Beranda / Romansa / Pacarku Selingkuh, Kubalas Menikahi Bosku / Bab 1~Pelampiasan dari Luka Pengkhianatan~

Share

Pacarku Selingkuh, Kubalas Menikahi Bosku
Pacarku Selingkuh, Kubalas Menikahi Bosku
Penulis: Giana

Bab 1~Pelampiasan dari Luka Pengkhianatan~

Penulis: Giana
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-31 16:28:41

Ziandra duduk di sudut kafe favoritnya, menatap secangkir kopi yang hampir dingin. Suasana ramai di sekelilingnya seolah tak ada artinya. Ia awalnya sangat bersemangat ketika Elden mengajaknya untuk bertemu sehabis pulang kerja, tapi setelah menunggu satu jam lamanya Elden mengabari bahwa dirinya akan lembur malam ini, sehingga terpaksa untuk membatalkan janji temunya dengan Ziandra.

Ziandra tidak marah dan memutuskan tetap di kafe itu untuk beberapa saat kemudian. Tepat 15 menit, barulah Ziandra pergi dari kafe dengan lesu. Ia sangat menantikan pertemuannya dengan sang pacar yang akhir-akhir ini sulit sekali dihubungi.

Elden selalu beralasan sedang sibuk sehingga tak ada waktu untuk mengabari apalagi sampai menyempatkan waktu untuk bertemu. Ziandra berusaha untuk mengerti kondisi Elden dan tak mengeluhkan hal itu. Padahal, mereka satu perusahaan dan hanya beda divisi saja, namun rasanya begitu sulit untuk berkomunikasi layaknya pasangan pada umumnya.

“Sebaiknya aku bawakan Elden makanan, dia pasti lapar. Sekalian agar aku bisa beralasan untuk bertemu dirinya,” kekeh Ziandra sambil menenteng kresek berisi makanan yang disukai Elden.

Dengan tersenyum senang ia masuk ke kantor yang sudah sepi dan langsung menuju ke meja kerja Elden, namun tak mendapati keberadaan pacarnya. Tak habis akal, Ziandra mencari Elden di ruang rapat. Pacarnya selalu bilang jika sedang lembur lebih suka berada di ruangan tertutup itu, jadi Ziandra berpikir dia pasti di sana.

Wajah berseri Ziandra berubah dalam sekejap. Senyuman yang awalnya timbul ketika dirinya bersiap mengejutkan Elden atas kedatangannya yang mendadak, langsung luntur.

“Ap—apa yang kalian berdua lakukan!?” ucap Ziandra tergagap dengan bulir air mata yang menetes membasahi pipinya.

Ia mengerjap-ngerjapkan matanya dengan cepat berusaha mengusir pandangan matanya. Ia berharap apa yang dilihatnya hanyalah mimpi.

Elden langsung berdiri dan merapikan kemejanya yang kancingnya sudah terbuka hampir keseluruhan. Dengan panik dirinya mendekati Ziandra dan berusaha menutupi pandangan pacarnya itu agar tidak melihat penampilan wanita lain yang sedang terlentang di meja tempat ruangan rapat.

“Ini tidak seperti yang kau pikirkan! Aku dengan wanita itu hanya—,”

“Melakukan hal tak senonoh di kantor, kau bilang hanya? Aku tidak sebodoh itu untuk ditipu oleh omonganmu, El! Sekarang menjauh dariku! Kau membuatku jijik dengan apa yang sudah kau perbuat,” bentak Ziandra mendorong-dorong tubuh Elden agar menjauhinya.

Wanita yang sebelumnya ada di meja berjalan mendekati. Dengan tatapan merendahkan ke arah Ziandra, ia sengaja mengibaskan rambutnya ke wajah Ziandra dan berjalan melewatinya keluar ruangan. Tak ada kata maaf atau alasan apapun yang dia utarakan.

