Share

Bab 2~Hidupnya Semakin Rumit~

Penulis: Giana
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-31 16:41:12

Ziandra berangkat ke kantor jauh lebih awal dari biasanya. Bukannya langsung masuk ke dalam, ia malah duduk di bagian lobi kantor untuk menunggu seseorang. Dan tepat 20 menit kemudian, sosok Elden langsung mencuri perhatiannya.

Ziandra berlari mendekati Elden dan memanggilnya terburu-buru. Tentu saja Elden merasa aneh dengan sikap Ziandra. Dirinya pikir kemarin Ziandra itu marah besar padanya dan tentu saja hubungan mereka bisa dikatakan berakhir, bukan?

Senyuman Elden terbit ketika Ziandra yang sudah berdiri di depannya langsung memegang lengannya. “Ada apa, Sayang? Tumben pagi-pagi sudah menungguiku,” ungkapnya membuat Ziandra langsung melepaskan pegangannya.

“Ada yang mau aku bicarakan denganmu. Dan biar kuperingatkan padamu satu hal, bahwa kita sudah putus jadi jangan memanggilku dengan sebutan sayang! Kau tidak amnesia soal semalam, ‘kan?” sinis Ziandra lalu menyuruh Elden agar mengikutinya.

Keduanya tiba di rooftop kantor yang sama sekali tidak ada orang selain mereka. Ziandra langsung berbalik untuk menatap Elden yang kebingungan dengan sikapnya. Setelah menumpulkan keberaniannya, Ziandra segera menjelaskan maksud tujuannya mengajak bicara Elden di sini.

“Aku mau dirimu kembalikan uangku! Kau meminjam banyak padaku, tapi sekalipun tak pernah kau kembalikan hingga sekarang.”

Elden menyipitkan mata, nada sinis keluar dari mulutnya. “Uang? Jadi kau memanggilku pagi-pagi hanya untuk menuntut uang? Bukankah kita sudah selesai? Kau sendiri yang bilang tadi, hubungan ini sudah berakhir.”

Ziandra berusaha mengontrol amarahnya dengan mengepalkan kedua tangan yang ada di sisi tubuhnya. “Iya, memang benar bahwa kita sudah putus. Tapi, bukan berarti kau jadi tidak membayar hutang padaku. Dan aku juga mau kau kembalikan uang tabungan untuk rencana pernikahan kita. Kau mengajakku menabung di akun bank yang sama, tapi kusadari kau sama sekali tidak ikut menyumbang satu sen pun. Karena sekarang hubungan kita sudah kandas, itu berarti uang tabungan itu harus kau kembalikan!”

Elden melihat arloji di tangannya sebentar, lalu memasukkan kedua tangannya ke saku celananya dan menatap Ziandra yang menunggu reaksinya.

“Kita bahas ini kapan-kapan saja! Aku terlambat menghadiri rapat di timku,” ujar Elden yang langsung berbalik badan untuk pergi dari rooftop.

Ziandra tentu tidak bodoh untuk membiarkan Elden bisa pergi begitu saja. Dengan cepat dirinya meraih bahu Elden agar berhenti melangkah.

“Jangan mengelak dari tanggung jawab!” tekan Ziandra membuat Elden langsung menyentak tangan Ziandra yang bertengger di bahunya.

Elden membentak marah sampai terlihat urat di lehernya. “Aku sudah bilang kalau terlambat rapat, bukannya mau kabur. Toh, kita ini ada di kantor yang sama.”

“Kalau begitu katakan padaku, kapan kau akan membayarnya!? Aku tidak mau kau selalu menunda dan berakhir aku dibohongi. Kau sudah berkhianat dariku dan sekarang kau berpikir untuk menilap uangku.”

Habis sudah kesabaran Elden menghadapi Ziandra yang terus merengek padanya. Tanpa berperasaan, ia menampar pipi Ziandra hingga wanita itu terhuyung jatuh. Terlihat gores kemerahan di pipi Ziandra karena tanpa sengaja Elden menampar dengan tangannya yang memakai arloji.

