Rian sungguh terkejut melihat Santi. Dia bertanya, "Santi, kamu nggak mati?"Santi membalas dengan ekspresi bersalah, "Maaf, Ayah. Sebenarnya aku hanya pura-pura mati agar kamu turun tangan melawan Yoga. Jangan salahkan Bahri, semua ini ideku."Faktanya, Santi terus bersembunyi di sebuah rumah kecil gelap. Seluruh Pasukan Naga meledakkan fondasi, sampai-sampai rumah itu roboh. Itu sebabnya, dia terpaksa berlari ke luar.Hingga sekarang, Santi tidak tahu apa yang terjadi. Dia hanya beranggapan bahwa Yoga adalah biang keroknya.Begitu mengetahui putrinya telah menipunya, Rian yang terluka parah akhirnya tidak tahan lagi. Dia sontak memuntahkan darah dan meninggal di tempat."Ayah!" Santi mengeluarkan teriakan yang terdengar sangat menyayat hati. Dia memeluk tubuh Rian yang berangsur mendingin."Berengsek!" Santi melampiaskan seluruh amarahnya kepada Yoga. Dia memekik, "Yoga, kamu telah membunuh ayahku dan melukai suamiku. Aku mau kamu mati!"Yoga terkekeh-kekeh dan menyahut, "Bukan aku y
"Lupakan saja. Daripada menunggu orang tua sepertimu, lebih baik aku menyelidikinya sendiri," ucap Yoga."Memangnya kamu bisa apa? Kalau kamu berani datang ke Kota Terlarang, aku akan mematahkan kakimu," ancam Dirga yang merasa cemas.Provinsi Sadali yang begitu luas menjadi kacau balau dibuat Yoga. Kalau bocah ini datang ke Kota Terlarang, bukankah mereka jadi tidak bisa tidur nyenyak?Yoga mengalihkan topik pembicaraan dengan membalas, "Untuk apa sepanik ini? Aku bukan malaikat pencabut nyawa lho ....""Ya, tapi kamu nggak ada bedanya dengan setan. Sulit sekali untuk menghadapimu," sahut Dirga.Yoga malas berdebat sehingga mengalihkan topik lagi. "Omong-omong, aku punya informasi penting untukmu. Perusahaan Biokimia Naga ternyata didirikan oleh Bahri dan orang Negara Jepana.""Baru-baru ini, mereka sedang mengembangkan virus genetik berdasarkan gen orang Negara Daruna. Virus ini khusus menginfeksi orang Negara Daruna, bahkan sangat mudah menular. Begitu tersebar, Negara Daruna pasti
Hagi seketika tidak bisa berkata-kata. Bocah ini pasti hanya membual, 'kan?Faktanya memang seperti itu. Yoga tidak tahu basis kultivasinya sudah mencapai tingkatan apa, tetapi dia memang bisa membunuh Rian hanya dengan satu serangan. Selain itu, gurunya bukan hanya Hagi seorang. Banyak rahasia yang disembunyikan oleh Yoga.Yoga bertanya, "Ada satu temanku yang mengidap kanker paru-paru, apa kamu punya cara untuk mengobatinya?"Hagi merenung sesaat sebelum menjawab, "Seingatku, ada buku kuno yang mencatat tentang cara mengobati kanker paru-paru. Tapi, bahan obat yang diperlukan setidaknya adalah bahan obat tingkat delapan. Sepertinya nggak ada bahan obat seperti itu di dunia.""Oke, aku akan mencari bahan obatnya, kamu teliti metode pengobatannya," pesan Yoga. Hagi pun menarik napas dalam-dalam mendengarnya, mudah sekali bocah ini berbicara. Meskipun begitu, dia cukup menantikan apakah Yoga akan berhasil menemukannya? Lagi pula, Yoga berhasil mendapatkan bahan obat tingkat enam hanya d
