Share

Bab 281

Author: Vodka
Selain itu, Karina sendiri juga mengidap kanker dan hidupnya sudah di ujung tanduk. Kalaupun Yoga ingin rujuk dengannya, Karina juga tidak bisa lagi menemani Yoga seumur hidup. Pada saat itu juga, Yoga tiba-tiba mengirimkan sebuah pesan.

[ Karina, tenang saja. Aku pasti akan cari cara untuk menyembuhkan penyakitmu. Beri aku sedikit waktu. ]

Ambar menggerutu, "Huh, lagi-lagi si berengsek itu mengusikmu, 'kan?"

"Sampaikan perkataan Ibu padanya. Kecuali dia kembalikan gelangnya padaku dan menaikkan nilai pasar perusahaannya hingga dua kali lipat daripada perusahaan kita, kalau nggak, jangan harap kalian bisa balikan!"

Karina malas meladeni ocehan ibunya, dia hanya berbalik dan pergi begitu saja. Ambar kesal sampai mengentakkan kakinya, "Selalu saja membela orang luar. Kenapa aku bisa lahirin anak pengkhianat seperti kamu!"

Keesokan paginya, Dirga menelepon Yoga, "Nak, kamu ingat dengan taruhan kita nggak?"

Yoga menjawab, "Tentu saja. Kalau aku menetap sehari di Penjara Lawas, kamu akan me
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Kaugnay na kabanata

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 282

    "Baik, baik! Setelah kamu keluar nanti, kami akan adakan perayaan," sahut semua orang. Dengan demikian, Yoga dibawa ke penjara bawah tanah oleh petugas di sana. Entah dari mana asalnya, Dirga tiba-tiba mengeluarkan dua botol anggur dan berkata, "Ayo, kita minum anggur sambil menunggu di sini."Kamal menyahut, "Sepertinya bocah itu bakal keluar sambil minta ampun sebelum kita menghabiskan dua botol anggur ini."Yoga menaiki lift hingga kedalaman 100 meter di bawah tanah. Setelah melewati lorong yang dalam dan gelap, dia baru melihat sebuah gerbang besi yang muncul di hadapannya. Setelah itu, mereka masih harus melewati 6 lapis gerbang baja untuk masuk ke bagian dalam penjara lawas.Baru saja masuk, suhu di sekitarnya terasa semakin menusuk bagaikan masuk ke sebuah kulkas besar. Angin yang dingin merasuk dari kaki hingga ke kepalanya. Bahkan Yoga sendiri pun tak kuasa merinding. Sel penjara yang gelap dan sempit itu menahan ratusan penjahat besar lainnya.Para tahanan itu bertubuh kekar

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 283

    Sambil memuntahkan darah, dia memaki, "Mati! Kamu harus mati hari ini juga!" Kedua orang terkuat dalam penjara itu juga turut menanggapi, "Nak, kamu benar-benar salah bersikap sombong di sini.""Nggak tahu aturan sama sekali. Hari ini aku harus beri pelajaran padamu."Semua penjahat lainnya mulai berjalan mendekatinya perlahan-lahan. Mereka memancarkan semua auranya hingga membentuk awan mendung yang menyelimuti langit-langit. Beberapa penjahat lainnya yang tidak sanggup menahan aura tersebut juga langsung tercabik-cabik.Yoga mengisap rokoknya sambil berkata dengan pelan, "Maju saja, biar kulihat seberapa hebatnya kalian.""Bunuh!" Seketika, beberapa orang serempak maju untuk menyerangnya. Hanya dalam sekejap, terdengar suara tinju yang saling berbenturan secara beruntun. Semua penjahat yang mendekati Yoga langsung terhempas begitu saja bagaikan bola meriam yang terlempar.Ada yang menabrak dinding, ada yang terlempar ke langit-langit, ada juga yang terjatuh ke lantai. Sel penjara itu

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 284

    Fiuh! Semua tahanan yang berada di sel itu seketika menghela napas lega. Ada juga yang bahkan berlinang air mata karena saking antusiasnya. Baru saja Yoga membawa Dewa Perang Kulusa keluar dari tempat itu, Naga Air langsung menyanjungnya, "Ketua, kalau ada waktu datang lagi ya."Yoga menjawab, "Oke!"Naga Air langsung terdiam. Dia langsung menyesali ucapannya. Para penjahat lainnya juga merasa murka mendengar ucapan Naga Air. Semua orang langsung menyerangnya."Sial, kamu masih belum cukup dipukulnya ya? Malah suruh dia datang lagi. Dia baru datang sekali saja nyawa kita sudah hampir melayang. Kalau dia sering datang, bukannya semua orang di sini bakal mati?"Begitu keluar dari penjara, ekspresi Yoga masih tetap tampak tenang. Sebaliknya, Dirga yang menunduk dan menghela napas berat. Kali ini dia benar-benar rugi besar.Yoga mengeluarkan sebuah diska lepas dari sakunya dan berkata, "Semalam, ada beberapa tahanan yang memberitahuku rahasia besar tingkat nasional. Semuanya sudah direkam

