Selesai mengatakan itu, Yoga langsung kembali ke kamarnya untuk mengembangkan penawar racunnya.Eko terkekeh-kekeh sinis sebelum berkata, "Bocah, kamu sendiri yang cari mati. Jadi, jangan salahkan orang lain. Sepuluh hari lagi, aku akan datang untuk mencabut nyawamu."Wenny merasa sangat kecewa pada Yoga. Dia tidak bisa melihat keunggulan apa pun dari Yoga. Entah apa yang dipikirkan kakeknya waktu itu, sampai-sampai menjodohkan dirinya dengan Yoga. Meskipun harus mati, Wenny tidak akan bersedia menikah dengan pria ini.Selama 3 hari berikutnya, Yoga telah mencoba 5 formula dan gagal. Setelah formula keenam terbukti gagal juga, Yoga sontak mendapatkan inspirasi. Dia segera menuliskan sebuah formula, lalu berkata, "Wisnu, segera pergi ke Apotek Wellnes. Ambilkan obat berkualitas tinggi untukku.""Oke." Wisnu mengiakan, lalu keluar dengan mengambil formula itu. Faktanya, dia tidak menaruh harapan apa pun pada Yoga karena virus itu terlalu berbahaya. Meskipun penawar racun berhasil dibuat,
Wisnu langsung berseru, "Aku mengaku karena kalian menyiksaku!"Yoga menarik napas dalam-dalam, menahan amarahnya sambil berkata, "Memangnya kenapa kalau Wisnu membunuhnya? Dia memang pantas mati! Sekarang, sepertinya nggak keterlaluan kalau aku ingin mencabut nyawa kalian semua, 'kan? Siapa suruh kalian menghajarnya sampai begini?""Apa? Hahahaha!" Orang Jepana sontak tertawa mendengarnya. Kemudian, mereka mulai menghina."Orang rendahan sepertimu ingin membunuh kami yang bermartabat? Dari mana keberanian seperti itu?""Kalau kamu berani macam-macam, akan kukerahkan seluruh pasukan dari Jepana untuk meratakan Daruna!""Kalau kamu membunuh salah satu dari kami, seluruh rakyat Daruna akan menjadi korbannya!""Dia hanya membual, mana mungkin berani. Aku sudah sering melihat pengecut seperti ini!""Nggak berani, ya?" Yoga terkekeh-kekeh sinis, lalu berkata, "Siapa saja yang memukul temanku ini? Cepat maju!"Saat berikutnya, tampak 4 orang melangkah maju. Melihat ini, Yoga langsung mengamb
Mereka langsung berangkat ke tempat Yoga dengan menaiki pesawat supersonik. Ketika melihat kondisi mengenaskan di sana, Dirga dan lainnya sontak naik pitam, bahkan berniat untuk membunuh Yoga.Sementara itu, Mori dan lainnya seketika menjadi makin percaya diri saat melihat orang-orang ini datang. Mori berkata, "Huh! Orang Daruna ingin membunuh orang Jepana, kalian harus memberiku penjelasan hari ini juga! Kalau nggak, Jepana akan mengerahkan seluruh pasukan untuk menyerang kalian!"Usma yang bertanggung jawab atas diplomasi buru-buru menenangkan, "Tuan Mori, tolong tenang. Hari ini, kami pasti akan memberimu penjelasan yang tepat."Dirga menatap Yoga lekat-lekat, lalu menggertakkan giginya sambil berucap, "Yoga, kamu ini .... Apa yang harus kukatakan sekarang?"Kali ini, Dirga benar-benar menyerah atas Yoga. Dia bahkan merasa malas untuk menasihati ataupun menegur Yoga."Mereka melukai temanku. Sepertinya nggak kelewatan jika aku membunuh beberapa orang, 'kan?" timpal Yoga.Ucapannya y
Pada video pertama, Fonda mengaku bahwa dirinya bekerja sama dengan Almeer untuk mengembangkan virus yang khusus menargetkan orang Daruna, virus yang sedang merajalela di Daruna saat ini. Almeer pun tidak lain adalah Bahri.Pada video kedua, Fonda diam-diam menghubungi Mori beberapa kali, melaporkan kemajuan penelitian dan pengembangan virus. Sementara itu, Mori memberinya banyak sampel virus sebagai referensi.Pada video ketiga, malam ketika Bahri menyebarkan virus, Mori mencuri banyak virus dan pergi ke berbagai universitas bersama Fonda untuk menyebarkannya. Masih ada satu video, di mana Mori membunuh Fonda dan memfitnah Wisnu akan perbuatan kejinya.Dengan kata lain, virus yang merajalela di Daruna disebabkan oleh Mori. Sejak awal, Yoga sudah menebak bahwa masih ada sesuatu yang disembunyikan oleh Fonda sehingga diam-diam memasang kamera pada tubuh Fonda.Tanpa disangka, Yoga benar-benar mendapatkan banyak bukti dan menemukan bahwa Mori adalah majikan Fonda.Setelah melihat video t
