Share

6 || Dia belum datang?

Author: Veara Mart
last update Last Updated: 2024-09-26 15:37:02

Maudy kemudian menambahkan dengan nada yang penuh dukungan. "Bagaimana kalau kita ajak mereka makan malam bersama? Ini bisa menjadi kesempatan baik untuk mengenal satu sama lain lebih dekat."

Audrey merasa lega mendengar respon positif dari Maudy. "Terima kasih, Mama. Itu akan sangat berarti bagi mereka."

Benar, tidak semua orang seperti keluarga Leo.

Dengan itu, mereka melanjutkan perjalanan menuju tempat makanan yang ingin dikunjungi Audrey, membuat perjalanan sore itu terasa lebih berarti dan hangat.

^^^

Setelah beberapa saat mereka membeli makanan, akhirnya mobil memasuki pekarangan panti asuhan.

Audrey turun diikuti Maudy juga sopir yang sibuk mengeluarkan barang-barang yang sudah mereka beli untuk anak panti.

"Sepertinya mama tidak bisa makan malam bersama dengan kalian, Audi. Papa menelepon mama, jadi mama harus segera pulang." Jelas Maudy setelah mendapat telepon singkat dari sang suami. Audrey tampak kecewa mendengar hal itu. "Baiklah, Mama. Terima kasih untuk hari ini. Oleh-oleh ini, kami sangat menghargainya."

Maudy tersenyum lembut dan mengelus pipi Audrey dengan penuh kasih sayang. "Tentu sayang, mama akan pulang. Sampai jumpa besok, menantu."

Pipi Audi sontak bersemu setelah mendengar panggilan itu dari Maudy. "Hati-hati mama, sampai jumpa besok."

Setelah mobil Maudy menghilang dari pekarangan panti asuhan, Audrey segera masuk dan disambut oleh anak-anak panti yang mulai tidak sabar untuk membuka oleh-oleh dari kakaknya. " Baiklah, siapa yang mau membantu kakak membuka ini?" Seru Audrey membuat anak-anak panti lainnya berseru mendekati Audrey.

Kegaduhan itu membuat Audi tertawa, namun bunda segera menginterupsi. "Ayo yang mau, duduk yang rapi. Yang membagikan hanya orang dewasa saja ya." Anak-anak panti yang mendengar memberengut lalu segera duduk dengan rapi.

Berbagai macam oleh-oleh akhirnya dengan segera di bagikan kepada semua orang. Suasana di panti asuhan kembali ceria dan penuh kebahagiaan dengan tambahan makanan lezat yang membuat semua orang merasa lebih bahagia.

Ditengah kebahagiaan menerpa semua orang, Audrey tiba-tiba teringat dengan ketidakhadiran calon suaminya ketika memilih gaun pernikahan tadi. Dia mencoba mengalihkan perhatian dengan membantu anak-anak panti menikmati makanan dan terlibat dalam aktivitas lainnya.

Namun, rasa penasaran itu tetap mengganggu pikirannya. Saat suasana agak tenang, Audrey memutuskan untuk bertanya. "Bu, boleh Audi tanya? Mengenai calon pengantin laki-laki, apakah dia benar-benar sibuk, hingga tidak datang ketika fitting baju?" tanya Audrey dengan nada penasaran.

Dia berharap mendapatkan jawaban yang dapat mengurangi rasa cemas dan kebingungannya tentang pernikahan yang akan datang.

"Sepertinya Tuan pertama sedang sibuk, Nak Audi." Jawab Ibu Ningsih dengan tersenyum. "Kamu tenang saja, Tuan pertama memang sangat sibuk. Mungkin saja ia ingin menyelesaikan pekerjaannya agar bisa berbulan madu bersamamu." Sambung Ibu Ningsih lagi dengan tatapan menggoda ia layangkan pada gadis cantik bermata hazel itu.

Audrey tersenyum tipis, meskipun dalam hatinya masih ada rasa cemas. "Ah, mungkin memang benar." Gumamnya pelan. Dia mencoba meredakan kegelisahan dengan berpikir positif.

