Pagi hari pun tiba, Ellina pun terbangun dari tidurnya, tubuhnya terasa sakit dan ngilu lalu dia menoleh ke sampingnya, danbetapa terkejutnya Ellina saat melihat Reno tertidur disampingnya dengan keadaan polos tanpa sehelai benang pun.
“Ellin kau kenapa menangis? A-apa aku melakukan hal itu
Reno dan Ellina pun kini sudah ada didalam mobil. Namun, hanya ada keheningan didalam mobil itu, Ellina pun menatap Reno yg kini akan melajukan mobilnya.“Apa kau siap bertemu dengan keluarga, sebagai tunanganku?" tanya Reno, Ellina yang medengar ucapan Reno pun terkejut.“A-apa tuan, ta-tapi aku, aku belum siap ke-kerumah Keluargamu. Ak...aku-“ belum sempat Ellina melanjutkan ucapannya Reno sudah melajukan mobilnya menuju ke arah rumah keluarga Aditama.“Siap tidak siap kau harus bertemu keluarga ku, dan satu lagi jangan panggil aku tuan kan sudah kubilang namaku Reno, bukan Tuan,” tegas Reno sambil melajukan mobilnya. Ellina pun mengangguk seakan patuh pada apa yang dikatakan Reno.“Ren, apa yg kita lakukan ini salah, bagaimana dengan Alya nanti?, pasti dia akan hancur kalau mengetahui tentang ini," ucap Ellina yang merasa bersalah pada Alya.“Ssttt ... d
“Benarkah itu Yah? Benarkah Ayah melakukan dengan Bunda sebelum kalian menikah?” tanya Reno sambil menatap sang ayah penuh tanda tanya. Dewa hanya bisa meneguk salivanya entah berapa kali dia menelan salivanya sendiri, karena pertanyaan putranya yang kini melakukan hal yang sama dengannya cuma situasinya sedikit berbeda, Reno langsung bertanggung jawab dan langsung mengikat Ellina sebelum menikahinya karena harus meminta izin dan juga restu kepada kedua orang tua Ellina. “Emm ... Itu Ayah waktu itu sama sepertimu dalam keadaan mabuk, tapi Ayah tidak menyangka kau juga akan mengulangi kesalahan Ayah,” jawab Dewa sambil cengengesan, tiba-tiba Adrian tertawa terbahak-terbahak mendengar cerita putra dan cucunya yang sangat mirip sama-sama tidak bisa menahan nafsunya.Dewa dan Reno saling melirik melihat Adrisn yang tertawa terbahak-bahak, sedang Elvano hanya bisa menahan tawa, karena tidak ingin durhaka pada ayah mertuanya dengan menertawakannya. “Aww ... sakit sayang,” p
Kini Reno pun sudah sampai dibutik Alya. Ia langsung masuk untuk menemui Alya, yang sedang santai sambil memakan buah dan mengotak ngatik laptopnya diruanganya. Namun, saat pintu ruangan nya terbuka Alya langsung menoleh dan dia tersenyum melihat kedatangan Reno, kini Reno pun duduk di sofa namun tidak disebelah Alya, dia seakan menjaga jarak dengan Alya.“Tumben pagi-pagi sudah datang Ren?Pasti kangen ya,” goda Alya sambil tersenyum, membuat Reno mulai bingung harus memulai memberi tahu Alya dari mana, dia hanya tersenyum pada Alya dengan sedikit canggung.“Ren ... Reno," Panggil Alya yg menjentikkan jarinya di depan Reno karena tidak mendapat respon dari Reno, sehingga Reno tersadar dari lamunannya.“Ada apa? Kenapa melamun?” tanya Alya, yang kini menatap dengan penuh tanda tanya, kemudian duduk disampingnya, akhirnya Reno pun memberanikan diri untuk menjelaskan semuanya pada Alya, setelah mendengar pertanyaan Alya. Ki
“kau tidur lah, aku akan menemani mu disini, sampai orang tuamu datang,” ucap Reno, mendengar itu Alya pun tersenyum dan memejamkan matanya.“Maafkan aku Al, semoga kau bisa mengerti dan memaafkanku tapi aku harus bertanggung jawab pada Ellina,” Ucap batin Reno kini matanya menatap lekat wajah Alya yg terlihat teduh saat tertidur.“Andai saja kau menarimaku dari dullu Al, kita pasti sudah menikah dan tidak ada hari ini, hari dimana aku dalam posisi dilema antara kau dan calon istriku,” Sambung Reno, yg kemudian membaringkan kepalanya ditepi brangkar Alya, karena kepalanya terasa sangat berat seakan mau pecah memikirkan semua masalahnya.Sementara dirumah Aditama Ellina baru saja terbangun, dia melihat kearah Sofa namun tak menemukun Reno di sana, tapi ponselnya masih tergeletak dimeja, Ellina pun berpikir kalau Reno sudah bangun terlebih dahulu dan berkumpul dengan keluarganya dibawah, kini Ellinaa pun membersihkan diri,