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 285

    Dewa Perang Majid membalas, "Kata Panglima Bahri, hari ini ada misi besar. Jadi, dia menyuruhku memimpin pasukan barat laut untuk menyambutnya. Aku nggak tahu apakah informasi ini berguna bagimu atau nggak."Yoga menjawab, "Bagus sekali. Sementara ini kamu lakukan saja sesuai permintaannya, jangan sampai ketahuan."Dewa Perang Majid menimpali, "Oke."Saat itu, Dewa Perang Kulusa tercengang seketika. Dia dan Dewa Perang Majid adalah musuh bebuyutan, tapi mereka malah sama-sama bekerja untuk Yoga. Perasaannya terhadap Yoga menjadi semakin bangga.Yoga mengutus detektif paling andal di jaringan mata-mata untuk mengawasi pergerakan Panglima Bahri selama 24 jam. Saat siang hari, istri Panglima Bahri dan anaknya pergi ke kediaman mereka yang ada di ibu kota. Sementara itu, Panglima Bahri tetap berada di Perusahaan Lokita Samudra seharian. Hingga menjelang subuh, Panglima Bahri baru bergerak.Panglima Bahri mengendarai mobilnya menuju kantor pusat Perusahaan Biokimia Naga di Kota Pawana. Dia

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 286

    Bahri menghampiri Yoga selangkah demi selangkah sambil berkata, "Yoga, matilah kamu!"Yoga sama sekali tidak takut. Sementara itu, Bahri berjinjit dan melompat ke udara, lalu menyerbu ke arah Yoga.Aura Bahri yang dahsyat menekan Yoga, disertai dengan angin kencang. Di tempat kejadian, batu dan pasir beterbangan, bahkan banyak pohon yang patah.Yoga yang berdiri di pusat tentu merasakan tekanan besar tersebut. Retakan sampai muncul di tanah tempat dia berpijak. Meskipun demikian, Yoga tetap berdiri dengan kokoh tanpa adanya perubahan ekspresi, seolah-olah tidak terpengaruh sedikit pun.Tinju Bahri akhirnya sudah berada di depan mata Yoga. Saat ini, Yoga sontak mengambil tindakan. Dia hanya meninju dengan santai untuk menyambut serangan Bahri.Bam! Tinju yang bertabrakan menimbulkan suara ledakan yang kuat, membuat ruang hampa sontak bergetar.Dalam sekejap, Bahri merasa dirinya seperti telah meninju bom atom. Serangan balik yang dahsyat sampai membuat organ dalamnya bergeser, dia meras

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 287

    Tempat ini adalah kediaman Keluarga Lokita, siapa yang berani bertindak semena-mena? Sesaat kemudian, Yoga akhirnya tiba."Ini kediaman Keluarga Lokita? Keren juga," gumam Yoga sambil menghentikan langkah kakinya."Berhenti! Ini wilayah pribadi, orang tak berkepentingan dilarang masuk. Siapa pun yang menentang akan dibunuh!" tegur seorang pengawal yang berjaga di depan pintu.Yoga berpura-pura tidak mendengarnya, terus berjalan tanpa memperlambat langkah kakinya. Ketika melihat ini, pengawal itu berteriak dengan murka, "Sialan! Bunuh dia!"Detik berikutnya, sekelompok orang menerjang ke depan. Yoga hanya melirik sekilas, mengeluarkan sebilah pisau. Setelah terlihat serangkaian kilatan pedang, para pengawal seketika berjatuhan di atas genangan darah.Tatapan mereka dipenuhi keterkejutan, ketakutan, dan ketidakpercayaan. Mereka tidak melihat Yoga menyerang, tetapi sudah berakhir begini hanya karena serangkaian kilatan pedang. Benar-benar ahli bela diri yang menakutkan!Sekujur tubuh Yoga