Namun, tatapan menggoda Ibu Ningsih membuatnya tersipu. "Bulan madu, ya?" Pikir Audrey dalam hati, sedikit malu membayangkan hal itu.

"Tapi, semoga saja semua berjalan lancar dan tidak ada halangan." Balas Audrey dengan senyum lega, meski hatinya masih dipenuhi pertanyaan tentang sosok calon suaminya yang belum ia temui secara langsung.

Dia berharap waktu yang akan datang akan membawa jawaban atas kebingungannya.

"Sekarang lebih baik kamu istirahat lebih awal. Kan besok jadi pengantin, anak-anak lainnya akan kami urus. " Ujar Ibu Ningsih, namun matanya tetap menyusuri ruangan menatap anak-anak panti yang dengan lahap memakan makanan. "Sana, nak. Besok kamu harus bangun pagi."

Audrey menuruti dan segera memasuki kamar untuk mengistirahatkan tubuhnya.

Audrey mulai merasakan kehangatan selimut tipis yang melapisi tubuhnya, sementara pikirannya berputar di antara kegelisahan dan harapan akan hari esok. Rasa kantuk perlahan mengambil alih, membuat tubuhnya semakin berat dan pikirannya mulai kabur.

"Semoga besok benar-benar berjalan lancar." Gumamnya pelan, sebelum akhirnya tenggelam dalam tidur yang lelap. Suara anak-anak di luar kamarnya perlahan memudar, digantikan oleh keheningan malam yang tenang. Audrey terlelap dengan perasaan campur aduk, di antara kebahagiaan dan rasa tak pasti tentang masa depannya.

^^^

Jarum jam masih menunjukkan pukul 5, namun Audrey sudah mulai dirias oleh para perias. Setelah dimandikan dengan harum bunga-bunga yang membuat tubuhnya menjadi harum.

Wanita yang memakai masker terkekeh saat mendengar suara dengkuran pelan dari Audrey. "Penggantinnya benar-benar mengantuk, ayo kita selesaikan secepat mungkin." Bisik wanita itu dengan tangan sibuk memoles wajah Audrey dengan make up.

Setelah beberapa jam, akhirnya persiapan pengantin selesai. Audrey dituntun keluar oleh seorang pria paruh baya yang tidak Audrey kenal.

"Tenang saja, okey?" Ujar Devan- pria paruh baya itu merasakan ketegangan pada Audrey. Audrey mengangguk dengan mengulas senyum saat mereka sudah diatas karpet merah, yang sekeliling mereka terdapat anak-anak panti juga orang-orang dewasa yang tidak ia kenal

Tatapannya menyapu seluruh ruangan, melihat anak-anak panti yang tersenyum dan melambai ke arahnya. Kehangatan itu sedikit mengurangi ketegangan yang menghimpit dadanya.

Devan menuntunnya dengan sabar, langkah demi langkah di atas karpet merah yang terasa begitu panjang. Di ujung karpet, Audrey bisa melihat altar yang telah dihias dengan bunga-bunga putih dan emas, memberikan nuansa elegan namun sederhana.

Meskipun suasana pernikahan ini tersembunyi dan terbatas pada orang-orang terdekat, Audrey merasa perasaan gugupnya semakin memuncak ketika ia menyadari bahwa calon suaminya belum tampak di sana. "Apakah dia belum datang?" Pikirnya berkelana dalam hati, berharap segala sesuatu berjalan lancar.

Bersambung

Related chapters

  • Pembalasan Mantan Pacar yang Terkianati    7 || 'Bagaimana perasaanmu?'

