'Berani-beraninya dia mengungkit masalah ini!' batin Yoga. Emosinya semakin meledak, "Kalau begitu, hari ini kita perhitungkan semua dendam kita di masa lalu dan sekarang!" Yoga tidak bisa menahan diri lagi, dia berjalan selangkah demi selangkah mendekati Gilang.Gilang tertawa mengejek, "Orang tua kandungmu saja bukan lawanku, apalagi kamu. Aku sudah buat perangkap di tempat ini, kamu nggak akan bisa kabur lagi hari ini.""Maju!" perintah Gilang. Begitu perintah itu dilontarkan, terdengar suara gemuruh dari bawah gunung. Yoga melihat situasi di bawah gunung melalui jendela. Muncul sekelompok pasukan dari belakang Sekte Hagisana yang menyerbu mereka. Dari bendera yang mereka bawa, kelihatannya pasukan itu berasal dari Sekte Sembilan Aliran.Ternyata kedua sekte ini bergabung untuk menyerangnya. Pada saat ini, Sekte Dokter Sakti juga mulai menyerbu bersama Sekte Sembilan Aliran. Yoga tidak terlalu memperhatikan pertempuran di bawah gunung. Tentu saja akan lebih baik jika Sekte Hagisana
Yoga mengayunkan tangannya, lalu terdengar suara tamparan yang keras. Gilang terlempar jauh karena tamparan itu. Hati Gilang langsung merasa putus asa. Yoga terlalu kuat, Gilang bahkan tiak berhak melawannya."Maju semuanya, bunuh dia!" perintah Gilang kepada semua tetua dan pengawas yang berada di sana. Para tetua dan pengawas semuanya juga merasa ketakutan saat melihat aksi Yoga. Kemampuan Yoga terlalu kuat hingga melebihi ekspektasi mereka. Kini mereka hanya bisa menang dengan mengandalkan jumlah dan berharap semoga cara ini bisa berhasil.Dua puluh orang tetua dan pengawas berdiri serempak untuk melancarkan serangan pada Yoga. Yoga berkata pada Gilang, "Akan kutunjukkan padamu hari ini, apa yang dinamakan Jurus Phantom yang sebenarnya!"Usai bicara, Yoga langsung berkelebat dan menghilang dari tempatnya. Detik berikutnya, 20 bayangan "Yoga" muncul di hadapan mereka semua dan melancarkan serangan secara bersamaan. Hanya dengan satu jurus saja dia telah mengalahkan semua tetua dan pe
"Mati?" Yoga melanjutkan, "Jangan mimpi, mati terlalu mudah untukmu. Aku mau kamu merasakan ratusan dan ribuan kali lipat penderitaan yang dirasakan orang tuaku.""Kamu ...." Hati Gilang sontak bergidik. Apakah kematian juga bahkan jadi sebuah harapan yang berlebihan baginya?Yoga berkata, "Kalau kamu bersikap kooperatif, mungkin aku bisa mengurangi penderitaanmu. Kamu bilang, ayahku melompat ke jurang dan mati. Tapi kalian nggak bisa menemukan mayatnya. Apakah itu artinya kalian juga nggak yakin apakah ayahku sudah mati atau nggak?"Gilang menjawab, "Ayahmu nggak mungkin bisa selamat! Ketua Sekte Tawang meracuni ayahmu dengan racun yang mematikan, ditambah lagi dia diserang oleh kami dan terkena 78 tusukan. Setelah itu, dia bahkan melompat dari jurang. Nggak mungkin punya kesempatan untuk selamat. Mayatnya mungkin sudah habis dimakan hewan buas."'Ketua Sekte Tawang meracuni ayahku!' batin Yoga mengingat informasi ini. Sebelum melihat jasad ayahnya, Yoga tidak akan menyerah untuk menc
