Share

Bab 2~Hidupnya Semakin Rumit~

Penulis: Giana
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-31 16:41:12

Ziandra berangkat ke kantor jauh lebih awal dari biasanya. Bukannya langsung masuk ke dalam, ia malah duduk di bagian lobi kantor untuk menunggu seseorang. Dan tepat 20 menit kemudian, sosok Elden langsung mencuri perhatiannya.

Ziandra berlari mendekati Elden dan memanggilnya terburu-buru. Tentu saja Elden merasa aneh dengan sikap Ziandra. Dirinya pikir kemarin Ziandra itu marah besar padanya dan tentu saja hubungan mereka bisa dikatakan berakhir, bukan?

Senyuman Elden terbit ketika Ziandra yang sudah berdiri di depannya langsung memegang lengannya. “Ada apa, Sayang? Tumben pagi-pagi sudah menungguiku,” ungkapnya membuat Ziandra langsung melepaskan pegangannya.

“Ada yang mau aku bicarakan denganmu. Dan biar kuperingatkan padamu satu hal, bahwa kita sudah putus jadi jangan memanggilku dengan sebutan sayang! Kau tidak amnesia soal semalam, ‘kan?” sinis Ziandra lalu menyuruh Elden agar mengikutinya.

Keduanya tiba di rooftop kantor yang sama sekali tidak ada orang selain mereka. Ziandra langsung berbalik untuk menatap Elden yang kebingungan dengan sikapnya. Setelah menumpulkan keberaniannya, Ziandra segera menjelaskan maksud tujuannya mengajak bicara Elden di sini.

“Aku mau dirimu kembalikan uangku! Kau meminjam banyak padaku, tapi sekalipun tak pernah kau kembalikan hingga sekarang.”

Elden menyipitkan mata, nada sinis keluar dari mulutnya. “Uang? Jadi kau memanggilku pagi-pagi hanya untuk menuntut uang? Bukankah kita sudah selesai? Kau sendiri yang bilang tadi, hubungan ini sudah berakhir.”

Ziandra berusaha mengontrol amarahnya dengan mengepalkan kedua tangan yang ada di sisi tubuhnya. “Iya, memang benar bahwa kita sudah putus. Tapi, bukan berarti kau jadi tidak membayar hutang padaku. Dan aku juga mau kau kembalikan uang tabungan untuk rencana pernikahan kita. Kau mengajakku menabung di akun bank yang sama, tapi kusadari kau sama sekali tidak ikut menyumbang satu sen pun. Karena sekarang hubungan kita sudah kandas, itu berarti uang tabungan itu harus kau kembalikan!”

Elden melihat arloji di tangannya sebentar, lalu memasukkan kedua tangannya ke saku celananya dan menatap Ziandra yang menunggu reaksinya.

“Kita bahas ini kapan-kapan saja! Aku terlambat menghadiri rapat di timku,” ujar Elden yang langsung berbalik badan untuk pergi dari rooftop.

Ziandra tentu tidak bodoh untuk membiarkan Elden bisa pergi begitu saja. Dengan cepat dirinya meraih bahu Elden agar berhenti melangkah.

“Jangan mengelak dari tanggung jawab!” tekan Ziandra membuat Elden langsung menyentak tangan Ziandra yang bertengger di bahunya.

Elden membentak marah sampai terlihat urat di lehernya. “Aku sudah bilang kalau terlambat rapat, bukannya mau kabur. Toh, kita ini ada di kantor yang sama.”

“Kalau begitu katakan padaku, kapan kau akan membayarnya!? Aku tidak mau kau selalu menunda dan berakhir aku dibohongi. Kau sudah berkhianat dariku dan sekarang kau berpikir untuk menilap uangku.”

Habis sudah kesabaran Elden menghadapi Ziandra yang terus merengek padanya. Tanpa berperasaan, ia menampar pipi Ziandra hingga wanita itu terhuyung jatuh. Terlihat gores kemerahan di pipi Ziandra karena tanpa sengaja Elden menampar dengan tangannya yang memakai arloji.