Usma menambahkan, "Kalau nggak, Jepana kasih saja 20 pulau dan 10 kuadriliun sebagai ganti rugi atas ribuan nyawa warga Daruna yang tewas dalam perang biokimia ini."Diplomat Jepana tampak panik. Dia berbicara dengan nada lebih lembut, "Ini salah paham. Usma, kamu salah paham. Semua ini tindakan pribadi Mori, nggak ada hubungannya dengan Jepana, apalagi perang biokimia ...."Apabila Daruna bersikeras mendefinisikan insiden ini sebagai perang biokimia, Jepana pasti akan diserang oleh negara-negara di seluruh dunia.Namun, Usma sama sekali tidak ingin mendengar penjelasan orang itu. Dia langsung menutup teleponnya.Para tokoh besar mengelilingi Yoga. Berhubung telah menghina Yoga dengan kejam barusan, kini mereka meminta maaf dengan sangat rendah hati.Dirga menepuk bahu Yoga dengan puas, lalu berkata, "Kerja bagus, Nak. Nggak disangka, kami para orang tua masih bisa berbangga diri dalam hidup ini. Nggak sia-sia kami hidup. Katakan saja, kamu mau hadiah apa?"Yoga menjawab, "Aku cuma ing
"Baik, aku segera ke sana." Usai menutup telepon, Yoga buru-buru pergi ke Lembaga Medis Daruna Timur. Setelah melaporkan identitasnya, dia dibawa ke laboratorium eksperimen oleh petugas di sana. Masalah ini sangat penting, sehingga semua bos di Kota Terlarang juga ikut berada di lokasi.Wenny sedang melaporkan hasil penelitian dari Eko dengan detail. Melihat Yoga datang, Dirga juga langsung menyambutnya, "Yoga, kebetulan sekali kamu datang. Ayo kita saksikan momen bersejarah ini sama-sama."Meneliti obat penawar untuk virus yang sedang beredar memang merupakan sebuah momen bersejarah."Baik," jawab Yoga sambil maju untuk ikut mendengarkan penjelasan. Eko melirik Yoga sekilas, tatapannya tampak tak acuh dan merendahkan.Wenny melanjutkan, "Pak Eko sudah melakukan perbandingan untuk uji coba yang tak terhitung jumlahnya dan akhirnya berhasil mensintesis obat kimia yang disebut sebagai Okreotida.""Obat ini memiliki kekuatan pembunuh virus yang sangat kuat. Setelah masuk ke dalam tubuh ma
Dirga menasihatinya, "Yoga, saat ini kita sudah nggak punya pilihan lagi. Masa-masa kritis membutuhkan penanganan yang kritis juga. Kalau menjalankan semuanya sesuai prosedur normal, obat penawar ini mungkin butuh setidaknya satu bulan lagi baru bisa dipasarkan. Saat itu entah sudah berapa orang yang nyawanya melayang."Yoga membalas, "Nggak, kalian punya pilihan. Aku juga sudah meneliti obatnya."Eko tertawa sinis, "Memangnya kamu nggak malu bicara seperti itu? Tim medisku ini adalah gabungan dari ratusan ahli terkemuka, sehingga berhasil meneliti obat penawar ini. Kamu hanya seorang diri, tapi bisa menemukan obat penawar dalam waktu sesingkat ini? Mau bohongi siapa?"Dirga dan yang lainnya juga tampak ragu.Yoga menjawab, "Aku mengekstraksi tanaman Nertera hitam dan menghasilkan sebuah zat bernama Ekstrak Akar Nertera. Zat ini bisa menekan perkembangan virus. Setelah mengonsumsi Ekstrak Akar Nertera ini, virus dalam tubuh juga tidak bisa lagi berkembang biak. Dalam waktu dua hari, vi