    Tatapan Audrey terus mencari, bertanya-tanya apakah ia akan segera bertemu pria yang akan menjadi suaminya. Namun, sebelum ia bisa melanjutkan pemikirannya, suara lembut dari Devan membuyarkan lamunannya. "Sudah sampai, Nak. Tetaplah tenang, semuanya akan baik-baik saja." Kepergian Devan, membuat kegugupan Audrey semakin meningkat. Hingga kedatangan sosok pria tampan yang mengenakan setelan pengantin. "Dia sangat tampan." Batin Audrey menatap sosok pria yang akan menjadi suaminya. Audrey menarik napas dalam, mencoba menenangkan jantungnya yang berdebar kencang. Sosok pria tampan yang akan menjadi suaminya berdiri gagah di sampingnya, membuat kegugupan bercampur dengan kekaguman yang tak bisa ia tolak. "Apakah dia benar-benar orang yang tepat untukku?" Pikir Audrey, masih meraba perasaannya sendiri. Suara pembawa acara mulai terdengar, memecah keheningan saat mereka akan memulai prosesi. "Baiklah, karena kedua mempelai sudah hadir. Mari ki

    Last Updated : 2024-09-26
  • Pembalasan Mantan Pacar yang Terkianati    8 || Kontrak Pernikahan

    "Sebentar, Nyonya." Nick terlihat menekan tombol yang berada dimeja sofa ruang tamu. Hingga kedatangan wanita paruh baya yang berlari mendekati mereka. "Selamat siang, Tuan Nick. Ada yang bisa saya bantu?" Tanya pelayan yang memakai seragam maid dengan simbol berbentuk hewan dengan warna emas di dadanya. Nick hanya mengangguk. "Ini adalah istri dari Tuan Elang, Nyonya Audrey. Mulai saat ini dia akan menjadi Nyonya rumah ini, kau paham Gret?" Jelas Nick pada Grett- Kepala pelayan dimansion Elang.Pelayan yang dipanggil Grett itu mengangguk sopan. "Selamat datang, Nyonya di mansion ini. Mari saya antarkan ke kamar anda." "Terima kasih, Grett." jawab Audrey dengan suara lembut, meski dalam hatinya masih merasa canggung berada di lingkungan baru ini.Grett segera memimpin jalan menuju lift mansion yang tampak elegan. Setiap sudut rumah ini memancarkan kemewahan, namun juga memberi perasaan dingin dan jauh dari kehangatan. Setelah bebe

    Last Updated : 2024-09-26
  • Pembalasan Mantan Pacar yang Terkianati    9|| Kemarahan Elang

    Elang tetap tenang, meskipun sorot matanya menunjukkan bahwa ia tidak ingin membahas masalah ini lebih lama. "Tidak ada ruang untuk menolak, Audrey. Ini soal kesepakatan antara kau dan aku, yang wajib kita lakukan." Audrey terdiam sejenak, merasakan beban yang semakin berat di pundaknya. Tidak ada jalan keluar dari situasi ini, dan meskipun hatinya menolak, ia tahu bahwa ia tidak punya pilihan lain. "Baiklah." Jawaban Audrey membuat Elang segera memberi bulpoint agar gadis itu segera bertanda tangan. "Sekarang kau boleh pergi." Usir Elang dengan mengibas-ngibaskan tangannya lalu kembali fokus pada pekerjaannya. Audrey segera keluar tanpa berucap apapun dengan tangan memegang dokumen itu. Audrey berjeringkit terkejut, saat baru saja membuka pintu. Sosok pelayan yang tadinya mengantarnya ternyata menunggunya. "Maafkan saya, Nyonya." Ucap pelayan itu saat tidak sengaja mengejutkan majikannya. Audrey tersenyum. "Tidak masalah, boleh antarkan aku ke kamar?" Pinta Audrey yang j

    Last Updated : 2024-09-27
  • Pembalasan Mantan Pacar yang Terkianati    10 || Gaya rambut baru

    Para pelayan dengan sigap langsung membersihkan meja, merasa malu terpergok majikan, bahwa mereka tengah mengintip. Juga tidak adanya, Grett yang biasa memarahi mereka. Audrey masih terdiam di tempatnya, mencoba memahami kemarahan Elang yang tiba-tiba meledak. Pikirannya berkecamuk, merasa bingung dan terluka. "Kenapa dia begitu marah hanya karena aku menyiram bunga?" batinnya, berusaha menenangkan diri. Air matanya mulai menetes, namun segera dihapus dengan cepat, tidak ingin terlihat rapuh di hadapan para pelayan. Setelah meja makan dibersihkan, Audrey berjalan perlahan ke kamarnya, mencoba menenangkan diri dan mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi. “Ada apa dengan taman itu? Apa ada sesuatu yang aku tidak tahu?” pikirnya. Di dalam kamar, Audrey mencoba menenangkan perasaannya. "Aku harus mencari tahu kenapa dia begitu marah. Aku tidak bisa terus-terusan hidup dalam kebingungan seperti ini." gumamnya pada diri sendiri. Tiba-tiba saja ketukan di pintu membuat Audrey seger

