"Mama, aku salah , maaf." Clara menunduk dengan kesal tanganya mengepal menahan kesalnya sudah meluap.
"Brak...Bibi, rasa terh hari ini tidak enak, jangan sajikan lagi, mulai sekarang." Sean meletakan tehnya dengan keras sembari berdiri memegang tangan Clara dengan lembut menariknya kepelukanya.
"Ma, jika mama berfikir Gisel bodoh, maka jangan membawanya menghadiri acara yang tidak penting dengan Mama lagi." Sean menatap Clara dengan penuh kasih sayang.
"Apa masudmu dengan acara tidak penting? kegiatan ini demi membentuk cintra baik keluarga Adiatmaja!" Mama tiri menjawab dengan nada tinggi.
"Saat Gisel jatuh, Mama hanya berdiri menjauh tanpa membantunya, apakah ini tindakan Mama yang baik, dan membangun citra keluarga Adiatmaja?" Sean bertanya dengan senyum menghina.
"Kami sudah selesai makan, kami akan pergi beristirahat." Sean menarik Clara meninggalkan Mama tirinya.
"Kamu!!!" Teriak Mama tiri sean.
Kamar Sean.
"Kita sudah berada di kamar, kamu..." Sean melihat Clara yang hanya tertunduk.
Tanpa kata - kata Clara menepis tangan Sean dengan cepat menuju Almari.
"Banggg!" Pintu Almari yang tertutup keras.
"Ah, apa dia tersinggung?" Sean terkejut melihat sikap Clara.
"Tok...tok..istriku, bisakah kamu keluar dari lemari? aku mau mengambil pakaianku untuk berganti baju." Sean mengetuk Almari tempat Clara bersembunyi.
"HU..hu, tidak perduli!" Clara berteriak sembari menangis.
"Biarkulihat, ada apakah di dalam lemariku?" Sean membuka lemarinya dengan menatap Clara dingin.
"Menangis? merasa dirugikan?" Tanya Sean.
"Tidak aku hanya marah pada diriku sendiri, kenapa aku sangat bodoh! Aku tidak menduga rencana Mama tirimu, membawaku ke acara hari ini adalah untuk mempermalukanku!" Clara tersenyum sembari menyeka air matanya.
"Jika aku tahu ini sebelumnya, aku akan lebih hati - hati." Tambah Clara.
"Belum terlambat untuk menyadarinya sekarang." Sean berjongkok dengan menempelkan plester di lulut Clara yang tergores almari.
"Kenapa tadi kamu minta maaf?" Sean bertanya masih dengan mengelus - elus kaki Clara membenarkan plester Clara.
"Apa yang bisa akulakukan jika aku tidak minta maaf?bagaimana jika dia terus mengoceh dan memukulku? Clara berbicara dengan nada tinggi.
"Jika dia memukulmu maka kamu harus kembali memukulnya." Jawab Sean dengan tersenyum.
"Kamu juga harus ingat ini, kamu adalah istri Sean Atmaja, kamu punya hak untuk memimpin, jangan takut memukul, bahkan jika kamu menghancurkan rumah ini, tidak ada yang berani mengatakan sepatah katapun! Tambah Sean sembari berdiri.
"Mari berdiri." Sean memegang tangan Clara.
"Tanganmu...kenapa sangat kasar. Kenapa serasa seperti amplas sih?" Sean meraba dengan melihat seksama tangan Clara.
Jlebbbbbb, Clara seperti tertusuk sangat dalam dia diam tanpa kata hatinya, merasa sangat sakit sebagai perempuan.
"Tuan Sean! bisakah kamu tidak mengatakan kata - kata yang menjengkelkan, setelah menagatkan kata - kata yang begitu menyentuh? suasanaku hancur sekarang!" Pingkan berteriak kesal sembari melepaskan tangan Sean dengan kasar.
Keesokan harinya.
"Sean pergi bekerja, jadi lebih baik aku melakukan hal penting." Clara berada di depan canvas lukisan.
"Lukisan ini mudah ditiru tapi suasana lukisan ini sangat sulit untuk ditiru.." Clara berbicara lirih.
"Aku harus melihat kembali lukisanya untuk memastikan sekali lagi." Clara meletakan kuas, berhenti melukis.
Di taman menuju aula keluarga Adiatmojo.
"Pura - pura menjadi nyonya muda, ada manfaatnya juga. aku bisa mengamati lukisanya dengan bebas, kapanpun aku mau." Ucap Clara dalam hati dengan berjalan pelan menikmati pemandangan menuju Aula.
"Srak...srak." Suara orang berjalan dari kejauhan.
"Aku bangun pagi untuk jalan - jalan di taman ini, dan apa yang aku lihat? Kakak iparku, menggunakan gaun seksi di pagi hari." Ucap pemuda, dari kejauhan, dia putra Mama tiri Sean. Cleo.