Yoga mengernyit, "Ada apa? Untuk apa Karina ke perusahaanmu?"Wenny menjawab, "Nggak usah pura-pura bodoh, apa perlu kukatakan dengan jelas? Dia mau minta kerja sama dengan perusahaan kami. Kamu mau ambil untung, tapi terlalu gengsi untuk datang memintanya sendiri. Makanya kamu menyuruh mantan istrimu yang datang, 'kan?"Yoga benar-benar kehabisan kata-kata, wanita ini benar-benar otaknya bermasalah. Setelah menutup telepon itu, Yoga segera bergegas ke Farmasi harmoni. Setibanya di sana, dia melihat Karina sudah siuman. Setelah minum dua gelas air, wajah Karina juga mulai perlahan-lahan merona. Namun, dia masih terlihat kurang sehat.Yoga memeriksa denyut nadi Karina dan menyadari bahwa sel kankernya telah menyebar menutupi setengah dari paru-parunya. Waktunya juga tidak lama lagi. Yoga berkata pada Karina, "Karina, biar kuantarkan pulang. Sebaiknya kamu jangan sentuh obat Okreotida ini. Cepat pulang dan banyak istirahat."Karina tersenyum getir, "Yoga, aku hanya ingin meninggalkan leb
Suasana di medan perang mendadak menjadi sangat sunyi. Tatapan dingin Yoga tertuju pada tiga jenderal yang tersisa. Ketiganya merasakan ketakutan yang luar biasa, seolah-olah mereka berdiri di tepi jurang maut.Mencabik tangan dan kaki? Apa Yoga berniat menyiksa mereka sampai mati? Pikiran ini membuat mereka makin cemas. Ketiga jenderal itu tidak lagi tenang. Mereka ingin berbicara, tetapi ketakutan mengunci mulut mereka."Dimulai dari kamu," ujar Yoga tiba-tiba sambil menunjuk salah satu dari mereka."Aku?" Jenderal yang ditunjuk itu gemetar hebat. Wajahnya pucat pasi, sementara bibirnya bergetar tanpa henti.Yoga menatapnya dengan ekspresi yang datar. Dia bertanya dengan nada penuh tekanan, "Katakan, di mana markas kalian?"Jenderal itu menjawab dengan suara penuh ketegangan, "Aku ... aku bakal kasih tahu kamu! Markas kami ada di dalam Gunung Lorta!""Kamu bisa-bisanya berkhianat? Cari mati!"Dua jenderal lainnya memelotot penuh amarah. Mereka sulit percaya bahwa salah satu dari mere
Saat ini, energi yang dilepaskan Yoga makin mengamuk. Kekuatan yang dia miliki terus meningkat dan mencapai level yang luar biasa. Kilatan petir tiba-tiba menyambar, seolah-olah merespons kekuatannya dan langsung menghantam tubuh Yoga.Suara ledakan yang menggema membuat semua orang secara refleks menutup telinga dan mata mereka. Serangan ini membuat mereka merasakan teror yang luar biasa. Bahkan tanah di bawah mereka bergetar hebat, seolah-olah seluruh gunung bergoncang.Dari kejauhan, Winola dan Sutrisno mengarahkan pandangan tajam mereka ke arah sana. Alis mereka berkerut dalam-dalam. Mereka berdua bisa merasakan sesuatu yang tidak biasa."Petir itu ... kenapa rasanya seperti Yoga?" tanya Winola dengan penasaran."Apa mungkin ... ini adalah ajaran dari Tuan Bimo pada Yoga?" ujar Sutrisno yang coba menebak kemungkinan lain."Mungkin saja ...." Winola akhirnya mengangguk dan menerima kemungkinan tersebut. Bagaimanapun, Bimo adalah sosok yang sangat kuat. Bukan hal aneh jika dia mengaj
Dalam sekejap, suasana di medan perang makin tegang. Rasa gelisah makin menjalar di antara semua orang. Bagaimanapun juga, tidak ada yang ingin mati.Mereka datang ke sini hanya untuk membantu Bimo membasmi para Pelindung Kebenaran. Namun sekarang, mereka justru dihadapkan pada situasi yang begitu mencekam."Bunuh!" Para Pelindung Kebenaran makin bersemangat bertarung. Semangat juang mereka sudah makin membara. Pada saat itu, hampir semua orang bisa melihat betapa brutal dan nekatnya para Pelindung Kebenaran.Yoga memandang semua itu dengan tenang. Dia menyaksikan perubahan di medan perang. Tatapannya tajam, tetapi sikapnya tetap acuh tak acuh."Bimo, kamu mulai takut, 'kan? Ini adalah Formasi Domain Darah!""Begitu formasi ini diaktifkan, bahkan kamu yang legendaris 1.000 tahun lalu pun nggak akan mampu mengatasinya!""Formasi kuno ini diciptakan khusus untuk melawan para ahli hebat seperti dirimu. Kamu nggak akan punya peluang kali ini!"Kelima jenderal itu berbicara dengan sombong.
