Semua anggota Sekte Hagisana juga bersiap untuk bertempur. Hanya menunggu perintah dari Yoga, mereka akan langsung bertarung hingga titik darah penghabisan. Di tengah suasana yang bersitegang ini, tiba-tiba muncul seorang utusan dari gunung. "Apakah kamu adalah Yoga dari Kota Pawana?"Yoga menjawab, "Benar."Utusan itu menimpali, "Ketua sekte kami mempersilakanmu masuk.""Pimpin jalannya!" Yoga dan Hagi mengikuti utusan tersebut naik ke gunung. Sekte Dokter Sakti adalah sekte yang mempelajari bela diri dan ilmu medis. Di sepanjang perjalanan, mereka bisa melihat ada banyak sekali bahan obat yang langka dan berharga. Hagi sampai kebingungan melihat obat sebanyak ini. Cocok sekali jika menggunakan tempat ini sebagai markas besar Sekte Hagisana.Tak lama kemudian, mereka telah sampai di aula besar di puncak gunung. Di dalam aula itu diliputi wangi obat yang pekat dan membuat orang merasa rileks.Para tetua, pengawas, serta anggota inti Sekte Dokter Sakti duduk di kedua sisi. Ketua Sekte D
'Berani-beraninya dia mengungkit masalah ini!' batin Yoga. Emosinya semakin meledak, "Kalau begitu, hari ini kita perhitungkan semua dendam kita di masa lalu dan sekarang!" Yoga tidak bisa menahan diri lagi, dia berjalan selangkah demi selangkah mendekati Gilang.Gilang tertawa mengejek, "Orang tua kandungmu saja bukan lawanku, apalagi kamu. Aku sudah buat perangkap di tempat ini, kamu nggak akan bisa kabur lagi hari ini.""Maju!" perintah Gilang. Begitu perintah itu dilontarkan, terdengar suara gemuruh dari bawah gunung. Yoga melihat situasi di bawah gunung melalui jendela. Muncul sekelompok pasukan dari belakang Sekte Hagisana yang menyerbu mereka. Dari bendera yang mereka bawa, kelihatannya pasukan itu berasal dari Sekte Sembilan Aliran.Ternyata kedua sekte ini bergabung untuk menyerangnya. Pada saat ini, Sekte Dokter Sakti juga mulai menyerbu bersama Sekte Sembilan Aliran. Yoga tidak terlalu memperhatikan pertempuran di bawah gunung. Tentu saja akan lebih baik jika Sekte Hagisana
Yoga mengayunkan tangannya, lalu terdengar suara tamparan yang keras. Gilang terlempar jauh karena tamparan itu. Hati Gilang langsung merasa putus asa. Yoga terlalu kuat, Gilang bahkan tiak berhak melawannya."Maju semuanya, bunuh dia!" perintah Gilang kepada semua tetua dan pengawas yang berada di sana. Para tetua dan pengawas semuanya juga merasa ketakutan saat melihat aksi Yoga. Kemampuan Yoga terlalu kuat hingga melebihi ekspektasi mereka. Kini mereka hanya bisa menang dengan mengandalkan jumlah dan berharap semoga cara ini bisa berhasil.Dua puluh orang tetua dan pengawas berdiri serempak untuk melancarkan serangan pada Yoga. Yoga berkata pada Gilang, "Akan kutunjukkan padamu hari ini, apa yang dinamakan Jurus Phantom yang sebenarnya!"Usai bicara, Yoga langsung berkelebat dan menghilang dari tempatnya. Detik berikutnya, 20 bayangan "Yoga" muncul di hadapan mereka semua dan melancarkan serangan secara bersamaan. Hanya dengan satu jurus saja dia telah mengalahkan semua tetua dan pe
"Mati?" Yoga melanjutkan, "Jangan mimpi, mati terlalu mudah untukmu. Aku mau kamu merasakan ratusan dan ribuan kali lipat penderitaan yang dirasakan orang tuaku.""Kamu ...." Hati Gilang sontak bergidik. Apakah kematian juga bahkan jadi sebuah harapan yang berlebihan baginya?Yoga berkata, "Kalau kamu bersikap kooperatif, mungkin aku bisa mengurangi penderitaanmu. Kamu bilang, ayahku melompat ke jurang dan mati. Tapi kalian nggak bisa menemukan mayatnya. Apakah itu artinya kalian juga nggak yakin apakah ayahku sudah mati atau nggak?"Gilang menjawab, "Ayahmu nggak mungkin bisa selamat! Ketua Sekte Tawang meracuni ayahmu dengan racun yang mematikan, ditambah lagi dia diserang oleh kami dan terkena 78 tusukan. Setelah itu, dia bahkan melompat dari jurang. Nggak mungkin punya kesempatan untuk selamat. Mayatnya mungkin sudah habis dimakan hewan buas."'Ketua Sekte Tawang meracuni ayahku!' batin Yoga mengingat informasi ini. Sebelum melihat jasad ayahnya, Yoga tidak akan menyerah untuk menc
