Share

Bab 7~Kecurigaan~

Author: Giana
last update Huling Na-update: 2025-02-24 20:37:16

Ziandra merenggangkan tubuhnya yang terasa pegal setelah duduk lama. Layar monitor di hadapannya sudah ia matikan dan bersiap untuk pulang. Namun, baru saja ia hendak merapikan mejanya, suara berat yang tak asing menyapanya dari belakang.

“Kau belum pulang?” 

Ziandra hampir melompat saking kagetnya. Ia menoleh cepat dan menemukan Angga berdiri tak jauh di belakangnya, kedua tangannya terselip di saku celana, ekspresinya tetap datar seperti biasa.

Ziandra menelan ludah. “Saya menyelesaikan tugas sebelum—,”

“—sebelum kau resmi menjadi sekretarisku,” potong Angga sambil menatapnya. “Bagus. Tapi jangan terlalu membebani dirimu sendiri. Mulai besok, kau akan jauh lebih sibuk.”

Ziandra mendesah pelan. “Saya tahu....”

Ziandra kembali membereskan dokumen-dokumennya, berharap Angga segera pergi. Tapi bukannya beranjak, pria itu justru mengambil salah satu dokumen yang baru saja ia rapikan dan membolak-baliknya dengan santai.

“Jadi, bagaimana rasanya mendapatkan promosi mendadak?” tanya Angga, nada suaranya mengandung sedikit ejekan.

Ziandra mengernyitkan kening tidak suka. “Saya tidak menganggap ini promosi, Pak. Saya hanya menjalankan kesepakatan kita.”

Angga terkekeh kemudian meredakan tawanya. Kesenyapan kemudian melingkupi keduanya. Ziandra yang sibuk mengemasi dokumen, sedangkan Angga hanya membolak-balik halaman dokumen tanpa berucap apapun setelahnya.

“Anda sendiri kenapa belum pulang?” ujar Ziandra sambil tangannya mengambil dokumen yang ada di genggaman Angga dengan sopan. Ia ingin cepat pulang dan menjauhi atasannya ini.

Angga berjalan menjauhi meja Ziandra dan menatapnya dengan tenang, menunggu wanita itu selesai. 

Ketika Ziandra sudah merapikan mejanya, ia berjalan mendekatinya untuk keluar kantor bersama, barulah ketika itu ia menjawab dengan enteng. “Aku sengaja ambil lembur malam ini. Sekaligus, aku ingin mengantarmu pulang.”

Langkah Ziandra yang sebelumnya sejajar dengan Angga seketika memelan. “Apa maksud Bapak?”

Belum sempat Angga menyahut, suara samar terdengar dari lorong di luar. Seperti suara langkah kaki seseorang yang terburu-buru menjauh.

Ziandra dan Angga sama-sama menoleh ke arah pintu yang sedikit terbuka. Namun, tak ada siapa pun di sana.

“Siapa, ya?” gumam Ziandra, merasa bulu kuduknya meremang.

Angga berdecak. “Mungkin hanya petugas kebersihan.” Ia mengangkat bahu tak peduli.

Ziandra mengekori Angga hingga ke lobi pelataran luar kantor. Ia membungkukkan badan seraya berucap sopan. “Kalau begitu, saya pamit pergi dulu, Pak.”

“Tidak bisa. Aku sudah katakan bahwa akan mengantarmu pulang. Alasanku memilih lembur juga karena hal ini.” Angga berucap tegas dengan mata memicing tak suka.

“Tapi, saya tidak minta untuk Bapak mengantar, kok. Saya bisa pulang sendiri.” Dengan berani Ziandra menggelengkan kepala.

Dia bermaksud untuk bersikeras menolak, namun malah Angga mengambil tasnya yang terselempang di bahu dan berjalan cepat menuju ke parkiran yang ada di samping kiri bangunan kantor.

Ziandra berusaha mengejar sambil berupaya merebut kembali tasnya, namun sia-sia. Tasnya dilempar begitu saja ke dalam jok mobil dan membuat Ziandra mendengus tak senang.