    Last Updated : 2024-09-27
  • Pembalasan Mantan Pacar yang Terkianati    11 || Hanya merasa dejavu

    Pelayan itu hanya menggeleng dengan munundukkan kepalanya takut. Lalu membungkuk-bungkukkan badannya dengan bergumam lirih. "Maafkan saya, Nona. Tolong ampuni saya." Pekik pelayan itu semakin histeris.Audrey yang melihat reaksi pelayan itu semakin mengerut kening. "Ada ap-""Maaf nyonya, silahkan nyonya kembali ke kamar. Saya yang akan menangani pelayan ini." Ujar Grett lalu membawa pergi pelayan itu dengan paksa."Astaga, apa gaya rambut ini tidak cocok denganku? Sepertinya aku harus menggantinya lagi." Ucap Audrey dengan bergegas berlari menuju kamar, guna menelepon Nick, untuk mengabulkan permintaannya.Begitu sampai dikamarnya, ia langsung meraih ponselnya dan menelepon Nick."Nick, bisakah kau atur agar penata rambut datang lagi? Aku merasa gaya ini tidak cocok denganku," ucap Audrey buru-buru, masih merasa tidak nyaman dengan tatapan para pelayan yang ia temui di sepanjang jalan. Juga dengan kejadian yang baru saja terjadiNick terdiam sejenak di telepon sebelum menjawab. "Bai

    Last Updated : 2024-09-28
  • Pembalasan Mantan Pacar yang Terkianati    12 || Kembali bersekolah

    Maudy tersenyum lembut, memahami perasaan Audrey yang tampak kecewa. "Tidak apa-apa, sayang. Kita bisa merencanakan perjalanan di waktu libur yang lebih panjang nanti," ujarnya dengan suara menenangkan.Audrey mengangguk, merasa sedikit lega. "Mungkin liburan akhir tahun nanti, Mama?""Ya, itu ide yang bagus. Kita bisa mempersiapkannya dari sekarang. Kamu ingin pergi ke mana?" Maudy bertanya dengan antusias, berusaha menghidupkan kembali semangat Audrey.Audrey tersenyum tipis, membayangkan kemungkinan destinasi yang menyenangkan. "Aku selalu ingin ke Jepang, Mama.""Baiklah, kita bisa pertimbangkan Jepang," Maudy menjawab sambil menepuk pelan tangan Audrey. "Yang penting, kamu fokus dulu pada sekolah. Liburan bisa menunggu."Audrey tersenyum, kali ini dengan perasaan hangat di hatinya. Meskipun perjalanan itu belum pasti, perhatian dan dukungan dari Maudy membuatnya merasa lebih baik.Setelah berbincang cukup lama, Maudy akhirnya pulang saat dijemput oleh papa mertuanya.Audrey memut

    Last Updated : 2024-09-28
  • Pembalasan Mantan Pacar yang Terkianati    13 || Kedatangan Leo

    Audrey tidak nyaman dengan tatapan yang orang-orang layangkan pada mereka. "Ayo kita pergi." ajak Audrey lalu mengiring Salsa keluar dari pekarangan sekolah"Kakak akan mengantarmu pulang okey?" ujar Audrey menatap Salsa.Salsa yang mendengar itu tak bisa melunturkan rasa bahagianya. "Wah, ma-" 'tin tin tin'Audrey dan Salsa sontak menoleh ke sumber suara. Dimana terdapat mobil yang terparkir dihalaman sekolah, sosok pengemudi itu keluar yang membuat beberapa siswi-siswi yang masih berada disekolah memekik melihat sosok pemuda tampan juga tampak kaya raya.Audrey yang melihat itu segera menarik Salsa untuk segera keluar dari halaman sekolah menuju jalan raya. Tanpa mempedulikan Leo yang berteriak memanggilnya.Salsa yang bingung hanya terdiam membiarkannya tubuhnya ditarik oleh kakaknya."Audi, tunggu. Aku akan memberimu tumpangan, sekaligus kita harus membahas beberapa hal." Cegat Leo pada Audrey dan Salsa yang akan menaiki bus.Audrey tersenyum manis. "Tidak perlu Leo, tidak ada ya

