Sore pun berganti malam. Makanan yang Ellina masak pun sudah tersaji dimeja makan. Seteleh selesai masak Ellina pun kini merapikan dapur yang semula berantakan karena bekas memasak. Kini sudah kembali rapih.
"Hufh! Lelah sekali aku mandi dulu ah. Badanku sudah sangat lengket," Ucap Ellina. Lalu dia pun kembali ke kamarnya.
Didalam kamar dia melihat paperbag yang berisi baju-baju yang tadi pagi dia beli. Kini sudah berada di ranjangnya.
"Ternyata meski galak tapi Reno bisa bersikap baik juga. Buktinya baju-baju ini aku hampir lupa karena terlalu lama dirumah keluarga Reno. Tapi pria itu masih ingat dan membawakannya untukku. Mungkin dia pulang dan menaruh ini tadi pagi," Lanjutannya lalu dia pun masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
Sementara Reno. Dia baru saja terbangun dari tidurnya. Dia menggeliat untuk merenggangkan otot-ototnya. Namun, tiba-tiba dia teringat bahwa dirinya tadi menyuruh Ellina memasak dan dia takut kejadian malam itu terulang lagi. Dia turun dari ranjang dan langsung menuju ke dapurnya dengan terburu-buru. Setibanya di dapur Reno bisa bernafas lega karena kini dapurnya terlihat rapih.
“Syukurlah pasti bunda sudah mengajarinya dengan baik. Kira-kira dia masak apa ya?" Reno bertanya pada dirinya sendiri. Karena penasaran dengan yang dimasak oleh Ellina.
Lalu dia pun menuju meja makan. Reno tersenyum saat melihat beberapa menu makanan tersaji dimeja makan.
“Kau boleh mencicipinya Tuan. Aku belum tahu rasanya seperti masakannya tante Renata atau tidak." Ellina berkata saat baru saja datang dan berdiri di pintu ruang makan.
“Hm. Baiklah, semoga masakanmu bisa dimakan dan tidak membauatku sakit perut." Reno sedikit mencibir
“Dasar pria tidak punya berprik kemanusiaan. Kalau bukan karena aku berhutang padanya sudah kucabik-cabik mulut dan mukanya yang jutek dan so cool itu.” Batin Ellina. Sambil menatap Reno Yang kini duduk santai dikursi meja makan.
“Kenapa lihat-lihat? Udah sono beresin kamar gue! Dari pada lo berdiri disitu dan bikin gue kehilangan selera makan!" Ketus Reno. Membuat Ellina mendengus kesal. Lalu gadis itu pun pergi dari ruang makan.
“Dasar beruang kutub! Orang mah nanya kek udah makan apa belum? Atau ajakin makan dulu gitu. Ini mah nyuruh kerja mulu. Dia benar-benar menganggapku seperti pembantu."
Setelah pergi Ellina pun mengomel. Kini dia sudah ada dikamar Reno. Ellina pun langsung membereskan tempat tidur yang sebenarnya masih rapi cuma agak sedikit berantakan dibagian spreinya saja. Dan saat sedang membersihkan bantal-bantal tidak sengaja dia melihat foto yang berada di samping bantal.
“Nah loh. Ini bukannya foto wanita yang dibutik itu? Kenapa ada dikamarnya si beruang kutub?” Ellina lalu mengambilnya dan melihat goto itu saat dia membalikkan foto itu. Dibelakang foto itu terdapat tulisan My Love membuat Ellina terkejut dia pun mengerutkan keningnya.
“My Love? Astaga! Ternyata wanita ini wanita yang Reno cintai. Pantas saja waktu dibutik Reno terlihat sedih dan memintaku berpura-pura menjadi kekasihnya agar wanita itu tidak tahu kalau sebenarnya Reno sangat hancur dan menderita karena melihat wanita itu bersama pria lain. Sungguh malang nasibmu beruang kutub. Baiklah aku punya ide sekarang,” Ucap Ellina. Dengan senyum liciknya.
Setelah membersihkan kamar Reno. Kini Ellina pun menghampiri Reno yang sedang nonton televisi sendirian.