Pandangan Ziandra kembali pada Elden. “Jadi kau bermain gila dengan Liona?—Bagaimana bisa kau melakukan hal menjijikkan itu dengan musuh bebuyutanku, hah? Di mana otakmu!?” raungnya merasa sakit teramat sangat di hatinya.

Elden menggigit bibir bawahnya dengan resah, bingung menjelaskan situasinya agar membuat Ziandra mengerti. Tapi mau bagaimanapun dia beralasan, kenyataan bahwa dia adalah pria brengsek tentu saja tak merubahnya.

Ziandra menantikan Elden untuk memberikan kata-kata pembelaannya, namun pacarnya itu sama sekali tak berkutik. Di saat itu pula Ziandra makin sadar, betapa rendahnya pria yang begitu dicintainya ini.

Ia tak pernah menyangka bahwa rasa cintanya yang begitu besar pada Elden malah dibalas pengkhianatan olehnya. Dengan perasaan kecewa dan hati yang seperti tersayat-sayat, Ziandra memutuskan pergi. Bahkan saat seperti inipun, Elden tak berminat mengejarnya, membiarkan dirinya pergi tanpa secuil harapan apapun.

Tangis Ziandra pecah ketika dia berjalan seorang diri di trotoar. Keadaan malam yang makin pekat tak membuatnya takut. Ia terus berjalan hingga sampai di sebuah kelab malam di ujung jalan. Meski berada di tempat agak tersembunyi, kelab malam yang didatanginya cukup ramai pengunjung.

Ziandra mengusap kasar air mata di pipinya dan berjalan dengan langkah yakin untuk memasuki tempat laknat itu. Dia putuskan untuk meluapkan rasa marahnya dengan mabuk hari ini. Paling tidak, untuk sementara ia mau melupakan masalahnya.

Kelab malam itu penuh dengan hiruk-pikuk musik dan lampu berkelap-kelip. Ziandra melangkah masuk, merasa asing namun juga tertarik oleh atmosfer tempat yang belum pernah dikunjunginya itu. Agak gemetar dan bingung, ia berjalan menuju meja bar dan memesan minuman beralkohol tinggi.

“Apa yang terjadi padamu?” tanya seorang bartender dengan nada prihatin ketika menyadari bahwa Ziandra mulai kehilangan kendali.

Ziandra hanya menggelengkan kepala tanpa berkata apa-apa. Ia tidak ingin berbicara, tidak ingin menjelaskan, dan hanya ingin melupakan.

Beberapa jam berlalu, dan Ziandra mulai merasakan pusing teramat sangat. Kepalanya terasa mau pecah. Dirinya memutuskan untuk berhenti, dan setelah membayar minumannya ia mencoba meninggalkan kursinya. Langkah gontai, mata sayu, dan ia berulang kali menubruk tubuh orang-orang yang sedang sibuk berjoget, nyatanya tak meruntuhkan niatnya untuk segera pergi.

“Kau tidak bisa pulang sendiri dalam keadaan seperti ini. Biarkan aku membantumu,” kata seorang pria asing yang berdiri menghadangnya.

Ziandra yang kesadarannya makin melemah, tak mampu untuk menolak. Ia pun hanya bisa pasrah ketika tubuhnya dituntun begitu lembut oleh pria asing menuju ke sebuah hotel. Ziandra berulang kali berusaha mendapatkan kesadarannya, namun sia-sia semata.

“Kau butuh melampiaskan kesedihanmu, bukan? Biarkan aku mewujudkan hal itu untukmu.”

Ziandra menganggukkan kepalanya, memberi tanda bahwa pria asing itu bebas berbuat apapun padanya. Dirinya dengan sukarela menyerahkan keperawanannya untuk pria yang sama sekali tak dikenalnya. Ia harap setelah ini semua kesakitannya akan lenyap.

*****

Keesokan paginya, Ziandra bangun dengan rasa pengar akibat ulahnya yang semalam mabuk berat. Tapi, yang membuatnya terkejut bukan main adalah saat di sampingnya ada seorang pria yang sedang tidur membelakanginya.