    Last Updated : 2024-09-29
  • Pembalasan Mantan Pacar yang Terkianati    14 || Rencana Leo

    Audrey menatap Leo dengan mata yang tajam, tak terpengaruh oleh senyum lebar pria di depannya. “Bu Nina ingin bertemu denganku?” ulangnya, jelas masih meragukan maksud Leo.“Benar, Audi. Bu Nina sangat merindukanmu, hanya kamu yang bisa membantuku.” jawab Leo, berusaha terdengar serius, meski senyum di wajahnya tak pernah pudar.Audrey mendesah pelan. “Leo, kita sudah selesai. Hubunganku dengan orang-orang di perusahaan Mikie juga sudah selesai sejak lama. Kalau memang penting, mereka bisa menghubungiku langsung. Tidak perlu lewat kamu.”Leo tertawa kecil, tampak sedikit canggung. “Audi, kau tahu aku masih peduli padamu. Aku hanya ingin memastikan semuanya berjalan baik untukmu.”Audrey menggelengkan kepalanya, mencoba menahan diri agar tidak memperkeruh suasana. “Pedulimu tidak relevan lagi, Leo. Aku sudah menjalani hidupku tanpa perlu melibatkanmu. Jadi, tolong jangan melibatkan aku lagi dalam kehidupanmu.”Leo terdiam sejenak, matanya

    Last Updated : 2024-09-29

Latest chapter

  • Pembalasan Mantan Pacar yang Terkianati    48. Menikmati malam

    Sepulang sekolah, Audrey langsung mengganti seragamnya dengan pakaian olahraga kasual dan memulai sesi jogging sore di sekitar halaman mansion. Langit senja tampak indah, memberikan suasana yang menenangkan. Langkah-langkah kecilnya berirama, seiring dengan detak jantung yang semakin cepat. Setelah berlari beberapa putaran, ia memutuskan untuk berhenti dan kembali ke kamar. Setelah membersihkan diri, Audrey merebahkan tubuhnya di sofa empuk di dalam kamarnya. Tubuhnya yang lelah terasa segar setelah mandi, namun ia tetap merasakan sedikit keletihan. Dengan malas, tangannya meraih ponsel di atas meja samping, membuka sosial media sekadar untuk membuang waktu. Tak ada yang menarik, hanya foto-foto dan video biasa dari teman-temannya. Hatinya masih terbayang kejadian di sekolah tadi, terutama hasil ujiannya yang membuatnya bahagia. Tak terasa, waktu makan malam tiba. Audrey turun ke ruang makan, di mana Elang sudah duduk d

  • Pembalasan Mantan Pacar yang Terkianati    47. Ingin membuka toko kue dan roti

    Setelah makan malam sendirian, Elang berjalan menuju perpustakaan di mansion, di mana Audrey sudah menunggunya. Audrey duduk di depan meja besar dengan beberapa buku matematika terbuka di hadapannya. Ia terlihat serius menyiapkan catatan, meski sesekali terlihat melamun. Elang membuka pintu dan melangkah masuk dengan tenang, suaranya rendah namun cukup untuk menarik perhatian Audrey. "Siap untuk belajar malam ini?" Audrey menoleh, tersenyum tipis. "Tentu saja. Aku sudah menyiapkan semua buku dan soal-soal yang perlu kupelajari." Elang duduk di samping Audrey, memandang buku-buku yang berserakan. "Baiklah, kita mulai dari mana? Fungsi atau trigonometri?" Audrey menghela napas. "Trigonometri mungkin? Aku masih merasa sedikit bingung dengan konsep sinus dan kosinus." Elang mengangguk, mengambil sebatang pensil dan mulai menjelaskan. Dengan sabar, ia menjelaskan konsep dasar trigonom