“Bagaimana masakanku tadi enak kan, Tuan?" Tanya Ellina.
“Biasa saja. Masih enakan masakan bunda.” Reno menjawab dengan datar.
“Isshh..., kau ini. Kenapa tidak pernah puas dengan kerja keras ku Tuan?! Ini masakkan pertamaku. Puji sedikit aja juga gak apa-apa deh, ini mah. Ya Tuhan tapi ya sudahlah emang dasar beruang kutub tidak punya perasaan," Gerutu Ellina terlihat kesal.
“Apa yang lo bilang barusan!" Reno juga terlihat kesal Karena ucapan Ellina.
“Beruang kutub wlekk,” Ejek Ellina dengan menjulurkan lidahnya sambil tertawa.
“Awas ya, lo! Gue bakalan ngasih lo pelajaran!" Reno lalu beranjak dari tempat duduknya. Namun, Ellina lebih dulu pergi meninggalkan Reno. Dia sedang tidak mood berantem dengan Reno.
“Tunggu Lo jangan pergi dulu. Lo harus gue kasih hukuman!” Teriak Reno. Lalu mengejar Ellina keruang tamu.
“Kejar kalau bisa!” Tantang Ellina. Mereka pun akhirnya saling kejar-kejaran seperti anak kecil. Dan tiba-tiba kaki Ellina terpeleset dan saat itu langsung jatuh begitu juga dengan Reno karena terlalu semangat mengejar Ellina. Karena dia ingin sekali memberi Ellina pelajaran karena sudah menyebutnya beruang kutub. Reno pun akhirnya jatuh diatas tubuh Ellina karena tersandung kaki gadis itu. Kini mata kedua insan itu pun saling menatap manik mata indah keduanya. Kini mereka saling terbuai oleh keindahan mata mereka dan tanpa diduga mereka saling melempar senyuman dan itu cukup lama sampai akhirnya Ellina mendapatkan kesadarannya.
“Astaga tuan tubuhmu berat sekali. Tolong kau bangun dari atas tubuhku," Ucap Ellina. Sambil berusaha mendorong tubuh kekar Reno. Reno yang kini tersadar pun langsung bangun dan duduk di samping Ellina. Begitu pun dengan Ellina. Dan kini hanya ada keheningan diantara mereka berdua.
“Tuan apa kau sangat memcintai nona Alya?” Tanya Ellina. Membuka pembicaraan ditengah keheningan mereka. Reno pun menatap Ellina dengan tajam.
“Jangan salah paham tuan. Aku mendengar cerita dari tante Renata dan juga menemukan fot-" Tapi Ellina tidak melanjutkan ucapannya. Dia menunduk karena ketakutan dengan sorot mata tajam Reno.
“Iya memang gue emang cinta sama Alya. Tapi dia tidak pernah tahu perasaan gue. Lagi pula dia lebih memilih kakak seniornya yang seorang playboy, entah kenapa Alya mau saja pada playboy itu. Nah loh, kenapa gue jadi curhat sama lo. Tahu apa lo tentang gue!" Ketus Reno. Dengan menatap lurus kedepan entah apa yang dia lihat dan dia pikirkan.
“Karena itu, Tuan. Kau boleh cerita padaku supaya aku tahu tentang perasaanku Tuan pada Alya. Dan aku akan membantumu tuan sebagai teman. Aku pastikan kau akan menikah dengan nona Alya," Tegas Ellina.
“Memang lo bisa?" Tanya Reno. Dengan menatap Ellina yang masih duduk disampingnya.
“Bisalah Tuan. Apa sih yang gak bisa seorang Ellina lakukan. Kau tau tuan dulu aku selalu jadi makcomblang di kampusku. Tapi sayang nasib seorang Mak comblang susah banget dapet jodoh. Tapi bagiku itu tidak masalah sih. Karena memang aku ingin punya pasangan hidup dari negara asal kelahiran orang tuaku," Ucap Ellina sambil tersenyum.
“Hahaha pantas saja lo sangat memalukan saat di bandara. Minta tolong sama gue padahal kan lo gak kenal gue. Mana ngaku-ngaku jadi istriku gue lagi parah. Dasar cewek aneh lo,” ejek Reno. Sambil terus tertawa.