Kini Ellina pun masuk ke kamarnya, dia melihat Reno sedang berdiri dideket jendela dan menatap keluar jendela tanpa menyadari kedatangan Ellina.“Ren, kamu pasti belum makan iya kan?, ini aku bawakan makanan kesukaan kamu,” ucap Ellina lalu menyodorkan sepiring spageti kepada Reno dengan senyuman manisnya.“Aku bilang aku tidak lapar!” Teriak Reno.PrangggKini piring yang berisi makanan pun Reno lempar dengan kasar, melihat itu Ellina sangat terkejut dan ketakutan senyumannya pun langsung menghilang dari bibir ranumnya, lalu dia berjalan mundur sambil menutup mulutnya dia seakan tidak percaya dengan apa yang Reno lakukan padanya.“Aku kan sudah bilang, aku tidak lapar!” ucap Reno yang kini dengan suara pelan, lalu dia berbaring disofa, tanpa merasa bersalah dengan apa yang telah dia lakukan pada Ellina.
Matahari pun kini bersinar cerah, dan cahayanya pun memaksa memasuki celah gordeng yg masih tertutup, Ellina membuka matanya lalu dia menoleh untuk melihat jam dinding, betapa terkejut Ellina karena saat melihat jam sidah menunjukan pukul 09.00, dia pun langsung terduduk diranjang"Astaga aku bangun kesiangan, kenapa tidak yang membangunkanku," Ucap Ellina sambil bergegas ke kamar mandi dan membersihkan diri, namun dia bingung karena tidak memiliki baju ganti, akhirnya dia pun memakai kembali baju yg ia kenakan dari kemarin, kini Ellina pun turun kebawah menuju dapur, rumah tampak sepi karna memang sudah siang dia kini menghampiri calon ibu mertuanya, dan juga kakak calon kakak iparnya serta calon neneknya."Bun, Nek, kak maaf yah Ellin bangun kesiangan," ucap Ellina sambil menghampiri mereka."Tidak apa-apa nak, kau sarapan lah dulu, Reno sudah menunggu dia bilang siang ini kalian akan ke London untuk memin
Tanpa sepengetahuan Renata Anin memperhatikan interaksi sahabat dan putrinya itu, dan Anin tersenyum lebar dia sangat bahagia karena ternyata Renata memperlakukan Ellina dengan baik dan penuh kasih sayang.“Aku yakin putriku akan bahagia tinggal disini, dan aku tidak akan khawatir lagi meski harus jauh dari putriku,” gumam Anin yang kemudian menghampiri Renata yang kini tengah membereskan piring yg yang baru saja dicuci oleh Ellina.“Perlu bantuan?" tanya Anin yang menganggetkan Renata.“Astaga Anin, kau menganggetkanku saja,” sahut Renata yang kemudian tertawa mereka pun kembali mengobrol untuk mengobati rasa rindu mereka setelah beberapa tahun tidak bertemu semenjak kepindahan Anin dan Regan ke London.Sementara itu kini Ellin sedang merapikan tempat tidurnya untuk beristirahat, namun tiba-tiba dia terkejut karena ada tangan kekar kini melingkar diperutnya
Kini Reno dan Ellina sudah berada dikamar Reno yang ternyata sudah didekorasi dengan indah menjadi kamar pengantin.“Akhirnya kita bisa istirahat juga,” ucap Reno yang kini tengah bersandar disofa, sementara Ellina kini masih bingung harus melakukan apa, ini kali pertama mereka benar-benar satu kamar.“Kamu kenapa sayang?” tanya Reno yang kini melihat istrinya masih berdiri didekat pintu setelah menutupnya.“A-aku bingung,” jawab Ellina dengan gugup, membuat Reno mengerutkan dahinya.“Bingung? Apa yang kamu bingungkan sekarang kamu sudah jadi istriku,” ucap Reno sambil menghampiri Ellina lalu membawa tubuh istrinya itu kedalam pelukannya.“Jangan bilang bingung lagi, sekarang kita sudah menikah dan seharusnya malam ini jadi malam bahagia buat kita. Apalagi malam ini adalah malam Valentine.“Aku hanya takut, entah kenapa perasaanku merasa tidak enak Mas,” sahut Ellina sambil me