Selesai mengatakan itu, Yoga berbalik dan hendak pergi."Berhenti!" Zahim buru-buru menghentikan. "Biar kutanya, sejak awal kamu sudah tahu Perusahaan Biokimia Naga tersembunyi bukti Panglima Bahri mengkhianati negara. Benar begitu?""Ya." Yoga mengiakan."Dari mana kamu mendapatkan informasi itu?" tanya Zahim."Kenapa aku harus memberitahumu?" tanya Yoga balik."Kamu ...." Zahim tidak bisa berkata-kata. Pada akhirnya, dia menahan amarahnya sembari berucap, "Sudahlah, aku malas meladeni orang picik sepertimu. Ini untukmu."Zahim melemparkan sebuah token perunggu kepada Yoga. Yoga mengamatinya, lalu bertanya, "Apa ini?""Yoga, token itu adalah bukti identitasmu di Organisasi Naga. Pak Zahim ingin merekrutmu menjadi anggota organisasi. Cepat berterima kasih padanya," jelas Wenny."Ingat, aku menerimamu karena Wenny. Mulai sekarang, kamu harus mendengar perintah kami dan siap kapan saja. Paham?" ucap Zahim dengan angkuh.Yoga sungguh tak berdaya dibuat orang-orang ini. Dia jelas-jelas tel
Ucapan Dirga ini bak bom yang meledakkan kepala Zahim. Semua orang yang mendengarnya pun tercengang. Mereka tidak bisa memercayai pendengaran sendiri. Apa yang mereka dengar barusan? Dirga menyerahkan posisi ketua kepada Yoga hanya karena permintaannya?Memangnya siapa Yoga? Apa sebenarnya latar belakang yang dia miliki? Bukannya dia hanya berasal dari keluarga besar yang telah bangkrut? Bagaimana mereka bisa memercayai semua ini?Zahim bertanya dengan suara bergetar, "Yoga ... gimana caramu ... melakukan ini?""Sekarang kamu sudah bisa memberiku token emasmu, 'kan?" tanya Yoga balik."Oh, ya, ya." Zahim menyerahkan tokennya dengan enggan.Setelah menerimanya, Yoga menginstruksi, "Aku mau kalian lanjut selidiki Perusahaan Biokimia Naga. Selain itu, awasi orang bernama Fonda untukku."Fonda adalah bosnya Bagas. Garis keturunan kirin ibunya diberikan oleh Fonda. Pria ini seharusnya tahu keberadaan ibunya sekarang.Setelah berjeda, Yoga berkata lagi, "Oh, aku juga mau kalian mengumpulkan
"Oke, aku akan menyuruh orang mengantarkannya untukmu," balas Yoga. Dia pun memberikan penawar racun itu kepada Wenny, menyuruhnya untuk mengantarkannya kepada Bagas.Semua orang tentu tercengang melihat situasi ini. Ketika Organisasi Naga masih memikirkan cara supaya bisa mendekati Perusahaan Biokimia Naga, Yoga justru telah memasuki bagian internal perusahaan dan mengatur informan di dalam. Keren sekali!Pada saat yang sama, di ladang obat Desa Agam. Daka yang merupakan kepala bank tanah membawa orang-orangnya untuk mengambil alih tanah. Dia pun terlihat mengemudikan ekskavator. Sementara itu, Nadya dan para petani tampak berbaris dengan rapi untuk melindungi ladang obat.Obat-obatan di ladang sudah hampir matang. Jika diratakan begitu saja, para petani akan menderita kerugian besar. Apalagi, obat-obatan ini khusus untuk Grup Magani. Jika tidak diberikan, mereka akan kehabisan obat dan menghadapi krisis. Itu sebabnya, Nadya dan para petani mati-matian melindungi ladang ini, sampai 2
Ketika Nadya hendak melangkah pergi, seorang penduduk tiba-tiba menghentikannya. "Bu, apa nggak bahaya kalau kamu pergi sendirian? Gimana kalau kami menyuruh beberapa orang menemanimu?""Huh!" Daka sontak mendengus dan menegur, "Pak Fonda sudah cukup menghargai kalian, jangan kelewatan! Mobil Pak Fonda diangkut dari Jepana, sangat mahal! Rakyat jelata seperti kalian nggak pantas naik!"Nadya berkata kepada penduduk itu, "Tenang saja, aku akan segera kembali." Dia berjalan ke mobil karavan itu dengan tegas.Begitu masuk, Nadya pun menyapa dengan sopan, "Halo, Pak Fonda. Aku Nadya dari Grup Magani. Bahan obat di ladang ini selalu diberikan kepada perusahaanku."Dengan jarak sedekat ini, Fonda makin berdebar-debar karena pesona Nadya yang makin menawan. Dia menyahut dengan perlahan, "Nadya, senang bertemu denganmu. Katakanlah, kalian punya permintaan apa?""Permintaan kami sederhana saja. Kalau kamu ingin mengembangkan lahan ini, tolong gunakan cara yang sesuai dengan hukum, bukan cara ke