Untungnya, dengan metode akupunktur dan Pil Ketenangan Jiwa miliknya, Yoga berhasil menyelamatkan nyawa mereka. Namun, ketiga orang itu terlalu lemah sekarang sehingga masih belum bisa tersadar dari komanya.Yoga membawa mereka keluar dari gua itu. Saat itu, pertempuran di luar juga sudah berakhir. Meski Sekte Sembilan Aliran bergabung dengan Sekte Dokter Sakti dan bahkan jumlah mereka dua kali lipat daripada Sekte Hagisana, tetap saja mereka dikalahkan oleh Sekte Hagisana yang memiliki semangat tempur yang kuat. Tentu saja, Sekte Hagisana saat ini juga mengalami banyak kerugian.Yoga berkata pada Hagi, "Pak Hagi, kelak tempat ini adalah rumah barumu."Perasaan Hagi sangat rumit. Sekte Hagisana dulu hancur di tangan Yoga, tapi sekarang malah Yoga sendiri yang membangkitkannya kembali. Dengan perasaannya yang berkecamuk, Hagi pada akhirnya hanya berkata, "Terima kasih."Yoga tertawa getir, "Sulit sekali mendengar dua kata darimu ini."Setelah itu, Yoga menepuk pundak Naga Hijau dan berp
Yoga meneliti selama 2 hari penuh, mencoba berbagai macam formula, tetapi tidak ada yang berhasil. Ketika sedang merumuskan formula baru, tiba-tiba terdengar suara bising dari luar."Cepat, cepat kepung nadi obat itu!""Potong semua tumbuhan di sekitar, jangan sampai memengaruhi potensi nadi obat itu!""Hati-hati, jangan sampai merusak benih bahan obat tingkat delapan!""Sialan! Lagi-lagi ada orang yang mengincar nadi obatku!" maki Yoga sambil bergegas keluar.Di luar, terlihat sekelompok orang yang berseragam sedang memotong rumput. Yang menginstruksi adalah seorang pria tua berjanggut putih. Wenny bahkan berada di sana.Yoga segera menegur, "Berhenti! Siapa yang menyuruh kalian merusak ladang obatku!"Pria tua berjanggut pun melirik Yoga sekilas, lalu berkata, "Jangan pedulikan dia, lanjutkan pekerjaan kalian. Aku yang akan berbicara dengannya."Ketika melihat sekelompok orang yang berseragam masih tidak berhenti, Yoga langsung menendang seorang pria berkacamata sembari memekik, "Ber
Yoga menegur, "Gajimu didapat dari pajak rakyat Daruna. Sekarang Daruna dalam masalah, tetapi kamu menolong orang Jepana dan mengabaikan rakyat Daruna? Dasar nggak punya hati nurani!"Eko akhirnya tidak tahan lagi. Dia menimpali, "Benar-benar pembangkang! Aku nggak bisa bicara denganmu lagi, biar pasukan militer yang bicara denganmu nanti!"Selesai mengatakan itu, Eko berniat memanggil seseorang. Wenny segera membujuk, "Guru, tenang dulu. Aku akan bicara dengan Yoga.""Yoga, kuharap kamu bisa mementingkan situasi keseluruhan untuk sekarang. Kalau berdampak pada hubungan internasional, akibatnya akan sangat fatal," nasihat Wenny."Aku nggak peduli pada orang Jepana itu. Kalau mereka berani macam-macam, aku akan membunuh mereka semua!" sahut Yoga.Wenny menghela napas dan berujar, "Hais, Yoga, kamu benar-benar mengecewakan. Sekarang bukan waktunya untuk bersikap emosional. Singkirkan keegoisanmu. Karena orang sepertimu, Daruna jadi nggak berdaya di panggung internasional.""Keegoisan? Ja
Selesai mengatakan itu, Yoga langsung kembali ke kamarnya untuk mengembangkan penawar racunnya.Eko terkekeh-kekeh sinis sebelum berkata, "Bocah, kamu sendiri yang cari mati. Jadi, jangan salahkan orang lain. Sepuluh hari lagi, aku akan datang untuk mencabut nyawamu."Wenny merasa sangat kecewa pada Yoga. Dia tidak bisa melihat keunggulan apa pun dari Yoga. Entah apa yang dipikirkan kakeknya waktu itu, sampai-sampai menjodohkan dirinya dengan Yoga. Meskipun harus mati, Wenny tidak akan bersedia menikah dengan pria ini.Selama 3 hari berikutnya, Yoga telah mencoba 5 formula dan gagal. Setelah formula keenam terbukti gagal juga, Yoga sontak mendapatkan inspirasi. Dia segera menuliskan sebuah formula, lalu berkata, "Wisnu, segera pergi ke Apotek Wellnes. Ambilkan obat berkualitas tinggi untukku.""Oke." Wisnu mengiakan, lalu keluar dengan mengambil formula itu. Faktanya, dia tidak menaruh harapan apa pun pada Yoga karena virus itu terlalu berbahaya. Meskipun penawar racun berhasil dibuat,