Elden sempat terkejut menyadari bahwa pipi Ziandra berdarah karena ulahnya, namun karena dirinya tak mau mengakui dan terlihat bersalah, ia memilih untuk abai.

Sambil jari telunjuk ia tudingkan pada Ziandra, dirinya berujar dengan nada tajam penuh penekanan. “Jika kau berani mengusikku, jangan salahkan aku kalau bertindak lebih kasar dari ini!”

Ziandra mendongak, menatap Elden dengan sorot mata penuh kebencian dan kecewa.

“Aku sangat membutuhkan uang itu, El. Nenekku di desa harus segera menjalani perawatan medis, jadi kumohon segera kembalikan uangku. Begini saja, kau boleh tidak membayar utangmu selama kita pacaran, anggap aku memberikannya dengan sepenuh hati itu sungguh tak masalah bagiku. Tapi, kau harus berikan uang tabunganku! Itu milikku dan hakku untuk mendapatkannya kembali.”

Tak peduli dengan rengekan memelas dari Ziandra, Elden dengan tak acuh malah melengos pergi meninggalkannya begitu saja.

Ziandra menyeka air matanya yang sempat bergulir. Ia sungguh tak menyangka bahwa pria yang dulu dicintai dan sangat diagung-agungkannya, nyatanya adalah pria brengsek yang begitu menjijikkan. Ketika butuh uang saja, barulah Elden akan bersikap sangat manis. Tapi sekarang? Ini berbanding jauh terbalik.

Ditinggal sendirian di rooftop, Ziandra kembali dibuat bingung. Ia tak tahu harus bagaimana dan di mana untuk bisa mendapatkan uang agar bisa dikirim ke desanya. Ia tak lagi bisa berharap pada Elden mengingat sifat mantannya itu yang kasar seperti tadi.

Dengan melangkah lemas menuruni rooftop, ia memutuskan untuk pinjam ke bank setelah pulang kerja. Ia harus cepat bertindak agar neneknya tidak terlalu lama menunggu. Biar nanti saja ia pikirkan cara untuk membayar cicilan ke bank.

Tapi saat turun, ia dibuat gelagapan karena semua karyawan terlihat tidak ada di meja kerja mereka. Sambil bertanya-tanya pada diri sendiri, Ziandra berusaha mencari ke ruang aula. Dan benar saja seperti tebakannya, semua karyawan sedang berada di sana semuanya.

Ziandra dengan pelan-pelan segera menyelinap di antara barisan paling belakang. Ia berbisik pada seseorang yang ada di sebelahnya. “Sudah sejak kapan berkumpul di aula?”

“Sekitar 30 menit yang lalu.”

Ziandra mengangguk mengerti lalu kembali bertanya lagi dengan suara berbisik, “Memangnya kenapa kita dikumpulkan di sini? Kemarin sepertinya tidak ada pengumuman apapun.”

Wanita yang ditanyai agak sedikit kesal karena Ziandra terus mengusiknya, sedangkan dia mau fokus mendengarkan seseorang yang sedang bicara serius di podium. Tak segera memberi jawaban, Ziandra malah menyenggol lengannya yang membuat ia oleng dan membentur karyawan lain yang ada di sebelahnya. Tentu saja itu membuat kasak-kusuk di barisan belakang yang membuat atensi pembicara di podium teralihkan.

“Ada apa ribut-ribut di barisan belakang? Tidak bisakah kalian tenang!?” tegur si pembicara dengan nada tegas.

Karyawan wanita itu menunduk takut, ia menyenggol Ziandra di sampingnya agar bicara. “Buruan katakan bahwa ini karena ulahmu! Kalau kau tidak berisik dan menyenggolku, takkan ada keributan.”

Ziandra dengan berat hati karena terus disudutkan oleh wanita itu akhirnya mengangkat tangan tinggi-tinggi.

“Maafkan saya.” Ziandra mengucapkannya dengan suara keras agar bisa didengar sampai ke depan.