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 288

    Yoga terus membunuh sepanjang perjalanan, melampiaskan seluruh kebenciannya. Akhirnya, dia tiba di aula kediaman Keluarga Lokita.Tanpa diduga, semua anggota inti Keluarga Lokita sedang berada di sini. Aula tampak penuh karena kehadiran mereka. Semuanya menatap Yoga dengan tatapan garang. Jika tatapan bisa membunuh, Yoga pasti sudah mati sejak tadi.Sementara itu, Bahri yang terluka parah tampak duduk di kursi utama. Santi dan Andreas berjaga di sampingnya.Yoga mengamati semua orang di dalam aula, lalu berkata dengan dingin, "Kalian semua di sini, ya? Bagus sekali, kita selesaikan masalah kita hari ini."Sungguh lancang! Seluruh anggota Keluarga Lokita sangat gusar sehingga mulai melontarkan hinaan pedas."Jadi, kamu anak haram jalang itu? Benar-benar nggak sopan! Sepertinya, mengusirmu dari Keluarga Lokita memang pilihan paling tepat!""Semua yang duduk di sini adalah seniormu, mana ada junior yang berbicara seperti itu kepada para senior? Nggak tahu aturan sekali!""Berani sekali ka

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 289

    Pasukan Dewa Perang Majid segera mundur. Akan tetapi, Dewa Perang Majid masih berdiam di tempatnya untuk menunggu instruksi dari Yoga.Duar! Situasi ini bak bom yang menghantam kepala seluruh anggota Keluarga Lokita. Tidak ada yang menyangka bahwa Dewa Perang Majid akan mengkhianati mereka dan membelot kepada Yoga.Sialan! Bagaimana cara Yoga memenangkan hati Dewa Perang Majid? Sebenarnya kemampuan apa yang dimiliki anak haram ini?Padahal Dewa Perang Majid adalah kartu truf terakhir mereka, tetapi malah terjadi situasi seperti ini. Bukankah ini berarti Keluarga Lokita hanya bisa menunggu kematian?Ekspresi seluruh anggota Keluarga Lokita berubah drastis. Mereka benar-benar putus asa. Di sisi lain, Yoga menghampiri Bahri selangkah demi selangkah sambil bertanya, "Apa kamu sudah siap untuk mati?"Bahri sontak bergidik ngeri, seluruh hatinya telah diselimuti ketakutan. Dia menyahut, "Yoga, kamu nggak boleh membunuhku.""Beri aku alasan untuk nggak membunuhmu," ujar Yoga.Bahri menginstru

Pinakabagong kabanata

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1305

    Yoga merasa sangat puas. Setelah itu, dia berbalik dan meninggalkan tempat tersebut. Tak lama kemudian, dia menemui Sutrisno dan memintanya untuk mengatur penjemputan Ayu serta yang lainnya.Sebagai salah satu dari empat keluarga besar, Keluarga Salim seharusnya tidak kesulitan untuk menjemput orang dari dunia bela diri kuno. Apalagi, para penjaga gerbang yang sebelumnya menghalangi jalan telah dibunuh oleh Yoga. Kini, tak ada lagi yang berani menghalangi jalannya.Yang lebih penting adalah pertempuran hari ini telah mengguncang seluruh dunia kultivator kuno. Nama Yoga langsung menyebar luas. Semua orang tak henti-hentinya membicarakan betapa kuatnya dia.Keluarga Husin dan Keluarga Kusuma benar-benar tercengang saat mendengar hasil pertempuran. Entah bagaimana memikirkannya, tidak ada yang menyangka bahwa Yoga mampu menekan empat kultivator raja sekaligus seorang diri.Dalam sekejap, banyak orang gelisah dan ketakutan. Mereka mulai berpikir, apakah mereka pernah menyinggung Yoga sebel

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1304

    "Dia ... berhasil menahannya?" Leluhur dari Keluarga Kusuma dan Keluarga Husin luar biasa terkejut. Jantung mereka berdebar kencang, bahkan sulit untuk menyembunyikan rasa gugup.Mereka sama-sama berada di tingkat kultivator raja, tetapi kenapa pemuda ini bisa sekuat itu? Ini sungguh di luar nalar"Barang bagus." Tepat pada saat itu, Yoga mengerahkan energi sejatinya dan menyelimuti dua harta pusaka yang sebelumnya digunakan lawan.Pada saat yang sama, petir dari langit tiba-tiba menyambar turun. Dalam sekejap, sambaran petir itu langsung memutuskan hubungan antara dua harta pusaka itu dengan pemiliknya."Pfft!" Dua kultivator raja itu muntah darah di tempat. Energi mereka terguncang hebat. Mereka bahkan nyaris kehilangan keseimbangan. Serangan balik dari harta pusaka itu menghantam mereka keras. Sungguh mengerikan."Mana mungkin begini? Bahkan, Jam Penciptaan pun nggak bisa menghadapinya? Dia ini ... sebenarnya berada di tingkat apa?""Seorang kultivator raja sekuat ini? Ini nggak mas