“Apa maumu, sih?” sungutnya bernada kesal.

“Masuk ke dalam dan biar aku antar pulang! Kau hanya perlu duduk tenang di mobil, tapi kenapa sulit sekali bagimu untuk menurut?” kecam Angga mulai hilang kesabaran.

Keduanya saling beradu tatapan sengit, tetapi Angga yang lebih dulu memutuskannya. Jika terus berdebat, keduanya akan pulang semakin larut malam. 

Sama halnya dengan Angga, Ziandra juga tak mau berlama-lama berdebat dengan atasannya ini. Ia sudah sangat lelah dan tak kuasa meladeni Angga yang menyebalkan.

Dengan wajah tertekuk kesal, Ziandra duduk ke jok mobil di samping kursi kemudi. Sedetik kemudian Angga menyusul dan langsung tancap gas menjalankan mobilnya.

Tanpa mereka sadari, seseorang keluar dari tempat persembunyiannya di sudut gelap koridor. Ia mengamati kepergian mereka dengan mata tajam penuh minat.

“Ternyata Ziandra tidak se-sederhana kelihatannya. Bahkan sekarang dia sudah mendekati Angga yang baru beberapa hari dilantik jadi CEO. Dia pintar menemukan tangkapan besar untuk dimanfaatkan.” Orang itu bergumam lirih dengan smirk tersemat di bibirnya. Mengakui kehebatan Ziandra yang mudah mendapatkan jackpot.

*****

“Loh, kenapa kita berhenti di sini?” tanya Ziandra mempertanyakan alasan Angga menghentikan mobilnya ke area parkir sebuah restoran.

“Tentu saja untuk makan. Apa menurutmu aku bukan manusia yang tidak butuh makan?” celetuk Angga sembari keluar dari mobilnya.

Dengan cepat Ziandra membuka pintu mobilnya dan menghadang langkah Angga yang ingin masuk restoran.

“Iya, aku tahu ini restoran untuk makan. Tapi, kenapa kau membawaku juga? Aku tidak bilang bahwa setuju datang ke sini denganmu, Bapak Angga yang Terhormat.” Meski diselimuti rasa kesal yang mendera, Ziandra tidak lupa bahwa pria menyebalkan di depannya ini masihlah bos yang harus ia segani.

Angga tersenyum mendengar Ziandra tidak terlalu bicara formal padanya, berbeda ketika saat masih di kantor. Bukannya peduli gerutuan Ziandra padanya, ia malah menggandeng tangan Ziandra untuk diajaknya masuk ke dalam. Sepenuhnya mengabaikan delikan tajam bawahannya itu.

“Aku tahu kau belum makan sejak tadi siang. Aku juga yakin selepas pulang kau hanya akan langsung tidur tanpa memperdulikan perutmu. Jadi, berhenti menolak dan ikuti apa kataku!” 

“Memang kau siapaku hingga aku harus menurut?” tukas Ziandra berusaha melepaskan cekalannya.

Angga menoleh padanya dengan alis menukik tajam sambil mengeratkan cekalannya. “Kau kekasihku. Kau kubayar untuk menjadi kekasih sewaanku selama 3 bulan. Bukankah harusnya kau menurut pada tuanmu, hem?” 

Ziandra terhenyak mendengar ucapan Angga yang sarat akan tekanannya meski dengan suara lirih dan hanya dirinya yang mendengar.

“Sekarang, ayo duduk dan makan!” 

Tak ada penolakan lagi dari Ziandra. Ia diam dan menuruti ucapan Angga tanpa bantahan sedikit pun. Ia seketika berubah seperti patung hidup yang hanya menuruti ucapan tuannya.

Melihat sekilas pada Ziandra yang berubah menjadi pendiam membuat Angga sedikit menyesal atas ucapan pedasnya. Dengan telaten ia mendekatkan mangkuk sup ke hadapan Ziandra dan menuntun tangannya untuk memegang sendok.