Wisnu langsung berseru, "Aku mengaku karena kalian menyiksaku!"Yoga menarik napas dalam-dalam, menahan amarahnya sambil berkata, "Memangnya kenapa kalau Wisnu membunuhnya? Dia memang pantas mati! Sekarang, sepertinya nggak keterlaluan kalau aku ingin mencabut nyawa kalian semua, 'kan? Siapa suruh kalian menghajarnya sampai begini?""Apa? Hahahaha!" Orang Jepana sontak tertawa mendengarnya. Kemudian, mereka mulai menghina."Orang rendahan sepertimu ingin membunuh kami yang bermartabat? Dari mana keberanian seperti itu?""Kalau kamu berani macam-macam, akan kukerahkan seluruh pasukan dari Jepana untuk meratakan Daruna!""Kalau kamu membunuh salah satu dari kami, seluruh rakyat Daruna akan menjadi korbannya!""Dia hanya membual, mana mungkin berani. Aku sudah sering melihat pengecut seperti ini!""Nggak berani, ya?" Yoga terkekeh-kekeh sinis, lalu berkata, "Siapa saja yang memukul temanku ini? Cepat maju!"Saat berikutnya, tampak 4 orang melangkah maju. Melihat ini, Yoga langsung mengamb
Yoga merasa sangat puas. Setelah itu, dia berbalik dan meninggalkan tempat tersebut. Tak lama kemudian, dia menemui Sutrisno dan memintanya untuk mengatur penjemputan Ayu serta yang lainnya.Sebagai salah satu dari empat keluarga besar, Keluarga Salim seharusnya tidak kesulitan untuk menjemput orang dari dunia bela diri kuno. Apalagi, para penjaga gerbang yang sebelumnya menghalangi jalan telah dibunuh oleh Yoga. Kini, tak ada lagi yang berani menghalangi jalannya.Yang lebih penting adalah pertempuran hari ini telah mengguncang seluruh dunia kultivator kuno. Nama Yoga langsung menyebar luas. Semua orang tak henti-hentinya membicarakan betapa kuatnya dia.Keluarga Husin dan Keluarga Kusuma benar-benar tercengang saat mendengar hasil pertempuran. Entah bagaimana memikirkannya, tidak ada yang menyangka bahwa Yoga mampu menekan empat kultivator raja sekaligus seorang diri.Dalam sekejap, banyak orang gelisah dan ketakutan. Mereka mulai berpikir, apakah mereka pernah menyinggung Yoga sebel
"Dia ... berhasil menahannya?" Leluhur dari Keluarga Kusuma dan Keluarga Husin luar biasa terkejut. Jantung mereka berdebar kencang, bahkan sulit untuk menyembunyikan rasa gugup.Mereka sama-sama berada di tingkat kultivator raja, tetapi kenapa pemuda ini bisa sekuat itu? Ini sungguh di luar nalar"Barang bagus." Tepat pada saat itu, Yoga mengerahkan energi sejatinya dan menyelimuti dua harta pusaka yang sebelumnya digunakan lawan.Pada saat yang sama, petir dari langit tiba-tiba menyambar turun. Dalam sekejap, sambaran petir itu langsung memutuskan hubungan antara dua harta pusaka itu dengan pemiliknya."Pfft!" Dua kultivator raja itu muntah darah di tempat. Energi mereka terguncang hebat. Mereka bahkan nyaris kehilangan keseimbangan. Serangan balik dari harta pusaka itu menghantam mereka keras. Sungguh mengerikan."Mana mungkin begini? Bahkan, Jam Penciptaan pun nggak bisa menghadapinya? Dia ini ... sebenarnya berada di tingkat apa?""Seorang kultivator raja sekuat ini? Ini nggak mas