Daka sangat kesal melihat gadis itu. Dia mencengkeram leher gadis itu, lalu melemparkannya ke depan truk konstruksi dan menghardik, "Beraninya kamu memakiku! Mati saja kamu!"Pada saat yang sama, Yoga dan Hagi tiba di tempat kejadian. Kini, kekuatan Hagi telah pulih sampai tingkat eminen master. Dia ingin sekali bertarung sehingga mengikuti Yoga kemari.Dari kejauhan, mereka sudah bisa merasakan aura nadi obat. Hal ini pun membuat mereka dipenuhi antusiasme. Nadi obat ini memiliki kualitas tinggi, tetapi terkubur puluhan meter di bawah tanah sehingga tidak mudah untuk ditemukan.Keduanya pun mempercepat langkah kaki mereka. Ketika mendekat, mereka malah melihat situasi kacau ini dan memaki, "Benar-benar nggak berperikemanusiaan!"Saat ini, tatapan Yoga tertuju pada gadis yang terbaring di depan truk konstruksi. Sudut bibir si gadis tampak berdarah. Yang paling parah adalah truk akan segera melindasnya."Berengsek!" Yoga sontak berkelebat dan muncul di hadapan gadis itu. Dia menggendong
Dalam sekejap, suasana di medan perang makin tegang. Rasa gelisah makin menjalar di antara semua orang. Bagaimanapun juga, tidak ada yang ingin mati.Mereka datang ke sini hanya untuk membantu Bimo membasmi para Pelindung Kebenaran. Namun sekarang, mereka justru dihadapkan pada situasi yang begitu mencekam."Bunuh!" Para Pelindung Kebenaran makin bersemangat bertarung. Semangat juang mereka sudah makin membara. Pada saat itu, hampir semua orang bisa melihat betapa brutal dan nekatnya para Pelindung Kebenaran.Yoga memandang semua itu dengan tenang. Dia menyaksikan perubahan di medan perang. Tatapannya tajam, tetapi sikapnya tetap acuh tak acuh."Bimo, kamu mulai takut, 'kan? Ini adalah Formasi Domain Darah!""Begitu formasi ini diaktifkan, bahkan kamu yang legendaris 1.000 tahun lalu pun nggak akan mampu mengatasinya!""Formasi kuno ini diciptakan khusus untuk melawan para ahli hebat seperti dirimu. Kamu nggak akan punya peluang kali ini!"Kelima jenderal itu berbicara dengan sombong.
"Ini ... sebenarnya kekuatan tingkat apa?""Nggak mungkin, ini nggak mungkin! Apa dia benar-benar sudah melampaui tingkat kultivator jenderal?""Mana mungkin Bimo punya kekuatan seperti ini? Ini sungguh nggak masuk akal!"Kelima jenderal itu tergeletak di tanah. Mereka memandang ke atas dan menatap siluet Yoga. Tatapan mereka penuh dengan keterkejutan dan ketidakpercayaan. Namun, kenyataan yang ada tidak bisa dibantah. Dengan hanya satu serangan, Yoga telah menjatuhkan mereka semua ke tanah.Yoga perlahan mengangkat tangannya. Sambil menatap mereka dengan tatapan dingin yang menusuk, dia berseru, "Sekarang, kalau kalian nggak punya strategi cadangan, bersiaplah untuk mati!"Pada saat itu, hawa dingin perlahan menyebar ke sekeliling dan membuat suasana menjadi makin mencekam. Kelima jenderal itu menggigil hebat di tempat mereka berdiri. Aura mengerikan yang terpancar dari Yoga membuat mereka kehilangan ketenangan. Rasanya benar-benar menakutkan!Salah satu dari mereka berbicara dengan s