"Apa kamu sengaja melakukanya, dan menggodaku? untuk melakukan sesuatu yang menyenangkan untuku?" Cleo memegang dengan kasar tangan Clara.
"Hentikan omong kosong apa itu! lepaskan aku!" Clara menronta berusaha m elepaskan tangan Cleo yang memegangnya dengan erat.
"Jangan malu, kakak ipar, aku tahu apa yang ada di hatimu." Jawab Cleo semekin menaarik Clara.
"Ahh, pengangan orang ini sangat kuat!kenapa aku bertemu orang mesum seperti ini, tidak ada orang di sekitar sini, apa yang harus aku lakukan." Ucap Clara dalam hati masih berusaha melepaskan diri dari Cleo.
"Tuan muda kedua, Cleo Adiatmojo, Apa yang kamu lakukan!" Teriak pemuda yang berada di belakang Cleo.
"Lepaskan Nyonya muda! Vino memegang tangan Cleo dengan keras.
"Vino!" Cleo berbiacara dengan nada tinggi, dia terkejut mendengar seseorang di belakangnya.
Se"Yah, ternyata kamu, peliharaan Sean yang setia." Tambah Cleo sembari melepaskan tangan Clara.
"Hem," Vino batuk kecil dengan wajah suram.
"Karena sekarang kita tidak nyaman karena ada orang luar disini, sampai jumpa lain kali, kakak ipar." Cleo pergi dengan senyum menghina meninggalkan Clara dan Vino.
"Pergi! siapa yang ingin melihatmu!" Clara mendawab dengan kasar.
"Nyonya muda Apakah anda baik - baik saja?" Vino bertanya dengan khawatir.
"Aku baik - baik saja.." Jawab Clara sembari memijat tanganya yang terasa sakit.
"Apa yang akan terjadi kepadaku? untung kamu datang kesini tepat waktu, atau aku akan membunuh Sean jika terhjadi sesuatu denganku!" Clara berteriak marah dia sangat kesal.
"Maaf Nyonya muda, Tuan sean baru saja mengatakan kepada saya, bahwa anda di rumah sendirian, dan meminta saya untuk membawa anda keluar." Jawab Vino dengan sopan.
"Untuk apa?" Tanya Clara dalam hati.
Salon kecantikan.
"Aku tidak menyangka Sean begitu perhatian, kemarin dia mengatakan tanganku kasar, dan hari ini dia mengatur janji dengan salon untuku." Ucap Clara dalam hati sembari menikmati layanan salon.
"Nyonya muda, sudah selesi, saya akan membantu anda mengoleskan krim di tangan anda." Ucap pelayan dengan sopan.
"Oke, terimakasih." Jawab Clara santai.
"Biarkan aku saja." Ucap Sean yang berdiri di depan Clara yang sedang berbaring di tempat tidur khusus salon.
"Baik tuan." Jawab Pelayan dengan menundukan kepala.
"Aku datang menjemputmu untuk makan malam." Sean berbicara dengan lembut menghampiri Clara, duduk di samping Clara.
"Terimakasih sayang! Aku sangat tersentuh, aku hampir menangis." Clara m,endawab dengan nada di paksa untuk romantis.
"Drama selesai." Jawab Sean tersenyum sembari mengoleskan krim di tangan Clara.
"Apa yang terjadi dengan pergelangan tanganmu?!" Sean terkejut melihat pergelangan tanagan Clara yang membiru.
"Apa karena Cleo?" Tanya Sean dengan melihat Vino yang berada di belakangnya.
"Iya, Saya melihat Tuan Cleo memegang tanagan Nyonya muda dengan kasar di taman siang ini." Vino menjawab dengan menudukan kepalanya.
"Bagus kalau begitu, Cleo kali ini aku tidak akan pernah melupakan ini." Sean berbicara dengan nada marah.
"Kita hanya berpura - pura sebagai pasangan, kenapa wajah Sean terlihat sangat marah?apa dia juga berakting?" Ucap Clara dalam hati terdiam tidak mengerti, dengan mengamati wajah Sean.
"Sayang, bukankah kau bilang kita akan makan malam?" Clara melambaikan tanganya di depan wajah Sean.
"Oh, baiklah." Jawab Sean.
Bersambung....