Ziandra menutup mulut dengan kedua tangannya. Ia panik dengan keadaan tubuhnya yang tak memakai sehelai kain pun. Ingatan samar kejadian semalam di mana ia bercinta dengan pria di sebelahnya itu membuat Ziandra tak mau percaya atas ulah gilanya sendiri.

Ziandra bergegas turun dari kasur dengan perlahan agar tidak membangunkan pria asing yang tampak nyaman tidurnya. Ia memungut pakaiannya yang berserakan di lantai, memakainya dengan cepat, lalu pergi dengan rasa malu yang tak bisa ia hindari.

“Kau sungguh wanita gila, Ziandra. Gimana bisa kau tidur dengan sembarang pria hanya karena putus cinta? Aku tak habis pikir, di mana kau menaruh otakmu ini!?”

Di perjalanan pulang, Ziandra tak henti-hentinya merutuki kebodohannya. Sesampainya di kosnya, ia langsung masuk untuk mandi. Ia membasuh tubuhnya dengan sabun yang banyak dan air tak berhenti ia guyurkan.

Duduk di depan cermin dengan rambut yang masih basah, Ziandra menangis. Ia merasa sangat jijik dan marah pada dirinya sendiri. Ia menyesal sudah membiarkan tubuhnya dinodai oleh orang asing. Martabatnya seolah lenyap malam itu juga dan ia tak tahu bagaimana untuk menata hidupnya setelah ini.

Saat sedang merenungi kepahitannya, ponselnya berdering yang membuatnya terpaksa mengangkat. Satu kabar dari keluarganya di desa membuat pukulan menyakitkan kembali menyerang ulu hatinya.

“Akan kuusahakan untuk mendapatkan uangnya. Nenek akan baik-baik saja di sana, percaya padaku. Baiklah, secepatnya akan kukirimkan uangnya.” Ziandra bahkan tak yakin dengan janji yang baru saja ia katakan ini.

Bab terkait

  • Pacarku Selingkuh, Kubalas Menikahi Bosku   Bab 2~Hidupnya Semakin Rumit~

    Ziandra berangkat ke kantor jauh lebih awal dari biasanya. Bukannya langsung masuk ke dalam, ia malah duduk di bagian lobi kantor untuk menunggu seseorang. Dan tepat 20 menit kemudian, sosok Elden langsung mencuri perhatiannya.Ziandra berlari mendekati Elden dan memanggilnya terburu-buru. Tentu saja Elden merasa aneh dengan sikap Ziandra. Dirinya pikir kemarin Ziandra itu marah besar padanya dan tentu saja hubungan mereka bisa dikatakan berakhir, bukan?Senyuman Elden terbit ketika Ziandra yang sudah berdiri di depannya langsung memegang lengannya. “Ada apa, Sayang? Tumben pagi-pagi sudah menungguiku,” ungkapnya membuat Ziandra langsung melepaskan pegangannya.“Ada yang mau aku bicarakan denganmu. Dan biar kuperingatkan padamu satu hal, bahwa kita sudah putus jadi jangan memanggilku dengan sebutan sayang! Kau tidak amnesia soal semalam, ‘kan?” sinis Ziandra lalu menyuruh Elden agar mengikutinya.Keduanya tiba di rooftop kantor yang sama sekali tidak ada orang selain mereka. Ziandra l

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-31
  • Pacarku Selingkuh, Kubalas Menikahi Bosku   Bab 3~Pria yang Tidur Dengannya~