"Matilah!" Empat kultivator raja mengerahkan senjata ajaib mereka dan langsung melancarkan serangan.Dalam sekejap, langit seakan-akan runtuh. Bumi bergetar dan suasana menjadi mengerikan. Udara di sekitar dipenuhi dengan tekanan yang menyesakkan.Meskipun orang-orang di sekitar berdiri cukup jauh, mereka tetap bisa merasakan perubahan ini dengan jelas. Tatapan mereka penuh keterkejutan. Mereka hanya bisa terpaku menyaksikan pertempuran yang belum pernah mereka lihat seumur hidup."Meskipun Yoga berbakat luar biasa, dia pasti nggak punya harapan untuk bertahan hidup kali ini!" Begitulah yang ada di benak semua orang. Mereka hanya bisa menghela napas dalam hati.Hanya saja pada saat ini, terdengar suara keras. Tiba-tiba, kilatan petir muncul dan menyelimuti tubuh Yoga. Cahaya petir itu berkilauan luar biasa dan terlihat seperti zirah yang menyala dengan sinar terang."Ini ... apa sebenarnya yang terjadi?""Petir bisa digunakan seperti ini? Mustahil!""Apa yang dia latih? Kenapa kekuatan
"Ternyata kamu seorang kultivator raja juga?" tanya keempat kultivator raja itu dengan ekspresi yang berubah dan tatapan yang aneh. Dengan kekuatan yang begitu luar biasa, Yoga sudah bisa berjalan dengan bebas di dunia kultivator kuno. Apalagi orang ini memiliki hubungan darah dengan mereka, ini adalah sebuah kesempatan yang langka bagi keluarga mereka."Bukankah kalian ingin membunuhku? Ayo maju," teriak Yoga dengan petir yang menyambar-nyambar dan aura yang kuat memenuhi ruangan itu."Yoga, kamu adalah keturunan dai Keluarga Kusuma. Kalau sekarang kamu berlutut untuk minta maaf dan menyerah, aku akan menerimamu kembali ke Keluarga Kusuma," kata salah satu kultivator raja Keluarga Kusuma dengan dingin."Ibumu adalah anggota Keluarga Husin. Asalkan kamu bersedia mengabdi pada Keluarga Husin, aku akan menerimamu dan ibumu kembali ke Keluarga Husin," teriak salah satu kultivator raja Keluarga Husin dengan lantang.Saat ini, kedua keluarga itu sudah bisa melihat kekuatan Yoga, mereka tent
Yoga memegang kepala Samsul dan Timothy dengan kedua tangannya, lalu menghantamkannya ke lantai dengan keras.Bang!Samsul dan Timothy tergeletak di lantai dengan tubuh yang berlumuran darah dan tulang patah. Mereka memang masih hidup, tetapi hanya bisa bernapas saja. Mereka menatap Yoga dengan tatapan yang terkejut dan tidak percaya karena mereka benar-benar tidak menyangka Yoga akan begitu kuat. Hanya dalam beberapa saat saja, Yoga sudah berhasil mengalahkan mereka."Kalian masih belum cukup layak melawanku," kata Yoga dengan nada dan tatapan yang dingin. Dia menarik napas dalam-dalam, lalu perlahan-lahan berbalik dan pergi.Saat sudah berada di luar pintu, Yoga melihat ke sekeliling yang sudah dipenuhi dengan orang-orang. Sebagian orang itu berasal dari Keluarga Kusuma dan Keluarga Husin, sedangkan sisanya adalah orang yang datang ke sana untuk menyaksikan pertempuran itu."Karena kalian sudah datang, keluarlah," teriak Yoga dengan lantang.Kerumunan orang itu langsung tertegun seje
"Omong kosong. Sejak kapan kami bersekongkol dengan manusia hantu? Selain itu, kamu bilang dia ini Yoga?" tanya Samsul dengan ekspresi terkejut dan menatap Yoga dengan bengong.Suasana hati orang-orang dari Keluarga Kusuma menjadi rumit dan tatapan mereka menjadi makin tajam. Bagaimanapun juga, Yoga adalah sosok yang sudah membuat Keluarga Kusuma di dunia bela diri kuno rugi besar. Namun, sekarang orang ini ternyata berdiri di depan mereka dalam keadaan hidup."Huh! Nggak perlu banyak omong kosong. Serahkan Yoga atau kalian akan menjadi musuh Keluarga Husin," teriak Timothy dengan dingin."Kamu berani mengancamku? Keluarga Husin ternyata makin berani," kata Samsul dengan ekspresi dingin dan menggertakkan giginya. Sebagai sesama salah satu dari empat keluarga besar, dia tidak menerima Keluarga Husin berani mengancam Keluarga Kusuma.Saat ini, ekspresi semua orang yang berada di sana terlihat tegang dan suasana itu terasa makin panas.Tepat pada saat itu, Yoga kembali berulah dan berkata