  • Pembalasan Mantan Pacar yang Terkianati    46. Bertemu Nina Mikie

    Audrey dan Maudy tengah sibuk berbelanja, mengitari berbagai toko dengan penuh semangat. Ketika tiba-tiba Maudy memekik kaget, “Nina?!” Audrey menoleh dan melihat seorang wanita elegan, Nina, berjalan mendekat dengan senyum lebar. Maudy bergegas menghampiri dan memeluknya erat. “Ya ampun, sudah lama sekali tidak bertemu!” Nina balas memeluk Maudy dengan hangat. "Maudy! Betapa menyenangkan bisa bertemu di sini! Sudah bertahun-tahun rasanya." Setelah berpelukan, Maudy langsung mengajak Nina untuk makan bersama. "Ayo kita makan, Nina. Sudah lama kita tidak berbicara banyak." Mereka lalu menuju restoran terdekat. Audrey mengikuti, tetap tenang, meski merasa asing dengan pertemuan ini. Ketika mereka duduk, Nina menyapa Audrey dengan senyum hangat. "Audrey, ya? Senang bertemu lagi. Apa kamu tidak bersekolah hari ini?" tanya Nina dengan nada santai, melihat Audrey yang mengenakan pakaian kasual alih-

  • Pembalasan Mantan Pacar yang Terkianati    45. Berbelanja dengan mama

    Pagi itu, Audrey duduk di bangku kelas dengan wajah yang terlihat cerah. Pikirannya masih dipenuhi oleh kejadian malam sebelumnya ketika ia belajar bersama Elang di perpustakaan. Hatinya berdebar setiap kali mengingat senyum tipis dan suara lembut Elang yang dengan sabar menjelaskan soal-soal matematika. Tidak bisa dipungkiri, ada perasaan hangat yang menyelimuti hatinya. Teman-teman sekelas mungkin tak menyadari, tapi bagi Audrey, kejadian semalam itu sangat istimewa. Ia merasa lebih dekat dengan suaminya, meski semuanya berjalan secara alami, tanpa dipaksakan. Saat bel berbunyi, menandakan akhir jam pelajaran, ia tersadar dari lamunannya. ° Ketika Audrey keluar dari gerbang sekolah, menuju halte bus, dibelakangnya Mia senantiasa mengikutinya. Audrey terlihat kebingungan saat tidak menemukan mobil yang biasa pak Gaga supiri. Mia mendekatkan tubuhnya pada Audrey, "Itu adalah mobil Nyonya besar. Mari saya an

  • Pembalasan Mantan Pacar yang Terkianati    44. Belajar bersama

    Audrey berjalan memasuki gerbang sekolah dengan langkah anggun dan tenang. Di belakangnya, Mia mengikuti sambil membawa beberapa kotak berisi dessert yang telah dibuat oleh Audrey semalam. Sinar matahari pagi menyoroti wajah Audrey yang tampak tenang, meskipun di baliknya, ia menyimpan sedikit rasa bersalah karena tak bisa mengikuti acara di panti asuhan kemarin. Sesampainya di depan kelas, Audrey menoleh ke Mia, "Nanti pas jam istirahat, aku ingin memberikannya pada Salsa. Ini sebagai permintaan maaf." Mia mengangguk sopan, "Tentu, nona." drrt drrt Mia segera merogoh saku rok nya, mengambil handphonenya yang bergetar. Mia menatap Audrey, "Saya ijin mengangkat nona. Silahkan anda memasuki kelas terlebih dahulu." ujarnya lalu membukakan pintu kelas yang masih tertutup. Audrey hanya mengangguk, lalu duduk dengan tenang. Kelas mulai ramai seiring berjalannya waktu, menunggu pembelajaran akan dimu

