Sudah beberapa hari setelah kejadian itu. Reno mengurung diri dikamarnya, dia keluar jika membutuhkan sesuatu saja. Dan itu membuat Ellina khawatir, sebenarnya Ellina bisa saja senang karena itu berarti Reno yang bawel dan galak itu tidak akan memerintahkannya sesuka hati. Tapi entah kenapa Ellina malah merindukan kebawelannya dan sikap galaknya Reno.
Ellina pun pamit pada Reno untuk kaluar membeli stok makanan karena makanan yang ada dikulkas sudah menipis Reno pun memberikan izin dan memberinya kartu kridit miliknya pada Ellina. Kini Ellina pun pergi dengan naik taksi untuk pergi ke supermarket.
“Astaga aku bingung apa saja yang harus aku beli ya?” Tanya Ellina pada dirinya sendiri. Namun, tiba-tiba dia mendapat ide menanyakan pada ibu Reno. Lalu Ellina pun mengambil ponsel di tas kecilnya, ponsel itu sengaja Reno berikan untuk jaga-jaga jika ada seseuatu terjadi pada Ellina agar dia bisa langsung menghubunginya.
“Halo tante sibuk gak? Ellina mau nanya. Karena Ellin bingung harus membeli apa saja sekarang, biasanya tante belanja apa saja kalau untuk belanja bulanan? dan untuk Reno biasanya tante membelikan apa?” Tanya Ellina.
Renata pun memberi tahukan apa saja yang harus Ellina beli. Dan Renata pun memberi tahukan apa saja yang Reno sukai. dan itu membuat Ellina senang karena ibu Reno itu sangat ramah dan baik padanya, jauh beda dengan Reno yang kadang cerewet dan nyebelin setidaknya begitulah pemikiran Ellina tentang Reno. Bawel dan jutek.
“Oke baiklah, tan. Terima kasih ya tante,” Ucap Ellina. Lalu dia mengakhiri pembicaraannya lewat ponsel.
“Aku akan membeli bahan-bahan yang tante Renata beri tahukan tadi,” ucap Ellina. Dengan semangat.
Kini Ellina pun mulai berbelanja kebutuhan rumah selama satu bulan. Setelah mendapatkan semuanya Ellina pun bermaksud membayar semua belanjaan, dia mendorong troli yang berisi belanjaan. Namun, saat akan mengantri dikasir tiba-tiba mata Ellina membulat karena melihat seseorang yang dia kenal dengan cepat dia mengambil ponselnya dan merekam setiap adegan kemesraan orang itu dengan durasi beberapa menit tentu saja dari jarak yg lumayan jauh. Ellina pun terus merekam sampai mereka pun bersikap biasa lagi.
“Yess akhirnya, aku bisa memperlihatkan bukti perselingkuhan pria itu, dengan begitu Alya pasti akan marah pada kekasihnya dan sekarang tugasku membuat Alya menerima Reno," ucap Ellina lalu kembali memasukan ponselnya ke dalam tas kecilnya.
Setelah membayar semuanya dia pun kini meninggalkan supermarket itu dengan perasaan bahagia. Karena dia sebentar lagi akan terbebas dari hukuman dan segera kembali ke London lalu bertemu kedua orang tuanya yang sangat dirindukannya juga teman-teman nongkrongnya, dan dia akan hidup normal. Dan kembali melamar pekerjaan dirumah sakit impiannya menjadi dokter anak dan setiap hari akan melihat anak-anak yang lucu-lucu dan menggemaskan, itu lah impian Ellina selama ini.
*****Ellina baru saja pulang dari supermarket. Dia melihat Reno sedang duduk di kursi ruang makan sambil mengotak ngatik laptopnya ditemani segelas jus mangga yang Ellina buat tadi pagi. Ellina pun memperhatikan Reno dari dekat dapur yg memang terhubung ke ruang makan.
“Kalau lagi serius gitu tambah ganteng deh. Alya kok bisa bodoh banget lebih milih playboy itu dari pada Reno, kurangnya Reno apa coba?! Udah baik, ganteng, setia dan pekerja keras, ya meski agak galak dan bawel sih. Tapi aku yakin dia bisa memperlakukan wanita yg dia cintai dengan baik, dan yg paling penting dia setia dari zaman Remaja sampe sekarang sama Alya, salut banget deh sama dia," seloroh Ellina sambil tersenyum, sedang Yg diperhatikan masih sibuk dengan laptopnya, kini Ellina pun kembali dengan menata bahan makanan dan menyiapkan bahan makanan yang akan dimasak untuk makan siang untuk dirinya dan juga Reno.