“Baiklah, tapi jangan diulangi lagi. Oh ya, sambutan dariku sudah selesai. Kalian semua juga sudah kuperkenalkan dengan CEO yang baru. Kuharap, perusahaan bisa semakin maju dengan adanya pergantian posisi ini.”

Lega sekali hati Ziandra karena kesalahannya tidak dipermasalahkan dan berakhir damai. Ia pun sedikit melongok ke depan sambil memicingkan mata elangnya untuk bisa melihat seperti apa rupa CEO baru.

Seorang pria menaiki podium dan memberikan sedikit sambutan yang menurut Ziandra sangatlah kurang. Ziandra bisa langsung tahu bahwa CEO barunya itu adalah sosok misterius yang irit bicara.

Tapi, betapa kagetnya Ziandra ketika melihat wajah CEO itu meskipun agak sedikit kabur, ia bisa mengenalinya. Bagaimana ia bisa lupa kalau itu adalah wajah yang sama ... wajah pria yang tidur dengannya semalam.

“Astaga, aku pasti hanya mimpi.” Ziandra menggelengkan kepalanya berulang kali, berharap bahwa itu adalah orang yang berbeda.

Dan makin terkejut dirinya ketika CEO itu secara terang-terangnya menatap ke arahnya dan tersenyum tipis sambil berbicara dengan tenang. “Nama saya Anggara Dhanesswara.”

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Pacarku Selingkuh, Kubalas Menikahi Bosku   Bab 3~Pria yang Tidur Dengannya~

    Selesai acara pengenalan CEO baru, Ziandra buru-buru keluar dari aula dan duduk ke kursinya dengan resah. Sambil terus membisiki dirinya sendiri, “Itu tidak mungkin. Pria semalam tidak mungkin bosku.”Ia menolak keras kebenaran bahwa pria yang tidur dengannya adalah orang yang sama. Sedang mengkhawatirkan hal itu, ia dikejutkan sapaan beberapa teman kantornya yang tiba-tiba saja mengerubungi mejanya.“Ada apa?” tanya Ziandra mengangkat sebelah alisnya.Salah satu dari mereka malah menertawakannya. Ia menyentil bahu Ziandra dengan gaya angkuhnya.“Kudengar bahwa kau dan Elden sudah putus, ya? Astaga, akhirnya Elden sadar juga bahwa kau itu tidak layak bersanding dengannya. Selamat atas kandasnya hubungan kalian, ya,” ejeknya dengan suara sengaja dilantangkan agar semua yang ada di sana mendengar berita itu.Banyak karyawan yang berasal dari divisi lain ikut menengok ke arah Ziandra ketika tak sengaja berjalan di mejanya, membuat Ziandra tentu saja merasa malu yang teramat sangat karena

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-31
  • Pacarku Selingkuh, Kubalas Menikahi Bosku   Bab 4~Terkena Skandal dengan Atasan~

    Ziandra merutuki dirinya sendiri sepanjang perjalanan pulang. Ia masih tidak percaya bahwa dirinya kabur begitu saja setelah ditegur atasannya tadi. pikirannya kalut, bahkan ia hampir melupakan rencananya untuk pergi ke bank setelah pulang kerja guna mengajukan pinjaman.Dengan berat hati, Ziandra memutar langkah, berjalan kaki menuju bank meski kosnya sudah hampir terlihat di ujung jalan. Langkahnya terasa lambat, seolah-olah seluruh tenaganya terkuras habis oleh rasa malu dan putus asa.Sesampainya di bank, semuanya berjalan lebih cepat dari dugaannya. Tak butuh waktu lama, ia sudah keluar dengan wajah tertunduk lesu. Hatinya seperti dihantam batu besar. Pengajuan pinjamannya ditolah mentah-mentah oleh pihak bank.“Kenapa sulit sekali untuk meminjam uang, sih? Padahal aku sudah janji akan membayar tepat waktu. Aku juga nggak mungkin kabur,” keluhnya sambil mengusap wajah dengan kedua tangannya.Alasan penolakan bank masih terngiang di telinganya. Ziandra yang tidak memiliki jaminan