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1303

    "Matilah!" Empat kultivator raja mengerahkan senjata ajaib mereka dan langsung melancarkan serangan.Dalam sekejap, langit seakan-akan runtuh. Bumi bergetar dan suasana menjadi mengerikan. Udara di sekitar dipenuhi dengan tekanan yang menyesakkan.Meskipun orang-orang di sekitar berdiri cukup jauh, mereka tetap bisa merasakan perubahan ini dengan jelas. Tatapan mereka penuh keterkejutan. Mereka hanya bisa terpaku menyaksikan pertempuran yang belum pernah mereka lihat seumur hidup."Meskipun Yoga berbakat luar biasa, dia pasti nggak punya harapan untuk bertahan hidup kali ini!" Begitulah yang ada di benak semua orang. Mereka hanya bisa menghela napas dalam hati.Hanya saja pada saat ini, terdengar suara keras. Tiba-tiba, kilatan petir muncul dan menyelimuti tubuh Yoga. Cahaya petir itu berkilauan luar biasa dan terlihat seperti zirah yang menyala dengan sinar terang."Ini ... apa sebenarnya yang terjadi?""Petir bisa digunakan seperti ini? Mustahil!""Apa yang dia latih? Kenapa kekuatan

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1302

    "Ternyata kamu seorang kultivator raja juga?" tanya keempat kultivator raja itu dengan ekspresi yang berubah dan tatapan yang aneh. Dengan kekuatan yang begitu luar biasa, Yoga sudah bisa berjalan dengan bebas di dunia kultivator kuno. Apalagi orang ini memiliki hubungan darah dengan mereka, ini adalah sebuah kesempatan yang langka bagi keluarga mereka."Bukankah kalian ingin membunuhku? Ayo maju," teriak Yoga dengan petir yang menyambar-nyambar dan aura yang kuat memenuhi ruangan itu."Yoga, kamu adalah keturunan dai Keluarga Kusuma. Kalau sekarang kamu berlutut untuk minta maaf dan menyerah, aku akan menerimamu kembali ke Keluarga Kusuma," kata salah satu kultivator raja Keluarga Kusuma dengan dingin."Ibumu adalah anggota Keluarga Husin. Asalkan kamu bersedia mengabdi pada Keluarga Husin, aku akan menerimamu dan ibumu kembali ke Keluarga Husin," teriak salah satu kultivator raja Keluarga Husin dengan lantang.Saat ini, kedua keluarga itu sudah bisa melihat kekuatan Yoga, mereka tent

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1301

    Yoga memegang kepala Samsul dan Timothy dengan kedua tangannya, lalu menghantamkannya ke lantai dengan keras.Bang!Samsul dan Timothy tergeletak di lantai dengan tubuh yang berlumuran darah dan tulang patah. Mereka memang masih hidup, tetapi hanya bisa bernapas saja. Mereka menatap Yoga dengan tatapan yang terkejut dan tidak percaya karena mereka benar-benar tidak menyangka Yoga akan begitu kuat. Hanya dalam beberapa saat saja, Yoga sudah berhasil mengalahkan mereka."Kalian masih belum cukup layak melawanku," kata Yoga dengan nada dan tatapan yang dingin. Dia menarik napas dalam-dalam, lalu perlahan-lahan berbalik dan pergi.Saat sudah berada di luar pintu, Yoga melihat ke sekeliling yang sudah dipenuhi dengan orang-orang. Sebagian orang itu berasal dari Keluarga Kusuma dan Keluarga Husin, sedangkan sisanya adalah orang yang datang ke sana untuk menyaksikan pertempuran itu."Karena kalian sudah datang, keluarlah," teriak Yoga dengan lantang.Kerumunan orang itu langsung tertegun seje