“Teruslah tertawa, Ren. Karena saat tertawa kamu terlihat sangat manis dan tampan," Gumam Ellina dengan suara Pelan.
“Apa? Lo ngomong apa barusan? Gue gak denger?” Tanya Reno. Membuat Ellina gelagapan karena gugup.
“Emm... Itu aku. Aku anu tuan. Sudahlah gak usah dibahas. Lupakan saja bukan apa-apa kok. Sekarang bagaimana tawaranku? Berminat gak?” Tanya Ellina. mencoba mengalihkan pembicaraannya.
“Apa lo yakin bisa? Lo aja masih jomblo,” ucap Reno. Yang masih ragu-ragu dengan yang Ellina tawarkan.
“Yakinlah, Tuan! Aku kan sudah bilang alasanku masih sendiri itu karena apa. Aku ingin menikah dengan pria negara asal orang tuaku. Dengar aku ya tuan! Kau harus yakin, kalau kau pasti akan bersama dengan Alya tentu saja dengan bantuanku." Ellina meyakinkan Reno.
“Baiklah apa salahnya gue coba. Tapi kalau lo gagal hukuman lo akan gue tambah," Ucap Reno. Membuat Ellina makin dilanda kekhawatiran.
“Baik. Tapi kalau aku berhasil kau harus mengakhiri masa hukuman ku dan mengembalikan aku ke London gimana?"
“Deal. Tapi kalau lo gagal, gue akan menambahkan hukuman dua bulan jadi lo akan jadi asistenku selama 7 bulan, bagaimana?" Tanya balik Reno.
“Oke, aku setuju. Jadi kita deal ya tuan," jawab Ellina. Lalu mengulurkan tangannya.
“Deal,” Sahut Reno. Lalu menjabat tangan Ellina. Mereka pun saling tersenyum karena pikiran mereka masing-masing.
“Ya sudah sekarang lo makan sana. Oh ya makanan yang tadi dibawa dari rumah orang tua gue. Gue taruh dilemari pendingin, kalau lo mau memakan itu panaskan dulu. Dan satu lagi masakan lo rasanya lumayan mirip dengan masakan bunda. Tapi lo harus belajar lagi, agar bisa memasak seperti bunda," Ucap Reno. Lalu beranjak dari duduknya dan menuju ke kamarnya. Setelah mengambil foto Alya dari tangan Ellina.
“Sebenarnya dia itu juga baik kok. Cuma aku saja yang belum mengenalnya. Bodoh sekali Alya menyia-nyiakan pria sebaik Reno. Tapi aku akan membuat Reno dan Alya bersatu itu janjiku. London tunggu aku kembali." Ellina berseru dengan semangat. Lalu dia pun menuju ruang makan dan memakan masakannya sendiri. Karena memang dia sudah sangat lapar.
Setelah selesai makan Ellina pun membersihkan ruang makan dan setelah semua selesai dia pun pergi ke kamarnya untuk beristirahat.
*****
Keesokan paginya.
"Pagi tuan,” sapa Ellina saat melihat Reno keluar dari kamarnya.
“Pagi, tumben udah bangun pagi-pagi begini? Biasanya kalau belum gue bangunin belum bangun," Ucap Reno. Lalu duduk untuk sarapan dan melihat dimeja makan sudah tersaji beberapa menu makanan untuk sarapan.
“Aku kan harus menyiapkan sarapan untuk anda, Tuan. Silahkan nikmati sarapannya,” Sahut Ellina dengan senyuman manisnya.
“Lo udah sarapan belum? Kalau belum duduklah disini temani gue sarapan. Tidak ada kata penolakan." Kali ini Reno ingin mencoba jadi pria yang baik. Ellina ingin menolak karena dapurnya belum dibereskan. Namun karena Reno memaksa akhirnya Ellina pun ikut sarapan bersama Reno.
“Tuan hari ini bisakah anda antarkan aku ke butik nona Alya? Aku ingin memulai rencanaku untuk menjadi mak comblangmu dengan Alya,” Ucap Ellina. Dengan meyakinkan Reno.