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-31
  • Pacarku Selingkuh, Kubalas Menikahi Bosku   Bab 5~Menerima atau Menolak~

    Angga menatapnya dengan senyum misterius. “Bisa dibilang, aku menawarkan pekerjaan tambahan padamu. Secara pribadi.”Ziandra menelan ludah dengan susah payah, merasa ada yang tidak beres dari kalimat itu. “Memangnya pekerjaan apa yang Anda maksudkan?”“Jadilah kekasih sewaanku selama 3 bulan. Sebagai gantinya, aku akan memberikan berapa pun yang kau butuhkan,” ungkap Angga seraya menyodorkan cek kosong ke tangan Ziandra.Ziandra menatap Angga dengan campuran rasa takut dan bingung. Cek kosong yang sudah berpindah ke tangannya terasa berat seperti batu.“Kutunggu jawabanmu besok,” kata Angga sebelum berbalik pergi, meninggalkan Ziandra yang terpaku di tempat.Saat langkah Angga menjauh, Ziandra segera masuk ke kamarnya dan mengunci pintu. Tubuhnya langsung merosot di lantai. Ia menatap cek kosong di tangannya dengan napas yang terasa sesak.Namun, pikirannya segera teralihkan saat ponselnya yang ada di saku celana berbunyi. Pesan dari sepupunya di desa masuk.[Kondisi nenek semakin lem

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-31
  • Pacarku Selingkuh, Kubalas Menikahi Bosku   Bab 6~Perlahan Membuat Pergerakan~

    “Apa kamu serius dengan nominal segitu?” lanjutnya membuat Ziandra menundukkan kepala dengan gugup.Sambil memilin ujung kemejanya, Ziandra mencoba untuk membalas ucapan Angga dengan suara lirih. “Ya. Itu cukup untuk semua biaya yang kubutuhkan. Kalau terlalu besar, saya bisa menguranginya...,”“Mengurangi? Astaga, Ziandra. Tiga puluh juta itu bahkan tak cukup untuk biaya makan malam keluargaku sekali duduk.”Angga memotong ucapan Ziandra dengan menyindir halus. Ia meraih pena di meja, menambahkan angka nol di akhir nominal itu, lalu mengembalikan cek itu ke tangan Ziandra.Ziandra menatap cek itu dengan mata melebar, tak menyangka bahwa uang sebesar 300 juta ada di genggamannya. Seumur-umur ia belum pernah memegang uang sebanyak itu, apalagi itu akan jadi miliknya.Ziandra mengenyahkan pikiran buruknya dengan menggelengkan kepalanya pelan. “Pak Angga, ini terlalu banyak! Saya tidak bisa menerimanya.”Ziandra bermaksud mengembalikan cek itu dan akan menulis nominal yang wajar untuknya

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-22
  • Pacarku Selingkuh, Kubalas Menikahi Bosku   Bab 7~Kecurigaan~

    Ziandra merenggangkan tubuhnya yang terasa pegal setelah duduk lama. Layar monitor di hadapannya sudah ia matikan dan bersiap untuk pulang. Namun, baru saja ia hendak merapikan mejanya, suara berat yang tak asing menyapanya dari belakang.“Kau belum pulang?” Ziandra hampir melompat saking kagetnya. Ia menoleh cepat dan menemukan Angga berdiri tak jauh di belakangnya, kedua tangannya terselip di saku celana, ekspresinya tetap datar seperti biasa.Ziandra menelan ludah. “Saya menyelesaikan tugas sebelum—,”“—sebelum kau resmi menjadi sekretarisku,” potong Angga sambil menatapnya. “Bagus. Tapi jangan terlalu membebani dirimu sendiri. Mulai besok, kau akan jauh lebih sibuk.”Ziandra mendesah pelan. “Saya tahu....”Ziandra kembali membereskan dokumen-dokumennya, berharap Angga segera pergi. Tapi bukannya beranjak, pria itu justru mengambil salah satu dokumen yang baru saja ia rapikan dan membolak-baliknya dengan santai.“Jadi, bagaimana rasanya mendapatkan promosi mendadak?” tanya Angga,

