Clara menganti posisinya deganm duduk bersila di samping Sean yang sibuk membaca sembari rebahan.
"Mari bicarakantentang ini dulu, tidak apa - apa untuk tidur bersama, tapi hanya tidur bersama, jangan pernah kamu melakukan apapu pada diriku." Clara mengajukan permohonan dengan serius.
"Kasurnya sangat besar bukan? kamu bisa tidur di sebelah sana dan aku tidur di sebelah sini, aku berjanji tidak akan melakukan apapapun kepadamu." Jawab Sean tanpa melihat Clara.
"Jangan khawatir, aku tidak tertarik dengan dadamu yang kecil itu." Sean menutup berkas yang di bacanya dengan tersenyum mengejek.
"Kamu!!!" Clara berteriak kesal.
"Sean, kamu lebih baik mengingat apa yang kamu katakan." Tambah Clara dengan menahan amarahnya.
Pagi hari di kamar Sean.
"Hemmm...zzzzzz." Clara masih tertidur nyenyak.
"Nyonya muda belum bangun?" Tanya Bibi Erika di belakang Sean dengan memegang Jas Sean.
"Ya, dia bangun agak siang, jangan menghawatirkanya, dia akan makan saat dia lapar." Sean menjawab sembari memasangk dasinya.
Hufft jika kalian saling mencintai, bagaimana bisa kalian saling mencintai, ayahmu bakahakan menjodohkanmu, jika ibumu tahu pasti dia sangat marah." Jawab Bibi Erika dengan menghela nafas panjang.
"Jika dia masih disini, apa kamu pikir dia tidak akan mendengarkan apa yang dikatakan ayah? semuanya pasti juga tidak akan berubah.".Jawab Sean sembari mengambil jasnya.
"Aku ini khawatir denganmu saja." Bibi Erika merasa tidak senang dengan jawaban Sean.
"Bibi, jangan khawatir, kenyataanya semuanya baik - baik saja." Sean berjalan keluar meningglakan kamar.
Perusahaan Atmojo.
"Pengajuan proyek ditolak oleh direksi?" Tanya Sean kepada Vino asisten pribadinya.
"Iya tuan mereka berkata, bahwa proposalnya tidak cukup, perushaan tidak ingin mengambil resiko." Jawab Vino dengan sopan.
"Mengambil resiko adalah resiko pembisnis, cari siapa dibalik dalang semua ini!" Perintah Sean dengan nada kesal.
"Tak...tak..ini pasti rencana ibu tiriku dan anaknya." Ucap Sean dalam hati, jarinya sembari mengetuk - ngentuk meja kantornya.
"Ngomong - omong, apa makan malam dengan wakil presdir sore ini sudah disiapkan?" Tanya Sean sembari melihat Vino.
"Sudah siap, Pukul depalan malam ini, di restoran seefod mantap." Jawab Vino.
Restoran mewah Seefood Mantap. Mobil mewah sedan mewah berhenti di depan parkiran restoran.
"Bos kita sampai," Ucap sopir Sean.
"Ya." Jawab Sean singkat.
"Tempat ini, dimana Clara menari dengan indah." Sean tersenyum mengingat kejadian Clara menari dengan indah.
"Sean." Suara Seorang wanita muda.
"Aruni?" Sean melihat Aruni di belakangnya.
"Aku melihatmu keluat dari mobil,jadi aku menemuimu,. kita sudah lama tidak bertemu ya?" Aruni membuka percakapan.
"Hu..hu, Sean aku sangat merindukanmu!" Ucap Aruni dengan sedih, airmatanya menetes.
"Aruni ada banyak orang disini, tidak pantas mengatakan hal itu kepadaku." Sean menjawan dengan mengernyitkan matanya.
"Aku tidak perduli, aku hanya perduli tentang kita!" Dengan cepat Aruni memeluk Sean.
