Share

Part 81. Amar Sekarat

Detik berjalan berganti menit, menit berjalan berganti jam, jam pun berjalan berganti hari. Genap dua hari sudah Amar dirawat. Sejak itu pula, mata lelaki itu tak pernah lagi terbuka. Beberapa peralatan medis menempel di tubuhnya, dengan kabel tersambung ke monitor, serta alat bantu pernapasan yang sudah terpasang sejak pertama ia masuk rumah sakit.

Mata lelaki itu kerap kali berair meski tetap tak memperlihatkan gerakan apa pun. Beberapa kali bibirnya lirih memanggil nama Zana dalam keadaan tanpa sadar.

Ibu Melia selalu setia di sisi sang putra yang kini tengah berjuang melawan maut di ruang ICU. Hatinya terlalu sakit melihat anak sulungnya itu terbaring tak berdaya di atas ranjang pesakitan.

Isak kerap kali mewarnai hari-hari perempuan paruh baya itu. Meratapi sikap egois sang anak.

Pak Salim setengah putus asa meyakinkan sang istri, jika jodoh adalah rahasia Tuhan. Namun perempuan itu seakan ingin mengaturnya.

"Sudah lah, Ma. Hubungi saja, Kak Zana," ucap Karin yang belum gena
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status