jelas. Tatapan mereka penuh keterkejutan. Mereka hanya bisa terpaku menyaksikan pertempuran yang belum pernah mereka lihat seumur hidup."Meskipun Yoga berbakat luar biasa, dia pasti nggak punya harapan untuk bertahan hidup kali ini!" Begitulah yang ada di benak semua orang. Mereka hanya bisa menghela napas dalam hati.Hanya saja pada saat ini, terdengar suara keras. Tiba-tiba, kilatan petir muncul dan menyelimuti tubuh Yoga. Cahaya petir itu berkilauan luar biasa dan terlihat seperti zirah yang menyala dengan sinar terang."Ini ... apa sebenarnya yang terjadi?""Petir bisa digunakan seperti ini? Mustahil!""Apa yang dia latih? Kenapa kekuatan
"Ternyata kamu seorang kultivator raja juga?" tanya keempat kultivator raja itu dengan ekspresi yang berubah dan tatapan yang aneh. Dengan kekuatan yang begitu luar biasa, Yoga sudah bisa berjalan dengan bebas di dunia kultivator kuno. Apalagi orang ini memiliki hubungan darah dengan mereka, ini adalah sebuah kesempatan yang langka bagi keluarga mereka."Bukankah kalian ingin membunuhku? Ayo maju," teriak Yoga dengan petir yang menyambar-nyambar dan aura yang kuat memenuhi ruangan itu."Yoga, kamu adalah keturunan dai Keluarga Kusuma. Kalau sekarang kamu berlutut untuk minta maaf dan menyerah, aku akan menerimamu kembali ke Keluarga Kusuma," kata salah satu kultivator raja Keluarga Kusuma dengan dingin."Ibumu adalah anggota Keluarga Husin. Asalkan kamu bersedia mengabdi pada Keluarga Husin, aku akan menerimamu dan ibumu kembali ke Keluarga Husin," teriak salah satu kultivator raja Keluarga Husin dengan lantang.Saat ini, kedua keluarga itu sudah bisa melihat kekuatan Yoga, mereka tent
Yoga memegang kepala Samsul dan Timothy dengan kedua tangannya, lalu menghantamkannya ke lantai dengan keras.Bang!Samsul dan Timothy tergeletak di lantai dengan tubuh yang berlumuran darah dan tulang patah. Mereka memang masih hidup, tetapi hanya bisa bernapas saja. Mereka menatap Yoga dengan tatapan yang terkejut dan tidak percaya karena mereka benar-benar tidak menyangka Yoga akan begitu kuat. Hanya dalam beberapa saat saja, Yoga sudah berhasil mengalahkan mereka."Kalian masih belum cukup layak melawanku," kata Yoga dengan nada dan tatapan yang dingin. Dia menarik napas dalam-dalam, lalu perlahan-lahan berbalik dan pergi.Saat sudah berada di luar pintu, Yoga melihat ke sekeliling yang sudah dipenuhi dengan orang-orang. Sebagian orang itu berasal dari Keluarga Kusuma dan Keluarga Husin, sedangkan sisanya adalah orang yang datang ke sana untuk menyaksikan pertempuran itu."Karena kalian sudah datang, keluarlah," teriak Yoga dengan lantang.Kerumunan orang itu langsung tertegun seje
"Omong kosong. Sejak kapan kami bersekongkol dengan manusia hantu? Selain itu, kamu bilang dia ini Yoga?" tanya Samsul dengan ekspresi terkejut dan menatap Yoga dengan bengong.Suasana hati orang-orang dari Keluarga Kusuma menjadi rumit dan tatapan mereka menjadi makin tajam. Bagaimanapun juga, Yoga adalah sosok yang sudah membuat Keluarga Kusuma di dunia bela diri kuno rugi besar. Namun, sekarang orang ini ternyata berdiri di depan mereka dalam keadaan hidup."Huh! Nggak perlu banyak omong kosong. Serahkan Yoga atau kalian akan menjadi musuh Keluarga Husin," teriak Timothy dengan dingin."Kamu berani mengancamku? Keluarga Husin ternyata makin berani," kata Samsul dengan ekspresi dingin dan menggertakkan giginya. Sebagai sesama salah satu dari empat keluarga besar, dia tidak menerima Keluarga Husin berani mengancam Keluarga Kusuma.Saat ini, ekspresi semua orang yang berada di sana terlihat tegang dan suasana itu terasa makin panas.Tepat pada saat itu, Yoga kembali berulah dan berkata