“Makanlah keburu dingin nanti. Sehabis ini, aku akan langsung mengantarmu pulang dengan selamat.”

Suara Angga melembut dengan sorot mata tenang ke arah Ziandra yang terpaku dengan perlakuannya.

“Terima kasih atas makanannya.” Hanya itu yang mampu Ziandra ucapkan. Lalu, keheningan kembali menyerang keduanya. 

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Kaugnay na kabanata

  • Pacarku Selingkuh, Kubalas Menikahi Bosku   Bab 8~Tekanan~

    Keesokan harinya, seperti yang sudah Ziandra duga, kantor langsung dipenuhi bisik-bisik saat ia datang. Semua mata tertuju padanya seolah ia baru saja melakukan sesuatu yang salah.“Hei, kau sudah dengar? Ziandra jadi sekretaris pribadi Pak Angga sekarang.”“Serius? Gimana caranya? Dia pasti pakai jalan pintas.”“Gila, aku iri setengah mati. Padahal dia cuma pegawai biasa kemarin.” Ziandra menundukkan kepala, berusaha mengabaikan tatapan menusuk dan komentar-komentar pedas soal dirinya. Langkahnya ia percepat berusaha untuk menjauh secepat mungkin.Di sudut ruangan lain, Elden bersandar santai di dinding dekat pantry dengan segelas kopi di tangannya. Ia mendengarkan gosip yang berseliweran dengan ekspresi tenang, lalu tersenyum miring.Semalam, Elden berniat mengejek Ziandra karena melihatnya lembur sendirian, terlihat begitu menyedihkan setelah putus darinya. Namun, siapa sangka justru ada moment menarik yang dilihatnya.Elden melihat kebersamaan antara Ziandra dan Angga—atasannya ya

    Huling Na-update : 2025-02-25
  • Pacarku Selingkuh, Kubalas Menikahi Bosku   Bab 9~Teror yang Berlanjut~

    Ziandra menatap pesan itu dengan dahi mengernyit bingung. Tak butuh waktu lama untuknya segera membalas pesan.[Siapa kamu? Apa maksud dari pesanmu ini?]Namun hingga belasan menit Ziandra menunggu, tak ada balasan apapun dari pengirim pesan padahal sudah ada tanda dibaca.Ziandra pun memutuskan menghubungi nomor itu untuk mencari tahu. Tepat saat dirinya menekan tombol panggil, suara ponsel berdering di belakangnya membuat ia cepat menoleh.“Elden, jadi kau orangnya? Kenapa mengirimiku pesan seperti itu? Menyebalkan sekali,” kecam Ziandra ketika Elden berjalan mendekatinya.Elden menaikkan sebelah alisnya. Sebelah tangannya ia gunakan mengambil ponsel yang terselip di saku celana dan mengangkat telepon itu dengan tenang sambil memperhatikan tatapan terkejut Ziandra padanya.“Iya, sebentar lagi aku akan datang. Kau bisa mulai dulu mempersiapkan rapatnya.”Usai menjawab teleponnya, Elden menatap sepenuhnya pada Ziandra yang masih bengong.“Kau itu kenapa? Tiba-tiba marah padaku dan men

    Huling Na-update : 2025-02-27
  • Pacarku Selingkuh, Kubalas Menikahi Bosku   Bab 10~Meminta Bantuan~