    Selesai acara pengenalan CEO baru, Ziandra buru-buru keluar dari aula dan duduk ke kursinya dengan resah. Sambil terus membisiki dirinya sendiri, “Itu tidak mungkin. Pria semalam tidak mungkin bosku.”Ia menolak keras kebenaran bahwa pria yang tidur dengannya adalah orang yang sama. Sedang mengkhawatirkan hal itu, ia dikejutkan sapaan beberapa teman kantornya yang tiba-tiba saja mengerubungi mejanya.“Ada apa?” tanya Ziandra mengangkat sebelah alisnya.Salah satu dari mereka malah menertawakannya. Ia menyentil bahu Ziandra dengan gaya angkuhnya.“Kudengar bahwa kau dan Elden sudah putus, ya? Astaga, akhirnya Elden sadar juga bahwa kau itu tidak layak bersanding dengannya. Selamat atas kandasnya hubungan kalian, ya,” ejeknya dengan suara sengaja dilantangkan agar semua yang ada di sana mendengar berita itu.Banyak karyawan yang berasal dari divisi lain ikut menengok ke arah Ziandra ketika tak sengaja berjalan di mejanya, membuat Ziandra tentu saja merasa malu yang teramat sangat karena

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-31
  • Pacarku Selingkuh, Kubalas Menikahi Bosku   Bab 4~Terkena Skandal dengan Atasan~

    Ziandra merutuki dirinya sendiri sepanjang perjalanan pulang. Ia masih tidak percaya bahwa dirinya kabur begitu saja setelah ditegur atasannya tadi. pikirannya kalut, bahkan ia hampir melupakan rencananya untuk pergi ke bank setelah pulang kerja guna mengajukan pinjaman.Dengan berat hati, Ziandra memutar langkah, berjalan kaki menuju bank meski kosnya sudah hampir terlihat di ujung jalan. Langkahnya terasa lambat, seolah-olah seluruh tenaganya terkuras habis oleh rasa malu dan putus asa.Sesampainya di bank, semuanya berjalan lebih cepat dari dugaannya. Tak butuh waktu lama, ia sudah keluar dengan wajah tertunduk lesu. Hatinya seperti dihantam batu besar. Pengajuan pinjamannya ditolah mentah-mentah oleh pihak bank.“Kenapa sulit sekali untuk meminjam uang, sih? Padahal aku sudah janji akan membayar tepat waktu. Aku juga nggak mungkin kabur,” keluhnya sambil mengusap wajah dengan kedua tangannya.Alasan penolakan bank masih terngiang di telinganya. Ziandra yang tidak memiliki jaminan

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-31
  • Pacarku Selingkuh, Kubalas Menikahi Bosku   Bab 5~Menerima atau Menolak~

    Angga menatapnya dengan senyum misterius. “Bisa dibilang, aku menawarkan pekerjaan tambahan padamu. Secara pribadi.”Ziandra menelan ludah dengan susah payah, merasa ada yang tidak beres dari kalimat itu. “Memangnya pekerjaan apa yang Anda maksudkan?”“Jadilah kekasih sewaanku selama 3 bulan. Sebagai gantinya, aku akan memberikan berapa pun yang kau butuhkan,” ungkap Angga seraya menyodorkan cek kosong ke tangan Ziandra.Ziandra menatap Angga dengan campuran rasa takut dan bingung. Cek kosong yang sudah berpindah ke tangannya terasa berat seperti batu.“Kutunggu jawabanmu besok,” kata Angga sebelum berbalik pergi, meninggalkan Ziandra yang terpaku di tempat.Saat langkah Angga menjauh, Ziandra segera masuk ke kamarnya dan mengunci pintu. Tubuhnya langsung merosot di lantai. Ia menatap cek kosong di tangannya dengan napas yang terasa sesak.Namun, pikirannya segera teralihkan saat ponselnya yang ada di saku celana berbunyi. Pesan dari sepupunya di desa masuk.[Kondisi nenek semakin lem

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-31
  • Pacarku Selingkuh, Kubalas Menikahi Bosku   Bab 6~Perlahan Membuat Pergerakan~