Tidak butuh waktu lama kini Ellina sudah menyiapkan makanan untuk Reno. Ya meski hanya spageti saja tapi itu lebih baik dari pada tidak ada makanan sama sekali, Ellina pun memberikan sepiring Spaghetti, jus orange dengan puding coklat yang dia beli sebagai makanan penutupnya, karena Renata bilang pada Ellina, kalau Reno suka sekali dengan puding coklat dan Ellina harus belajar cara membuat puding coklat itu nanti tentu saja pada Renata ibu Reno.
“Tuan ini sudah waktunya makan siang, dan ini aku buat kan makan siang untuk tuan, maaf kalau tidak seenak buatan tante Renata," Ucap Ellina. Yang kini langsung meninggalkan Reno yang langsung menutup laptopnya dan mulai melahap makan siang yang Ellina buatkan hingga habis tak tersisa. Kini Reno pun membawa piring kotor ke dapur dan menaruhnya ditempat cucian piring, dia melihat Ellina sedang sibuk membersihkan dapur, hingga tidak sadar kalau Reno sudah ada dibelakangnya.
Reno pun menepuk pundak Ellina. Merasa ada yang menepuk pundaknya Ellina reflek langsung menengok dan cup tak sengaja Ellina mengecup pipi Reno karena jarak Reno begitu dekat dengan Ellina. Mereka pun kini saling menatap sedetik dua detik dan akhirnya mereka tersadar dari lamunannya, Reno yang merasa sedikit gugup pun langsung pergi meninggalkan Ellina. Sedang Ellina kini pipinya bersemu merah karena malu, akan tindakannya meski tidak di sengaja.
“Astaga Ellin apa yang kau lakukan? Bagaimana kalau nanti Reno marah? aduh bagai mana ini,” Ucap Ellina sambil mundar mandir di dapur setelah selesai membersihkan dapur. Ellina pun keluar dari dapur dan melihat Reno sedang santai menonton televisi. Ellina pun merasa heran Karena Reno terlihat begitu santai seperti tidak terjadi apa-apa. Namun, Ellina bersyukur karena Reno tidak marah-marah seperti biasanya.
“Tuan, aku ingin keluar sebentar bolehkan?” Tanya Ellina terlihat gugup, karena takut Reno marah.
“Hm..., baiklah. Tapi usahakan pulang sebelum makan malam. Oh ya belikan aku brownies dulu disebrang jalan apartemen ini ada toko kue, aku sedang ingin makan brownies,” Ucap Reno. dengan santainya sambil menatap layar ponselnya, tanpa melihat Ellina. Dan tanpa membantah Ellina pun mengangguk lalu dia pergi setelah mengambil tas kecilnya di dapur. Setelah menerima uang Ellina pun pergi ke toko kue yang dimaksud oleh Reno dan membelikan kue brownies yang Reno mau, setelah itu dia kembali ke apartemen dan memberikan kue itu lengkap dengan piring kue dan pisaunya untuk memotong kue brownies itu.
Setelah tugasnya selesai Ellina pun pamit untuk pergi sebentar dan kini Ellina pun menuju butik Alya untuk menunjukan video yang dia ambil tadi pagi di supermarket sebagai bukti kalau kekasih Alya itu bukan pria baik-baik yang seperti Alya pikirkan selama ini.
Sementara itu setelah Ellina pergi. Reno pun memegang pipinya yang tidak sengaja Ellina kecup saat di dapur, kemudian Reno pun tersenyum saat mengenang tingkah lucu Ellina dari pertama mereka bertemu dan saat dia menangis karena tidak bisa memasak dan alhasil membuat dapurnya berantakan.
“Astaga apa yang aku pikirkan? Kenapa aku malah memikirkan gadis bodoh itu,” ucap Reno yang kini mengusap tengkuknya dan bersandar di sandaran sofa untuk Beristirahat setelah memakan beberapa potong kue brownies yang Ellina belikan tadi.