Elden sempat terkejut menyadari bahwa pipi Ziandra berdarah karena ulahnya, namun karena dirinya tak mau mengakui dan terlihat bersalah, ia memilih untuk abai.

Sambil jari telunjuk ia tudingkan pada Ziandra, dirinya berujar dengan nada tajam penuh penekanan. “Jika kau berani mengusikku, jangan salahkan aku kalau bertindak lebih kasar dari ini!”

Ziandra mendongak, menatap Elden dengan sorot mata penuh kebencian dan kecewa.

“Aku sangat membutuhkan uang itu, El. Nenekku di desa harus segera menjalani perawatan medis, jadi kumohon segera kembalikan uangku. Begini saja, kau boleh tidak membayar utangmu selama kita pacaran, anggap aku memberikannya dengan sepenuh hati itu sungguh tak masalah bagiku. Tapi, kau harus berikan uang tabunganku! Itu milikku dan hakku untuk mendapatkannya kembali.”

Tak peduli dengan rengekan memelas dari Ziandra, Elden dengan tak acuh malah melengos pergi meninggalkannya begitu saja.

Ziandra menyeka air matanya yang sempat bergulir. Ia sungguh tak menyangka bahwa pria yang dulu dicintai dan sangat diagung-agungkannya, nyatanya adalah pria brengsek yang begitu menjijikkan. Ketika butuh uang saja, barulah Elden akan bersikap sangat manis. Tapi sekarang? Ini berbanding jauh terbalik.

Ditinggal sendirian di rooftop, Ziandra kembali dibuat bingung. Ia tak tahu harus bagaimana dan di mana untuk bisa mendapatkan uang agar bisa dikirim ke desanya. Ia tak lagi bisa berharap pada Elden mengingat sifat mantannya itu yang kasar seperti tadi.

Dengan melangkah lemas menuruni rooftop, ia memutuskan untuk pinjam ke bank setelah pulang kerja. Ia harus cepat bertindak agar neneknya tidak terlalu lama menunggu. Biar nanti saja ia pikirkan cara untuk membayar cicilan ke bank.

Tapi saat turun, ia dibuat gelagapan karena semua karyawan terlihat tidak ada di meja kerja mereka. Sambil bertanya-tanya pada diri sendiri, Ziandra berusaha mencari ke ruang aula. Dan benar saja seperti tebakannya, semua karyawan sedang berada di sana semuanya.

Ziandra dengan pelan-pelan segera menyelinap di antara barisan paling belakang. Ia berbisik pada seseorang yang ada di sebelahnya. “Sudah sejak kapan berkumpul di aula?”

“Sekitar 30 menit yang lalu.”

Ziandra mengangguk mengerti lalu kembali bertanya lagi dengan suara berbisik, “Memangnya kenapa kita dikumpulkan di sini? Kemarin sepertinya tidak ada pengumuman apapun.”

Wanita yang ditanyai agak sedikit kesal karena Ziandra terus mengusiknya, sedangkan dia mau fokus mendengarkan seseorang yang sedang bicara serius di podium. Tak segera memberi jawaban, Ziandra malah menyenggol lengannya yang membuat ia oleng dan membentur karyawan lain yang ada di sebelahnya. Tentu saja itu membuat kasak-kusuk di barisan belakang yang membuat atensi pembicara di podium teralihkan.

“Ada apa ribut-ribut di barisan belakang? Tidak bisakah kalian tenang!?” tegur si pembicara dengan nada tegas.

Karyawan wanita itu menunduk takut, ia menyenggol Ziandra di sampingnya agar bicara. “Buruan katakan bahwa ini karena ulahmu! Kalau kau tidak berisik dan menyenggolku, takkan ada keributan.”

Ziandra dengan berat hati karena terus disudutkan oleh wanita itu akhirnya mengangkat tangan tinggi-tinggi.

“Maafkan saya.” Ziandra mengucapkannya dengan suara keras agar bisa didengar sampai ke depan.