"Aku sudah menikah, hentikan ini tidak pantas dilakukan." Sean mendorong Aruni.
"Aku tahu, kamu tidak mencintainya! akulah yang kamu cimntai, tapi ayahmu tidak menyukaiku dan dia berfikir aku dari keluarga buruk!" Aruni kembali memeluk Sean.
"Aku akan menunggumu!"Tambah aruni dengan nada tinggi, dia semakin erat memeluk Sean.
"Aruni, lepaskan aku." Sean semakin risih dengan Aruni.
"Cekrek..." Seseorang mengambil foto dari kejauhan.
"Haha, ini akan menjadi berita besar." Seoran Pria tertawa jahat dari kejauhan.
Ruang privat.
"Aku melihat Aruni, mantan pacarmu di bawah, apa kamu bertemu denganya." Tanya Rama Wakil Presdir teman lama Sean Adiatmaja.
"Kami hanya bertemu dibawah dan menyapa." Sean menjawab sembari menyerutup coffie.
"Aku ingat, kamu lumayan lama berpacaran denganya, dia dan Gisel yang pernah kamu bawa pulang kerumah. Jangan bilang kamu hanya menyapa dan mengatakan hal biasa?" Rama terus mengejar Sean untuk bercerita.
"Itu hanya masa lalu, tidak pantas untuk membahasnya." Sean masih kokoh dengan pendirianya.
"Ohhh, aku pikir dia bulan di dalam hatimu, tapi sekarang kamu tidak mau mebhasnya, mungkin sekarang kamu terpesona dengan istri barumu Gisel Cokro?" Rama kembali membuka percakapan baru.
"Hemmmm, pesona yang dia miliki." Sean menjawab dengan tersenyum.
"Apakah bodoh merupakan pesona?" Tanya Sean dalam hati.
"Hehehe, kena kamu, wajahmu tersenym seperti orang bodoh saat membahas istrimu." Rama tertawa puas berhasil menggoyahkan Sean.
"Lebih baik berhenti membicarakan dia, mari kita biacara mengenai bisnis dulu." Sean kembali memasang wajah serius.
Kamar Sean
"Kriiiii...kriiing." Suara Hp Sean, telefon dari Ayah.
"Halo Ayah, Apakah kamu sudah menerima lukisan yang aku kirimkan kepadamu kemarin?" Ucap Clara menerima panggilan Ayahnya.
"Iya aku sedang mengamatinya sekarang." Jawab Ayah dalam telefon.
"Oke, aku serahkan semuanya padamu ayah, aku harus mencari cara meninggalkan keluarga Adiatmojo."Jawab clara sembari menutup telefonya.
"Huffft, Alasan apa yang harus aku gunakan untuk meninggalkan rumah secara resmi sekarang?' Clara mengambil nafas dalam - dalam sembari melemparkan tubuhnya di ats kasur.
"Klunting." Suara notifikasi berita di Hp Clara.
"Ada berita baru?" Clara mengambil Hpnya.
"Berita Eksklusif, Ahli waris keluarga Adiatmaja berkencan denfan mantan pacarnya, dengan berpelukan mesra, Pernikahan antara Sean Adiatmaja dan Gisel Cokro di ujung tanduk!" Tulisan bertita utama yang berada di layar Clara.
"Ahhha, keberuntungan berpihak kepadaku, aku akan mendapatkan alasan untuk meninggalkan keluarga Adiatmaja." Clara berbicara dengan riang melihat berita yang menggungkanya.
"Hiks..Hikss...Apa yang harus aku lakukan?" Clara menangis di samping Ayah mertuanya, bersiap dengan rencananya.
"Ngeeekkk..." Sean membuka pintu ruang tamu, dia melonggarkan dasinya.
"Kenapa ruang tamu ramai sekali? apa yang terjadi?" Sean bertanya kepada pelayanya yang menghampiri membawakan tas kerjanya.