    “Apa kamu serius dengan nominal segitu?” lanjutnya membuat Ziandra menundukkan kepala dengan gugup.Sambil memilin ujung kemejanya, Ziandra mencoba untuk membalas ucapan Angga dengan suara lirih. “Ya. Itu cukup untuk semua biaya yang kubutuhkan. Kalau terlalu besar, saya bisa menguranginya...,”“Mengurangi? Astaga, Ziandra. Tiga puluh juta itu bahkan tak cukup untuk biaya makan malam keluargaku sekali duduk.”Angga memotong ucapan Ziandra dengan menyindir halus. Ia meraih pena di meja, menambahkan angka nol di akhir nominal itu, lalu mengembalikan cek itu ke tangan Ziandra.Ziandra menatap cek itu dengan mata melebar, tak menyangka bahwa uang sebesar 300 juta ada di genggamannya. Seumur-umur ia belum pernah memegang uang sebanyak itu, apalagi itu akan jadi miliknya.Ziandra mengenyahkan pikiran buruknya dengan menggelengkan kepalanya pelan. “Pak Angga, ini terlalu banyak! Saya tidak bisa menerimanya.”Ziandra bermaksud mengembalikan cek itu dan akan menulis nominal yang wajar untuknya

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-22
  • Pacarku Selingkuh, Kubalas Menikahi Bosku   Bab 7~Kecurigaan~

    Ziandra merenggangkan tubuhnya yang terasa pegal setelah duduk lama. Layar monitor di hadapannya sudah ia matikan dan bersiap untuk pulang. Namun, baru saja ia hendak merapikan mejanya, suara berat yang tak asing menyapanya dari belakang.“Kau belum pulang?” Ziandra hampir melompat saking kagetnya. Ia menoleh cepat dan menemukan Angga berdiri tak jauh di belakangnya, kedua tangannya terselip di saku celana, ekspresinya tetap datar seperti biasa.Ziandra menelan ludah. “Saya menyelesaikan tugas sebelum—,”“—sebelum kau resmi menjadi sekretarisku,” potong Angga sambil menatapnya. “Bagus. Tapi jangan terlalu membebani dirimu sendiri. Mulai besok, kau akan jauh lebih sibuk.”Ziandra mendesah pelan. “Saya tahu....”Ziandra kembali membereskan dokumen-dokumennya, berharap Angga segera pergi. Tapi bukannya beranjak, pria itu justru mengambil salah satu dokumen yang baru saja ia rapikan dan membolak-baliknya dengan santai.“Jadi, bagaimana rasanya mendapatkan promosi mendadak?” tanya Angga,

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-24

Bab terbaru

  • Pacarku Selingkuh, Kubalas Menikahi Bosku   Bab 7~Kecurigaan~

    Ziandra merenggangkan tubuhnya yang terasa pegal setelah duduk lama. Layar monitor di hadapannya sudah ia matikan dan bersiap untuk pulang. Namun, baru saja ia hendak merapikan mejanya, suara berat yang tak asing menyapanya dari belakang.“Kau belum pulang?” Ziandra hampir melompat saking kagetnya. Ia menoleh cepat dan menemukan Angga berdiri tak jauh di belakangnya, kedua tangannya terselip di saku celana, ekspresinya tetap datar seperti biasa.Ziandra menelan ludah. “Saya menyelesaikan tugas sebelum—,”“—sebelum kau resmi menjadi sekretarisku,” potong Angga sambil menatapnya. “Bagus. Tapi jangan terlalu membebani dirimu sendiri. Mulai besok, kau akan jauh lebih sibuk.”Ziandra mendesah pelan. “Saya tahu....”Ziandra kembali membereskan dokumen-dokumennya, berharap Angga segera pergi. Tapi bukannya beranjak, pria itu justru mengambil salah satu dokumen yang baru saja ia rapikan dan membolak-baliknya dengan santai.“Jadi, bagaimana rasanya mendapatkan promosi mendadak?” tanya Angga,