“Baiklah, tapi jangan diulangi lagi. Oh ya, sambutan dariku sudah selesai. Kalian semua juga sudah kuperkenalkan dengan CEO yang baru. Kuharap, perusahaan bisa semakin maju dengan adanya pergantian posisi ini.”

Lega sekali hati Ziandra karena kesalahannya tidak dipermasalahkan dan berakhir damai. Ia pun sedikit melongok ke depan sambil memicingkan mata elangnya untuk bisa melihat seperti apa rupa CEO baru.

Seorang pria menaiki podium dan memberikan sedikit sambutan yang menurut Ziandra sangatlah kurang. Ziandra bisa langsung tahu bahwa CEO barunya itu adalah sosok misterius yang irit bicara.

Tapi, betapa kagetnya Ziandra ketika melihat wajah CEO itu meskipun agak sedikit kabur, ia bisa mengenalinya. Bagaimana ia bisa lupa kalau itu adalah wajah yang sama ... wajah pria yang tidur dengannya semalam.

“Astaga, aku pasti hanya mimpi.” Ziandra menggelengkan kepalanya berulang kali, berharap bahwa itu adalah orang yang berbeda.

Dan makin terkejut dirinya ketika CEO itu secara terang-terangnya menatap ke arahnya dan tersenyum tipis sambil berbicara dengan tenang. “Nama saya Anggara Dhanesswara.”

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Pacarku Selingkuh, Kubalas Menikahi Bosku   Bab 3~Pria yang Tidur Dengannya~

    Selesai acara pengenalan CEO baru, Ziandra buru-buru keluar dari aula dan duduk ke kursinya dengan resah. Sambil terus membisiki dirinya sendiri, “Itu tidak mungkin. Pria semalam tidak mungkin bosku.”Ia menolak keras kebenaran bahwa pria yang tidur dengannya adalah orang yang sama. Sedang mengkhawatirkan hal itu, ia dikejutkan sapaan beberapa teman kantornya yang tiba-tiba saja mengerubungi mejanya.“Ada apa?” tanya Ziandra mengangkat sebelah alisnya.Salah satu dari mereka malah menertawakannya. Ia menyentil bahu Ziandra dengan gaya angkuhnya.“Kudengar bahwa kau dan Elden sudah putus, ya? Astaga, akhirnya Elden sadar juga bahwa kau itu tidak layak bersanding dengannya. Selamat atas kandasnya hubungan kalian, ya,” ejeknya dengan suara sengaja dilantangkan agar semua yang ada di sana mendengar berita itu.Banyak karyawan yang berasal dari divisi lain ikut menengok ke arah Ziandra ketika tak sengaja berjalan di mejanya, membuat Ziandra tentu saja merasa malu yang teramat sangat karena

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-31
  • Pacarku Selingkuh, Kubalas Menikahi Bosku   Bab 4~Terkena Skandal dengan Atasan~

    Ziandra merutuki dirinya sendiri sepanjang perjalanan pulang. Ia masih tidak percaya bahwa dirinya kabur begitu saja setelah ditegur atasannya tadi. pikirannya kalut, bahkan ia hampir melupakan rencananya untuk pergi ke bank setelah pulang kerja guna mengajukan pinjaman.Dengan berat hati, Ziandra memutar langkah, berjalan kaki menuju bank meski kosnya sudah hampir terlihat di ujung jalan. Langkahnya terasa lambat, seolah-olah seluruh tenaganya terkuras habis oleh rasa malu dan putus asa.Sesampainya di bank, semuanya berjalan lebih cepat dari dugaannya. Tak butuh waktu lama, ia sudah keluar dengan wajah tertunduk lesu. Hatinya seperti dihantam batu besar. Pengajuan pinjamannya ditolah mentah-mentah oleh pihak bank.“Kenapa sulit sekali untuk meminjam uang, sih? Padahal aku sudah janji akan membayar tepat waktu. Aku juga nggak mungkin kabur,” keluhnya sambil mengusap wajah dengan kedua tangannya.Alasan penolakan bank masih terngiang di telinganya. Ziandra yang tidak memiliki jaminan