"Tuan muda, anda harus pergi dan melihatnya sendiri." Pelayang menjawab dengan takut sembari menundukan kepanya.
"Gisel, beritahu Ayah apa yang terjadi, Ayah akan membantumu." Jawab Ayah Sean yang duduk di samping Clara.
"Huu...hu..hu." Clara kembali menangis sembari menutup wajahnya.
"Kenapa kalian disini?" Tanya Sean santai.
"Aku ingin menceraikan dia!" Clara berteriak dengan menujuk Sean.
"!" Sean terdian kaget, dirinya tidak tau apa yang di ucapkan Clara.
"Kenapa ini, aku baru saja masuk, dan pulang kerja? kenapa kamu berbicara seperti itu?" Sean menjawab dengan wajah binggung.
"Apa kamu tidak membaca berita? ada skandal besar di berita utama dengan anak kesayanganmu, dia berselingkuh dengan mantan pacarnya." Mama Tiri Sean memancing amarah Ayah Sean.
"Apa!" Ayah Sean berteriak dengan berdiri, wajahnya sangat terkejut.
"Aku baru saja bertemu dengan Aruni dan di foto paparazi? apakah inoi benar - benar kebetulan?" Ucap Sean dengan mengerutkan alisnya.
"Sean, mari kita bercerai saja, anggap aku tidak pernah mencintaimu dan tidak pernah bertemu denganku, kamu tidak setia denganku!" Clara mendekati Sean masih dengan akting menangisnya.
"Gisel, itu tidak seperti yang kamu bayangkan." Sean berbicara dengan lembut, sembari memegang tangan Clara.
Bersambung...
"
"Apa yang terjadi padanya? dia bukan seperti Clara biasanya, kenapa dia sangat peduli dengan berita ini?" Tanya Sean dalam hati."Adi, kamu harus memberi pelajaran pada anakmu, kali ini. Ini AIB keluarga kita." Mama tiri masih menyulut api."Mama tiri, memanfaatkan ini?" Tanya Sean dalam hati sembari membalikan badanya kearah Ayah dan ibu tirinya."Ini masalah pribadi antara aku dan istriku, tidak usah khawatir Ayah, aku akan menyelesaikanya." Sean membungkukan badanya, tanda hormat."Solusi yang terbaik hanya bercerai." Clara menyahut, masih dengan akting menangis, tanganya menyeka air mata palsunya."Sayang, bagaimana bisa kamu mengatakanya?" Sean dengan cepat mengendong Clara, berjalan menuju kamnarnya."Ahhhhh." Clara Kaget dengan sikap Sean yang tiba - tiba mengenongnya."Ayo pergi kekamar dan kita selesaikan masalah ini, dengan cara kita sendiri." Ucap Sean sembari mengendong Clara berjalan menuju kamarnya."APa yang kamu lakukan! lepaskan aku, Sean!" Clara berteriak.Kamar Sea
"Kamu yang gila! bagaimana kamu bisa mengatakan bahwa aku hamil! Siapa yang akan menikahiku sekarang!" Clara berteriak marah."Apa kamu lupa identitasmu sekarang! Kamu Gisel sekarang." Sean menjawab dengan wajah kesal."Aku Clara aku tidak mau menjhadi Gisel lagi! aku akan mengatakan yang sebenarnya!" Clara masih menjawab dengan nada tinggi."Baiklah, silahkan beritahu mereka." Sean menjawab dengan senyum anehnya."Tapi,Uang 1 M yang kuberikan kepadamu untukmu dan biaya hidup yang keluarga Adiatmojo berikan kepadamu, uang sebanyak itu cukup untuk menuntutmu sebagai penipuan kan?" Tanya Sean dengan mendekatkan wajahnya ke arah wajah Clara yang terlihat panik."Apa!" Clara terlihat panik."Ibu tiriku masih mencari kesalahanku, jadi aku butuh istri yang cerdas dan kamu lebih cocok dari pada Gisel, tetaplah disini." Sean merendahkan suaranya."Selama aku tinggal disini, aku telah menerima banyak yang dan ayah Gisel memberiku uang untuk menggantikan putrinya, aku tidak bisa pergi sekarang.