"Apa?" Semua orang yang berada di tempat itu terkejut dan ekspresi mereka terlihat sangat muram."Siapa mereka?" tanya Samsul dengan nada dingin."Mereka ... adalah orang-orang dari Keluarga Husin," jawab bawahan itu.Dalam sekejap, ekspresi semua orang menjadi muram. Mereka saling memandang dengan mengernyitkan alis karena merasa gelisah."Ini .... Kamu orang dari Keluarga Husin ya?" tanya Samsul yang tiba-tiba menoleh dan menatap Yoga dengan mata yang bersinar.Pada saat itu, Yoga baru perlahan-lahan berdiri dengan ekspresi bangga, lalu tersenyum dingin dan berkata dengan tenang, "Aku rasa aku nggak perlu menyembunyikan identitasku lagi, aku adalah Olga Husin.""Dasar bajingan! Jadi kamu ini orang dari Keluarga Husin, ternyata semua ini adalah konspirasi dari Keluarga Husin," teriak Samsul dengan marah."Benar. Sekarang kalian sudah tahu pun nggak ada gunanya lagi, nggak ada yang bisa menyelamatkan kalian. Bersiaplah untuk mati," teriak Yoga dengan lantang dan aura yang menekan.Kata
Di bawah arahan pemimpin pengawal itu, Yoga dibawa ke sebuah tempat yang terbuka. Sudah ada tiga puluhan ahli yang berdiri tegak di sana dan menatap Yoga dengan ekspresi serius. Sementara itu, seorang paruh baya sedang duduk di kursi dan menunggu dengan tenang."Aku Samsul dari Keluarga Kusuma. Kamu orang dari Rumah Lelang Diseto yang menjual besi hitam?" tanya Samsul sambil mengamati Yoga dari atas ke bawah dengan tatapan yang tajam karena dia merasa ada yang tidak beres dengan pria yang seluruh tubuhnya tertutup ini. Aura di tubuh pria ini tidak terasa seperti orang tua, melainkan seorang pemuda.Sementara itu, tatapan Samsul yang tajam membuat Yoga merasa tidak nyaman.Yoga menjawab, "Benar, aku orangnya."Samsul berkata, "Barang yang kamu inginkan sudah siap. Kalau sudah setuju, kita bisa mulai bertransaksi sekarang."Yoga berkata, "Baiklah, tapi aku harus memeriksa barangnya dulu."Samsul pun menganggukkan kepala sebagai isyarat pada bawahannya.Tak lama kemudian, anggota Keluarga
Yoga berdiri tegak dengan aura penuh wibawa. Ekspresinya serius saat berbicara demikian. Kata-katanya langsung membuat Sutrisno tertegun.Ini ... ini pasti hanya bercanda, 'kan? Sutrisno bahkan merasa seperti sedang berkhayal. Seandainya orang lain yang mengatakan hal itu, dia pasti sudah marah. Namun sayangnya, orang yang mengatakannya adalah Yoga.Dalam suasana tegang ini, sebuah suara jernih tiba-tiba terdengar. "Kalau begitu, aku besok bisa melakukan apa?" Suara itu berasal dari seorang wanita yang melangkah masuk dari pintu. Sosoknya anggun dan menawan. Itu adalah Winola.Sutrisno langsung tersentak. Matanya membelalak tak percaya ketika bertanya, "Kamu ... sudah dengar semuanya?""Ya." Winola tidak berniat menyangkalnya. Dia pun mengangguk ringan. Dia telah mendengar cukup banyak, bahkan bisa menebak bahwa Yoga pasti sedang merencanakan sesuatu untuk besok.Terutama saat mendengar rencana Yoga untuk mengguncang dunia kultivator kuno. Di dalam hatinya, semangatnya menggebu-gebu. D