Kini Reno dan Ellina pun sudah sampai dirumah kediaman Aditama, keluarga Aditama pun menyambut Ellina dan Reno dengan penuh gembira, bahkan Ellina diperlakukan sangat baik oleh Semua keluarga, karena semalam Renata sudah memberi tahukan tentang kehamilan Ellina, kini mereka pun berkumpul diruang keluarga mereka sangat bahagia karena kini keluarga Aditama akan kedatangan satu anggota keluarga baru. “Wah aku kalah saing dengan Dewa, ternyata dia akan mendapatkan cucu dengan cepat dari Ellina dan Reno,” seru Adrian dengan riang. “hahaha putraku memang sangat hebat dia sama denganku, bisa dengan cepat memberikan Reno junior dirahim Ellin, siapa dulu ayahnya Sadewa Aditama hahaha," Mendengar ucapan Dewa semua pun menatap Dewa dengan tatapan horornya, membuat Dewa menghentikankan tawanya. “Kenapa? Kenapa menatap ku seperti itu?” tanya Dewa dengan menatap datar semua yang kini menatapnya dengan aneh, tapi tiba-tiba Semua pun tertawa membuat Dewa mendengus kesal pada semuanya. “Selamat ya
Ditengah hiruk pikuk keramaian bandara soekarno hatta. Terlihat seorang pemuda tengah berbicara bersama seseorang lewat ponselnya tanpa memperdulikan orang-orang sekitarnya."Iya Bun. Sebentar lagi Reno sampai kok. Tapi ke apartemen dulu ya." "Baiklah, Nak. Tapi yakin kamu gak mau dijemput? Biar Inna yang jemput." Sang bunda berkata dari seberang sana."Gak usah bunda sayang. Reno bisa pulang sendiri aja kok.""Ya sudah kalau gitu. Kamu hati-hati dijalan ya, Nak. Jangan lupa nanti pulang ke rumah, sudah 5 tahun kamu gak pulang, Ren." Peringat sang bunda."Iya bunda kesayangan. Udah dulu ya, bun. Reno mau ke pesan taksi dulu soalnya."Reno pun lalu menyudahi pembicaraannya dengan sang bunda lewat ponselnya. Lalu dia pun memasukan ponselnya ke dalam kantong celana jeansnya. Namun, saat dia akan melanjutkan langkahnya. Tiba-tiba dia mendengar suara teriakan seorang perempuan yang entah memanggil siapa."Itu dia! Iya it
"hufh! aku jadi bingung harus masak apa ya?" Tanya Ellina. Pada dirinya sendiri, lalu dia pun membuka kulkas dan disana tertata rapi bahan makanan mentah, sayuran, daging dan ikan juga telur. Ellina hanya melongo lalu dia mengambil beberapa butir telur dan juga ikan. Dia pun mulai memotong ikan dengan asal tentunya, dia juga mengambil sayuran untuk dia masak."Aku coba masak ini deh. Ibu sudah pernah memberi tahu aku cara memasak, meski cuma sedikit," ucap Ellina. Dia pun jadi teringat dengan pesan ibunya dulu, agar dia belajar memasak. Andaikan saja dia menuruti saran ibunya pasti sekarang tidak akan begini jadinya. Ellina pun kini bertarung didapur dengan pearalatan dapur milik Reno.Sementara itu dikediaman Aditama. Reno sedang berbincang dengan ayah, kakenya juga kakak iparnya diruang keluarga. Sedangkan para wanita memasak didapur untuk makan malam bersama."Bagaimana kamu bisa sehebat itu, Ren?" Tanya Elvano pada a
Waktu sudah menunjukan pukul 08.00 pagi. Reno pun sudah bangun dari tidur lelapnya. Dia kini keluar dari kamarnya, namun dia melihat apartemennya masih sepi dan sepertinya belum ada yang membersihkan ruangan apartemennya itu. Tentu saja Reno terlihat kesal lalu dia pun menuju kamar tamu untuk membangunkan Ellina. Karena dia yakin gadis itu pasti belum bangun.Dok Dok Dok"Ellin bangun kamu...!" Teriak Reno. Sambil menggedor-gedor pintu kamarnya dengan kesal.Ellina pun akhirnya keluar dengan baju yang dia pakai kemarin. Karena memang dia tidak memiliki baju satu pun. Tidak ada satu pun bajunya yang tersisa akibat kopernya hilang di bandara."Ada apa sih? Ini kan masih pagi. Tapi sudah gedor pintu kayak penagih hutang saja." Tan merasa bersalah sedikit pun Ellina malah