"Kenapa ini bisa terjadi, aku merencanakan berita tentang perselingkuhan dengan matang, kenapa inin tidak berpengaruh sama sekali?" Tanya Aruni dalam hati, dia mengepalkan tanganya dengan kesal.Ruang lelang."Terimakasih para hadirin VVIP lenang kami," Sambutan pembawa acra lelang."Ini pertama kali aku ikut lelang, apa ada barung bagus disini?" Tanya Clara dalam hati."Ini adalah kristal putih berbentuk panda, penawaran tertinggi kita deal." Pembawa acara menawarkan sebuah kristal putih berbentuk panda."Imutnya.. tapi mereka sangat mahal?" Ucap Clara lirih."Kristal itu tidaklah mahal, tapi jarang sekali kristal putih muncul di perlelangan." Jawab Sean yang mendengar Clara berbiacra sendiri."8,4 M!" Sean mengangkat tangan memberikan harga."Apa yang kamulakukan itu sangat banyak!" Clara berteriak kaget."Aku akan memberikanya untukmu." Jawab Sean dengan tersenyum tanpa beban."Deg..Deg..kenapa Sean tampan sekali" Ucap Clara dalam hati wajahnya mulai memerah."Ahhhh, aku hanya meng
Fila Sean Adiatmojo."Hehe, sepertinya pihak lain sudah tidak sabar." Sean mendengar berita dari telefonya."Kak Vino bisakah kamu jadi model melukisku?" Tanya Clara di luar."Awasi itu, aku harus mengurus sesuatu sekarang, sampai jumpa." Seam melihat Clara dari dalam rumah, meminta Vino menjadi model lukisanya hatinya gelisa dan kesal, menutup telefonya."Baiklah Nona." Jawab Vino ragu."Baik, terimakasih bergayalah." Clara terlihat senang Vino menyanggupi permintaanya."Apakah ini oke Nona?" Tanya Vino tidak percaya diri."Hehe, aku tidak pernah berfikir tubuh kak Vino sangat bagus menggunakan celana militer ini, lebih baik dari model - model yang pernah aku gambar." Clara memuji tubuh Vino yang gagah."kenapa kata - katamu terdengar tidak asing?" Tanya Sean yang sudah berada di belakang clara."Sean, kenapa kamu keluar?" Clara membalikan badanya."Gambar yng bagus." Sean terlihat kesal."Tentu saja siapa yang menggambarnya." Clara menjawab dengan bangga."Kak Vino lihatlah bagaima
"Untuk apa?" Tanya Sean."Untuk apa? Kamu yang membuatku marah dan pergi kedalam hutan!" Jawav Clara dengan nada kesal."Kalau begitu, bagaiamana dengan situasi, bahwa aku datang meyelamatkanmu dan bagaimana kamu akan berterimkasih kepadaku?" Tanya Sean dengan mengeryitkan dahi."Terimkasih... bisakah kamu minta maaf padaku sekarang?" Jawab Clara dengan tatapan dingin."Lalu bagimana kamu akan berterim kasih kepadaku?" Sean mendekati Clara sembari mengusap wajahnya Clara dengan lembut."Yah, paling - paling aku akan..." Clara memalingkan wajahnya menghindari tangan Sean."Menawarkanmu, menjadi model lukisan ku, agar kamu tidak cemburu lagi dengan Vino." Clara menjawab dengan senyuman menggoda."Aku cemburu?" Sean tersenyum sinis."Kamu bercanda? Tambah Sean."Hah, sudah aku duga jawabanmu pastri seperti itu, biasanya jika di drama korea yang aku tonton peran utama laki - laki dalam drama romantis akan menjawab seperti itu." Clara tersenyum sembari mengangguk - angukan kepalanya."Sela
