Share

Part 78. Bentuk Kekecewaan

Tok! Tok! Tok!

Diseberang pintu kamar, Ibu Melia tengah berdiri dengan wajah khawatir. Di tangannya terdapat nampan berisi makanan serta segelas susu yang ia buat sendiri untuk anak sulungnya itu.

Berkali-kali ia mengetuk pintu itu, tapi tak kunjung ada tanda-tanda jika pintu kayu itu akan terbuka.

"Bang, tolong bukain pintunya sebentar," ucap sang Mama lembut.

Hening.

Tak ada suara yang timbul dari dalam kamar. Yang terdengar hanyalah deru napas Ibu Melia yang memburu.

Perempuan itu terlihat tak tega melihat buah hatinya itu menderita. Namun ia juga tak mungkin mengizinkan Amar menikahi Zana.

"Nak, Mama sudah bawakan rendang tongkol sama oseng brokoli kesukaanmu. Makan dulu, ya. Biar gak sakit."

Masih sama. Tak ada tanda-tanda Amar akan membukakan pintu untuk perempuan itu.

Akhirnya Ibu Melia memutuskan untuk turun dengan wajah kecewa sekaligus khawatir, setelah usahanya tidak membuahkan hasil.

"Gimana ini, Pa? Amar masih juga tak ingin makan," ucap Ibu Melia pada sang suami
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status