Tampaknya dalam sekejap, Yoga akan tercabik-cabik oleh kekuatan dahsyat itu. Namun saat berikutnya, dia perlahan mengangkat tangan.Dengan gerakan yang terlihat seperti membelah ombak, Yoga melambaikan tangannya secara vertikal. Seketika, kekuatan dahsyat keluar dari tubuhnya dan langsung merobek segala sesuatu.Formasi besar yang digunakan untuk menyerangnya sontak menjadi tidak berguna dan hancur total. Kekuatan Yoga telah mencapai tingkatan semi kultivator raja. Formasi ini sama sekali bukan ancaman baginya.Yoga membiarkan kelima jenderal itu tetap hidup hanya karena satu alasan. Dia ingin melihat apakah di sekitar mereka masih ada sisa-sisa Pelindung Kebenaran yang bersembunyi."Apa? Formasi ini bisa dihancurkan?""Nggak mungkin! Kenapa dia bisa sekuat ini?""Bimo sebelumnya nggak begitu ahli dalam menghadapi formasi. Gimana dia bisa menghancurkannya secepat ini?"Kelima jenderal itu melongo. Wajah mereka penuh keterkejutan dan rasa tidak percaya. Tatapan mereka bahkan terlihat sa
Saat ini, Yoga berdiri dengan penuh wibawa. Suaranya menggema di seluruh area. Pada saat ini, bahkan orang-orang dari empat keluarga besar di sekitarnya ikut merasakan kegembiraan yang membara. Setiap orang begitu bersemangat. Satu per satu dari mereka berteriak dengan lantang."Luar biasa. Hahaha! Para Pelindung Kebenaran ternyata nggak sekuat itu!""Tuan Bimo memang perkasa dan penuh wibawa! Inilah sosok seorang yang benar-benar kuat!""Orang-orang payah ini sungguh nggak tahu diri!"Orang-orang mengejek para Pelindung Kebenaran dengan gembira, tanpa sedikit pun rasa takut. Mereka sangat yakin bahwa dengan Bimo turun tangan, semua Pelindung Kebenaran pasti akan dilenyapkan."Ini nggak mungkin! Apa Bimo sudah memulihkan kekuatannya ke puncak kejayaan?" tanya seorang jenderal sambil mengernyit. Ekspresinya menjadi makin dingin. Dengan penuh ketegangan, dia terus menatap Yoga tanpa berkedip.Yoga mencibir dan berucap dengan suara dingin, "Puncak kejayaan? Apa kamu benar-benar pernah mel
Ekspresi pria itu terlihat ganas dan satu tangannya langsung menyerang Yoga. Jari-jarinya langsung berubah menjadi cakar elang. Melihat Yoga yang saat ini sudah terkepung, mereka tahu Bimo pasti akan mati.Namun, pada detik berikutnya, Yoga tiba-tiba melepaskan aura yang sangat kuat.Boom!Yoga tiba-tiba maju dan langsung meninju cakar elang pria itu.Krak!Hanya dengan satu pukulan, Yoga berhasil menghancurkan cakar itu sepenuhnya. Bukan hanya telapak tangan, bahkan lengan pria itu juga ikut hancur."Argh!" Pria itu langsung terjatuh ke tanah dan terus merintih, lalu berguling-guling dengan tangan yang sudah cacat total.Ekspresi keempat jenderal besar di sekeliling juga terlihat terkejut. Mereka segera mundur dan takut mendekat dengan Yoga."Hanya dengan satu pukulan? Bimo tadi hanya menggunakan satu pukulan saja?""Nggak mungkin, Bimo nggak sekuat ini.""Ada yang nggak beres, dia nggak mungkin punya kekuatan seperti ini."Dalam sekejap, semua orang yang berada di tempat itu terlihat
Yoga menyamar sebagai Bimo dan berusaha melepaskan aura yang sangat kuat. Saat ini, semua mata tertuju padanya. Mereka terkejut saat merasakan kekuatan dari Bimo, tetapi itu sebenarnya adalah Yoga."Semuanya cepat bersujud dan bersiap untuk mati," kata Yoga dengan nada yang dingin aura yang mengesankan.Setelah merasakan aura yang begitu kuat, orang-orang dari empat keluarga besar tidak bisa menahan diri mereka dan bersorak."Tuan Bimo sangat perkasa!""Tuan Bimo sangat perkasa!""Tuan Bimo sangat perkasa!"Suara-suara itu bergema di langit, menunjukkan betapa hormatnya orang-orang dari empat keluarga besar ini pada Bimo. Mereka sangat bersemangat dan ingin bertempur bersamanya. Yoga berhasil mengubah suasana di lokasi menjadi makin panas dengan kekuatannya sendiri sampai semangat bertempur mereka bangkit dan menatap musuh mereka dengan tajam.Ekspresi Yoga terlihat dingin dan menatap para Pelindung Kebenaran itu dengan tajam. Dia mengangkat tangannya perlahan-lahan dan menunjuk ke dep