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-31
  • Pacarku Selingkuh, Kubalas Menikahi Bosku   Bab 5~Menerima atau Menolak~

    Angga menatapnya dengan senyum misterius. “Bisa dibilang, aku menawarkan pekerjaan tambahan padamu. Secara pribadi.”Ziandra menelan ludah dengan susah payah, merasa ada yang tidak beres dari kalimat itu. “Memangnya pekerjaan apa yang Anda maksudkan?”“Jadilah kekasih sewaanku selama 3 bulan. Sebagai gantinya, aku akan memberikan berapa pun yang kau butuhkan,” ungkap Angga seraya menyodorkan cek kosong ke tangan Ziandra.Ziandra menatap Angga dengan campuran rasa takut dan bingung. Cek kosong yang sudah berpindah ke tangannya terasa berat seperti batu.“Kutunggu jawabanmu besok,” kata Angga sebelum berbalik pergi, meninggalkan Ziandra yang terpaku di tempat.Saat langkah Angga menjauh, Ziandra segera masuk ke kamarnya dan mengunci pintu. Tubuhnya langsung merosot di lantai. Ia menatap cek kosong di tangannya dengan napas yang terasa sesak.Namun, pikirannya segera teralihkan saat ponselnya yang ada di saku celana berbunyi. Pesan dari sepupunya di desa masuk.[Kondisi nenek semakin lem

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-31
  • Pacarku Selingkuh, Kubalas Menikahi Bosku   Bab 6~Perlahan Membuat Pergerakan~

    “Apa kamu serius dengan nominal segitu?” lanjutnya membuat Ziandra menundukkan kepala dengan gugup.Sambil memilin ujung kemejanya, Ziandra mencoba untuk membalas ucapan Angga dengan suara lirih. “Ya. Itu cukup untuk semua biaya yang kubutuhkan. Kalau terlalu besar, saya bisa menguranginya...,”“Mengurangi? Astaga, Ziandra. Tiga puluh juta itu bahkan tak cukup untuk biaya makan malam keluargaku sekali duduk.”Angga memotong ucapan Ziandra dengan menyindir halus. Ia meraih pena di meja, menambahkan angka nol di akhir nominal itu, lalu mengembalikan cek itu ke tangan Ziandra.Ziandra menatap cek itu dengan mata melebar, tak menyangka bahwa uang sebesar 300 juta ada di genggamannya. Seumur-umur ia belum pernah memegang uang sebanyak itu, apalagi itu akan jadi miliknya.Ziandra mengenyahkan pikiran buruknya dengan menggelengkan kepalanya pelan. “Pak Angga, ini terlalu banyak! Saya tidak bisa menerimanya.”Ziandra bermaksud mengembalikan cek itu dan akan menulis nominal yang wajar untuknya

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-22
  • Pacarku Selingkuh, Kubalas Menikahi Bosku   Bab 7~Kecurigaan~

    Ziandra merenggangkan tubuhnya yang terasa pegal setelah duduk lama. Layar monitor di hadapannya sudah ia matikan dan bersiap untuk pulang. Namun, baru saja ia hendak merapikan mejanya, suara berat yang tak asing menyapanya dari belakang.“Kau belum pulang?” Ziandra hampir melompat saking kagetnya. Ia menoleh cepat dan menemukan Angga berdiri tak jauh di belakangnya, kedua tangannya terselip di saku celana, ekspresinya tetap datar seperti biasa.Ziandra menelan ludah. “Saya menyelesaikan tugas sebelum—,”“—sebelum kau resmi menjadi sekretarisku,” potong Angga sambil menatapnya. “Bagus. Tapi jangan terlalu membebani dirimu sendiri. Mulai besok, kau akan jauh lebih sibuk.”Ziandra mendesah pelan. “Saya tahu....”Ziandra kembali membereskan dokumen-dokumennya, berharap Angga segera pergi. Tapi bukannya beranjak, pria itu justru mengambil salah satu dokumen yang baru saja ia rapikan dan membolak-baliknya dengan santai.“Jadi, bagaimana rasanya mendapatkan promosi mendadak?” tanya Angga,