“Baiklah. Tapi habiskan dulu sarapannya,” ucap Reno. Ellina mengangguk lalu kembali memakan sarapannya.
“Oh ya tuan. Waktu itu kau kan bilang kalau aku kekasihmu. Jadi aku akan membuat Alya cemburu dengan memanas-manasi dia dan menceritakan hubungan kita. Dan kau harus berakting sebagus mungkin buat dia merasa risih dan aku akan mencari tahu tentang kekasihnya Alya. Setelah Alya mengetahui tentang kekasihnya yang seorang playboy dari situ lah kau harus menghiburnya," Ucap Ellina. Ellina pun menghabiskan sarapannya. Dan Reno pun mengangguk pertanda setuju dengan rencana Ellina. Setelah sarapan Reno pun pergi ke ruang televisi. Karena perusahaannya akan dibuka dua minggu lagi jadi dia punya waktu banyak untuk mengikuti rencana Ellina.
Akan kah rencana Ellina menyatukan Reno dan Alya berhasil?
Bersambung
Kini Ellina dan Reno pun mendatangi butik Alya. Mereka pun berpura-pura ingin memesan baju desain Alya untuk acara pertunangan mereka.“Hey! Apa yang lo katakan? Sejak kapan gue mau bertunangan sama lo!" Protes Reno tidak terima. Dengan apa yang dikatakan Ellina.“Ssttt..., Jangan bawel Tuan. Ikuti saja rencanaku cuma dengan ini kamu bisa mulai dekat dengan Alya tuan. Dan aku akan mencoba mengajaknya mengunjungi apartemenmu. Nanti aku akan membuat rencana agar kalian bisa mengobrol,” Bisik Ellina.“Lo yakin ini bisa berhasil? Lalu bagai mana caranya gue mendekati Alya. Kan dia tahunya kita akan bertunangan," sahut Reno. Dengan suara pelan.“Dasar bodoh! Ini kan cuma memancing saja agar Alya mau berdekatan denganmu. Dan kau punya alasan untuk mendekatinya! Setelah kalian dekat dan Alya mulai membuka
Sudah beberapa hari setelah kejadian itu. Reno mengurung diri dikamarnya, dia keluar jika membutuhkan sesuatu saja. Dan itu membuat Ellina khawatir, sebenarnya Ellina bisa saja senang karena itu berarti Reno yang bawel dan galak itu tidak akan memerintahkannya sesuka hati. Tapi entah kenapa Ellina malah merindukan kebawelannya dan sikap galaknya Reno.Ellina pun pamit pada Reno untuk kaluar membeli stok makanan karena makanan yang ada dikulkas sudah menipis Reno pun memberikan izin dan memberinya kartu kridit miliknya pada Ellina. Kini Ellina pun pergi dengan naik taksi untuk pergi ke supermarket.“Astaga aku bingung apa saja yang harus aku beli ya?” Tanya Ellina pada dirinya sendiri. Namun, tiba-tiba dia mendapat ide menanyakan pada ibu Reno. Lalu Ellina pun mengambil ponsel di tas kecilnya, ponsel itu sengaja Reno berikan untuk jaga-jaga jika ada seseuatu terjadi pada Ellina agar dia bisa langsung menghubunginya.“Halo tante sibuk
Kini Reno pun menuju kearah pintu, dia pun segera membuka pintunya, namun saat pintu terbuka Reno sangat terkejut, karena melihat Alya yg kini sedang berdiri didepan pintu apartemennya sambol menangis, bruk Tanpa izin Alya pun langsung menubruk tubuh tegap Reno, tanpa sungkan Alya pun memeluk Reno dengan erat, perlahan tapi pasti kini Reno mulai membalas pelukan Alya, ini lah yg Reno dambakan sejak dulu, mereka pun berpelukan didepan pintu, Ellina yg merasa Reno terlalu lama membuka pintu pun kini menghampiri Reno. “Ren, siapa yang dat-“ ucapan Ellina pun terhenti dia menutup mulutnya lalu memilih untuk pergi karena tak ingin menganggu kebersamaan mereka. “Maaf kan aku Ren, maaf kan aku karena aku tidak mempercayai ucapanmu, untung saja Ellina menemui ku tadi siang, jadi berekat dia aku mengetahui kebusukan Randi,” ucap Alya masih dalam keadaan memeluk Reno. “Ellin, jadi gadis itu pamit padaku untuk menemui Alya, tapi kenapa dia berbohong, dengan bilang