Rumah makan mewah, malam hari."Ah aku kenyang sekali." Clara berjalan keluar melihat pemandangan sembari meregangkan tubuhnya."Lihat dirimu." Ucap Sean melihat Clara yang berjalan sempoyongan."Aku? aku memang terlihat seperti dewi bukan." Clara menjawab dengan percaya diri."Kamu mabuk?" Tanya Sean."Tidak." Jawab Clara sembari melihat sekumpulan orang - orang yangb bernyanyi dan bernari."Woe, kalian terlihat senang! apa aku boleh bergabung?" Clara berteriak dari balkon lantai satu."Awas, hati - hati!" Sean berteriak takut."Aku baik - baik saja." Clara menjawab sembali nmelepas sepatu hak tingginya."Tolong bawakan ini untuku." Aku akan segera kembali." Clara memberikan sepatunya kepada Sean sembarri berlari menuju lantai bawah tempat sekumpulan orang berkumpul."Hai, aku bergabung ya?" Tanya Clara dengan tersenyum." Boleh kemari." Salah satu orang menjawab dengan senang."Percaya diri, jujur, pandai, ini pertama kali melihat sisi lain darinya. Tiba - tiba merasa menyenangkan k
Clara menganti posisinya deganm duduk bersila di samping Sean yang sibuk membaca sembari rebahan."Mari bicarakantentang ini dulu, tidak apa - apa untuk tidur bersama, tapi hanya tidur bersama, jangan pernah kamu melakukan apapu pada diriku." Clara mengajukan permohonan dengan serius."Kasurnya sangat besar bukan? kamu bisa tidur di sebelah sana dan aku tidur di sebelah sini, aku berjanji tidak akan melakukan apapapun kepadamu." Jawab Sean tanpa melihat Clara."Jangan khawatir, aku tidak tertarik dengan dadamu yang kecil itu." Sean menutup berkas yang di bacanya dengan tersenyum mengejek."Kamu!!!" Clara berteriak kesal."Sean, kamu lebih baik mengingat apa yang kamu katakan." Tambah Clara dengan menahan amarahnya.Pagi hari di kamar Sean."Hemmm...zzzzzz." Clara masih tertidur nyenyak."Nyonya muda belum bangun?" Tanya Bibi Erika di belakang Sean dengan memegang Jas Sean."Ya, dia bangun agak siang, jangan menghawatirkanya, dia akan makan saat dia lapar." Sean menjawab sembari memasa
"Apa yang terjadi padanya? dia bukan seperti Clara biasanya, kenapa dia sangat peduli dengan berita ini?" Tanya Sean dalam hati."Adi, kamu harus memberi pelajaran pada anakmu, kali ini. Ini AIB keluarga kita." Mama tiri masih menyulut api."Mama tiri, memanfaatkan ini?" Tanya Sean dalam hati sembari membalikan badanya kearah Ayah dan ibu tirinya."Ini masalah pribadi antara aku dan istriku, tidak usah khawatir Ayah, aku akan menyelesaikanya." Sean membungkukan badanya, tanda hormat."Solusi yang terbaik hanya bercerai." Clara menyahut, masih dengan akting menangis, tanganya menyeka air mata palsunya."Sayang, bagaimana bisa kamu mengatakanya?" Sean dengan cepat mengendong Clara, berjalan menuju kamnarnya."Ahhhhh." Clara Kaget dengan sikap Sean yang tiba - tiba mengenongnya."Ayo pergi kekamar dan kita selesaikan masalah ini, dengan cara kita sendiri." Ucap Sean sembari mengendong Clara berjalan menuju kamarnya."APa yang kamu lakukan! lepaskan aku, Sean!" Clara berteriak.Kamar Sea
"Kamu yang gila! bagaimana kamu bisa mengatakan bahwa aku hamil! Siapa yang akan menikahiku sekarang!" Clara berteriak marah."Apa kamu lupa identitasmu sekarang! Kamu Gisel sekarang." Sean menjawab dengan wajah kesal."Aku Clara aku tidak mau menjhadi Gisel lagi! aku akan mengatakan yang sebenarnya!" Clara masih menjawab dengan nada tinggi."Baiklah, silahkan beritahu mereka." Sean menjawab dengan senyum anehnya."Tapi,Uang 1 M yang kuberikan kepadamu untukmu dan biaya hidup yang keluarga Adiatmojo berikan kepadamu, uang sebanyak itu cukup untuk menuntutmu sebagai penipuan kan?" Tanya Sean dengan mendekatkan wajahnya ke arah wajah Clara yang terlihat panik."Apa!" Clara terlihat panik."Ibu tiriku masih mencari kesalahanku, jadi aku butuh istri yang cerdas dan kamu lebih cocok dari pada Gisel, tetaplah disini." Sean merendahkan suaranya."Selama aku tinggal disini, aku telah menerima banyak yang dan ayah Gisel memberiku uang untuk menggantikan putrinya, aku tidak bisa pergi sekarang.
