Matahari pun kini bersinar cerah, dan cahayanya pun memaksa memasuki celah gordeng yg masih tertutup, Ellina membuka matanya lalu dia menoleh untuk melihat jam dinding, betapa terkejut Ellina karena saat melihat jam sidah menunjukan pukul 09.00, dia pun langsung terduduk diranjang
"Astaga aku bangun kesiangan, kenapa tidak yang membangunkanku," Ucap Ellina sambil bergegas ke kamar mandi dan membersihkan diri, namun dia bingung karena tidak memiliki baju ganti, akhirnya dia pun memakai kembali baju yg ia kenakan dari kemarin, kini Ellina pun turun kebawah menuju dapur, rumah tampak sepi karna memang sudah siang dia kini menghampiri calon ibu mertuanya, dan juga kakak calon kakak iparnya serta calon neneknya.
"Bun, Nek, kak maaf yah Ellin bangun kesiangan," ucap Ellina sambil menghampiri mereka.
"Tidak apa-apa nak, kau sarapan lah dulu, Reno sudah menunggu dia bilang siang ini kalian akan ke London untuk memin
Tanpa sepengetahuan Renata Anin memperhatikan interaksi sahabat dan putrinya itu, dan Anin tersenyum lebar dia sangat bahagia karena ternyata Renata memperlakukan Ellina dengan baik dan penuh kasih sayang.“Aku yakin putriku akan bahagia tinggal disini, dan aku tidak akan khawatir lagi meski harus jauh dari putriku,” gumam Anin yang kemudian menghampiri Renata yang kini tengah membereskan piring yg yang baru saja dicuci oleh Ellina.“Perlu bantuan?" tanya Anin yang menganggetkan Renata.“Astaga Anin, kau menganggetkanku saja,” sahut Renata yang kemudian tertawa mereka pun kembali mengobrol untuk mengobati rasa rindu mereka setelah beberapa tahun tidak bertemu semenjak kepindahan Anin dan Regan ke London.Sementara itu kini Ellin sedang merapikan tempat tidurnya untuk beristirahat, namun tiba-tiba dia terkejut karena ada tangan kekar kini melingkar diperutnya
Kini Reno dan Ellina sudah berada dikamar Reno yang ternyata sudah didekorasi dengan indah menjadi kamar pengantin.“Akhirnya kita bisa istirahat juga,” ucap Reno yang kini tengah bersandar disofa, sementara Ellina kini masih bingung harus melakukan apa, ini kali pertama mereka benar-benar satu kamar.“Kamu kenapa sayang?” tanya Reno yang kini melihat istrinya masih berdiri didekat pintu setelah menutupnya.“A-aku bingung,” jawab Ellina dengan gugup, membuat Reno mengerutkan dahinya.“Bingung? Apa yang kamu bingungkan sekarang kamu sudah jadi istriku,” ucap Reno sambil menghampiri Ellina lalu membawa tubuh istrinya itu kedalam pelukannya.“Jangan bilang bingung lagi, sekarang kita sudah menikah dan seharusnya malam ini jadi malam bahagia buat kita. Apalagi malam ini adalah malam Valentine.“Aku hanya takut, entah kenapa perasaanku merasa tidak enak Mas,” sahut Ellina sambil me
Dengan malu-malu Ellina pun mengangguk, bagai mana tidak bahagia impiannya menikah dengan pria yang berasal dari kota kelahiran orang tuanya kini jadi kenyataan, melihat anggukan malu-malu Ellina membuat Reno gemas lalu dia pun membalik tubuh Ellina jadi berhadapan dengannya Ellina pun menatap pria yang kini sudah menjadi suaminya itu , tanpa menunggu langsung mengecup bibir ranum Ellina membuat Sang empu berjengit karena terkejut, namun selanjutnya Ellina hanya bisa pasrah dengan apa yang Reno lakukan, dia pun membiarkan Reno menguasai tubuhnya, karena kini suka atau pun tidak Ellina harus terima dan sudah menjadi kewajibannya melayani sang suami.Dimalam pertama mereka pun kini menjadi malam yang begitu panas dan penuh gairah bagi pasangan pengantin baru itu, sehingga malam itu pun menjadi malam panjang bagi Ellina dan Reno.***Jam pun sudah menunjukan pukul 10.00, Ellina dan Reno baru saja turun untuk me
Keesokan harinya.Ellina tengah sibuk menyiapkan sarapan bersama Renata dan Alena, setelah sehari yang lalu terus menangis saat kedua orang tuanya pulang ke London, namun pagi harinya Ellina kembali seperti semula seperti kata sang ibu mertuanya dia tidak boleh sedih masih ada keluarga sang suami yang menyayanginya, dan dia juga bisa menelepon atau Video Call jika merindukan Mommy dan Daddynya, dan bisa berkunjung kesana jika Reno ada waktu.Sarapan pun sudah siap semua anggota keluarga pun sudah berkumpul diruang makan untuk sarapan bersama, begitu pun dengan Reno yang sudah rapih dengan kemeja putih dipadu dengan jas berwarna hitam, membuat aura ketampanannya berkali lipat lebih tampan.“Kamu udah mulai ngantor lagi Ren?” tanya Dewa yang melihat putranya sudah rapih.“Iya Yah, hari ini ada klien penting dari luar negeri,” sahut Reno sambil menatap istrinya yang