Pagi hari pun tiba, Ellina pun terbangun dari tidurnya, tubuhnya terasa sakit dan ngilu lalu dia menoleh ke sampingnya, danbetapa terkejutnya Ellina saat melihat Reno tertidur disampingnya dengan keadaan polos tanpa sehelai benang pun. “Ya tuhan, Apa yang terjadi? Apakah aku dan Reno semalam melakukanya, tidak ini tidak mungkin hiks.. hiks..,” ucap Ellina, kini dia menatap lirih bajunya yang berserakan dilantai, Ellina pun turun dari ranjang dan memunguti pakaiannya lalu mengenakannya kembali, dan kini dia duduk dilantai disamping ranjang Reno, sambil terus menangis menyesali perbuatannya, Reno yang masih tertidur pun akhirnya terbangun karena mendengar suara tangisan, dia pun langsung terduduk dan mencari suara tangisan itu, dan alangkah terkejutnya Reno saat dia melihat Ellina tengah menangis disamping ranjangnya.“Ellin kau kenapa menangis? A-apa aku melakukan hal itu
Reno dan Ellina pun kini sudah ada didalam mobil. Namun, hanya ada keheningan didalam mobil itu, Ellina pun menatap Reno yg kini akan melajukan mobilnya.“Apa kau siap bertemu dengan keluarga, sebagai tunanganku?" tanya Reno, Ellina yang medengar ucapan Reno pun terkejut.“A-apa tuan, ta-tapi aku, aku belum siap ke-kerumah Keluargamu. Ak...aku-“ belum sempat Ellina melanjutkan ucapannya Reno sudah melajukan mobilnya menuju ke arah rumah keluarga Aditama.“Siap tidak siap kau harus bertemu keluarga ku, dan satu lagi jangan panggil aku tuan kan sudah kubilang namaku Reno, bukan Tuan,” tegas Reno sambil melajukan mobilnya. Ellina pun mengangguk seakan patuh pada apa yang dikatakan Reno.“Ren, apa yg kita lakukan ini salah, bagaimana dengan Alya nanti?, pasti dia akan hancur kalau mengetahui tentang ini," ucap Ellina yang merasa bersalah pada Alya.“Ssttt ... d
“Benarkah itu Yah? Benarkah Ayah melakukan dengan Bunda sebelum kalian menikah?” tanya Reno sambil menatap sang ayah penuh tanda tanya. Dewa hanya bisa meneguk salivanya entah berapa kali dia menelan salivanya sendiri, karena pertanyaan putranya yang kini melakukan hal yang sama dengannya cuma situasinya sedikit berbeda, Reno langsung bertanggung jawab dan langsung mengikat Ellina sebelum menikahinya karena harus meminta izin dan juga restu kepada kedua orang tua Ellina. “Emm ... Itu Ayah waktu itu sama sepertimu dalam keadaan mabuk, tapi Ayah tidak menyangka kau juga akan mengulangi kesalahan Ayah,” jawab Dewa sambil cengengesan, tiba-tiba Adrian tertawa terbahak-terbahak mendengar cerita putra dan cucunya yang sangat mirip sama-sama tidak bisa menahan nafsunya.Dewa dan Reno saling melirik melihat Adrisn yang tertawa terbahak-bahak, sedang Elvano hanya bisa menahan tawa, karena tidak ingin durhaka pada ayah mertuanya dengan menertawakannya. “Aww ... sakit sayang,” p