    Ziandra menangis di depan Angga. Ia tak peduli tanggapan bosnya itu akan seperti apa melihatnya berantakan dengan tangis pecah begini. Ia terlalu kalut memikirkan kalau peneror itu sungguh akan melaporkannya pada keluarganya di desa.“Ada apa denganmu? Hey, berhentilah menangis dan katakan padaku apa yang terjadi!” ucap Angga sambil menuntun Ziandra agar masuk ke ruangannya.Meski Angga yakin semua karyawan sudah pulang, ia tak mau ambil risiko bahwa terpergok berduaan dengan Ziandra di depan pintu ruang kerjanya.Dengan lembut Angga mendudukkan Ziandra di sofa yang ada di ruangannya. Ia juga menyodorkan botol air mineral pada Ziandra.“Tenang dan jelaskan padaku dengan perlahan-lahan! Aku janji akan membantumu sebisanya,” ujar Angga kembali menginterupsi Ziandra yang tampak masih terpukul dengan masalahnya.Ziandra mengangguk patuh. Ia menenggak hampir separuh isi botol dan menatap ke arah Angga dengan ragu.Setelah meyakinkan dirinya bahwa ini keputusan yang tepat, ia memberanikan u

    Huling Na-update : 2025-02-28
  • Pacarku Selingkuh, Kubalas Menikahi Bosku   Bab 11~Menginap~

    Ziandra menggeleng cepat. “Aku tidak bisa. Itu akan semakin membuat gosip berkembang—,”“Peduli setan dengan gosip!” suara Angga meninggi, membuat Ziandra tersentak. Angga menarik napas dalam, mencoba menahan emosinya sebelum kembali berbicara lebih lembut. “Aku lebih peduli pada keselamatanmu. Gosip bisa dengan mudah menghilang, tapi kalau terjadi sesuatu padamu, aku tidak bisa menerimanya. Ayolah, menurut padaku!”Ziandra meremas ujung bajunya. Rasa ragu dan takut bercampur jadi satu. Tetapi, melihat tatapan serius Angga yang terlihat sangat khawatir padanya, ia tahu bahwa pria itu tidak main-main.Ziandra pun memberi anggukan kecil pertanda memberi persetujuan. Bukan karena dipaksa, tapi karena di dalam hatinya ia takut tinggal sendirian di sini.Angga tersenyum lega mendapat persetujuan dari Ziandra. “Cepat kemas barang-barang yang kau butuhkan. Aku akan menunggu di luar sini sambil memantau keadaan sekitar.”Ziandra masuk ke dalam kamar dengan perasaan campur aduk. Sementara di l

    Huling Na-update : 2025-03-01
  • Pacarku Selingkuh, Kubalas Menikahi Bosku   Bab 12~Pelaku~

    “Kenapa mempertanyakan hal itu? Apa kau sudah tahu siapa orang yang menerorku? Jika iya, cepat katakan siapa, Angga!” tuntut Ziandra yang berfirasat bahwa Angga mengetahui sesuatu, mungkin saja dia sudah tahu pelakunya.“Aku belum memastikan dia orangnya. Tapi, aku menunggu jawabanmu. Apa yang kau lakukan jika tahu pelakunya?” tegas Angga dengan suara otoriternya.Ziandra tampak berpikir dengan menggembungkan sebelah pipinya. “Entahlah, aku hanya akan bilang padanya bahwa jangan sampai memberitahukan rumor itu pada keluargaku. Akan kuberi penjelasan bahwa itu hanyalah gosip palsu yang tidak benar.”“Lalu, kau akan melepaskannya begitu saja? Setelah teror yang dia lakukan, kau hanya akan memberinya sebuah penjelasan dan setelah itu melupakan kesalahannya. Aku tak habis pikir, apa kau tak marah dan dendam padanya karena perbuatannya itu?” gerutu Angga kurang setuju dengan apa yang disampaikan Ziandra.Bahkan meski bukan Angga yang diteror, ia sudah kesal dan marah. Tapi, malah Ziandra t

    Huling Na-update : 2025-03-02
  • Pacarku Selingkuh, Kubalas Menikahi Bosku   Bab 13~Kedekatan~