"Ini ... sebenarnya kekuatan tingkat apa?""Nggak mungkin, ini nggak mungkin! Apa dia benar-benar sudah melampaui tingkat kultivator jenderal?""Mana mungkin Bimo punya kekuatan seperti ini? Ini sungguh nggak masuk akal!"Kelima jenderal itu tergeletak di tanah. Mereka memandang ke atas dan menatap siluet Yoga. Tatapan mereka penuh dengan keterkejutan dan ketidakpercayaan. Namun, kenyataan yang ada tidak bisa dibantah. Dengan hanya satu serangan, Yoga telah menjatuhkan mereka semua ke tanah.Yoga perlahan mengangkat tangannya. Sambil menatap mereka dengan tatapan dingin yang menusuk, dia berseru, "Sekarang, kalau kalian nggak punya strategi cadangan, bersiaplah untuk mati!"Pada saat itu, hawa dingin perlahan menyebar ke sekeliling dan membuat suasana menjadi makin mencekam. Kelima jenderal itu menggigil hebat di tempat mereka berdiri. Aura mengerikan yang terpancar dari Yoga membuat mereka kehilangan ketenangan. Rasanya benar-benar menakutkan!Salah satu dari mereka berbicara dengan s
Tampaknya dalam sekejap, Yoga akan tercabik-cabik oleh kekuatan dahsyat itu. Namun saat berikutnya, dia perlahan mengangkat tangan.Dengan gerakan yang terlihat seperti membelah ombak, Yoga melambaikan tangannya secara vertikal. Seketika, kekuatan dahsyat keluar dari tubuhnya dan langsung merobek segala sesuatu.Formasi besar yang digunakan untuk menyerangnya sontak menjadi tidak berguna dan hancur total. Kekuatan Yoga telah mencapai tingkatan semi kultivator raja. Formasi ini sama sekali bukan ancaman baginya.Yoga membiarkan kelima jenderal itu tetap hidup hanya karena satu alasan. Dia ingin melihat apakah di sekitar mereka masih ada sisa-sisa Pelindung Kebenaran yang bersembunyi."Apa? Formasi ini bisa dihancurkan?""Nggak mungkin! Kenapa dia bisa sekuat ini?""Bimo sebelumnya nggak begitu ahli dalam menghadapi formasi. Gimana dia bisa menghancurkannya secepat ini?"Kelima jenderal itu melongo. Wajah mereka penuh keterkejutan dan rasa tidak percaya. Tatapan mereka bahkan terlihat sa
Saat ini, Yoga berdiri dengan penuh wibawa. Suaranya menggema di seluruh area. Pada saat ini, bahkan orang-orang dari empat keluarga besar di sekitarnya ikut merasakan kegembiraan yang membara. Setiap orang begitu bersemangat. Satu per satu dari mereka berteriak dengan lantang."Luar biasa. Hahaha! Para Pelindung Kebenaran ternyata nggak sekuat itu!""Tuan Bimo memang perkasa dan penuh wibawa! Inilah sosok seorang yang benar-benar kuat!""Orang-orang payah ini sungguh nggak tahu diri!"Orang-orang mengejek para Pelindung Kebenaran dengan gembira, tanpa sedikit pun rasa takut. Mereka sangat yakin bahwa dengan Bimo turun tangan, semua Pelindung Kebenaran pasti akan dilenyapkan."Ini nggak mungkin! Apa Bimo sudah memulihkan kekuatannya ke puncak kejayaan?" tanya seorang jenderal sambil mengernyit. Ekspresinya menjadi makin dingin. Dengan penuh ketegangan, dia terus menatap Yoga tanpa berkedip.Yoga mencibir dan berucap dengan suara dingin, "Puncak kejayaan? Apa kamu benar-benar pernah mel