*****Ellina kini sudah berada di ruangan Alya. Sedang duduk bersama Alya mereka berdua hanya terdiam, tidak ada yang memulai pembicaraan. Hingga Akhirnya Ellina pun menatap Alya yang kini malah asyik dengan ponselnya.
“Alya, kenapa kamu menolak, Reno?” Tanya Ellina memberanikan diri untuk memulai pembicaraan, mendengar pertanyaan Ellina tentang Reno. Alya pun menghentikan aktivitasnya lalu menatap Ellina sedikit tidak suka, karena sudah membohonginya.
"Untuk apa kau bertanya tentang itu? Aku sudah bilang kalau aku sudah punya kekasih dan aku sangat mencintainya, tentang Reno kamu jangan ikut campur itu urusanku, dan kalau suka padanya kau dekati saja dia,” Ucap Alya dengan santai.
“Jangan seperti itu Al. Kamu tahu Reno sangat terpuruk setelah kau menolaknya, kau tahu dia sangat mencintaimu Alya. Kau sangat bodoh kalau menyia-nyiakan pria sebaik Reno. Dan memilih playboy itu,” Ucap Ellina membuat Alya. Geram dan menatap Ellina dengan tajam karena sudah berani menghina kekasihnya. Namun kekesalan itu kini berubah menjadi kesedihan saat melihat Video yang ditunjukan oleh Ellina.
“Lihatlah ini, video ini aku rekam saat aku sedang berbelanja di supermarket, aku tidak sengaja melihat kekasihmu itu," Sambung Ellina. Lalu dia pun memutar videonya, disitu terlihat jelas Randi sedang merangkul pinggang seorang wanita cantik dan sesekali Randi mencium pipi dan kening Wanita itu, dan itu membuat Alya sedih sekaligus marah, tiba-tiba Alya ingin sekali bertemu dengan Rendi.
“Ya sudah aku pamit, semoga kau bisa mempertimbangkan keputusanmu dengan baik, tentang Reno. Sampai saat ini Reno masih mengharapkan kamu Al,” Ucap Ellina. lalu Ellina pun pergi meninggalkan Alya yang masih bergelut dangan pikirannya. Jujur dia sangat terkejut saat melihat bukti video yang Ellina perlihatkan Alya tidak menyangka kalau kekasih yang sangat dia percaya dan dia cintai tega bermain wanita dibelakangnya.
“Ini tidak mungkin, aku harus menemui Randi dikantornya,” ucap Alya, lalu dia pun bergegas pergi ke kantor Randi, setelah sampai di kantor Randi. Alya pun langsung menuju ruangan Randi karena resepsionisnya tahu kalau Alya adalah kekasihnya karena sudah beberapa kali dia dia bawa kekantor Randi.
“Sania kemana dia?” Tanya Alya pada dirinya sendiri. Karena tidak menemukan Sania ditempatnya, Alya pun langsung masuk tanpa mengetuk pintu karena sudah tidak sabar menanyakan kebenaran tentang yang ada dalam video itu. Namun betapa terkejutnya Alya saat menemukan Randi yang sedang bercumbu dengan sekretarisnya diruanganya sendiri.
“Randi, Sania!” Teriak Alya. Membuat Randi menghentikan cumbuannya pada Sania. Mereka berdua pun menoleh kearah suara teriakan itu berasal.
“Alya!" Randi kini menatap Alya yang terlihat marah. Alya pun menghampiri Randi dan...
Plakk telapak tangan Alya pun mendarat di pipi Randi dengan kencang.“Kau tega Ran. Kamu tega mengkhianati cinta yang aku berikan padamu. 6 tahun Ran aku menunggumu berharap kau segera menikahiku tapi apa! Tidak ada kepastian darimu, dan sekarang aku bersyukur karena tidak menikah denganmu, sekarang aku tidak mengharapkan itu lagi, dan mulai sekarang kau sudah tidak ada hubungan lagi denganku kita putus Randi, aku menyesal lebih memilihmu dari pada sahabatku, benar kata Reno kau itu pria brengsek. Dasar Playboy aku membencimu Randi, sangat membencimu!” Teriak Alya lalu pergi meninggalkan Randi yang masih berdiri dan menatap kepergian Alya. Tanpa berniat mengejar Alya.