    Angga menuangkan alkohol ke gelas sloki milik Ziandra yang menerimanya dengan sopan."Aku hanya terlalu cemas soal masalahmu, hingga tanpa sadar malah melewati batas seperti tadi," kata Angga memulai pembicaraan.Angga sengaja mengajak Ziandra minum malam ini untuk berbaikan, ia pikir jika dalam keadaan sadar akan cukup canggung baginya maupun Ziandra.Ziandra meneguk alkoholnya hanya separuh gelas, sedangkan Angga langsung menghabiskannya dan kembali mengisinya hingga penuh."Kau ingat, tidak, bagaimana kita bertemu pertama kali?" tanya Angga tersenyum tipis lalu kembali meneguk alkoholnya hingga tandas.Ziandra yang melihatnya sampai dibuat melongo karena toleransi alkohol Angga sangat tinggi. Ia bahkan belum terlihat seperti sedang mabuk."Itu sungguh ketidaksengajaan. Aku juga tak menyangka kalau ternyata pria yang kutemui malam itu adalah dirimu, bosku sendiri. Aku ke kelab waktu itu juga hanya berniat mabuk, bukan malah melakukan hal yang lebih dari itu. Maaf jika pertemuan kita

    Huling Na-update : 2025-03-03
  • Pacarku Selingkuh, Kubalas Menikahi Bosku   Bab 14~Melakukannya Lalu Kembali Menyesal~

    Angga menunggu izin dari Ziandra untuk bertindak lebih jauh. Ia pikir Ziandra akan menolaknya karena wanita itu hanya diam menatapnya sejak tadi. Angga bermaksud turun dari tubuh Ziandra dan membiarkan wanita itu kembali ke kamarnya.Meski tak bisa dipungkiri bahwa sesuatu di bawah sana sudah tegak, Angga tak mau bertindak egois. Ia akan melepaskan Ziandra dan membiarkannya pergi.Namun, sebelum Angga beringsut turun, Ziandra malah menahan tangannya. Memberinya tatapan lembut dan anggukan kepala yang amat pelan. Senyum Angga langsung terkembang merekah."Aku akan pelan-pelan melakukannya agar kau tidak kesakitan," ucap Angga berjanji dengan semangat.Ziandra tersenyum melihat betapa antusiasnya Angga padanya. Pria itu sudah melepas bajunya dan kembali menindih Ziandra. Senyum tulus Angga adalah hal terakhir yang Ziandra ingat sebelum ia menutup mata membiarkan Angga bermain dengan tubuhnya.*****Pemandangan pertama yang menyambut bangunnya Ziandra adalah wajah tampan Angga yang sedan

    Huling Na-update : 2025-03-04
  • Pacarku Selingkuh, Kubalas Menikahi Bosku   Bab 15~Berselisih~

    Vidia sakit hati mendengar ucapan nyelekit Angga kepadanya. Selama ini dirinya selalu bersabar menghadapi watak keras Angga kepadanya yang tak pernah mau menganggapnya sebagai ibu. Tapi, kali ini sudah kelewatan. Di depan seorang wanita asing, Angga dengan arogannya menghina Vidia, mengatakan secara gamblang bahwa dia tak lebih dari ibu tiri yang harusnya sadar posisi untuk tidak ikut campur urusan Angga. Sedangkan di lain sisi, suaminya selalu menekan dirinya untuk terus memantau Angga agar tidak berbuat ceroboh.Tapi, lihat apa yang terjadi sekarang! Angga malah berbuat hal gila di apartemennya dengan seorang wanita yang tak jelas asal-usulnya. Lalu, bagaimana Vidia tidak murka dengan kelakuan Angga!?“Sekarang, katakan! Untuk apa kau datang ke sini? Apa Ayah menyuruhmu untuk memata-mataiku lagi?” tuding Angga dengan wajah tak bersahabat.Vidia mendelik sinis menanggapi Angga. “Kau sudah tahu, masih saja bertanya. Dan aku takkan tinggal diam. Aku akan laporkan masalah inj pada ayah

