Ditengah hiruk pikuk keramaian bandara soekarno hatta. Terlihat seorang pemuda tengah berbicara bersama seseorang lewat ponselnya tanpa memperdulikan orang-orang sekitarnya.
"Iya Bun. Sebentar lagi Reno sampai kok. Tapi ke apartemen dulu ya."
"Baiklah, Nak. Tapi yakin kamu gak mau dijemput? Biar Inna yang jemput." Sang bunda berkata dari seberang sana.
"Gak usah bunda sayang. Reno bisa pulang sendiri aja kok."
"Ya sudah kalau gitu. Kamu hati-hati dijalan ya, Nak. Jangan lupa nanti pulang ke rumah, sudah 5 tahun kamu gak pulang, Ren." Peringat sang bunda.
"Iya bunda kesayangan. Udah dulu ya, bun. Reno mau ke pesan taksi dulu soalnya."
Reno pun lalu menyudahi pembicaraannya dengan sang bunda lewat ponselnya. Lalu dia pun memasukan ponselnya ke dalam kantong celana jeansnya. Namun, saat dia akan melanjutkan langkahnya. Tiba-tiba dia mendengar suara teriakan seorang perempuan yang entah memanggil siapa.
"Itu dia! Iya itu dia suami ku!" Teriak seorang perempuan lalu berlari menghampiri Reno. Membuat Reno kebingungan karena tiba-tiba gadis itu menghampirinya dan mengakui kalau dirinya adalah suami perempuan itu. Dan itu membuat Reno bingung karena memang dia belum mempunyai istri. Ditambah dia tidak mengenali siapa perempuan itu.
"Tolong bantu aku dari kejaran mereka Tuan please. Nanti aku akan membalasmu dengan apa pun yang kau minta. Kalau kau mau membantuku." Perempuan itu berbisik tepat di telinga Reno.
"Maaf Tuan. Apa dia benar istri anda?" Tanya petugas bandara itu. Belum sempat Reno menjawab. Perempuan itu langsung berbicara dan mengatakan sebuah kebohongan.
"Ya tentu saja aku istrinya dan dia suamiku. Iya kan, sayang?" Perempuan itu pun bergelayut manja dilengan Reno. Membuat Reno bingung harus bagaimana. Dia pun hanya mengangguk, karena tidak mengerti dengan apa yang terjadi pada perempuan itu.
"Baguslah kalau begitu. Jadi tolong bayar dendanya Tuan. Dia tadi merusak barang seorang penumpang," Ucap petugas bandara itu.
"Tapi aku tidak sengaja, Pak. Sudahlah kita bersamai saja," Bujuk Perempuan itu. Namun, tiba-tiba Reno tersenyum tipis setelah melihat perempuan cantik dihadapannya. Diam-diam Reno mempunyai ide licik entah apa yang ada dalam pikirannya saat ini.
"Baiklah, Pak. Saya akan mengganti kerusakan yang Bapak katakan, berapa aku harus membayar ganti ruginya, Pak?" Tanya Reno dengan santai.
"10 juta. Karena istri anda memecahkan laptop salah satu penumpang yang satu pesawat dengan kalian tadi," Ucap petugas itu
"What! 10 juta! Yang benar saja, Pak! Bapak tahu kan tadi aku tidak sengaja menabrak orang itu, apalagi memecahkan laptopnya aku benar-benar tidak sengaja, Pak. Karena aku sedang mengejar pencuri yang menjambret tas milikku. Bapak tahu semua peralatan dan dompetku ada ditas itu. Juga alamat kerabat orang tuaku yang berada disini, Pak." Perempuan itu pun berkata dengan wajah memelas.
"Sudahlah jangan dibahas lagi, sayang. Ini pak uangnya dan tolong lepaskan IS-TRI saya!" Reno berucap tegas dengan menekan kata istri. Sambil menatap tajam kepada perempuan yang mengaku sebagai istrinya itu. Petugas itu pun menerima uang yang diberikan oleh Reno. Lalu pergi meninggalkan Reno dan perempuan yang dikejarnya tadi.