“Baguslah kau pergi sendiri tanpa harus aku mengatakan apapun. Aku juga sudah lelah dengan tingkahmu yang terlalu banyak menuntut,” Ucap Randi. Sambil tersenyum tipis. Lalu dia pun kembali memanggil sekretarisnya untuk kembali melanjutkan aktivitas yang tertunda karena kedatangan Alya yang mengganggunya kesenangannya.
*****
“Kau dari mana?” Tanya Reno. Yang melihat Ellina baru saja pulang, dengan membawa paper bag.
“Pergi ke toko buku,” Jawab Ellina. Sambil menenteng paperbagnya.
“Tumben,” Ucap Reno. Sambil memperhatikan Ellina.
“Emang kenapa, ada masalah?” Tanya Ellina. Yang dijawab gelengan kepala oleh Reno.
“Ya sudah kalau gitu aku mau masak untuk makan malam dulu, lagian udah sore juga.”
Setelah mengatakan itu pada Reno, Ellina pun langsung masuk ke dapur dan mempersiapkan bahan untuk dimasak. Kini Ellina tengah sibuk di dapur, setelah mengganti pakaian Ellina pun langsung berkutat di dapur dengan bahan yang sudah dia sediakan untuk membuat menu makan malam.
“Apa ada yang bisa aku bantu?” Tanya Reno. Yang kini sudah berada di belakang Ellina. Membuat Ellina terkejut karena tiba-tiba Reno ada dibelakangnya, untung saja kejadian waktu itu tidak terulang lagi.
“Isshh... kau ini tuan membuat ku kaget saja,” gerutu Ellina sambil menaruh tepung ke mangkuk sedang untuk membuat adonan udang goreng tepung.
“Panggil Reno saja, lebih enak didengar. Sini biar aku bantu bikin adonan Udang goreng tepungnya,” ucap Reno, lalu Reno pun mengambil mangkuk berisi tepung yang dipegang oleh Ellina.
“memang kamu bisa?” Tanya Ellina. Lalu Ellina pun kini menatap Reno seolah tidak percaya kalau dia bisa melakukannya.
“Tentu saja, Bunda yang mengajarkan aku dulu saat aku masih SMP, jadi aku sudah ahli dalam membuat adonan untuk gorengan,” ucap Reno membanggakan diri.
“Oke baiklah Tuan. Eh Reno,” Ucap Ellina. Dan kini mereka pun fokus pada kerjaan masing-masing dan itu membuat Reno bosan, lalu dia pun mulai menjahili Ellina dengan mengoleskan tepung pada hidungnya, membuat Ellina terkejut sedangkan Reno malah tertawa lepas melihat hidung Ellina yang dia olesi tepung.
“Reno awas ya!” Teriak Ellina. Kini Ellina pun mengejar Reno yang langsung lari saat mendengar teriakan Ellina. Dan tanpa sengaja Reno pun tersandung sebuah barbel miliknya yang entah dari sejak kapan ada diruang tamu dan Ellina yang sudah berlari kencang kearah Reno pun tak bisa menjaga keseimbangan lalu jatuh diatas tubuh Reno. Dan Mereka pun saling menatap dengan tatapan yang tak bisa diartikan mereka seakan nyaman dengan posisi mereka, kini bibir mereka pun saling menyunggingkan senyumannya, Reno tiba-tiba membelai rambut Ellina dengan masih menatap dan senyuman, Namun saat mereka sedang asyik saling tatap tiba-tiba terdengar suara bell berbunyi sehingga menyadarkan mereka, Ellina pun langsung bangun dari tubuh Reno dan membenarkan baju juga rambutnya, lalu berlari ke dapur karena merasa malu dengan apa yang baru saja terjadi, sedang Reno hanya bisa tersenyum sambil mengusap tengkuknya lalu dia pun berjalan kearah pintu apartemennya.
“Siapa sih sore-sore gini datang ke apartemenku? Ganggu aja,” Gerutu Reno. Sambil membuka pintu apartemennya itu.