Yoga berkata, "Waktunya sudah hampir tiba, Pelindung Kebenaran itu akan datang."Prajna menjawab, "Jadi, apa yang harus kita lakukan?"Yoga menjelaskan, "Kalian hanya perlu menjaga di luar. Usahakan untuk mengepung para Pelindung Kebenaran itu, jangan biarkan mereka melarikan diri."Ekspresi Prajna terlihat terkejut dan menatap Yoga dengan bingung. Dia tersenyum pahit dan berkata dengan ragu, "Bos, kamu nggak sedang bercanda, 'kan? Apa kita sanggup bertahan?"Yoga membalas, "Aku akan berusaha sebisa mungkin agar para Pelindung Kebenaran yang ingin melarikan diri itu yang lemah atau yang sudah terluka parah."Prajna dan yang lainnya saling memandang dengan ekspresi bingung, lalu pada akhirnya menganggukkan kepala dan menyetujuinya. "Baiklah."Setelah mendapatkan jawaban, Yoga pun kembali ke puncak gunung. Dia melihat ke sekeliling dengan ekspresi yang makin serius. Aura dari Pelindung Kebenaran di sekitarnya mulai terasa sangat kuat dan formasi yang sangat berbahaya juga mulai terbentuk
Pelindung Kebenaran mempersiapkan formasi ini khusus untuk menghadapi empat keluarga besar. Sejak meninggalkan Kota Pawana, empat keluarga besar itu sudah diawasi mereka.Sosok-sosok itu terus bergerak dengan cepat di kegelapan malam. Tujuan mereka adalah untuk membunuh seluruh empat keluarga besar itu.Seiring dengan pergerakan Pelindung Kebenaran ini, sebuah formasi pun perlahan-lahan muncul. Mereka bergerak menggunakan aura Bimo sebagai pusat dan terus memperkecil jaraknya, sehingga formasinya makin solid.Pada saat yang bersamaan, Yoga yang sedang berada di puncak gunung sengaja melepaskan semua aura BimoSaat itu, tiba-tiba terdengar suara Bimo. "Mereka sudah datang."Yoga membuka matanya dan melihat ke sekeliling sambil mengernyitkan alis. Dia bisa merasakan sesuatu yang aneh. Dia pun berkata, "Sepertinya jumlah mereka cukup banyak."Bimo berkata, "Selain itu, mereka juga sudah mempersiapkan semuanya. Sepertinya kali ini mereka bertekad untuk membunuhmu."Yoga menegaskan, "Bukan
Semua orang dari empat keluarga besar tidak memiliki pilihan lain dan hanya bisa menyetujuinya karena perintah sudah disampaikan dengan jelas."Kalau semuanya sudah berkumpul, bersiaplah untuk berangkat," kata Yoga dengan tenang dan ekspresi yang datar. Dia tidak yakin apakah orang-orang dari empat keluarga besar akan bekerja dengan sepenuh hati. Namun, para manusia hantu ini pasti akan patuh karena Prajna dan yang lainnya masih berada di bawah pengaruh racun.Oleh karena itu, semua orang berangkat bersama-sama di bawah komando Yoga."Tuan Bimo nggak ikut kita berangkat?" tanya Sutrisno dengan hati-hati setelah mendekat. Dia sudah melihat ke sekeliling, tetapi tidak menemukan keberadaan Bimo.Orang-orang lainnya juga menatap Yoga karena ingin tahu jawabannya. Bagaimanapun juga, hingga saat ini, belum ada seorang pun yang pernah bertemu dengan Bimo secara langsung."Tuan Bimo sudah berangkat, kita harus segera menyusulnya," teriak Yoga dengan lantang.Semua orang merasa kecewa saat mend