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-24
  • Pacarku Selingkuh, Kubalas Menikahi Bosku   Bab 8~Tekanan~

    Keesokan harinya, seperti yang sudah Ziandra duga, kantor langsung dipenuhi bisik-bisik saat ia datang. Semua mata tertuju padanya seolah ia baru saja melakukan sesuatu yang salah.“Hei, kau sudah dengar? Ziandra jadi sekretaris pribadi Pak Angga sekarang.”“Serius? Gimana caranya? Dia pasti pakai jalan pintas.”“Gila, aku iri setengah mati. Padahal dia cuma pegawai biasa kemarin.” Ziandra menundukkan kepala, berusaha mengabaikan tatapan menusuk dan komentar-komentar pedas soal dirinya. Langkahnya ia percepat berusaha untuk menjauh secepat mungkin.Di sudut ruangan lain, Elden bersandar santai di dinding dekat pantry dengan segelas kopi di tangannya. Ia mendengarkan gosip yang berseliweran dengan ekspresi tenang, lalu tersenyum miring.Semalam, Elden berniat mengejek Ziandra karena melihatnya lembur sendirian, terlihat begitu menyedihkan setelah putus darinya. Namun, siapa sangka justru ada moment menarik yang dilihatnya.Elden melihat kebersamaan antara Ziandra dan Angga—atasannya ya

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-25
  • Pacarku Selingkuh, Kubalas Menikahi Bosku   Bab 9~Teror yang Berlanjut~

    Ziandra menatap pesan itu dengan dahi mengernyit bingung. Tak butuh waktu lama untuknya segera membalas pesan.[Siapa kamu? Apa maksud dari pesanmu ini?]Namun hingga belasan menit Ziandra menunggu, tak ada balasan apapun dari pengirim pesan padahal sudah ada tanda dibaca.Ziandra pun memutuskan menghubungi nomor itu untuk mencari tahu. Tepat saat dirinya menekan tombol panggil, suara ponsel berdering di belakangnya membuat ia cepat menoleh.“Elden, jadi kau orangnya? Kenapa mengirimiku pesan seperti itu? Menyebalkan sekali,” kecam Ziandra ketika Elden berjalan mendekatinya.Elden menaikkan sebelah alisnya. Sebelah tangannya ia gunakan mengambil ponsel yang terselip di saku celana dan mengangkat telepon itu dengan tenang sambil memperhatikan tatapan terkejut Ziandra padanya.“Iya, sebentar lagi aku akan datang. Kau bisa mulai dulu mempersiapkan rapatnya.”Usai menjawab teleponnya, Elden menatap sepenuhnya pada Ziandra yang masih bengong.“Kau itu kenapa? Tiba-tiba marah padaku dan men

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-27
  • Pacarku Selingkuh, Kubalas Menikahi Bosku   Bab 10~Meminta Bantuan~

    Ziandra menangis di depan Angga. Ia tak peduli tanggapan bosnya itu akan seperti apa melihatnya berantakan dengan tangis pecah begini. Ia terlalu kalut memikirkan kalau peneror itu sungguh akan melaporkannya pada keluarganya di desa.“Ada apa denganmu? Hey, berhentilah menangis dan katakan padaku apa yang terjadi!” ucap Angga sambil menuntun Ziandra agar masuk ke ruangannya.Meski Angga yakin semua karyawan sudah pulang, ia tak mau ambil risiko bahwa terpergok berduaan dengan Ziandra di depan pintu ruang kerjanya.Dengan lembut Angga mendudukkan Ziandra di sofa yang ada di ruangannya. Ia juga menyodorkan botol air mineral pada Ziandra.“Tenang dan jelaskan padaku dengan perlahan-lahan! Aku janji akan membantumu sebisanya,” ujar Angga kembali menginterupsi Ziandra yang tampak masih terpukul dengan masalahnya.Ziandra mengangguk patuh. Ia menenggak hampir separuh isi botol dan menatap ke arah Angga dengan ragu.Setelah meyakinkan dirinya bahwa ini keputusan yang tepat, ia memberanikan u