"Kenapa ini bisa terjadi, aku merencanakan berita tentang perselingkuhan dengan matang, kenapa inin tidak berpengaruh sama sekali?" Tanya Aruni dalam hati, dia mengepalkan tanganya dengan kesal.Ruang lelang."Terimakasih para hadirin VVIP lenang kami," Sambutan pembawa acra lelang."Ini pertama kali aku ikut lelang, apa ada barung bagus disini?" Tanya Clara dalam hati."Ini adalah kristal putih berbentuk panda, penawaran tertinggi kita deal." Pembawa acara menawarkan sebuah kristal putih berbentuk panda."Imutnya.. tapi mereka sangat mahal?" Ucap Clara lirih."Kristal itu tidaklah mahal, tapi jarang sekali kristal putih muncul di perlelangan." Jawab Sean yang mendengar Clara berbiacra sendiri."8,4 M!" Sean mengangkat tangan memberikan harga."Apa yang kamulakukan itu sangat banyak!" Clara berteriak kaget."Aku akan memberikanya untukmu." Jawab Sean dengan tersenyum tanpa beban."Deg..Deg..kenapa Sean tampan sekali" Ucap Clara dalam hati wajahnya mulai memerah."Ahhhh, aku hanya meng
Fila Sean Adiatmojo."Hehe, sepertinya pihak lain sudah tidak sabar." Sean mendengar berita dari telefonya."Kak Vino bisakah kamu jadi model melukisku?" Tanya Clara di luar."Awasi itu, aku harus mengurus sesuatu sekarang, sampai jumpa." Seam melihat Clara dari dalam rumah, meminta Vino menjadi model lukisanya hatinya gelisa dan kesal, menutup telefonya."Baiklah Nona." Jawab Vino ragu."Baik, terimakasih bergayalah." Clara terlihat senang Vino menyanggupi permintaanya."Apakah ini oke Nona?" Tanya Vino tidak percaya diri."Hehe, aku tidak pernah berfikir tubuh kak Vino sangat bagus menggunakan celana militer ini, lebih baik dari model - model yang pernah aku gambar." Clara memuji tubuh Vino yang gagah."kenapa kata - katamu terdengar tidak asing?" Tanya Sean yang sudah berada di belakang clara."Sean, kenapa kamu keluar?" Clara membalikan badanya."Gambar yng bagus." Sean terlihat kesal."Tentu saja siapa yang menggambarnya." Clara menjawab dengan bangga."Kak Vino lihatlah bagaima
"Untuk apa?" Tanya Sean."Untuk apa? Kamu yang membuatku marah dan pergi kedalam hutan!" Jawav Clara dengan nada kesal."Kalau begitu, bagaiamana dengan situasi, bahwa aku datang meyelamatkanmu dan bagaimana kamu akan berterimkasih kepadaku?" Tanya Sean dengan mengeryitkan dahi."Terimkasih... bisakah kamu minta maaf padaku sekarang?" Jawab Clara dengan tatapan dingin."Lalu bagimana kamu akan berterim kasih kepadaku?" Sean mendekati Clara sembari mengusap wajahnya Clara dengan lembut."Yah, paling - paling aku akan..." Clara memalingkan wajahnya menghindari tangan Sean."Menawarkanmu, menjadi model lukisan ku, agar kamu tidak cemburu lagi dengan Vino." Clara menjawab dengan senyuman menggoda."Aku cemburu?" Sean tersenyum sinis."Kamu bercanda? Tambah Sean."Hah, sudah aku duga jawabanmu pastri seperti itu, biasanya jika di drama korea yang aku tonton peran utama laki - laki dalam drama romantis akan menjawab seperti itu." Clara tersenyum sembari mengangguk - angukan kepalanya."Sela
"Ingat yang pertama dana harus dirolakasikan di lingkungan." Ucap Sean mengingatkan Clara. "Ibu tirimu dulu pernah mengajaku kan, aku sudah sedikit beradaptasi dan sekarang aku disini mengikuti rencanamu, dan kerja sama kita, aku pasti akan melaksanakan tugasku dengan baik." Jawab Clara dengan tersenyum manis. "Kerja sama?" Tanya Sean tidak mengerti. "Iya kerja sama pernikahan palsu kita, bukankah itu kerja sama kita sekarang?" Jawab Clara menoleh kearah Sean yang di kursi supir. "Apakah hubungan kita hanya sebatas rekan kerja dan pengantin palsu?" Tanya Sean dalam hati. "Ciiiitt... kita sudah sampai." mobil berhenti gedung pertemuan Amal. "Bakilah, waktunya berperang." Clara turun dari mobil sembari merengangkan tubuhnya pemanasan bersiap perang dengan keadaan. "Baiklah nantikan kabar baiknya." Ucap Clara sembari berjalan masuk ke dalam gedung megah. "Malam ini, hubungan kita akan menjadi lebih dari kerja sama, lihat saja." Ucap Sean tersenyum sembari memndangi Clara yang ber