  • Pembalasan Mantan Pacar yang Terkianati    43. Anak buah Leo

    Mobil melaju pelan menyusuri jalan kota yang mulai ramai dengan aktivitas pagi. Audrey duduk di kursi penumpang, sesekali melirik ke arah Elang yang tampak serius mengemudi. Suasana di dalam mobil terasa hening, namun keheningan itu bukanlah hal yang canggung. Ada sesuatu yang nyaman dalam diam mereka berdua. "Kak, kenapa tiba-tiba ingin mengantarku?" tanya Audrey akhirnya, memecah keheningan yang terasa cukup lama. Elang melirik sekilas ke arah Audrey, lalu kembali fokus ke tabletnya. "Aku hanya ingin memastikan kamu sampai dengan aman," jawabnya singkat, namun senyum tipis muncul di sudut bibirnya. Audrey merasa jantungnya berdetak sedikit lebih cepat. Perhatiannya pada hal-hal kecil seperti ini selalu membuat Audrey merasa tersentuh, meski Elang jarang menunjukkan perhatiannya secara terang-terangan. "Aku selalu aman, Kak." Audrey berusaha menggodanya sedikit. Elang tersenyum

  • Pembalasan Mantan Pacar yang Terkianati    42. Versi kalem

    Hingga makan malam tiba, Audrey yang baru saja turun dari tangga melihat Elang yang juga baru saja turun menggunakan lift. Audrey hanya melengos langsung menuju meja makan, diikuti Elang yang mengikutinya dengan heran. Audrey dan Elang memakan makanannya dengan tenang, makanan mulai diganti dengan makanan penutup. "Hmm, dessert matcha ini lezat. Siapa yang membuatnya, Grett?" tanya Elang setelah menghabiskan satu wadah dessert itu. Grett terlihat melangkah mendekat, lalu berbisik membuat Elang menatap Audrey yang fokus memakan dessert cokelat. "Apakah benar kau yang membuatnya?" tanyanya memastikan. Audrey menatap tempat dessert yang tidak tersisa dihadapan Elang. "Itu? iya aku membuatnya beberapa." jawabnya Elang mengangguk puas, "Baiklah, kau ingin hadiah apa sebagai

  • Pembalasan Mantan Pacar yang Terkianati    41. Membuat Dessert

    Audrey lalu menelepon bunda panti. Dering ketiga telepon itu langsung diangkat. 'Halo Audi sayang.' "Halo bunda, maaf Audi tidak bisa mengikuti acara hari ini. Kak Elang mengajakku keluar jadi aku tidak bisa." 'Ah sayang tidak masalah, bunda senang kamu dan tuan pertama semakin dekat.' bip setelah mengobrol cukup lama Audrey mengakhiri sambungan telepon lalu mulai membershikan tubuhnya. Audrey mulai berkutat mengerjakan tugas rumah selama beberapa jam. 'tok tok tok' "Selamat sore nyonya, bibi Grett telah menunggu anda di dapur sesuai apa yang anda perintahkan." jelas Mia setelah memasuki kamar Audrey. Audrey segera beranjak dari meja belajarnya lalu turun menuju dapur berada. Sesampainya disana terlihat Grett menunggunya dengan beberapa bahan makanan yang sudah disiapkan sesuai perintah Audrey.

  • Pembalasan Mantan Pacar yang Terkianati    40. Menghindari Leo

    Audrey mengangkat kepalanya dan tersenyum tipis. "Terima kasih, Mia. Aku harap pelajaran nanti tidak seberat matematika tadi." Mia tertawa kecil. "Yakinlah, nona. Semuanya akan baik-baik saja." Audrey mulai makan, mencoba mengalihkan pikirannya dari nilai buruk yang baru saja ia dapatkan, dan berjanji pada dirinya sendiri untuk lebih giat belajar agar tidak mengulang kegagalan ini. ° Jam pulang sudah tiba, Audrey dan Mia yang berjalan riang menuju halte bis menoleh saat merasa bahunya ditepuk oleh seseorang. "Astaga sa, ada apa?" tanga Audrey Salsa menggeleng kepala, "Astaga kakak, kakak lupa ya kalau dipanti hari ini ada acara. Apakah kakak jadi akan kesana?" tanya Salsa Audrey tersenyum tipis, menggeleng. "Maaf ya sa, kakak belum izin ke suami kakak. Jadi nanti kakak akan menelepon bunda sebagai balasa

DMCA.com Protection Status