Share

Part 86. Keajaiban

Ada rasa iba di hatiku, membuat aku tak memiliki alasan untuk menolak permintaan Tante Melia. Apa yang dikatakan Tante Melia memang benar, jika Bang Amar sangat membutuhkanku sekarang.

Aku melirik kearah Farah yang duduk di sampingku. Ia hanya mengangguk mengiyakan isyarat dariku.

Adzan magrib Baru saja berkumandang. Menyadarkan kami, agar segera berbenah untuk melakukan kewajiban sebagai muslim.

Aku meminta izin pada Tante Melia untuk melaksanakan shalat di rumah Zana saja. Karena badan ini terasa begitu lengket oleh keringat.

"Zana balik sebentar untuk shalat dan mandi dulu di rumah Farah, Tan. Setelah selesai, Zana akan kembali ke sini," ucapku pada Tante Melia. Perempuan itu mengangguk pelan.

"Terima kasih, Na. Hati-hati di jalan." Tutup Tante Melia, saat aku mulai melepas tanganku dari jemarinya. Kuiyakan ucapannya dengan anggukan pelan.

*****

Dua hari sudah aku menemani Bang Amar di rumah sakit. Hari ini aku meminta izin pada Tante Melia untuk kuliah, karena kemarin sempa
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status