Share

Part 74. Dilamar

"Gak—gak papa, Bang." Aku tergagap.

"Seperti pernah lihat ya, Na," ucap Bang Amar sambil memicingkan matanya, untuk memperjelas tatapannya.

"Siapa?"

"Itu, bapak sama ibu itu." Tangan Bang Amar menunjuk pada Mang Gani yang kini terduduk di tepi jalan, juga Bik Novi yang masih sibuk meluapkan amarahnya pada selingkuhan suaminya.

Bang Amar terdiam, seperti merenung. Wajar saja ia pernah melihat Bik Novi ataupun Mang Gani, karena rumah mereka hanya berjarak lima puluh meter dari rumah Ibu.

"Mau bantu?" tanya Bang Amar dengan senyum meledek.

"Apanya?" Alisku bertaut.

"Bantu menghajar perempuan yang bersama suaminya tadi." Senyum manisnya merekah.

Aku tertawa geli mendengar ucapan Bang Amar. Ternyata asik juga kalau sudah cukup dekat dengan lelaki ini.

"Mau lanjut?" tanya Bang Amar meminta persetujuanku.

"Boleh," ucapku dengan sekali anggukan.

Aku pun tak ingin berlama-lama menatap ulah Bik Novi yang kesetanan. Aku pun tak berniat untuk keluar, karena rasa akit atas ucapannya beb
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status