Share

NAWAITU: Niat Awal Menuju Ridho Ilahi
NAWAITU: Niat Awal Menuju Ridho Ilahi
Penulis: litrcse

Prolog

Di Pondok Pesantren Nurul Hikmah, malam itu terasa lebih sunyi dari biasanya. Langit yang cerah berbintang seolah mengamati rencana besar yang tersusun di benak Hafiz dan teman-temannya. Hafiz, dengan raut wajah serius, memimpin teman-temannya dalam sebuah misi rahasia untuk mengungkap siapa pelaku bullying di kelas mereka.

Dengan langkah hati-hati, Hafiz, Eri, Indra, dan Erzhan bergerak menuju ruang administrasi yang terletak di ujung koridor. Mereka tahu bahwa sistem CCTV dan catatan harian berada di sana—kunci untuk membongkar misteri yang telah menghantui mereka. Hafiz membawa sebuah laptop dan beberapa alat hacking sederhana yang telah disiapkan dengan teliti.

Saat mereka tiba di depan pintu ruang administrasi, Hafiz mengangkat tangan, memberi isyarat agar mereka berhenti. Jantung mereka berdetak lebih cepat, merasakan bahaya yang bisa muncul kapan saja.

"Eri, jaga pintu. Indra, Erzhan, bantu gue dengan laptop ini," bisik Hafiz dengan nada tegas, matanya menyapu sekeliling untuk memastikan mereka tidak diawasi.

"Got it, bro," jawab Indra dengan sedikit gugup, namun mencoba untuk tetap tenang.

Hafiz duduk di lantai, memulai proses rumit untuk meretas sistem keamanan pesantren. Jarinya bergerak cepat di atas keyboard, setiap klik terasa seperti dentang jam yang menghitung mundur waktu yang mereka miliki.

"Ini bakal butuh waktu beberapa menit," gumam Hafiz, meski dalam hati dia tahu risiko yang mereka hadapi semakin besar setiap detiknya.

Erzhan, yang mencoba mengintip layar, menepuk bahu Hafiz dengan cemas. "Lo yakin ini bakal berhasil? Kalau kita ketahuan, habis kita."

Hafiz menatap Erzhan dengan sorot mata penuh keyakinan, namun ada sedikit kegelisahan yang tidak bisa disembunyikan. "Trust me, Zhan. We’ll get those bullies. Gue udah latihan buat ini, tapi tetap aja kita harus cepat."

Tiba-tiba, suara langkah kaki yang berat terdengar mendekat. Eri, yang berjaga di pintu, menoleh dengan panik, wajahnya pucat. "Guys, ada yang datang!" bisiknya dengan suara tertahan, hampir tersedak ketakutan.

Hafiz berhenti mengetik seketika, jantungnya serasa mau meledak. "Cepat, sembunyi di balik meja!" perintahnya setengah berbisik.

Mereka berempat bergegas bersembunyi di balik meja besar di ruang administrasi, menahan napas. Suara langkah kaki semakin mendekat, setiap detiknya terasa seperti mimpi buruk yang menjadi kenyataan. Hafiz bisa merasakan keringat dingin mengalir di pelipisnya, pikirannya berputar-putar mencari cara untuk kabur jika mereka tertangkap.

Seorang ustaz masuk ke dalam ruang administrasi, memeriksa sekeliling dengan cermat. Napas mereka tertahan, tubuh mereka gemetar dalam ketakutan. Ustaz itu berhenti di dekat meja tempat mereka bersembunyi, seakan merasakan ada sesuatu yang tidak beres. Tangannya terulur ke arah meja, hampir menggeser tumpukan kertas yang bisa saja mengungkap persembunyian mereka.

"Ssst... tenang, jangan bergerak," bisik Hafiz, matanya tidak lepas dari pergerakan ustaz tersebut. Di dalam kepalanya, Hafiz berdoa, berharap bahwa ini hanya sebuah kebetulan, dan mereka tidak akan ditemukan.

Setelah beberapa saat yang terasa seperti selamanya, ustaz itu menghela napas panjang, seolah menyerah pada instingnya, dan akhirnya pergi, menutup pintu di belakangnya. Hafiz dan teman-temannya menghela napas lega, tapi ketegangan di udara masih begitu pekat.

Setelah memastikan keadaan aman, Hafiz kembali ke laptopnya. Namun, kali ini, tangannya sedikit gemetar. "Oke, kita harus cepat. Gue gak mau ambil risiko lagi. Gue udah hampir selesai."

Dengan kecepatan yang lebih tinggi, Hafiz berhasil menembus sistem CCTV. Mereka mulai menelusuri rekaman dari beberapa minggu terakhir, mencari momen-momen di mana insiden bullying terjadi.

"Guys, I think I found something," ujar Hafiz dengan nada serius, matanya terpaku pada layar.

Mereka berkumpul di sekitar laptop, menatap layar dengan intensitas yang meningkat. Di sana, terlihat beberapa santri yang sering membuat masalah sedang membully teman sekelas mereka.

"Itu mereka," seru Erzhan dengan suara tertahan, penuh emosi yang terpendam.

Indra mengepalkan tangannya, ekspresinya campuran antara marah dan lega. "Akhirnya kita punya bukti."

Hafiz menutup laptopnya dengan tenang, namun matanya menyala-nyala dengan kepuasan. "Besok pagi kita tunjukkan ini ke kepala pondok. Bullying ini harus berhenti. Dan ini baru awal dari segalanya."

Dengan misi mereka yang hampir berhasil, mereka meninggalkan ruang administrasi dengan hati-hati, menyadari bahwa ketegangan malam itu hanya permulaan dari perjuangan yang lebih besar.

---

Di Pondok Pesantren Nurul Hikmah, di balik suasana religius yang damai, tersembunyi empat pemuda yang dikenal sebagai pengacau yang tak terduga. Arnav Hafizam Rahandika, lebih dikenal dengan nama Hafiz, adalah sosok utama dalam kelompok ini. Dengan nama Islami dan reputasi "nakal tak berdosa," Hafiz dan tiga sahabatnya: Eri Fadel Al-Furqan, Kaindra Vraka Al-Husaen, dan Erzhan Faruuq Al-Kareem, membentuk tim yang berani menentang ketidakadilan dengan cara-cara yang cerdik dan tak terduga.

Meskipun dikenal sebagai pelaku kekacauan, aksi mereka selalu memiliki tujuan mulia. Dalam dunia yang sering kali diselimuti oleh tirai ketidakadilan, mereka menyelinap dengan strategi brilian untuk menegakkan kebenaran dan melawan perlakuan tidak adil. Mereka menggunakan kecerdikan dan keberanian untuk meretas sistem pesantren, bukan untuk merusak, tetapi untuk mengungkap pelaku kejahatan dan mengembalikan keseimbangan di lingkungan mereka.

"Nawaitu: Niat Awal Menuju Ridho Ilahi" mengisahkan petualangan Hafiz dan teman-temannya dalam menyelidiki ketidakadilan dan melawan kejahatan secara diam-diam. Dalam setiap tindakan mereka, ada niat suci untuk membuat perubahan yang positif dan memenuhi harapan mereka akan ridho Ilahi. Bergabunglah dalam perjalanan mereka yang penuh risiko dan strategi, di mana mereka menggabungkan tekad dan persahabatan untuk menciptakan dunia yang lebih baik di bawah langit Pondok Pesantren Nurul Hikmah.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status