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1300

    "Omong kosong. Sejak kapan kami bersekongkol dengan manusia hantu? Selain itu, kamu bilang dia ini Yoga?" tanya Samsul dengan ekspresi terkejut dan menatap Yoga dengan bengong.Suasana hati orang-orang dari Keluarga Kusuma menjadi rumit dan tatapan mereka menjadi makin tajam. Bagaimanapun juga, Yoga adalah sosok yang sudah membuat Keluarga Kusuma di dunia bela diri kuno rugi besar. Namun, sekarang orang ini ternyata berdiri di depan mereka dalam keadaan hidup."Huh! Nggak perlu banyak omong kosong. Serahkan Yoga atau kalian akan menjadi musuh Keluarga Husin," teriak Timothy dengan dingin."Kamu berani mengancamku? Keluarga Husin ternyata makin berani," kata Samsul dengan ekspresi dingin dan menggertakkan giginya. Sebagai sesama salah satu dari empat keluarga besar, dia tidak menerima Keluarga Husin berani mengancam Keluarga Kusuma.Saat ini, ekspresi semua orang yang berada di sana terlihat tegang dan suasana itu terasa makin panas.Tepat pada saat itu, Yoga kembali berulah dan berkata

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1299

    "Apa?" Semua orang yang berada di tempat itu terkejut dan ekspresi mereka terlihat sangat muram."Siapa mereka?" tanya Samsul dengan nada dingin."Mereka ... adalah orang-orang dari Keluarga Husin," jawab bawahan itu.Dalam sekejap, ekspresi semua orang menjadi muram. Mereka saling memandang dengan mengernyitkan alis karena merasa gelisah."Ini .... Kamu orang dari Keluarga Husin ya?" tanya Samsul yang tiba-tiba menoleh dan menatap Yoga dengan mata yang bersinar.Pada saat itu, Yoga baru perlahan-lahan berdiri dengan ekspresi bangga, lalu tersenyum dingin dan berkata dengan tenang, "Aku rasa aku nggak perlu menyembunyikan identitasku lagi, aku adalah Olga Husin.""Dasar bajingan! Jadi kamu ini orang dari Keluarga Husin, ternyata semua ini adalah konspirasi dari Keluarga Husin," teriak Samsul dengan marah."Benar. Sekarang kalian sudah tahu pun nggak ada gunanya lagi, nggak ada yang bisa menyelamatkan kalian. Bersiaplah untuk mati," teriak Yoga dengan lantang dan aura yang menekan.Kata

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1298

    Di bawah arahan pemimpin pengawal itu, Yoga dibawa ke sebuah tempat yang terbuka. Sudah ada tiga puluhan ahli yang berdiri tegak di sana dan menatap Yoga dengan ekspresi serius. Sementara itu, seorang paruh baya sedang duduk di kursi dan menunggu dengan tenang."Aku Samsul dari Keluarga Kusuma. Kamu orang dari Rumah Lelang Diseto yang menjual besi hitam?" tanya Samsul sambil mengamati Yoga dari atas ke bawah dengan tatapan yang tajam karena dia merasa ada yang tidak beres dengan pria yang seluruh tubuhnya tertutup ini. Aura di tubuh pria ini tidak terasa seperti orang tua, melainkan seorang pemuda.Sementara itu, tatapan Samsul yang tajam membuat Yoga merasa tidak nyaman.Yoga menjawab, "Benar, aku orangnya."Samsul berkata, "Barang yang kamu inginkan sudah siap. Kalau sudah setuju, kita bisa mulai bertransaksi sekarang."Yoga berkata, "Baiklah, tapi aku harus memeriksa barangnya dulu."Samsul pun menganggukkan kepala sebagai isyarat pada bawahannya.Tak lama kemudian, anggota Keluarga

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1297

    Yoga berdiri tegak dengan aura penuh wibawa. Ekspresinya serius saat berbicara demikian. Kata-katanya langsung membuat Sutrisno tertegun.Ini ... ini pasti hanya bercanda, 'kan? Sutrisno bahkan merasa seperti sedang berkhayal. Seandainya orang lain yang mengatakan hal itu, dia pasti sudah marah. Namun sayangnya, orang yang mengatakannya adalah Yoga.Dalam suasana tegang ini, sebuah suara jernih tiba-tiba terdengar. "Kalau begitu, aku besok bisa melakukan apa?" Suara itu berasal dari seorang wanita yang melangkah masuk dari pintu. Sosoknya anggun dan menawan. Itu adalah Winola.Sutrisno langsung tersentak. Matanya membelalak tak percaya ketika bertanya, "Kamu ... sudah dengar semuanya?""Ya." Winola tidak berniat menyangkalnya. Dia pun mengangguk ringan. Dia telah mendengar cukup banyak, bahkan bisa menebak bahwa Yoga pasti sedang merencanakan sesuatu untuk besok.Terutama saat mendengar rencana Yoga untuk mengguncang dunia kultivator kuno. Di dalam hatinya, semangatnya menggebu-gebu. D

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status