Kini Reno pun sudah sampai dibutik Alya. Ia langsung masuk untuk menemui Alya, yang sedang santai sambil memakan buah dan mengotak ngatik laptopnya diruanganya. Namun, saat pintu ruangan nya terbuka Alya langsung menoleh dan dia tersenyum melihat kedatangan Reno, kini Reno pun duduk di sofa namun tidak disebelah Alya, dia seakan menjaga jarak dengan Alya.“Tumben pagi-pagi sudah datang Ren?Pasti kangen ya,” goda Alya sambil tersenyum, membuat Reno mulai bingung harus memulai memberi tahu Alya dari mana, dia hanya tersenyum pada Alya dengan sedikit canggung.“Ren ... Reno," Panggil Alya yg menjentikkan jarinya di depan Reno karena tidak mendapat respon dari Reno, sehingga Reno tersadar dari lamunannya.“Ada apa? Kenapa melamun?” tanya Alya, yang kini menatap dengan penuh tanda tanya, kemudian duduk disampingnya, akhirnya Reno pun memberanikan diri untuk menjelaskan semuanya pada Alya, setelah mendengar pertanyaan Alya. Ki
“kau tidur lah, aku akan menemani mu disini, sampai orang tuamu datang,” ucap Reno, mendengar itu Alya pun tersenyum dan memejamkan matanya.“Maafkan aku Al, semoga kau bisa mengerti dan memaafkanku tapi aku harus bertanggung jawab pada Ellina,” Ucap batin Reno kini matanya menatap lekat wajah Alya yg terlihat teduh saat tertidur.“Andai saja kau menarimaku dari dullu Al, kita pasti sudah menikah dan tidak ada hari ini, hari dimana aku dalam posisi dilema antara kau dan calon istriku,” Sambung Reno, yg kemudian membaringkan kepalanya ditepi brangkar Alya, karena kepalanya terasa sangat berat seakan mau pecah memikirkan semua masalahnya.Sementara dirumah Aditama Ellina baru saja terbangun, dia melihat kearah Sofa namun tak menemukun Reno di sana, tapi ponselnya masih tergeletak dimeja, Ellina pun berpikir kalau Reno sudah bangun terlebih dahulu dan berkumpul dengan keluarganya dibawah, kini Ellinaa pun membersihkan diri,
Kini Reno dan Ellina pun sudah sampai dirumah kediaman Aditama, keluarga Aditama pun menyambut Ellina dan Reno dengan penuh gembira, bahkan Ellina diperlakukan sangat baik oleh Semua keluarga, karena semalam Renata sudah memberi tahukan tentang kehamilan Ellina, kini mereka pun berkumpul diruang keluarga mereka sangat bahagia karena kini keluarga Aditama akan kedatangan satu anggota keluarga baru. “Wah aku kalah saing dengan Dewa, ternyata dia akan mendapatkan cucu dengan cepat dari Ellina dan Reno,” seru Adrian dengan riang. “hahaha putraku memang sangat hebat dia sama denganku, bisa dengan cepat memberikan Reno junior dirahim Ellin, siapa dulu ayahnya Sadewa Aditama hahaha," Mendengar ucapan Dewa semua pun menatap Dewa dengan tatapan horornya, membuat Dewa menghentikankan tawanya. “Kenapa? Kenapa menatap ku seperti itu?” tanya Dewa dengan menatap datar semua yang kini menatapnya dengan aneh, tapi tiba-tiba Semua pun tertawa membuat Dewa mendengus kesal pada semuanya. “Selamat ya
Kini Reno dan Renata pun sedang menunggu Ellina siuman, Reno duduk disamping brankar Ellina, sedangkan Renata kini duduk di sofa sesekali dia memejam kan matanya karena malam sudah semakin larut, untungnya Renata sedang jaga malam, jadi keluarga tidak khawatir kalau Renata tidak pulang, satu jam kemudian Ellina pun akhirnya siuman, dia melihat Reno tengah mengenggam tangannya sambil menyandarkan kepalanya ke brankar Ellina. “Kenapa aku ada disini?" batin Ellina bertanya pada dirinya sendiri, lalu dia menatap kearah Reneta yang sedang bersandar disandaran sofa, sambil memejamkan matanya, setelah itu dia kembali menoleh kearah Reno dan berusaha melepaskan genggaman Renata sambil bersandar dipinggiran brankarnya, namun tiba-tiba Reno terbangun karena merasakan tangan Ellina yg terlepas darinya, kini Reno menatap Ellina dengan lekat.“Kamu sudah bangun sayang, apa kau membutuhkan sesuatu? Kalau ada biar aku ambilkan,” cercah Reno lalu kembali mengenggam tangan Ellina.“Tidak lepaskan tan