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-28

Bab terbaru

  • Pacarku Selingkuh, Kubalas Menikahi Bosku   Bab 40~Terluka~

    Ziandra menyandarkan kepalanya di jendela mobil, matanya menatap lampu-lampu jalan yang berpendar di tengah kota. Devan menyetir dengan satu tangan di kemudi, sementara tangan satunya menopang dagu.“Turunkan aku di tikungan sebelum apartemen,” ujar Ziandra tiba-tiba.Devan meliriknya sekilas, tapi tak langsung menjawab. “Kenapa? Apartemen Angga ‘kan tidak jauh lagi?”Ziandra menghela napas. “Aku tidak ingin Angga salah paham kalau melihatku turun dari mobilmu.”Devan terdiam sesaat, lalu mengangguk pelan. Ia tahu ini bukan tentang malu atau takut. Ziandra hanya ingin menjaga hubungan rumah tangganya tetap baik. Sementara itu, ia sendiri sadar bahwa setelah ini, kebersamaan mereka mungkin akan berakhir. Ziandra takkan lagi duduk di sebelahnya, tertawa kecil mendengar leluconnya, atau menatapnya tanpa rasa curiga seperti tadi.Dan entah kenapa, itu terasa menyebalkan.Namun, Devan bukan seseorang yang

  • Pacarku Selingkuh, Kubalas Menikahi Bosku   Bab 39~Makan Malam dengan Ziandra~

    Satu jam berlalu tanpa terasa. Ziandra mengira makan malam ini akan terasa canggung, tapi nyatanya, ia malah menikmati waktu bersama Devan. Pria itu jauh lebih menyenangkan dari yang ia bayangkan—humoris, santai, dan bahkan bisa membuatnya tertawa di sela-sela makan.Devan menyuapkan potongan steak ke mulutnya, lalu menatap Ziandra dengan seringai menggoda. “Jadi, bagaimana sebenarnya kau dan Angga bisa bertemu?”Ziandra yang sedang mengunyah, nyaris tersedak mendengar pertanyaan itu. Ia buru-buru meneguk air putihnya, berusaha menjaga ekspresi agar tetap tenang.“Oh, itu ...,” Ziandra menunduk sedikit, menyusun kebohongan yang terdengar masuk akal. “Kami bertemu secara kebetulan. Layaknya pasangan lain, kau tahu? Awalnya tidak menyangka, lalu saling tertarik dan jatuh cinta begitu saja.”Devan mengangkat alis, seolah tidak percaya begitu saja. “Kebetulan, ya?”Ziandra mengangguk gugup, tersenyu

  • Pacarku Selingkuh, Kubalas Menikahi Bosku   Bab 38~Tidak Seburuk yang Diduga~

    Ziandra duduk sendirian di halte bus, pandangannya kosong menatap jalanan yang mulai gelap. Lampu-lampu kota berpendar, kendaraan berlalu-lalang, tapi ia hanya diam, larut dalam pikirannya sendiri.Sikap dingin Pak Yuda dan bentakan Angga tadi membuat hatinya terasa berat. Ia tahu suaminya sedang tertekan, tapi tetap saja, menerima perlakuan seperti itu dari orang yang ia cintai membuatnya terluka.Ziandra menarik napas panjang. Ia ingin pulang ke apartemen Angga, tapi di sana ia hanya akan sendirian. Itu akan terasa jauh lebih menyakitkan daripada duduk di halte ini. Setidaknya di sini, ia bisa menenangkan pikirannya meski hanya sementara.Tiba-tiba suara klakson mobil membuatnya tersentak. Ziandra menoleh dan melihat sebuah mobil mewah berhenti tak jauh darinya. Kaca jendela perlahan turun, memperlihatkan sosok yang duduk di balik kemudi.“Devan?” gumam Ziandra terkejut, tak menyangka bertemu adik iparnya.Pria itu menyunggingkan seny