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-24
  • Pacarku Selingkuh, Kubalas Menikahi Bosku   Bab 8~Tekanan~

    Keesokan harinya, seperti yang sudah Ziandra duga, kantor langsung dipenuhi bisik-bisik saat ia datang. Semua mata tertuju padanya seolah ia baru saja melakukan sesuatu yang salah.“Hei, kau sudah dengar? Ziandra jadi sekretaris pribadi Pak Angga sekarang.”“Serius? Gimana caranya? Dia pasti pakai jalan pintas.”“Gila, aku iri setengah mati. Padahal dia cuma pegawai biasa kemarin.” Ziandra menundukkan kepala, berusaha mengabaikan tatapan menusuk dan komentar-komentar pedas soal dirinya. Langkahnya ia percepat berusaha untuk menjauh secepat mungkin.Di sudut ruangan lain, Elden bersandar santai di dinding dekat pantry dengan segelas kopi di tangannya. Ia mendengarkan gosip yang berseliweran dengan ekspresi tenang, lalu tersenyum miring.Semalam, Elden berniat mengejek Ziandra karena melihatnya lembur sendirian, terlihat begitu menyedihkan setelah putus darinya. Namun, siapa sangka justru ada moment menarik yang dilihatnya.Elden melihat kebersamaan antara Ziandra dan Angga—atasannya ya

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-25
  • Pacarku Selingkuh, Kubalas Menikahi Bosku   Bab 9~Teror yang Berlanjut~

    Ziandra menatap pesan itu dengan dahi mengernyit bingung. Tak butuh waktu lama untuknya segera membalas pesan.[Siapa kamu? Apa maksud dari pesanmu ini?]Namun hingga belasan menit Ziandra menunggu, tak ada balasan apapun dari pengirim pesan padahal sudah ada tanda dibaca.Ziandra pun memutuskan menghubungi nomor itu untuk mencari tahu. Tepat saat dirinya menekan tombol panggil, suara ponsel berdering di belakangnya membuat ia cepat menoleh.“Elden, jadi kau orangnya? Kenapa mengirimiku pesan seperti itu? Menyebalkan sekali,” kecam Ziandra ketika Elden berjalan mendekatinya.Elden menaikkan sebelah alisnya. Sebelah tangannya ia gunakan mengambil ponsel yang terselip di saku celana dan mengangkat telepon itu dengan tenang sambil memperhatikan tatapan terkejut Ziandra padanya.“Iya, sebentar lagi aku akan datang. Kau bisa mulai dulu mempersiapkan rapatnya.”Usai menjawab teleponnya, Elden menatap sepenuhnya pada Ziandra yang masih bengong.“Kau itu kenapa? Tiba-tiba marah padaku dan men

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-27
  • Pacarku Selingkuh, Kubalas Menikahi Bosku   Bab 10~Meminta Bantuan~

    Ziandra menangis di depan Angga. Ia tak peduli tanggapan bosnya itu akan seperti apa melihatnya berantakan dengan tangis pecah begini. Ia terlalu kalut memikirkan kalau peneror itu sungguh akan melaporkannya pada keluarganya di desa.“Ada apa denganmu? Hey, berhentilah menangis dan katakan padaku apa yang terjadi!” ucap Angga sambil menuntun Ziandra agar masuk ke ruangannya.Meski Angga yakin semua karyawan sudah pulang, ia tak mau ambil risiko bahwa terpergok berduaan dengan Ziandra di depan pintu ruang kerjanya.Dengan lembut Angga mendudukkan Ziandra di sofa yang ada di ruangannya. Ia juga menyodorkan botol air mineral pada Ziandra.“Tenang dan jelaskan padaku dengan perlahan-lahan! Aku janji akan membantumu sebisanya,” ujar Angga kembali menginterupsi Ziandra yang tampak masih terpukul dengan masalahnya.Ziandra mengangguk patuh. Ia menenggak hampir separuh isi botol dan menatap ke arah Angga dengan ragu.Setelah meyakinkan dirinya bahwa ini keputusan yang tepat, ia memberanikan u