Reno kini terlihat panik dengan terus mengguncangkan tubuh istrinya agar sadar dari pingsannya, namun hasilnya nihil, karena tidak berhasil Reno pun lalu membopong tubuh Ellina ala bridal style untuk dibawa ke rumah sakit.“Bangunlah sayang, jangan membuatku khawatir,” ucap Reno yg kini sedang menyetir untuk membawa Ellina kerumah sakit.beberapa menit kemudian Reno pun sampai dirumah sakit dan dia langsung membawa Ellina masuk ke dalam rumah sakit.“Dokter, Suster tolong istri saya,” teriak Reno seperti kesetan.“Ada apa Ren?" tanya Renata yg memang sedang tugas malam dan tidak sengaja mendengar teriakan dari lobby rumah sakit, dan saat dilihat dia adalah putranya dengan seorang wanita dalam gendongannya.“Bun, tolong Reno Bun Ellina tiba-tiba pingsan, Reno takut terjadi sesuatu pada Ellin. Bun,” ucap Reno yg kini terlihat panik.“Astaga Ellin, baiklah bawa dia keruang IGD, suster tolong siapkan peralatan ku tolong ambil diruangan ku,” Ucap Renata pun kini mengikuti Reno yang membawa
Kini Ellina kembali ke Apartemen, dia sangat kecewa pada Reno, karena dia tidak akan menyangka kalau Reno masih menemui Alya, kini dia memasuki kamarnya bersama Reno dia terus menangis, sesekali dia memegangi kepalanya mungkin karena terlalu banyak mengeluarkan air mata jadi kepalanya terasa sedikit pening sekarang.“Kenapa kamu tega mas?, kenapa kamu tega sama aku, kenapa mas diam-diam masih menemui Alya kenapa tidak jujur padaku, kenapa kamu harus berbohong sama aku, aku kecewa sama kamu mas sangat kecewa hikz... hikz..., apa kamu hanya mempermainkan perasaanku saja hiks... hiks..."Kini tangis Ellina semakin menjadi, setelah cukup lama menangis akhirnya dia pun kini tidur meringkuk di ranjangnya karena keleha.Malam pun tiba, Reno baru saja pulang dari kantornya, saat dia memasuki apartemen Reno sangat bingung dia melihat apartemennya gelap karena lampu-lampu diapartemennya belum dinyalakan.“Kenapa gelap begini,”Ucap Reno lalu
Keesokan harinya.Ellina tengah sibuk menyiapkan sarapan bersama Renata dan Alena, setelah sehari yang lalu terus menangis saat kedua orang tuanya pulang ke London, namun pagi harinya Ellina kembali seperti semula seperti kata sang ibu mertuanya dia tidak boleh sedih masih ada keluarga sang suami yang menyayanginya, dan dia juga bisa menelepon atau Video Call jika merindukan Mommy dan Daddynya, dan bisa berkunjung kesana jika Reno ada waktu.Sarapan pun sudah siap semua anggota keluarga pun sudah berkumpul diruang makan untuk sarapan bersama, begitu pun dengan Reno yang sudah rapih dengan kemeja putih dipadu dengan jas berwarna hitam, membuat aura ketampanannya berkali lipat lebih tampan.“Kamu udah mulai ngantor lagi Ren?” tanya Dewa yang melihat putranya sudah rapih.“Iya Yah, hari ini ada klien penting dari luar negeri,” sahut Reno sambil menatap istrinya yang