Sore pun berganti malam. Makanan yang Ellina masak pun sudah tersaji dimeja makan. Seteleh selesai masak Ellina pun kini merapikan dapur yang semula berantakan karena bekas memasak. Kini sudah kembali rapih."Hufh! Lelah sekali aku mandi dulu ah. Badanku sudah sangat lengket," Ucap Ellina. Lalu dia pun kembali ke kamarnya.Didalam kamar dia melihat paperbag yang berisi baju-baju yang tadi pagi dia beli. Kini sudah berada di ranjangnya."Ternyata meski galak tapi Reno bisa bersikap baik juga. Buktinya baju-baju ini aku hampir lupa karena terlalu lama dirumah keluarga Reno. Tapi pria itu masih ingat dan membawakannya untukku. Mungkin dia pulang dan menaruh ini tadi pagi," Lanjutannya lalu dia pun masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri.Sementara Reno. Dia baru
Kini Ellina dan Reno pun mendatangi butik Alya. Mereka pun berpura-pura ingin memesan baju desain Alya untuk acara pertunangan mereka.“Hey! Apa yang lo katakan? Sejak kapan gue mau bertunangan sama lo!" Protes Reno tidak terima. Dengan apa yang dikatakan Ellina.“Ssttt..., Jangan bawel Tuan. Ikuti saja rencanaku cuma dengan ini kamu bisa mulai dekat dengan Alya tuan. Dan aku akan mencoba mengajaknya mengunjungi apartemenmu. Nanti aku akan membuat rencana agar kalian bisa mengobrol,” Bisik Ellina.“Lo yakin ini bisa berhasil? Lalu bagai mana caranya gue mendekati Alya. Kan dia tahunya kita akan bertunangan," sahut Reno. Dengan suara pelan.“Dasar bodoh! Ini kan cuma memancing saja agar Alya mau berdekatan denganmu. Dan kau punya alasan untuk mendekatinya! Setelah kalian dekat dan Alya mulai membuka
Sudah beberapa hari setelah kejadian itu. Reno mengurung diri dikamarnya, dia keluar jika membutuhkan sesuatu saja. Dan itu membuat Ellina khawatir, sebenarnya Ellina bisa saja senang karena itu berarti Reno yang bawel dan galak itu tidak akan memerintahkannya sesuka hati. Tapi entah kenapa Ellina malah merindukan kebawelannya dan sikap galaknya Reno.Ellina pun pamit pada Reno untuk kaluar membeli stok makanan karena makanan yang ada dikulkas sudah menipis Reno pun memberikan izin dan memberinya kartu kridit miliknya pada Ellina. Kini Ellina pun pergi dengan naik taksi untuk pergi ke supermarket.“Astaga aku bingung apa saja yang harus aku beli ya?” Tanya Ellina pada dirinya sendiri. Namun, tiba-tiba dia mendapat ide menanyakan pada ibu Reno. Lalu Ellina pun mengambil ponsel di tas kecilnya, ponsel itu sengaja Reno berikan untuk jaga-jaga jika ada seseuatu terjadi pada Ellina agar dia bisa langsung menghubunginya.“Halo tante sibuk
Kini Reno pun menuju kearah pintu, dia pun segera membuka pintunya, namun saat pintu terbuka Reno sangat terkejut, karena melihat Alya yg kini sedang berdiri didepan pintu apartemennya sambol menangis, bruk Tanpa izin Alya pun langsung menubruk tubuh tegap Reno, tanpa sungkan Alya pun memeluk Reno dengan erat, perlahan tapi pasti kini Reno mulai membalas pelukan Alya, ini lah yg Reno dambakan sejak dulu, mereka pun berpelukan didepan pintu, Ellina yg merasa Reno terlalu lama membuka pintu pun kini menghampiri Reno. “Ren, siapa yang dat-“ ucapan Ellina pun terhenti dia menutup mulutnya lalu memilih untuk pergi karena tak ingin menganggu kebersamaan mereka. “Maaf kan aku Ren, maaf kan aku karena aku tidak mempercayai ucapanmu, untung saja Ellina menemui ku tadi siang, jadi berekat dia aku mengetahui kebusukan Randi,” ucap Alya masih dalam keadaan memeluk Reno. “Ellin, jadi gadis itu pamit padaku untuk menemui Alya, tapi kenapa dia berbohong, dengan bilang