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-28

Bab terbaru

  • Pacarku Selingkuh, Kubalas Menikahi Bosku   Bab 62~Keadilan kecil~

    “Aku tidak setuju dengan keputusanmu. Bagaimana kau tega memperlakukan Devan seperti itu? Dia juga anakmu. Kau harus adil dengan kedua anakmu tanpa pilih kasih.” Vidia langsung menyanggah dengan keras atas keputusan suaminya.Angga berdiri dengan santai, menatap dengan senyum remeh ke arah Vidia sebelum membungkuk hormat ke ayahnya untuk pamit.“Tentu saja perlakuan kami harus berbeda. Yang satu anak sah, sedangkan satunya tak lebih dari anak perebut suami orang.”Angga dengan sengaja menyindir saat berjalan di belakang kursi Vidia. Tentu saja itu membuatnya langsung tersinggung marah.Vidia dengan mata terbelalak merah, berdiri dan berbalik untuk menatap Angga yang bahkan tak mempedulikannya. Angga tetap berjalan pongah, keluar dari rumah ayahnya.“Sayang, kau tak dengar ucapannya Angga barusan? Dia menghinaku dengan begitu kejam.” Vidia mengadu dengan wajah tersinggung kesal.Yuda menatapnya sekilas. “Yang dikatakan Angga memang benar.”Vidia langsung terdiam seketika mendengar ucap

  • Pacarku Selingkuh, Kubalas Menikahi Bosku   Bab 61~Ayahnya Kembali~

    Angga akhirnya bisa sedikit bernapas lega ketika mendengar kabar dari orang kepercayaannya bahwa ayahnya akan pulang. Setelah berjibaku dengan masalah pelik sebulan lebih akibat ulah Devan, akhirnya ia akan bebas. Ia akan langsung menemui ayahnya untuk mendapatkan kejelasan.Karena tidak mau Vidia makin menghasut ayahnya, Angga harus bertindak cepat ketika ada kesempatan. Ia buru-buru keluar dari ruang kerjanya sambil memakai jas yang sebelumnya sudah dilepas olehnya.Ziandra yang ada di luar ruangan, ketika melihat Angga keluar tampak tergesa, segera menghampirinya.“Mau ke mana? Kau terlihat buru-buru sekali, padahal kita baru tiba di kantor beberapa menit yang lalu.” Ziandra tampak khawatir, tak mau suaminya menyembunyikan apapun darinya.Angga menoleh sekilas. Langkah kaki yang awalnya lebar dan tergesa, kini mulai melambat. Saat di depan lift, Angga berbalik menghadap Ziandra.“Aku akan menemui Ayah. Dia baru saja pulang dari liburannya. Kau doakan aku agar bisa mendapat hasil me

  • Pacarku Selingkuh, Kubalas Menikahi Bosku   Bab 60~Peralihan yang Sulit~

    Sebulan kemudian....Sudah hampir seminggu lamanya Elden bekerja sebagai buruh harian di sebuah pabrik pengemasan di kawasan industri dekat tempat tinggalnya. Hari-harinya kini diisi dengan rutinitas monoton: bangun sebelum matahari terbit, menempuh perjalanan dengan berjalan kaki karena ongkos transportasi terlalu mahal, lalu berdiri berjam-jam di depan mesin yang menderu tanpa henti.Tubuhnya mulai terbiasa dengan rasa pegal, tetapi tidak dengan rasa lelah yang menggerogoti harga dirinya.Ia yang sebelumnya bekerja di perusahaan besar milik keluarga Angga membuatnya disegani oleh orang-orang di sekitar rumahnya, bahkan para teman alumni sekolah juga. Namun kini, ia tak lebih dari seorang pria yang bekerja serabutan untuk mencukupi hidupnya.Pulang malam itu, Elden duduk di lantai kosannya yang sempit dan lembap. Makanan instan sudah jadi teman setianya selama beberapa hari terakhir. Ia membuka ponselnya, mengecek pesan—masih tidak ada kabar dari Ziandra maupun perusahaan. Bahkan taw