Dengan malu-malu Ellina pun mengangguk, bagai mana tidak bahagia impiannya menikah dengan pria yang berasal dari kota kelahiran orang tuanya kini jadi kenyataan, melihat anggukan malu-malu Ellina membuat Reno gemas lalu dia pun membalik tubuh Ellina jadi berhadapan dengannya Ellina pun menatap pria yang kini sudah menjadi suaminya itu , tanpa menunggu langsung mengecup bibir ranum Ellina membuat Sang empu berjengit karena terkejut, namun selanjutnya Ellina hanya bisa pasrah dengan apa yang Reno lakukan, dia pun membiarkan Reno menguasai tubuhnya, karena kini suka atau pun tidak Ellina harus terima dan sudah menjadi kewajibannya melayani sang suami.Dimalam pertama mereka pun kini menjadi malam yang begitu panas dan penuh gairah bagi pasangan pengantin baru itu, sehingga malam itu pun menjadi malam panjang bagi Ellina dan Reno.***Jam pun sudah menunjukan pukul 10.00, Ellina dan Reno baru saja turun untuk me
Kini Reno dan Ellina sudah berada dikamar Reno yang ternyata sudah didekorasi dengan indah menjadi kamar pengantin.“Akhirnya kita bisa istirahat juga,” ucap Reno yang kini tengah bersandar disofa, sementara Ellina kini masih bingung harus melakukan apa, ini kali pertama mereka benar-benar satu kamar.“Kamu kenapa sayang?” tanya Reno yang kini melihat istrinya masih berdiri didekat pintu setelah menutupnya.“A-aku bingung,” jawab Ellina dengan gugup, membuat Reno mengerutkan dahinya.“Bingung? Apa yang kamu bingungkan sekarang kamu sudah jadi istriku,” ucap Reno sambil menghampiri Ellina lalu membawa tubuh istrinya itu kedalam pelukannya.“Jangan bilang bingung lagi, sekarang kita sudah menikah dan seharusnya malam ini jadi malam bahagia buat kita. Apalagi malam ini adalah malam Valentine.“Aku hanya takut, entah kenapa perasaanku merasa tidak enak Mas,” sahut Ellina sambil me
Tanpa sepengetahuan Renata Anin memperhatikan interaksi sahabat dan putrinya itu, dan Anin tersenyum lebar dia sangat bahagia karena ternyata Renata memperlakukan Ellina dengan baik dan penuh kasih sayang.“Aku yakin putriku akan bahagia tinggal disini, dan aku tidak akan khawatir lagi meski harus jauh dari putriku,” gumam Anin yang kemudian menghampiri Renata yang kini tengah membereskan piring yg yang baru saja dicuci oleh Ellina.“Perlu bantuan?" tanya Anin yang menganggetkan Renata.“Astaga Anin, kau menganggetkanku saja,” sahut Renata yang kemudian tertawa mereka pun kembali mengobrol untuk mengobati rasa rindu mereka setelah beberapa tahun tidak bertemu semenjak kepindahan Anin dan Regan ke London.Sementara itu kini Ellin sedang merapikan tempat tidurnya untuk beristirahat, namun tiba-tiba dia terkejut karena ada tangan kekar kini melingkar diperutnya
Matahari pun kini bersinar cerah, dan cahayanya pun memaksa memasuki celah gordeng yg masih tertutup, Ellina membuka matanya lalu dia menoleh untuk melihat jam dinding, betapa terkejut Ellina karena saat melihat jam sidah menunjukan pukul 09.00, dia pun langsung terduduk diranjang"Astaga aku bangun kesiangan, kenapa tidak yang membangunkanku," Ucap Ellina sambil bergegas ke kamar mandi dan membersihkan diri, namun dia bingung karena tidak memiliki baju ganti, akhirnya dia pun memakai kembali baju yg ia kenakan dari kemarin, kini Ellina pun turun kebawah menuju dapur, rumah tampak sepi karna memang sudah siang dia kini menghampiri calon ibu mertuanya, dan juga kakak calon kakak iparnya serta calon neneknya."Bun, Nek, kak maaf yah Ellin bangun kesiangan," ucap Ellina sambil menghampiri mereka."Tidak apa-apa nak, kau sarapan lah dulu, Reno sudah menunggu dia bilang siang ini kalian akan ke London untuk memin