    Huling Na-update : 2025-03-05

Pinakabagong kabanata

  • Pacarku Selingkuh, Kubalas Menikahi Bosku   Bab 62~Keadilan kecil~

    “Aku tidak setuju dengan keputusanmu. Bagaimana kau tega memperlakukan Devan seperti itu? Dia juga anakmu. Kau harus adil dengan kedua anakmu tanpa pilih kasih.” Vidia langsung menyanggah dengan keras atas keputusan suaminya.Angga berdiri dengan santai, menatap dengan senyum remeh ke arah Vidia sebelum membungkuk hormat ke ayahnya untuk pamit.“Tentu saja perlakuan kami harus berbeda. Yang satu anak sah, sedangkan satunya tak lebih dari anak perebut suami orang.”Angga dengan sengaja menyindir saat berjalan di belakang kursi Vidia. Tentu saja itu membuatnya langsung tersinggung marah.Vidia dengan mata terbelalak merah, berdiri dan berbalik untuk menatap Angga yang bahkan tak mempedulikannya. Angga tetap berjalan pongah, keluar dari rumah ayahnya.“Sayang, kau tak dengar ucapannya Angga barusan? Dia menghinaku dengan begitu kejam.” Vidia mengadu dengan wajah tersinggung kesal.Yuda menatapnya sekilas. “Yang dikatakan Angga memang benar.”Vidia langsung terdiam seketika mendengar ucap

  • Pacarku Selingkuh, Kubalas Menikahi Bosku   Bab 61~Ayahnya Kembali~

    Angga akhirnya bisa sedikit bernapas lega ketika mendengar kabar dari orang kepercayaannya bahwa ayahnya akan pulang. Setelah berjibaku dengan masalah pelik sebulan lebih akibat ulah Devan, akhirnya ia akan bebas. Ia akan langsung menemui ayahnya untuk mendapatkan kejelasan.Karena tidak mau Vidia makin menghasut ayahnya, Angga harus bertindak cepat ketika ada kesempatan. Ia buru-buru keluar dari ruang kerjanya sambil memakai jas yang sebelumnya sudah dilepas olehnya.Ziandra yang ada di luar ruangan, ketika melihat Angga keluar tampak tergesa, segera menghampirinya.“Mau ke mana? Kau terlihat buru-buru sekali, padahal kita baru tiba di kantor beberapa menit yang lalu.” Ziandra tampak khawatir, tak mau suaminya menyembunyikan apapun darinya.Angga menoleh sekilas. Langkah kaki yang awalnya lebar dan tergesa, kini mulai melambat. Saat di depan lift, Angga berbalik menghadap Ziandra.“Aku akan menemui Ayah. Dia baru saja pulang dari liburannya. Kau doakan aku agar bisa mendapat hasil me

  • Pacarku Selingkuh, Kubalas Menikahi Bosku   Bab 60~Peralihan yang Sulit~

    Sebulan kemudian....Sudah hampir seminggu lamanya Elden bekerja sebagai buruh harian di sebuah pabrik pengemasan di kawasan industri dekat tempat tinggalnya. Hari-harinya kini diisi dengan rutinitas monoton: bangun sebelum matahari terbit, menempuh perjalanan dengan berjalan kaki karena ongkos transportasi terlalu mahal, lalu berdiri berjam-jam di depan mesin yang menderu tanpa henti.Tubuhnya mulai terbiasa dengan rasa pegal, tetapi tidak dengan rasa lelah yang menggerogoti harga dirinya.Ia yang sebelumnya bekerja di perusahaan besar milik keluarga Angga membuatnya disegani oleh orang-orang di sekitar rumahnya, bahkan para teman alumni sekolah juga. Namun kini, ia tak lebih dari seorang pria yang bekerja serabutan untuk mencukupi hidupnya.Pulang malam itu, Elden duduk di lantai kosannya yang sempit dan lembap. Makanan instan sudah jadi teman setianya selama beberapa hari terakhir. Ia membuka ponselnya, mengecek pesan—masih tidak ada kabar dari Ziandra maupun perusahaan. Bahkan taw