"Terima kasih sudah mau menolongku, Tuan. Aku janji akan mengganti uang 10 jutamu itu," Ucap perempuan itu sambil tersenyum.
"Oke. Memang sesama manusia harus saling menolong, kan? Tapi sayangnya semua itu tidak gratis ISTRIKU! Kenalkan gue Reno Refriyansyah Aditama. Dan lo?"
"I-iya Tuan, apa yang anda inginkan dariku?" Tanya gadis itu yang terlihat gugup.
"Nama lo?"
"Ellina Rahardian, tapi panggil saja Ellin," Ucap gadis yang bernama Ellina itu dengan masih sedikit gugup dan ketakutan.
"Baiklah. Sesuai dengan apa yang lo bilang saat tadi meminta bantuan padaku. Lo mau melakukan apa pun buat gue, kan? Jadi sekarang gue mau lo kerja sama gue selama 5 bulan sebagai asisten di apartemen gue. Ingat ASISTEN BUKAN ISTRI!" Tegas Reno. Dan ucapan Reno sontak membuat mata Ellina membulat seketika seakan mau keluar.
"Ta-tapi aku bisa membayarmu dengan uangku, Tuan. Aku akan menelpon orang tuaku," Sahut Ellina dengan was-was karena tidak mungkin Ellina mau bekerja menjadi ART di rumah milik pria yang tadi dia akui sebagai suaminya itu. Apa kata dunia seorang putri keluarga Rahardian tiba-tiba mendadak jadi Asisten Rumah tangga.
"Jadi lo gak mau? Baiklah kalau begitu gue akan memanggil petugas bandara itu lagi dan ngambil uang gue. Lalu nyuruh mereka bawa lo dan nahan lo. Gue akan bilang kalau lo berbohong tentang kita yang adalah suami istri. Kan lo memang bukan istri gue," Ucap Reno. Lalu mulai melangkahkan kakinya untuk memanggil petugas itu lagi.
"Ja-jangan Tuan. Aku tidak mau dipenjara gara-gara hal ini, baiklah aku akan bekerja denganmu tuan tapi bisa tidak dikurangi. Jangan sampai 5 bulan," Ucap Ellina memelas.
"Tidak! Karena setiap bulannya gue akan memotong hutang lo 2 juta. Ngerti lo! Sekarang bawa koper gue," Perintah Reno. Dia pun lebih dulu pergi. Meninggalkan Ellina yang terpaksa harus membawa koper milik Reno yang lumayan berat itu.
"Isshh..., dasar sombong sekali pria itu," Gerutu Ellina. Yang kini terlihat kesal karena ulah Reno.
"Gue dengar apa yang dibilang. Dasar gadis bodoh!" Ketus Reno. Yang menoleh dan menatap tajam kearah Ellina.
"Hehe maaf tuan," Ucap Ellina. Lalu menggeret kopernya mengikuti Reno untuk ikut pulang ke apartementnya.
"Ya Tuhan. Gara-gara aku kena jambret hidupku jadi malang seperti ini. Papa, mama tolong putrimu ini," Ucap batin Ellina. Yang tiba-tiba teringat pada kedua orang tuanya dan dia sangat merindukan mereka sekarang.
*****
Akhirnya Reno dan Ellina pun sampai di sebuah apartemen milik Reno.
"Ini tempat tinggal gue," Ucap Reno. Yang kini sudah berada di dalam apartemennya bersama Ellina. Ellina pun kagum dengan dekorasi apartemen seorang pria tapi terlihat sangat rapih dan elegan.
"Tuan. Apa aku boleh meminjam ponselmu? Untuk memberi tahu papa dan mamaku agar mereka tidak khawatir," Ucap Ellina. Lalu Reno yang kini sedang duduk santai di sofa pun memberikan ponselnya. Ellina langsung menelepon orang tuanya dan memberi tahu kalau dia kini sedang berada di rumah sahabatnya yang di Jakarta. Ellina sengaja berbohong agar orang tuanya tidak merasa khawatir.