Ekspresi pria itu terlihat ganas dan satu tangannya langsung menyerang Yoga. Jari-jarinya langsung berubah menjadi cakar elang. Melihat Yoga yang saat ini sudah terkepung, mereka tahu Bimo pasti akan mati.Namun, pada detik berikutnya, Yoga tiba-tiba melepaskan aura yang sangat kuat.Boom!Yoga tiba-tiba maju dan langsung meninju cakar elang pria itu.Krak!Hanya dengan satu pukulan, Yoga berhasil menghancurkan cakar itu sepenuhnya. Bukan hanya telapak tangan, bahkan lengan pria itu juga ikut hancur."Argh!" Pria itu langsung terjatuh ke tanah dan terus merintih, lalu berguling-guling dengan tangan yang sudah cacat total.Ekspresi keempat jenderal besar di sekeliling juga terlihat terkejut. Mereka segera mundur dan takut mendekat dengan Yoga."Hanya dengan satu pukulan? Bimo tadi hanya menggunakan satu pukulan saja?""Nggak mungkin, Bimo nggak sekuat ini.""Ada yang nggak beres, dia nggak mungkin punya kekuatan seperti ini."Dalam sekejap, semua orang yang berada di tempat itu terlihat
Yoga menyamar sebagai Bimo dan berusaha melepaskan aura yang sangat kuat. Saat ini, semua mata tertuju padanya. Mereka terkejut saat merasakan kekuatan dari Bimo, tetapi itu sebenarnya adalah Yoga."Semuanya cepat bersujud dan bersiap untuk mati," kata Yoga dengan nada yang dingin aura yang mengesankan.Setelah merasakan aura yang begitu kuat, orang-orang dari empat keluarga besar tidak bisa menahan diri mereka dan bersorak."Tuan Bimo sangat perkasa!""Tuan Bimo sangat perkasa!""Tuan Bimo sangat perkasa!"Suara-suara itu bergema di langit, menunjukkan betapa hormatnya orang-orang dari empat keluarga besar ini pada Bimo. Mereka sangat bersemangat dan ingin bertempur bersamanya. Yoga berhasil mengubah suasana di lokasi menjadi makin panas dengan kekuatannya sendiri sampai semangat bertempur mereka bangkit dan menatap musuh mereka dengan tajam.Ekspresi Yoga terlihat dingin dan menatap para Pelindung Kebenaran itu dengan tajam. Dia mengangkat tangannya perlahan-lahan dan menunjuk ke dep
Yoga berkata, "Waktunya sudah hampir tiba, Pelindung Kebenaran itu akan datang."Prajna menjawab, "Jadi, apa yang harus kita lakukan?"Yoga menjelaskan, "Kalian hanya perlu menjaga di luar. Usahakan untuk mengepung para Pelindung Kebenaran itu, jangan biarkan mereka melarikan diri."Ekspresi Prajna terlihat terkejut dan menatap Yoga dengan bingung. Dia tersenyum pahit dan berkata dengan ragu, "Bos, kamu nggak sedang bercanda, 'kan? Apa kita sanggup bertahan?"Yoga membalas, "Aku akan berusaha sebisa mungkin agar para Pelindung Kebenaran yang ingin melarikan diri itu yang lemah atau yang sudah terluka parah."Prajna dan yang lainnya saling memandang dengan ekspresi bingung, lalu pada akhirnya menganggukkan kepala dan menyetujuinya. "Baiklah."Setelah mendapatkan jawaban, Yoga pun kembali ke puncak gunung. Dia melihat ke sekeliling dengan ekspresi yang makin serius. Aura dari Pelindung Kebenaran di sekitarnya mulai terasa sangat kuat dan formasi yang sangat berbahaya juga mulai terbentuk