Untungnya, dengan metode akupunktur dan Pil Ketenangan Jiwa miliknya, Yoga berhasil menyelamatkan nyawa mereka. Namun, ketiga orang itu terlalu lemah sekarang sehingga masih belum bisa tersadar dari komanya.Yoga membawa mereka keluar dari gua itu. Saat itu, pertempuran di luar juga sudah berakhir. Meski Sekte Sembilan Aliran bergabung dengan Sekte Dokter Sakti dan bahkan jumlah mereka dua kali lipat daripada Sekte Hagisana, tetap saja mereka dikalahkan oleh Sekte Hagisana yang memiliki semangat tempur yang kuat. Tentu saja, Sekte Hagisana saat ini juga mengalami banyak kerugian.Yoga berkata pada Hagi, "Pak Hagi, kelak tempat ini adalah rumah barumu."Perasaan Hagi sangat rumit. Sekte Hagisana dulu hancur di tangan Yoga, tapi sekarang malah Yoga sendiri yang membangkitkannya kembali. Dengan perasaannya yang berkecamuk, Hagi pada akhirnya hanya berkata, "Terima kasih."Yoga tertawa getir, "Sulit sekali mendengar dua kata darimu ini."Setelah itu, Yoga menepuk pundak Naga Hijau dan berp
Yoga meneliti selama 2 hari penuh, mencoba berbagai macam formula, tetapi tidak ada yang berhasil. Ketika sedang merumuskan formula baru, tiba-tiba terdengar suara bising dari luar."Cepat, cepat kepung nadi obat itu!""Potong semua tumbuhan di sekitar, jangan sampai memengaruhi potensi nadi obat itu!""Hati-hati, jangan sampai merusak benih bahan obat tingkat delapan!""Sialan! Lagi-lagi ada orang yang mengincar nadi obatku!" maki Yoga sambil bergegas keluar.Di luar, terlihat sekelompok orang yang berseragam sedang memotong rumput. Yang menginstruksi adalah seorang pria tua berjanggut putih. Wenny bahkan berada di sana.Yoga segera menegur, "Berhenti! Siapa yang menyuruh kalian merusak ladang obatku!"Pria tua berjanggut pun melirik Yoga sekilas, lalu berkata, "Jangan pedulikan dia, lanjutkan pekerjaan kalian. Aku yang akan berbicara dengannya."Ketika melihat sekelompok orang yang berseragam masih tidak berhenti, Yoga langsung menendang seorang pria berkacamata sembari memekik, "Ber
Yoga menegur, "Gajimu didapat dari pajak rakyat Daruna. Sekarang Daruna dalam masalah, tetapi kamu menolong orang Jepana dan mengabaikan rakyat Daruna? Dasar nggak punya hati nurani!"Eko akhirnya tidak tahan lagi. Dia menimpali, "Benar-benar pembangkang! Aku nggak bisa bicara denganmu lagi, biar pasukan militer yang bicara denganmu nanti!"Selesai mengatakan itu, Eko berniat memanggil seseorang. Wenny segera membujuk, "Guru, tenang dulu. Aku akan bicara dengan Yoga.""Yoga, kuharap kamu bisa mementingkan situasi keseluruhan untuk sekarang. Kalau berdampak pada hubungan internasional, akibatnya akan sangat fatal," nasihat Wenny."Aku nggak peduli pada orang Jepana itu. Kalau mereka berani macam-macam, aku akan membunuh mereka semua!" sahut Yoga.Wenny menghela napas dan berujar, "Hais, Yoga, kamu benar-benar mengecewakan. Sekarang bukan waktunya untuk bersikap emosional. Singkirkan keegoisanmu. Karena orang sepertimu, Daruna jadi nggak berdaya di panggung internasional.""Keegoisan? Ja
Selesai mengatakan itu, Yoga langsung kembali ke kamarnya untuk mengembangkan penawar racunnya.Eko terkekeh-kekeh sinis sebelum berkata, "Bocah, kamu sendiri yang cari mati. Jadi, jangan salahkan orang lain. Sepuluh hari lagi, aku akan datang untuk mencabut nyawamu."Wenny merasa sangat kecewa pada Yoga. Dia tidak bisa melihat keunggulan apa pun dari Yoga. Entah apa yang dipikirkan kakeknya waktu itu, sampai-sampai menjodohkan dirinya dengan Yoga. Meskipun harus mati, Wenny tidak akan bersedia menikah dengan pria ini.Selama 3 hari berikutnya, Yoga telah mencoba 5 formula dan gagal. Setelah formula keenam terbukti gagal juga, Yoga sontak mendapatkan inspirasi. Dia segera menuliskan sebuah formula, lalu berkata, "Wisnu, segera pergi ke Apotek Wellnes. Ambilkan obat berkualitas tinggi untukku.""Oke." Wisnu mengiakan, lalu keluar dengan mengambil formula itu. Faktanya, dia tidak menaruh harapan apa pun pada Yoga karena virus itu terlalu berbahaya. Meskipun penawar racun berhasil dibuat,