"Baiklah sekarang lo boleh istirahat dulu. Tapi nanti setelah istirahat siapkan makan malam buat gue. Sekarang gue mau kerumah orang tua gue dulu. Nanti gue pulang sore, jadi lo harus masak makan malam untukku," Ucap Reno.
"Tapi Tuan, aku belum pernah memasak sendiri," Ucap Ellina. Dengan memasang wajah mengiba agar Reno tidak menyuruhnya memasak. Namun, ternyata itu tidak berpengaruh pada Reno. Pria itu tetap menyuruh Ellina untuk tetap memasak.
"Itu urusan lo. Pokoknya gue gak mau tahu ya! Pulang dari rumah orang tua gue nanti makan malam gue harus disediakan." Reno berkata dengan tegas tanpa mau dibantah. Dan itu membuat Ellina bingung karena dia memang tidak bisa memasak. Entah apa yang harus dia masak nanti, mau pesan delivery pun dia tidak punya uang sepeser pun karena semuanya telah diambil oleh si penjambret sialan itu. Sementara Reno dia sudah pergi kerumah orang tuannya setelah mengatakan itu.
"Oh Tuhan bagai mana ini? Aku kan gak bisa masak," Ucap Ellina yang kini malah berbaring di sofa.
*****
Reno baru saja sampai dirumah orang tuanya. Dia langsung memasuki rumah kedua orang tuanya, karena dia sangat merindukan ayah dan bundanya.
"Bunda...!" Panggil Reno membuat orang yang berada dirumah itu berhamburan menuju ruang tamu.
"Ya ampun cucu Nenek." Ara berseru lalu berhambur memeluk Reno. Yang merupakan cucu laki-laki kesayangannya.
"Kak Reno...!" Teriak Inna pada Reno sang Kakak, lalu dia pun memeluk Reno karena dia sangat merindukan kakaknya itu.
"Putraku. Kamu sudah pulang, Nak?" Renata pun menatap putranya dengan mata yang kini mulai berkaca-kaca karena akhirnya bisa melihat putranya lagi setelah 5 tahun pergi dan menetap di London. Selama lima tahun karena meneruskan kuliah disana, dan dia pun sukses membangun perusahaan di London bahkan sudah bisa membeli apartemen sendiri di Jakarta lewat temannya.
"Reno juga kangen banget sama, Bunda." Reno berkata sambil mengeratkan pelukannya pada sang bunda.
"Ayah mana, Bun?" Tanya Reno. Karena dia tidak melihat sang ayah.
"Ayah disini, Nak." Dewa menyahut. Sambil tersenyum. Reno pun langsung memeluk ayah yang sangat dirindukanya dan setelah acara peluk-pelukannya selesai akhirnya mereka pun kini berkumpul diruang keluarga.
Mereka ingin mendengarkan cerita Reno, saat dia kuliah di London. Mereka pun betanya-tanya kepada Reno apa saja yang dia kerjakan saat kuliah di London. Sehingga dia bisa membuka usaha disana dan sukses meski sambil kuliah. Reno pun menceritkan semuanya dengan detail kepada orang tuanya dan nenek juga kakenya tidak lupa kepada kakak perempuannya dan juga kakak iparnya. Mereka pun tertawa dan terlihat sangat bahagia karena kepulangan Reno yang pasti akan menjadi penerus keluarga Aditama kelak.