"Apa?" Semua orang yang berada di tempat itu terkejut dan ekspresi mereka terlihat sangat muram."Siapa mereka?" tanya Samsul dengan nada dingin."Mereka ... adalah orang-orang dari Keluarga Husin," jawab bawahan itu.Dalam sekejap, ekspresi semua orang menjadi muram. Mereka saling memandang dengan mengernyitkan alis karena merasa gelisah."Ini .... Kamu orang dari Keluarga Husin ya?" tanya Samsul yang tiba-tiba menoleh dan menatap Yoga dengan mata yang bersinar.Pada saat itu, Yoga baru perlahan-lahan berdiri dengan ekspresi bangga, lalu tersenyum dingin dan berkata dengan tenang, "Aku rasa aku nggak perlu menyembunyikan identitasku lagi, aku adalah Olga Husin.""Dasar bajingan! Jadi kamu ini orang dari Keluarga Husin, ternyata semua ini adalah konspirasi dari Keluarga Husin," teriak Samsul dengan marah."Benar. Sekarang kalian sudah tahu pun nggak ada gunanya lagi, nggak ada yang bisa menyelamatkan kalian. Bersiaplah untuk mati," teriak Yoga dengan lantang dan aura yang menekan.Kata
Di bawah arahan pemimpin pengawal itu, Yoga dibawa ke sebuah tempat yang terbuka. Sudah ada tiga puluhan ahli yang berdiri tegak di sana dan menatap Yoga dengan ekspresi serius. Sementara itu, seorang paruh baya sedang duduk di kursi dan menunggu dengan tenang."Aku Samsul dari Keluarga Kusuma. Kamu orang dari Rumah Lelang Diseto yang menjual besi hitam?" tanya Samsul sambil mengamati Yoga dari atas ke bawah dengan tatapan yang tajam karena dia merasa ada yang tidak beres dengan pria yang seluruh tubuhnya tertutup ini. Aura di tubuh pria ini tidak terasa seperti orang tua, melainkan seorang pemuda.Sementara itu, tatapan Samsul yang tajam membuat Yoga merasa tidak nyaman.Yoga menjawab, "Benar, aku orangnya."Samsul berkata, "Barang yang kamu inginkan sudah siap. Kalau sudah setuju, kita bisa mulai bertransaksi sekarang."Yoga berkata, "Baiklah, tapi aku harus memeriksa barangnya dulu."Samsul pun menganggukkan kepala sebagai isyarat pada bawahannya.Tak lama kemudian, anggota Keluarga
Yoga berdiri tegak dengan aura penuh wibawa. Ekspresinya serius saat berbicara demikian. Kata-katanya langsung membuat Sutrisno tertegun.Ini ... ini pasti hanya bercanda, 'kan? Sutrisno bahkan merasa seperti sedang berkhayal. Seandainya orang lain yang mengatakan hal itu, dia pasti sudah marah. Namun sayangnya, orang yang mengatakannya adalah Yoga.Dalam suasana tegang ini, sebuah suara jernih tiba-tiba terdengar. "Kalau begitu, aku besok bisa melakukan apa?" Suara itu berasal dari seorang wanita yang melangkah masuk dari pintu. Sosoknya anggun dan menawan. Itu adalah Winola.Sutrisno langsung tersentak. Matanya membelalak tak percaya ketika bertanya, "Kamu ... sudah dengar semuanya?""Ya." Winola tidak berniat menyangkalnya. Dia pun mengangguk ringan. Dia telah mendengar cukup banyak, bahkan bisa menebak bahwa Yoga pasti sedang merencanakan sesuatu untuk besok.Terutama saat mendengar rencana Yoga untuk mengguncang dunia kultivator kuno. Di dalam hatinya, semangatnya menggebu-gebu. D