Kini Ellina kembali ke Apartemen, dia sangat kecewa pada Reno, karena dia tidak akan menyangka kalau Reno masih menemui Alya, kini dia memasuki kamarnya bersama Reno dia terus menangis, sesekali dia memegangi kepalanya mungkin karena terlalu banyak mengeluarkan air mata jadi kepalanya terasa sedikit pening sekarang.“Kenapa kamu tega mas?, kenapa kamu tega sama aku, kenapa mas diam-diam masih menemui Alya kenapa tidak jujur padaku, kenapa kamu harus berbohong sama aku, aku kecewa sama kamu mas sangat kecewa hikz... hikz..., apa kamu hanya mempermainkan perasaanku saja hiks... hiks..."Kini tangis Ellina semakin menjadi, setelah cukup lama menangis akhirnya dia pun kini tidur meringkuk di ranjangnya karena keleha.Malam pun tiba, Reno baru saja pulang dari kantornya, saat dia memasuki apartemen Reno sangat bingung dia melihat apartemennya gelap karena lampu-lampu diapartemennya belum dinyalakan.“Kenapa gelap begini,”Ucap Reno lalu
Reno kini terlihat panik dengan terus mengguncangkan tubuh istrinya agar sadar dari pingsannya, namun hasilnya nihil, karena tidak berhasil Reno pun lalu membopong tubuh Ellina ala bridal style untuk dibawa ke rumah sakit.“Bangunlah sayang, jangan membuatku khawatir,” ucap Reno yg kini sedang menyetir untuk membawa Ellina kerumah sakit.beberapa menit kemudian Reno pun sampai dirumah sakit dan dia langsung membawa Ellina masuk ke dalam rumah sakit.“Dokter, Suster tolong istri saya,” teriak Reno seperti kesetan.“Ada apa Ren?" tanya Renata yg memang sedang tugas malam dan tidak sengaja mendengar teriakan dari lobby rumah sakit, dan saat dilihat dia adalah putranya dengan seorang wanita dalam gendongannya.“Bun, tolong Reno Bun Ellina tiba-tiba pingsan, Reno takut terjadi sesuatu pada Ellin. Bun,” ucap Reno yg kini terlihat panik.“Astaga Ellin, baiklah bawa dia keruang IGD, suster tolong siapkan peralatan ku tolong ambil diruangan ku,” Ucap Renata pun kini mengikuti Reno yang membawa
Kini Reno dan Renata pun sedang menunggu Ellina siuman, Reno duduk disamping brankar Ellina, sedangkan Renata kini duduk di sofa sesekali dia memejam kan matanya karena malam sudah semakin larut, untungnya Renata sedang jaga malam, jadi keluarga tidak khawatir kalau Renata tidak pulang, satu jam kemudian Ellina pun akhirnya siuman, dia melihat Reno tengah mengenggam tangannya sambil menyandarkan kepalanya ke brankar Ellina. “Kenapa aku ada disini?" batin Ellina bertanya pada dirinya sendiri, lalu dia menatap kearah Reneta yang sedang bersandar disandaran sofa, sambil memejamkan matanya, setelah itu dia kembali menoleh kearah Reno dan berusaha melepaskan genggaman Renata sambil bersandar dipinggiran brankarnya, namun tiba-tiba Reno terbangun karena merasakan tangan Ellina yg terlepas darinya, kini Reno menatap Ellina dengan lekat.“Kamu sudah bangun sayang, apa kau membutuhkan sesuatu? Kalau ada biar aku ambilkan,” cercah Reno lalu kembali mengenggam tangan Ellina.“Tidak lepaskan tan
Kini Reno dan Ellina pun sudah sampai dirumah kediaman Aditama, keluarga Aditama pun menyambut Ellina dan Reno dengan penuh gembira, bahkan Ellina diperlakukan sangat baik oleh Semua keluarga, karena semalam Renata sudah memberi tahukan tentang kehamilan Ellina, kini mereka pun berkumpul diruang keluarga mereka sangat bahagia karena kini keluarga Aditama akan kedatangan satu anggota keluarga baru. “Wah aku kalah saing dengan Dewa, ternyata dia akan mendapatkan cucu dengan cepat dari Ellina dan Reno,” seru Adrian dengan riang. “hahaha putraku memang sangat hebat dia sama denganku, bisa dengan cepat memberikan Reno junior dirahim Ellin, siapa dulu ayahnya Sadewa Aditama hahaha," Mendengar ucapan Dewa semua pun menatap Dewa dengan tatapan horornya, membuat Dewa menghentikankan tawanya. “Kenapa? Kenapa menatap ku seperti itu?” tanya Dewa dengan menatap datar semua yang kini menatapnya dengan aneh, tapi tiba-tiba Semua pun tertawa membuat Dewa mendengus kesal pada semuanya. “Selamat ya