  • Pacarku Selingkuh, Kubalas Menikahi Bosku   Bab 37~Pelampiasan Amarah~

    Saat Angga tiba di depan ruangannya, ia menarik napas dalam-dalam sebelum membuka pintu dengan cepat.Di dalam, Pak Yuda sudah duduk di kursinya dengan ekspresi datar. Wajahnya tidak menunjukkan emosi, tapi sorot matanya tajam, menusuk ke arah Angga yang baru masuk. Seakan sedang menghakimi setiap gerak-geriknya.“Duduk,” perintahnya singkat.Angga menelan ludah. Ia tahu, setiap kali ayahnya bersikap seperti ini, itu berarti ada sesuatu yang serius. Ia melangkah mendekat, lalu duduk di kursi yang ada di hadapan sang ayah.Beberapa detik berlalu dalam keheningan yang menekan. Pak Yuda tidak langsung berbicara, hanya menatapnya seolah sedang menimbang sesuatu.“Aku mendengar kabar bahwa kau dan Devan sedang berselisih soal jabatan,” ujar Pak Yuda akhirnya, suaranya tenang namun berisi tekanan. “Benarkah?”Angga mengangguk kecil, lalu bersandar di kursinya. “Itu benar,” jawabnya lugas.Pak

  • Pacarku Selingkuh, Kubalas Menikahi Bosku   Bab 36~Kepercayaan Tanpa Ragu~

    Ziandra menghentikan langkahnya sejenak, lalu berbalik. Matanya menatap Elden dengan jengah. “Apa?”Keduanya sedang ada di koridor yang cukup sepi. Elden sengaja terus mengekori Ziandra di belakang hingga membuat wanita itu risih sendiri dan akhirnya mau menyapanya seperti sekarang.Elden menyandarkan tubuhnya ke dinding, menatapnya dengan ekspresi santai, tapi nada suaranya penuh rasa ingin tahu. “Sepertinya ada perang dingin yang cukup besar antara suamimu dan saudara tirinya itu. Gosip menyebar dengan cepat mengatakan kalau mereka sedang berselisih karena perebutan kekuasaan. Apa itu benar? Kau pasti tahu lebih banyak, kan?”Ziandra menghela napas, jelas tak ingin terlibat dalam pembicaraan ini. “Jangan penasaran dan cari tahu! Ini urusan keluarga,” jawabnya singkat.Elden terkekeh, sama sekali tak mengacuhkan peringatan Ziandra padanya. Sebaliknya, ia malah makin tertantang untuk mencari tahu. “Oh, ayolah, Zia

  • Pacarku Selingkuh, Kubalas Menikahi Bosku   Bab 35~Deklarasi Perang~

    Langkah-langkah Angga menggema di sepanjang koridor kantor, tergesa dan penuh amarah. Wajahnya mengeras, rahangnya mengatup kuat, sementara jemarinya mengepal di sisi tubuh. Kabar yang baru saja ia terima benar-benar tak masuk akal—Devan saat ini sedang memimpin rapat besar terkait proyek yang seharusnya ada di bawah kendalinya.Sialan! Anak itu benar-benar berani melewati batas, amuknya membatin.Begitu sampai di depan ruang rapat, Angga mendorong pintu tanpa ragu, mengabaikan tatapan terkejut dari para eksekutif yang tengah berkumpul. Matanya langsung mengunci pada sosok yang berdiri di depan layar presentasi—Devan, dengan ekspresi santai dan percaya diri. Seolah-olah ia memang berhak berada di sana.“Siapa yang mengizinkanmu mengambil alih proyek ini?” suara Angga terdengar tajam, nyaris seperti ancaman.Devan menyeringai kecil, tangan di sakunya. Ia menunjukkan bahwa sama sekali tidak gentar dengan kemarahan kakaknya. “Ah