  • Pacarku Selingkuh, Kubalas Menikahi Bosku   Bab 59~Pemecatan~

    Angga melangkah mendekat dengan langkah lambat, setiap jejaknya seolah menggema dalam keheningan yang mencekam.“Kenapa kau ada di sini bersama Elden?” tanyanya, datar. Sudah jelas itu ditujukan pada Ziandra karena hanya ada mereka bertiga di sana.Ziandra membuka mulut, ingin menjelaskan. Namun, suaranya tercekat. Ia tahu, dalam posisi seperti ini, penjelasan sering kali terdengar seperti pembelaan yang lemah. Ia mencoba menatap mata Angga, tetapi pria itu malah memalingkan pandangannya ke Elden.“Dan kau,” lanjut Angga, nadanya naik satu oktaf. “Sudah kuperingatkan untuk jangan lagi mendekati Ziandra! Sepertinya kau memang meremehkan atasanmu ini, kan? Kau pikir aku main-main dengan ancamanku jika sampai kau mengganggu istriku lagi?”Elden menggeleng cepat. “Kau salah paham. Aku hanya—”“Cukup.” Angga memotong, suaranya tajam. “Mulai sekarang, kau bukan lagi bagian dari perusahaan ini. Kau kupecat, Elden.”Angga lalu beralih menatap ke arah Ziandra lagi.“Aku ini suamimu, tapi kau m

  • Pacarku Selingkuh, Kubalas Menikahi Bosku   Bab 58~Jangan Bersikap Peduli~

    Ziandra mendengus lirih ketika menerima telepon dari Elden. Pria itu tiba-tiba mengajaknya bertemu secepatnya, dengan alasan ada hal penting yang harus dibicarakan. Namun, sebelum sempat menolak, sambungan sudah lebih dulu terputus.Ia menghela napas pelan, menatap layar ponselnya beberapa detik sebelum meletakkannya di pangkuan. Sekilas, pandangannya berpindah ke Angga yang tengah menyetir dengan tatapan serius. Suaminya itu jelas sedang tidak tenang—sorot matanya kosong, rahangnya mengeras, dan tangannya menggenggam kemudi dengan kencang.Dengan gerakan hati-hati, Ziandra menggenggam tangan Angga yang bebas. Ia tidak mengatakan apa-apa, hanya ingin menyalurkan sedikit ketenangan lewat sentuhan hangat itu.Angga menoleh sekilas, menaikkan sebelah alisnya. “Ada apa?”Ziandra membuka mulut, ingin meminta izin kalau nanti akan bertemu Elden sebentar untuk urusan penting. Tapi mulutnya serasa terkunci, ia terdiam. Melihat raut letih Angga membuatnya mengurungkan niat bicara. Ia tahu, uca

  • Pacarku Selingkuh, Kubalas Menikahi Bosku   Bab 57~Tidak Bisa Bertemu~

    Angga menggeram pelan, lalu kembali mengeluarkan ponsel dari sakunya. Satu kali lagi, ia mencoba menelepon ayahnya. Jari-jarinya menekan tombol cepat dengan gerakan tepat dan penuh amarah. Dada masih naik turun, rahangnya mengeras.Kali ini sambungan berhasil tersambung.Namun, yang menjawab bukan suara sang ayah.[“Halo?”]Suaranya lembut, tenang, dan sangat dikenal. Vidia.Angga langsung mendecih tajam, merasa perutnya melilit oleh rasa kesal yang makin mendidih. “Kenapa kau yang menjawab ponsel ayahku? Di mana dia?”[“Ayahmu sedang menikmati waktu bersama denganku. Kami baru saja sarapan, lho.”]“Aku tidak menelepon untuk mendengar omong kosongmu. Berikan telepon ini pada Ayah. Aku ingin bicara langsung dengannya.” Nada Angga tajam, tanpa basa-basi.[“Ayahmu sekarang sedang beristirahat dan tidak bisa diganggu.”]“Tidak mungkin,” desis Angga. “Dia pasti bisa bicara. Kau hanya sengaja menjauhkannya dariku.”Terdengar helaan napas malas dari seberang. [“Kalau kau terlalu sibuk menaru

