Share

134. Khawatir

Penanganan terhadap Emran cukup menyita waktu dan tenaga Habiba.

Siang hari, Habiba baru selesai dengan pekerjaannya itu. Meski tidak ada yang membantunya, dia berhasil menyelesaikan pekerjaannya dengan baik. Dia menjahit luka sobekan di perut, paha, dada, dan lengan. Meski kesulitan dan terkendala karena melakukannya tanpa bantuan siapa pun, namun semuanya bisa dia lakukan dengan baik.

Emran kini dalam keadaan diinfus, tak sadarkan diri.

Habiba keluar dari ruangan itu setelah memastikan Emran dalam kondisi stabil. Lelah sekali rasanya. Dia melepas seragam scrub, lalu mengatur napas, berdiri di depan cermin wastafel. Dia lihat wajah di pantulan cermin itu lelah sekali. Matanya sayu.

Habiba melepas napas. Mengusap kening. Lalu melirik pintu utama yang masih dalam keadaan tertutup.

Haruskah ia menelepon Husein untuk bisa keluar dari sana?

Selain lelah, mengantuk, Habiba juga merasa lapar sekali.

Tunggu dulu, Habiba mencium aroma makanan lezat yang mengundang nafsu makan. Dari mana
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Renita gunawan
duuh,cindy.daripada selalu sakit hati dan terluka karena husein yang tidak mencintai dirimu dan mengacuhkan dirimu.lebih baik dirimu berpisah dengan husein saja,cindy
goodnovel comment avatar
Renita gunawan
dirimu itu sebenarnya masih sangat mencintai biba, husein.itulah sebabnya dirimu langsung pergi menemui biba karena sangat khawatir melihat keadaan biba.sampai-sampai mengacuhkan kehadiran cindy
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status