Bersambung"hufh! aku jadi bingung harus masak apa ya?" Tanya Ellina. Pada dirinya sendiri, lalu dia pun membuka kulkas dan disana tertata rapi bahan makanan mentah, sayuran, daging dan ikan juga telur. Ellina hanya melongo lalu dia mengambil beberapa butir telur dan juga ikan. Dia pun mulai memotong ikan dengan asal tentunya, dia juga mengambil sayuran untuk dia masak."Aku coba masak ini deh. Ibu sudah pernah memberi tahu aku cara memasak, meski cuma sedikit," ucap Ellina. Dia pun jadi teringat dengan pesan ibunya dulu, agar dia belajar memasak. Andaikan saja dia menuruti saran ibunya pasti sekarang tidak akan begini jadinya. Ellina pun kini bertarung didapur dengan pearalatan dapur milik Reno.Sementara itu dikediaman Aditama. Reno sedang berbincang dengan ayah, kakenya juga kakak iparnya diruang keluarga. Sedangkan para wanita memasak didapur untuk makan malam bersama."Bagaimana kamu bisa sehebat itu, Ren?" Tanya Elvano pada a
Waktu sudah menunjukan pukul 08.00 pagi. Reno pun sudah bangun dari tidur lelapnya. Dia kini keluar dari kamarnya, namun dia melihat apartemennya masih sepi dan sepertinya belum ada yang membersihkan ruangan apartemennya itu. Tentu saja Reno terlihat kesal lalu dia pun menuju kamar tamu untuk membangunkan Ellina. Karena dia yakin gadis itu pasti belum bangun.Dok Dok Dok"Ellin bangun kamu...!" Teriak Reno. Sambil menggedor-gedor pintu kamarnya dengan kesal.Ellina pun akhirnya keluar dengan baju yang dia pakai kemarin. Karena memang dia tidak memiliki baju satu pun. Tidak ada satu pun bajunya yang tersisa akibat kopernya hilang di bandara."Ada apa sih? Ini kan masih pagi. Tapi sudah gedor pintu kayak penagih hutang saja." Tan merasa bersalah sedikit pun Ellina malah
Sore pun berganti malam. Makanan yang Ellina masak pun sudah tersaji dimeja makan. Seteleh selesai masak Ellina pun kini merapikan dapur yang semula berantakan karena bekas memasak. Kini sudah kembali rapih."Hufh! Lelah sekali aku mandi dulu ah. Badanku sudah sangat lengket," Ucap Ellina. Lalu dia pun kembali ke kamarnya.Didalam kamar dia melihat paperbag yang berisi baju-baju yang tadi pagi dia beli. Kini sudah berada di ranjangnya."Ternyata meski galak tapi Reno bisa bersikap baik juga. Buktinya baju-baju ini aku hampir lupa karena terlalu lama dirumah keluarga Reno. Tapi pria itu masih ingat dan membawakannya untukku. Mungkin dia pulang dan menaruh ini tadi pagi," Lanjutannya lalu dia pun masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri.Sementara Reno. Dia baru
Kini Ellina dan Reno pun mendatangi butik Alya. Mereka pun berpura-pura ingin memesan baju desain Alya untuk acara pertunangan mereka.“Hey! Apa yang lo katakan? Sejak kapan gue mau bertunangan sama lo!" Protes Reno tidak terima. Dengan apa yang dikatakan Ellina.“Ssttt..., Jangan bawel Tuan. Ikuti saja rencanaku cuma dengan ini kamu bisa mulai dekat dengan Alya tuan. Dan aku akan mencoba mengajaknya mengunjungi apartemenmu. Nanti aku akan membuat rencana agar kalian bisa mengobrol,” Bisik Ellina.“Lo yakin ini bisa berhasil? Lalu bagai mana caranya gue mendekati Alya. Kan dia tahunya kita akan bertunangan," sahut Reno. Dengan suara pelan.“Dasar bodoh! Ini kan cuma memancing saja agar Alya mau berdekatan denganmu. Dan kau punya alasan untuk mendekatinya! Setelah kalian dekat dan Alya mulai membuka