  • Pacarku Selingkuh, Kubalas Menikahi Bosku   Bab 56~Disokong Oleh Lawan~

    Pagi itu terasa biasa saja—hangat, tenang, dan penuh semangat. Setidaknya begitu yang dirasakan Angga dan Ziandra saat melangkah beriringan memasuki lobi kantor. Saling tersenyum kecil, menyapa beberapa staf yang membalas dengan tatapan lega, seolah menyambut kembalinya kedamaian antara keduanya.Namun, langkah mereka terhenti seketika.Di depan lift yang belum juga terbuka, berdiri seseorang dengan postur tegak dan senyum angkuh yang sangat dikenal oleh keduanya. Sosok itu menoleh perlahan—dan saat matanya bertemu dengan milik Ziandra dan Angga, senyum tipisnya makin melebar.“Selamat pagi, Pak Angga, Bu Ziandra.” Suaranya terdengar manis, tapi jelas terasa menusuk.Liona.Ziandra refleks menahan napas. Matanya membelalak, tak percaya dengan apa yang dilihatnya.Angga pun tidak kalah terkejut. Rahangnya mengeras, tubuhnya langsung menegang.Dengan langkah ringan, Liona mendekati mereka. Ia membungkuk kecil dengan sikap sopan yang dibuat-buat, lalu berdiri tegak kembali dengan ekspres

  • Pacarku Selingkuh, Kubalas Menikahi Bosku   Bab 55~Membuka Lembaran Baru~

    Langkah Ziandra pelan memasuki apartemen. Sepi. Lampu ruang tamu menyala redup, menyambutnya dengan kehangatan yang tak ia sangka-sangka. Saat menutup pintu perlahan, matanya langsung menangkap sosok seseorang yang terbaring di sofa—Angga.Laki-laki itu tertidur dalam posisi setengah duduk, tangan kanannya menjuntai ke lantai, sementara ponselnya tergeletak tak jauh dari sana. Napasnya teratur, wajahnya tenang. Untuk sesaat, semua amarah yang sempat menggelayuti hati Ziandra menguap begitu saja.Ia mendekat pelan, berjongkok agar sejajar dengan wajah Angga. Cahaya lembut dari lampu mengenainya dari samping, membuat sorot wajah itu tampak lebih damai dari biasanya.Seperti bayi ... batin Ziandra.Tangan kanan Ziandra terangkat, mengelus pelan pipi Angga yang terasa hangat. Sentuhan itu lembut, seperti menyentuh sesuatu yang rapuh. Ia tersenyum kecil, mengagumi garis wajah suaminya yang—di balik semua kelakuan dan dinginnya sikap—

  • Pacarku Selingkuh, Kubalas Menikahi Bosku   Bab 54~Hubungan yang Membaik~

    Setelah percakapan panjang di rooftop, suasana hati Ziandra sedikit lebih ringan. Ia dan Jenna kini bisa saling memandang tanpa beban besar seperti sebelumnya. Mungkin belum benar-benar pulih, tetapi langkah menuju perbaikan sudah dimulai.Saat jam istirahat usai, Ziandra kembali ke ruangannya. Ia duduk di kursi kerja, memandangi layar komputer yang masih menampilkan dokumen yang belum rampung. Jemarinya sempat mengambang di atas keyboard, tapi pikirannya masih belum fokus.Namun, ketika Jenna sengaja lewat ke tempatnya dan mengedipkan mata sambil menunjukkan isyarat akan pulang bersama nanti, seulas senyum tipis akhirnya mengembang di wajahnya. Setidaknya, hari ini tidak sepenuhnya buruk.*****Sementara itu, di ruangannya, Angga hanya bisa memandangi jam dinding yang terasa berjalan lambat. Setiap menit yang berlalu terasa seperti menyiksa. Ia tidak tahu apa yang dipikirkan Ziandra sekarang, apakah hatinya sudah sedikit terbuka, atau justru semakin tert

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status