  • Pacarku Selingkuh, Kubalas Menikahi Bosku   Bab 59~Pemecatan~

    Angga melangkah mendekat dengan langkah lambat, setiap jejaknya seolah menggema dalam keheningan yang mencekam.“Kenapa kau ada di sini bersama Elden?” tanyanya, datar. Sudah jelas itu ditujukan pada Ziandra karena hanya ada mereka bertiga di sana.Ziandra membuka mulut, ingin menjelaskan. Namun, suaranya tercekat. Ia tahu, dalam posisi seperti ini, penjelasan sering kali terdengar seperti pembelaan yang lemah. Ia mencoba menatap mata Angga, tetapi pria itu malah memalingkan pandangannya ke Elden.“Dan kau,” lanjut Angga, nadanya naik satu oktaf. “Sudah kuperingatkan untuk jangan lagi mendekati Ziandra! Sepertinya kau memang meremehkan atasanmu ini, kan? Kau pikir aku main-main dengan ancamanku jika sampai kau mengganggu istriku lagi?”Elden menggeleng cepat. “Kau salah paham. Aku hanya—”“Cukup.” Angga memotong, suaranya tajam. “Mulai sekarang, kau bukan lagi bagian dari perusahaan ini. Kau kupecat, Elden.”Angga lalu beralih menatap ke arah Ziandra lagi.“Aku ini suamimu, tapi kau m

  • Pacarku Selingkuh, Kubalas Menikahi Bosku   Bab 58~Jangan Bersikap Peduli~

    Ziandra mendengus lirih ketika menerima telepon dari Elden. Pria itu tiba-tiba mengajaknya bertemu secepatnya, dengan alasan ada hal penting yang harus dibicarakan. Namun, sebelum sempat menolak, sambungan sudah lebih dulu terputus.Ia menghela napas pelan, menatap layar ponselnya beberapa detik sebelum meletakkannya di pangkuan. Sekilas, pandangannya berpindah ke Angga yang tengah menyetir dengan tatapan serius. Suaminya itu jelas sedang tidak tenang—sorot matanya kosong, rahangnya mengeras, dan tangannya menggenggam kemudi dengan kencang.Dengan gerakan hati-hati, Ziandra menggenggam tangan Angga yang bebas. Ia tidak mengatakan apa-apa, hanya ingin menyalurkan sedikit ketenangan lewat sentuhan hangat itu.Angga menoleh sekilas, menaikkan sebelah alisnya. “Ada apa?”Ziandra membuka mulut, ingin meminta izin kalau nanti akan bertemu Elden sebentar untuk urusan penting. Tapi mulutnya serasa terkunci, ia terdiam. Melihat raut letih Angga membuatnya mengurungkan niat bicara. Ia tahu, uca

  • Pacarku Selingkuh, Kubalas Menikahi Bosku   Bab 57~Tidak Bisa Bertemu~

    Angga menggeram pelan, lalu kembali mengeluarkan ponsel dari sakunya. Satu kali lagi, ia mencoba menelepon ayahnya. Jari-jarinya menekan tombol cepat dengan gerakan tepat dan penuh amarah. Dada masih naik turun, rahangnya mengeras.Kali ini sambungan berhasil tersambung.Namun, yang menjawab bukan suara sang ayah.[“Halo?”]Suaranya lembut, tenang, dan sangat dikenal. Vidia.Angga langsung mendecih tajam, merasa perutnya melilit oleh rasa kesal yang makin mendidih. “Kenapa kau yang menjawab ponsel ayahku? Di mana dia?”[“Ayahmu sedang menikmati waktu bersama denganku. Kami baru saja sarapan, lho.”]“Aku tidak menelepon untuk mendengar omong kosongmu. Berikan telepon ini pada Ayah. Aku ingin bicara langsung dengannya.” Nada Angga tajam, tanpa basa-basi.[“Ayahmu sekarang sedang beristirahat dan tidak bisa diganggu.”]“Tidak mungkin,” desis Angga. “Dia pasti bisa bicara. Kau hanya sengaja menjauhkannya dariku.”Terdengar helaan napas malas dari seberang. [“Kalau kau terlalu sibuk menaru