Bersambung
Kini Reno pun menuju kearah pintu, dia pun segera membuka pintunya, namun saat pintu terbuka Reno sangat terkejut, karena melihat Alya yg kini sedang berdiri didepan pintu apartemennya sambol menangis, bruk Tanpa izin Alya pun langsung menubruk tubuh tegap Reno, tanpa sungkan Alya pun memeluk Reno dengan erat, perlahan tapi pasti kini Reno mulai membalas pelukan Alya, ini lah yg Reno dambakan sejak dulu, mereka pun berpelukan didepan pintu, Ellina yg merasa Reno terlalu lama membuka pintu pun kini menghampiri Reno. “Ren, siapa yang dat-“ ucapan Ellina pun terhenti dia menutup mulutnya lalu memilih untuk pergi karena tak ingin menganggu kebersamaan mereka. “Maaf kan aku Ren, maaf kan aku karena aku tidak mempercayai ucapanmu, untung saja Ellina menemui ku tadi siang, jadi berekat dia aku mengetahui kebusukan Randi,” ucap Alya masih dalam keadaan memeluk Reno. “Ellin, jadi gadis itu pamit padaku untuk menemui Alya, tapi kenapa dia berbohong, dengan bilang
Pagi hari pun tiba, Ellina pun terbangun dari tidurnya, tubuhnya terasa sakit dan ngilu lalu dia menoleh ke sampingnya, danbetapa terkejutnya Ellina saat melihat Reno tertidur disampingnya dengan keadaan polos tanpa sehelai benang pun. “Ya tuhan, Apa yang terjadi? Apakah aku dan Reno semalam melakukanya, tidak ini tidak mungkin hiks.. hiks..,” ucap Ellina, kini dia menatap lirih bajunya yang berserakan dilantai, Ellina pun turun dari ranjang dan memunguti pakaiannya lalu mengenakannya kembali, dan kini dia duduk dilantai disamping ranjang Reno, sambil terus menangis menyesali perbuatannya, Reno yang masih tertidur pun akhirnya terbangun karena mendengar suara tangisan, dia pun langsung terduduk dan mencari suara tangisan itu, dan alangkah terkejutnya Reno saat dia melihat Ellina tengah menangis disamping ranjangnya.“Ellin kau kenapa menangis? A-apa aku melakukan hal itu
Reno dan Ellina pun kini sudah ada didalam mobil. Namun, hanya ada keheningan didalam mobil itu, Ellina pun menatap Reno yg kini akan melajukan mobilnya.“Apa kau siap bertemu dengan keluarga, sebagai tunanganku?" tanya Reno, Ellina yang medengar ucapan Reno pun terkejut.“A-apa tuan, ta-tapi aku, aku belum siap ke-kerumah Keluargamu. Ak...aku-“ belum sempat Ellina melanjutkan ucapannya Reno sudah melajukan mobilnya menuju ke arah rumah keluarga Aditama.“Siap tidak siap kau harus bertemu keluarga ku, dan satu lagi jangan panggil aku tuan kan sudah kubilang namaku Reno, bukan Tuan,” tegas Reno sambil melajukan mobilnya. Ellina pun mengangguk seakan patuh pada apa yang dikatakan Reno.“Ren, apa yg kita lakukan ini salah, bagaimana dengan Alya nanti?, pasti dia akan hancur kalau mengetahui tentang ini," ucap Ellina yang merasa bersalah pada Alya.“Ssttt ... d
“Benarkah itu Yah? Benarkah Ayah melakukan dengan Bunda sebelum kalian menikah?” tanya Reno sambil menatap sang ayah penuh tanda tanya. Dewa hanya bisa meneguk salivanya entah berapa kali dia menelan salivanya sendiri, karena pertanyaan putranya yang kini melakukan hal yang sama dengannya cuma situasinya sedikit berbeda, Reno langsung bertanggung jawab dan langsung mengikat Ellina sebelum menikahinya karena harus meminta izin dan juga restu kepada kedua orang tua Ellina. “Emm ... Itu Ayah waktu itu sama sepertimu dalam keadaan mabuk, tapi Ayah tidak menyangka kau juga akan mengulangi kesalahan Ayah,” jawab Dewa sambil cengengesan, tiba-tiba Adrian tertawa terbahak-terbahak mendengar cerita putra dan cucunya yang sangat mirip sama-sama tidak bisa menahan nafsunya.Dewa dan Reno saling melirik melihat Adrisn yang tertawa terbahak-bahak, sedang Elvano hanya bisa menahan tawa, karena tidak ingin durhaka pada ayah mertuanya dengan menertawakannya. “Aww ... sakit sayang,” p