"Ingat yang pertama dana harus dirolakasikan di lingkungan." Ucap Sean mengingatkan Clara. "Ibu tirimu dulu pernah mengajaku kan, aku sudah sedikit beradaptasi dan sekarang aku disini mengikuti rencanamu, dan kerja sama kita, aku pasti akan melaksanakan tugasku dengan baik." Jawab Clara dengan tersenyum manis. "Kerja sama?" Tanya Sean tidak mengerti. "Iya kerja sama pernikahan palsu kita, bukankah itu kerja sama kita sekarang?" Jawab Clara menoleh kearah Sean yang di kursi supir. "Apakah hubungan kita hanya sebatas rekan kerja dan pengantin palsu?" Tanya Sean dalam hati. "Ciiiitt... kita sudah sampai." mobil berhenti gedung pertemuan Amal. "Bakilah, waktunya berperang." Clara turun dari mobil sembari merengangkan tubuhnya pemanasan bersiap perang dengan keadaan. "Baiklah nantikan kabar baiknya." Ucap Clara sembari berjalan masuk ke dalam gedung megah. "Malam ini, hubungan kita akan menjadi lebih dari kerja sama, lihat saja." Ucap Sean tersenyum sembari memndangi Clara yang ber
"Ohh, apa artinya kamu memilki perasaan kepdaku?" Tanya sean merai tangan Clara yang membelai pipinya sembari menciumnya dengan lembut."A...aku, jika aku memiliki perasaan kepadamu, apa tanggapanmu?" Jawab Clara Ragu."Jika dia berencana untuk bermain kekasih denganku,tapi hanya cinta bertepuk sebelah tangan, aku tidak akan melakukanya.' Ucap Clara dalam hati."Itu tergantu pada kemampuanmu membuatku jatuh cinta." Jawab Sean mendekatkan badanya diatas tubuh Clara."upakan saja, aku hanya sedikit tertarik dengan ketampananmu, mungkin besuk aku akan menyukai orang lain." Clara memalingkan wajahnya menghindari Sean."Aku tidak ingin membuang waktumu." Tambah Clara dengan wajah malas."Dia sangat jujur, tapi dimatanya penuh dengan rasa khawatir." Ucap Sean dalam hati."Aku tidak meronta karena aku tertarik kepdamu." jawab Clara singkat."Dengan dia berjujur kenapa aku semakin menyayanginya." Ucap Sean dalam hati tubuhnya semakin menekan tubuh Clara sembari mencium bibir Clara dengan lem
Ruang makan Sean"Kenapa kak Vino tidak ikut makan bersama kita?" Clara mrmbuka percakapan."DIa ada janji." Jawab Sean dengan ajah kesal."VIno lagi, Vino lagi, kelihatanya memecatnya adalah pilihan yang tepat!" Ucap Sean dalam hati."Janji? apakah itu pria? atau apoakah dia wanita?seperti apa dia? apakah kamu pernah melihatnya?" Clara bertanya bertubi - tubi dengan polosn ya."Itu bukan urusanmu bukan? ayo kita makan" . Sean menjawab dengan kesal."Itu bukan masalah besar kenapa kamu merahasiakanya?" Clara menjawab dengan ngedumal."Ngomong - ngomong bukankah kamu sangat sibuk kenapa kamu kembali lebih awal?" Tanya Clara sembari menikmati makananya."Setelah kejadian tadi malam, hatiku gelisa saat aku tidak melihatmu di kantor jadi aku membawa pulang pekerjaanku.." Ucap Sean dalam mhati, wajahnya tersipu malu."Ahem..uhuk...uhuk aku menyerahkan pekerjaanku keopda bawahanku." Sean menjaab dengan gugup."Ohh." Jawab Clara singkat."MMMm...siapa yang akan percaya pada seorang penggil