  • Pacarku Selingkuh, Kubalas Menikahi Bosku   Bab 56~Disokong Oleh Lawan~

    Pagi itu terasa biasa saja—hangat, tenang, dan penuh semangat. Setidaknya begitu yang dirasakan Angga dan Ziandra saat melangkah beriringan memasuki lobi kantor. Saling tersenyum kecil, menyapa beberapa staf yang membalas dengan tatapan lega, seolah menyambut kembalinya kedamaian antara keduanya.Namun, langkah mereka terhenti seketika.Di depan lift yang belum juga terbuka, berdiri seseorang dengan postur tegak dan senyum angkuh yang sangat dikenal oleh keduanya. Sosok itu menoleh perlahan—dan saat matanya bertemu dengan milik Ziandra dan Angga, senyum tipisnya makin melebar.“Selamat pagi, Pak Angga, Bu Ziandra.” Suaranya terdengar manis, tapi jelas terasa menusuk.Liona.Ziandra refleks menahan napas. Matanya membelalak, tak percaya dengan apa yang dilihatnya.Angga pun tidak kalah terkejut. Rahangnya mengeras, tubuhnya langsung menegang.Dengan langkah ringan, Liona mendekati mereka. Ia membungkuk kecil dengan sikap sopan yang dibuat-buat, lalu berdiri tegak kembali dengan ekspres

  • Pacarku Selingkuh, Kubalas Menikahi Bosku   Bab 55~Membuka Lembaran Baru~

    Langkah Ziandra pelan memasuki apartemen. Sepi. Lampu ruang tamu menyala redup, menyambutnya dengan kehangatan yang tak ia sangka-sangka. Saat menutup pintu perlahan, matanya langsung menangkap sosok seseorang yang terbaring di sofa—Angga.Laki-laki itu tertidur dalam posisi setengah duduk, tangan kanannya menjuntai ke lantai, sementara ponselnya tergeletak tak jauh dari sana. Napasnya teratur, wajahnya tenang. Untuk sesaat, semua amarah yang sempat menggelayuti hati Ziandra menguap begitu saja.Ia mendekat pelan, berjongkok agar sejajar dengan wajah Angga. Cahaya lembut dari lampu mengenainya dari samping, membuat sorot wajah itu tampak lebih damai dari biasanya.Seperti bayi ... batin Ziandra.Tangan kanan Ziandra terangkat, mengelus pelan pipi Angga yang terasa hangat. Sentuhan itu lembut, seperti menyentuh sesuatu yang rapuh. Ia tersenyum kecil, mengagumi garis wajah suaminya yang—di balik semua kelakuan dan dinginnya sikap—

  • Pacarku Selingkuh, Kubalas Menikahi Bosku   Bab 54~Hubungan yang Membaik~

    Setelah percakapan panjang di rooftop, suasana hati Ziandra sedikit lebih ringan. Ia dan Jenna kini bisa saling memandang tanpa beban besar seperti sebelumnya. Mungkin belum benar-benar pulih, tetapi langkah menuju perbaikan sudah dimulai.Saat jam istirahat usai, Ziandra kembali ke ruangannya. Ia duduk di kursi kerja, memandangi layar komputer yang masih menampilkan dokumen yang belum rampung. Jemarinya sempat mengambang di atas keyboard, tapi pikirannya masih belum fokus.Namun, ketika Jenna sengaja lewat ke tempatnya dan mengedipkan mata sambil menunjukkan isyarat akan pulang bersama nanti, seulas senyum tipis akhirnya mengembang di wajahnya. Setidaknya, hari ini tidak sepenuhnya buruk.*****Sementara itu, di ruangannya, Angga hanya bisa memandangi jam dinding yang terasa berjalan lambat. Setiap menit yang berlalu terasa seperti menyiksa. Ia tidak tahu apa yang dipikirkan Ziandra sekarang, apakah hatinya sudah sedikit terbuka, atau justru semakin tert

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status