Sudah beberapa hari setelah kejadian itu. Reno mengurung diri dikamarnya, dia keluar jika membutuhkan sesuatu saja. Dan itu membuat Ellina khawatir, sebenarnya Ellina bisa saja senang karena itu berarti Reno yang bawel dan galak itu tidak akan memerintahkannya sesuka hati. Tapi entah kenapa Ellina malah merindukan kebawelannya dan sikap galaknya Reno.Ellina pun pamit pada Reno untuk kaluar membeli stok makanan karena makanan yang ada dikulkas sudah menipis Reno pun memberikan izin dan memberinya kartu kridit miliknya pada Ellina. Kini Ellina pun pergi dengan naik taksi untuk pergi ke supermarket.“Astaga aku bingung apa saja yang harus aku beli ya?” Tanya Ellina pada dirinya sendiri. Namun, tiba-tiba dia mendapat ide menanyakan pada ibu Reno. Lalu Ellina pun mengambil ponsel di tas kecilnya, ponsel itu sengaja Reno berikan untuk jaga-jaga jika ada seseuatu terjadi pada Ellina agar dia bisa langsung menghubunginya.“Halo tante sibuk
Kini Reno pun menuju kearah pintu, dia pun segera membuka pintunya, namun saat pintu terbuka Reno sangat terkejut, karena melihat Alya yg kini sedang berdiri didepan pintu apartemennya sambol menangis, bruk Tanpa izin Alya pun langsung menubruk tubuh tegap Reno, tanpa sungkan Alya pun memeluk Reno dengan erat, perlahan tapi pasti kini Reno mulai membalas pelukan Alya, ini lah yg Reno dambakan sejak dulu, mereka pun berpelukan didepan pintu, Ellina yg merasa Reno terlalu lama membuka pintu pun kini menghampiri Reno. “Ren, siapa yang dat-“ ucapan Ellina pun terhenti dia menutup mulutnya lalu memilih untuk pergi karena tak ingin menganggu kebersamaan mereka. “Maaf kan aku Ren, maaf kan aku karena aku tidak mempercayai ucapanmu, untung saja Ellina menemui ku tadi siang, jadi berekat dia aku mengetahui kebusukan Randi,” ucap Alya masih dalam keadaan memeluk Reno. “Ellin, jadi gadis itu pamit padaku untuk menemui Alya, tapi kenapa dia berbohong, dengan bilang
Pagi hari pun tiba, Ellina pun terbangun dari tidurnya, tubuhnya terasa sakit dan ngilu lalu dia menoleh ke sampingnya, danbetapa terkejutnya Ellina saat melihat Reno tertidur disampingnya dengan keadaan polos tanpa sehelai benang pun. “Ya tuhan, Apa yang terjadi? Apakah aku dan Reno semalam melakukanya, tidak ini tidak mungkin hiks.. hiks..,” ucap Ellina, kini dia menatap lirih bajunya yang berserakan dilantai, Ellina pun turun dari ranjang dan memunguti pakaiannya lalu mengenakannya kembali, dan kini dia duduk dilantai disamping ranjang Reno, sambil terus menangis menyesali perbuatannya, Reno yang masih tertidur pun akhirnya terbangun karena mendengar suara tangisan, dia pun langsung terduduk dan mencari suara tangisan itu, dan alangkah terkejutnya Reno saat dia melihat Ellina tengah menangis disamping ranjangnya.“Ellin kau kenapa menangis? A-apa aku melakukan hal itu
Reno dan Ellina pun kini sudah ada didalam mobil. Namun, hanya ada keheningan didalam mobil itu, Ellina pun menatap Reno yg kini akan melajukan mobilnya.“Apa kau siap bertemu dengan keluarga, sebagai tunanganku?" tanya Reno, Ellina yang medengar ucapan Reno pun terkejut.“A-apa tuan, ta-tapi aku, aku belum siap ke-kerumah Keluargamu. Ak...aku-“ belum sempat Ellina melanjutkan ucapannya Reno sudah melajukan mobilnya menuju ke arah rumah keluarga Aditama.“Siap tidak siap kau harus bertemu keluarga ku, dan satu lagi jangan panggil aku tuan kan sudah kubilang namaku Reno, bukan Tuan,” tegas Reno sambil melajukan mobilnya. Ellina pun mengangguk seakan patuh pada apa yang dikatakan Reno.“Ren, apa yg kita lakukan ini salah, bagaimana dengan Alya nanti?, pasti dia akan hancur kalau mengetahui tentang ini," ucap Ellina yang merasa bersalah pada Alya.“Ssttt ... d