  • Pacarku Selingkuh, Kubalas Menikahi Bosku   Bab 34~Ketenangan Sesaat~

    Setibanya di apartemen, Angga menarik napas dalam. Meski hanya sebuah unit modern yang diisi hanya dirinya dan sang istri, tempat ini terasa jauh lebih nyaman dibandingkan rumah keluarganya. Tidak ada tatapan dingin ibu tirinya, tidak ada rasa tersudut karena sikap ayahnya, bahkan tak perlu bersitegang dengan Devan. Yang paling penting, hanya ada dirinya dan Ziandra, berdua dan tenang.Ziandra pun merasakan hal yang sama. Ia menyadari bahwa sikap Angga lebih santai begitu mereka tiba di sini. Suaminya itu melepas jasnya, mengendurkan dasi, lalu duduk di sofa dengan ekspresi yang jauh lebih rileks.“Kau mau teh atau kopi?” tanya Ziandra sambil melangkah ke dapur.“Kopi,” jawab Angga singkat, matanya mengawasi Ziandra yang mulai sibuk di dapur.Ziandra tidak hanya menyiapkan kopi, tetapi juga membuat sarapan sederhana dengan bahan yang ada di kulkas. Tadi pagi, mereka hampir tidak menyentuh makanan di rumah Angga karena suaminya buru

  • Pacarku Selingkuh, Kubalas Menikahi Bosku   Bab 33~Kemunculan Adik Tiri~

    Pagi harinya, Ziandra bangun dengan perasaan lebih ringan. Ia menoleh ke sisi tempat tidur dan melihat Angga masih tertidur dengan napas yang teratur. Ia tersenyum kecil, merasa aneh melihat pria setegas Angga tampak begitu tenang dalam tidurnya.Sebelah tangan Ziandra terulur untuk mengelus pipi Angga. Karena pergerakannya itu, membuat tidur Angga sedikit terganggu.“Ada apa?” tanya Angga dengan suara serak khas bangun tidur. Sesaat kemudian ia menguap lebar dan menarik Ziandra untuk dipeluknya. Ia masih ingin melanjutkan tidur, rasanya nyaman ketika Ziandra ada di sampingnya begini.Ziandra memukul kecil lengan Angga sambil terkekeh. “Kita sudah terlambat bangun. Ayo, cepat bersiap!” ujarnya berusaha melepaskan diri dari pelukan erat suaminya.Angga mengeluh, “Tapi aku masih ingin bermanja denganmu. Nanti siang saja kita keluar kamarnya.”Angga tahu alasan kenapa Ziandra menyuruhnya untuk segera bangun. Pagi in

  • Pacarku Selingkuh, Kubalas Menikahi Bosku   Bab 32~Malam Pengantin~

    Selesai acara, Ziandra dan Angga masuk ke dalam kamar. Kamar pengantin mereka begitu mewah, dengan pencahayaan lembut dan lampu-lampu di sudut ruangan. Sengaja Angga sedikit merubah desain kamar yang sebelumnya memiliki nuansa gelap, kini sedikit jauh lebih hangat dan nyaman.Ziandra duduk di kursi meja rias, melepas perlahan perhiasan yang tadi menghiasi tubuhnya. Sementara itu, Angga berdiri di dekat jendela yang terbuka, mengendorkan dasi dan menggulung lengan kemejanya, menghirup udara malam dengan santai.Angga melirik ke arah Ziandra yang tampak kesulitan melepaskan kalung yang melingkar di lehernya. Tanpa basa-basi, ia bergerak tenang untuk membantu melepas kaitan kalung itu dengan berdiri di belakang Ziandra.“Capek?” tanya Angga sembari melirik ke arah Ziandra lewat cermin.Mata keduanya bertatapan di cermin. Anggukan kecil dan senyum tipis Ziandra terlihat oleh mata Angga yang seketika membuatnya ikut tersenyum.Angga memutar

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status