  • Pacarku Selingkuh, Kubalas Menikahi Bosku   Bab 6~Perlahan Membuat Pergerakan~

    “Apa kamu serius dengan nominal segitu?” lanjutnya membuat Ziandra menundukkan kepala dengan gugup.Sambil memilin ujung kemejanya, Ziandra mencoba untuk membalas ucapan Angga dengan suara lirih. “Ya. Itu cukup untuk semua biaya yang kubutuhkan. Kalau terlalu besar, saya bisa menguranginya...,”“Mengurangi? Astaga, Ziandra. Tiga puluh juta itu bahkan tak cukup untuk biaya makan malam keluargaku sekali duduk.”Angga memotong ucapan Ziandra dengan menyindir halus. Ia meraih pena di meja, menambahkan angka nol di akhir nominal itu, lalu mengembalikan cek itu ke tangan Ziandra.Ziandra menatap cek itu dengan mata melebar, tak menyangka bahwa uang sebesar 300 juta ada di genggamannya. Seumur-umur ia belum pernah memegang uang sebanyak itu, apalagi itu akan jadi miliknya.Ziandra mengenyahkan pikiran buruknya dengan menggelengkan kepalanya pelan. “Pak Angga, ini terlalu banyak! Saya tidak bisa menerimanya.”Ziandra bermaksud mengembalikan cek itu dan akan menulis nominal yang wajar untuknya

  • Pacarku Selingkuh, Kubalas Menikahi Bosku   Bab 5~Menerima atau Menolak~

    Angga menatapnya dengan senyum misterius. “Bisa dibilang, aku menawarkan pekerjaan tambahan padamu. Secara pribadi.”Ziandra menelan ludah dengan susah payah, merasa ada yang tidak beres dari kalimat itu. “Memangnya pekerjaan apa yang Anda maksudkan?”“Jadilah kekasih sewaanku selama 3 bulan. Sebagai gantinya, aku akan memberikan berapa pun yang kau butuhkan,” ungkap Angga seraya menyodorkan cek kosong ke tangan Ziandra.Ziandra menatap Angga dengan campuran rasa takut dan bingung. Cek kosong yang sudah berpindah ke tangannya terasa berat seperti batu.“Kutunggu jawabanmu besok,” kata Angga sebelum berbalik pergi, meninggalkan Ziandra yang terpaku di tempat.Saat langkah Angga menjauh, Ziandra segera masuk ke kamarnya dan mengunci pintu. Tubuhnya langsung merosot di lantai. Ia menatap cek kosong di tangannya dengan napas yang terasa sesak.Namun, pikirannya segera teralihkan saat ponselnya yang ada di saku celana berbunyi. Pesan dari sepupunya di desa masuk.[Kondisi nenek semakin lem

  • Pacarku Selingkuh, Kubalas Menikahi Bosku   Bab 4~Terkena Skandal dengan Atasan~

    Ziandra merutuki dirinya sendiri sepanjang perjalanan pulang. Ia masih tidak percaya bahwa dirinya kabur begitu saja setelah ditegur atasannya tadi. pikirannya kalut, bahkan ia hampir melupakan rencananya untuk pergi ke bank setelah pulang kerja guna mengajukan pinjaman.Dengan berat hati, Ziandra memutar langkah, berjalan kaki menuju bank meski kosnya sudah hampir terlihat di ujung jalan. Langkahnya terasa lambat, seolah-olah seluruh tenaganya terkuras habis oleh rasa malu dan putus asa.Sesampainya di bank, semuanya berjalan lebih cepat dari dugaannya. Tak butuh waktu lama, ia sudah keluar dengan wajah tertunduk lesu. Hatinya seperti dihantam batu besar. Pengajuan pinjamannya ditolah mentah-mentah oleh pihak bank.“Kenapa sulit sekali untuk meminjam uang, sih? Padahal aku sudah janji akan membayar tepat waktu. Aku juga nggak mungkin kabur,” keluhnya sambil mengusap wajah dengan kedua tangannya.Alasan penolakan bank masih terngiang di telinganya. Ziandra yang tidak memiliki jaminan