Kini Reno pun sudah sampai dibutik Alya. Ia langsung masuk untuk menemui Alya, yang sedang santai sambil memakan buah dan mengotak ngatik laptopnya diruanganya. Namun, saat pintu ruangan nya terbuka Alya langsung menoleh dan dia tersenyum melihat kedatangan Reno, kini Reno pun duduk di sofa namun tidak disebelah Alya, dia seakan menjaga jarak dengan Alya.“Tumben pagi-pagi sudah datang Ren?Pasti kangen ya,” goda Alya sambil tersenyum, membuat Reno mulai bingung harus memulai memberi tahu Alya dari mana, dia hanya tersenyum pada Alya dengan sedikit canggung.“Ren ... Reno," Panggil Alya yg menjentikkan jarinya di depan Reno karena tidak mendapat respon dari Reno, sehingga Reno tersadar dari lamunannya.“Ada apa? Kenapa melamun?” tanya Alya, yang kini menatap dengan penuh tanda tanya, kemudian duduk disampingnya, akhirnya Reno pun memberanikan diri untuk menjelaskan semuanya pada Alya, setelah mendengar pertanyaan Alya. Ki
“kau tidur lah, aku akan menemani mu disini, sampai orang tuamu datang,” ucap Reno, mendengar itu Alya pun tersenyum dan memejamkan matanya.“Maafkan aku Al, semoga kau bisa mengerti dan memaafkanku tapi aku harus bertanggung jawab pada Ellina,” Ucap batin Reno kini matanya menatap lekat wajah Alya yg terlihat teduh saat tertidur.“Andai saja kau menarimaku dari dullu Al, kita pasti sudah menikah dan tidak ada hari ini, hari dimana aku dalam posisi dilema antara kau dan calon istriku,” Sambung Reno, yg kemudian membaringkan kepalanya ditepi brangkar Alya, karena kepalanya terasa sangat berat seakan mau pecah memikirkan semua masalahnya.Sementara dirumah Aditama Ellina baru saja terbangun, dia melihat kearah Sofa namun tak menemukun Reno di sana, tapi ponselnya masih tergeletak dimeja, Ellina pun berpikir kalau Reno sudah bangun terlebih dahulu dan berkumpul dengan keluarganya dibawah, kini Ellinaa pun membersihkan diri,
Kini Ellina pun masuk ke kamarnya, dia melihat Reno sedang berdiri dideket jendela dan menatap keluar jendela tanpa menyadari kedatangan Ellina.“Ren, kamu pasti belum makan iya kan?, ini aku bawakan makanan kesukaan kamu,” ucap Ellina lalu menyodorkan sepiring spageti kepada Reno dengan senyuman manisnya.“Aku bilang aku tidak lapar!” Teriak Reno.PrangggKini piring yang berisi makanan pun Reno lempar dengan kasar, melihat itu Ellina sangat terkejut dan ketakutan senyumannya pun langsung menghilang dari bibir ranumnya, lalu dia berjalan mundur sambil menutup mulutnya dia seakan tidak percaya dengan apa yang Reno lakukan padanya.“Aku kan sudah bilang, aku tidak lapar!” ucap Reno yang kini dengan suara pelan, lalu dia berbaring disofa, tanpa merasa bersalah dengan apa yang telah dia lakukan pada Ellina.
Matahari pun kini bersinar cerah, dan cahayanya pun memaksa memasuki celah gordeng yg masih tertutup, Ellina membuka matanya lalu dia menoleh untuk melihat jam dinding, betapa terkejut Ellina karena saat melihat jam sidah menunjukan pukul 09.00, dia pun langsung terduduk diranjang"Astaga aku bangun kesiangan, kenapa tidak yang membangunkanku," Ucap Ellina sambil bergegas ke kamar mandi dan membersihkan diri, namun dia bingung karena tidak memiliki baju ganti, akhirnya dia pun memakai kembali baju yg ia kenakan dari kemarin, kini Ellina pun turun kebawah menuju dapur, rumah tampak sepi karna memang sudah siang dia kini menghampiri calon ibu mertuanya, dan juga kakak calon kakak iparnya serta calon neneknya."Bun, Nek, kak maaf yah Ellin bangun kesiangan," ucap Ellina sambil menghampiri mereka."Tidak apa-apa nak, kau sarapan lah dulu, Reno sudah menunggu dia bilang siang ini kalian akan ke London untuk memin