  • Pacarku Selingkuh, Kubalas Menikahi Bosku   Bab 3~Pria yang Tidur Dengannya~

    Selesai acara pengenalan CEO baru, Ziandra buru-buru keluar dari aula dan duduk ke kursinya dengan resah. Sambil terus membisiki dirinya sendiri, “Itu tidak mungkin. Pria semalam tidak mungkin bosku.”Ia menolak keras kebenaran bahwa pria yang tidur dengannya adalah orang yang sama. Sedang mengkhawatirkan hal itu, ia dikejutkan sapaan beberapa teman kantornya yang tiba-tiba saja mengerubungi mejanya.“Ada apa?” tanya Ziandra mengangkat sebelah alisnya.Salah satu dari mereka malah menertawakannya. Ia menyentil bahu Ziandra dengan gaya angkuhnya.“Kudengar bahwa kau dan Elden sudah putus, ya? Astaga, akhirnya Elden sadar juga bahwa kau itu tidak layak bersanding dengannya. Selamat atas kandasnya hubungan kalian, ya,” ejeknya dengan suara sengaja dilantangkan agar semua yang ada di sana mendengar berita itu.Banyak karyawan yang berasal dari divisi lain ikut menengok ke arah Ziandra ketika tak sengaja berjalan di mejanya, membuat Ziandra tentu saja merasa malu yang teramat sangat karena

  • Pacarku Selingkuh, Kubalas Menikahi Bosku   Bab 2~Hidupnya Semakin Rumit~

    Ziandra berangkat ke kantor jauh lebih awal dari biasanya. Bukannya langsung masuk ke dalam, ia malah duduk di bagian lobi kantor untuk menunggu seseorang. Dan tepat 20 menit kemudian, sosok Elden langsung mencuri perhatiannya.Ziandra berlari mendekati Elden dan memanggilnya terburu-buru. Tentu saja Elden merasa aneh dengan sikap Ziandra. Dirinya pikir kemarin Ziandra itu marah besar padanya dan tentu saja hubungan mereka bisa dikatakan berakhir, bukan?Senyuman Elden terbit ketika Ziandra yang sudah berdiri di depannya langsung memegang lengannya. “Ada apa, Sayang? Tumben pagi-pagi sudah menungguiku,” ungkapnya membuat Ziandra langsung melepaskan pegangannya.“Ada yang mau aku bicarakan denganmu. Dan biar kuperingatkan padamu satu hal, bahwa kita sudah putus jadi jangan memanggilku dengan sebutan sayang! Kau tidak amnesia soal semalam, ‘kan?” sinis Ziandra lalu menyuruh Elden agar mengikutinya.Keduanya tiba di rooftop kantor yang sama sekali tidak ada orang selain mereka. Ziandra l

  • Pacarku Selingkuh, Kubalas Menikahi Bosku   Bab 1~Pelampiasan dari Luka Pengkhianatan~

    Ziandra duduk di sudut kafe favoritnya, menatap secangkir kopi yang hampir dingin. Suasana ramai di sekelilingnya seolah tak ada artinya. Ia awalnya sangat bersemangat ketika Elden mengajaknya untuk bertemu sehabis pulang kerja, tapi setelah menunggu satu jam lamanya Elden mengabari bahwa dirinya akan lembur malam ini, sehingga terpaksa untuk membatalkan janji temunya dengan Ziandra.Ziandra tidak marah dan memutuskan tetap di kafe itu untuk beberapa saat kemudian. Tepat 15 menit, barulah Ziandra pergi dari kafe dengan lesu. Ia sangat menantikan pertemuannya dengan sang pacar yang akhir-akhir ini sulit sekali dihubungi.Elden selalu beralasan sedang sibuk sehingga tak ada waktu untuk mengabari apalagi sampai menyempatkan waktu untuk bertemu. Ziandra berusaha untuk mengerti kondisi Elden dan tak mengeluhkan hal itu. Padahal, mereka satu perusahaan dan hanya beda divisi saja, namun rasanya begitu sulit untuk berkomunikasi layaknya pasangan pada umumnya.“Sebaiknya aku bawakan Elden maka

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status