"Ohh, apa artinya kamu memilki perasaan kepdaku?" Tanya sean merai tangan Clara yang membelai pipinya sembari menciumnya dengan lembut."A...aku, jika aku memiliki perasaan kepadamu, apa tanggapanmu?" Jawab Clara Ragu."Jika dia berencana untuk bermain kekasih denganku,tapi hanya cinta bertepuk sebelah tangan, aku tidak akan melakukanya.' Ucap Clara dalam hati."Itu tergantu pada kemampuanmu membuatku jatuh cinta." Jawab Sean mendekatkan badanya diatas tubuh Clara."upakan saja, aku hanya sedikit tertarik dengan ketampananmu, mungkin besuk aku akan menyukai orang lain." Clara memalingkan wajahnya menghindari Sean."Aku tidak ingin membuang waktumu." Tambah Clara dengan wajah malas."Dia sangat jujur, tapi dimatanya penuh dengan rasa khawatir." Ucap Sean dalam hati."Aku tidak meronta karena aku tertarik kepdamu." jawab Clara singkat."Dengan dia berjujur kenapa aku semakin menyayanginya." Ucap Sean dalam hati tubuhnya semakin menekan tubuh Clara sembari mencium bibir Clara dengan lem
Ruang makan Sean"Kenapa kak Vino tidak ikut makan bersama kita?" Clara mrmbuka percakapan."DIa ada janji." Jawab Sean dengan ajah kesal."VIno lagi, Vino lagi, kelihatanya memecatnya adalah pilihan yang tepat!" Ucap Sean dalam hati."Janji? apakah itu pria? atau apoakah dia wanita?seperti apa dia? apakah kamu pernah melihatnya?" Clara bertanya bertubi - tubi dengan polosn ya."Itu bukan urusanmu bukan? ayo kita makan" . Sean menjawab dengan kesal."Itu bukan masalah besar kenapa kamu merahasiakanya?" Clara menjawab dengan ngedumal."Ngomong - ngomong bukankah kamu sangat sibuk kenapa kamu kembali lebih awal?" Tanya Clara sembari menikmati makananya."Setelah kejadian tadi malam, hatiku gelisa saat aku tidak melihatmu di kantor jadi aku membawa pulang pekerjaanku.." Ucap Sean dalam mhati, wajahnya tersipu malu."Ahem..uhuk...uhuk aku menyerahkan pekerjaanku keopda bawahanku." Sean menjaab dengan gugup."Ohh." Jawab Clara singkat."MMMm...siapa yang akan percaya pada seorang penggil
"Jika dia sangat dekat dengan Gisel, lalu kenapa di pertemuan kemarin dia tidak curiga?" Tanya Clara lirih."Nona Muda apa yang anda katakan barusan?" Tanya Vino di kursi kemudi."Bukan apa - apa, berapa lama lagi kita sampai dirumah?" Clara mengalihkan pembicaraan.Rumah keluarga Cokro."Tok...tok..tok." Suara Pintu utama yang di ketuk dari luar."Ya sebentar!" Teriak Mama Gisel membukakan pintu."Kamu, ada apa berkunjung kesini?" Tanya Mama Gisel terkejut."Aku hanya mampir dan sedikit mencari informasi tentang Gisel, agar mempermudah aku menjalankan tugas." Jawab Clara dengan sopan."Oh begitu silahkan masuk." Jawab Mama Gisel mempersilahkan masuk."Tante dimana kamar Gisel?" Tanya Clara."Ada di atas, apa kamu butuh bantuanku?" Tanya mama Gisel."Ya aku membutuhkan beberapa informasi mengenai Gisel, mengetahui leboh banyak tentang dia, akan bermanfaat bagiku, apakah anda mempunyai petunjuk?" Jawab Clara sembari mencari beberapa petunjuk di kamar Gisel."Baiklah , silahkan mencari
"Kapan aku berkata begitu?" Tanya Sean berpura - pura polos."Meminta untuk melihat foto dan memanggilnyan Mama mertua, ya artinya apa yang aku lukis benar - benar seperti Mamamu kan."Aku akan menganggapnya sebagai pujian." Jawab Clara dengan senyj manis."Deg...deg..deg." Jantung Sean berdebar kencang."Muahhh...ummmhhhh...emmmmhhhhh." Sean mencium Clara secara tiba - tiba."Kenapa selalu tiba - tiba." Ucap Clara dalam hati terhanyut dalam ciuman Sean."Terimakasih." Sean melepas Ciumanya perlahan."He,em." Clara menjawab dengan malu."Dulu aku pergi belajar di luar negeri selama beberapa tahun, Mama tiba - tiba sakit, aku bahkan tidak bisa melihatnya utuk yang terakhir kali.." Sean menceritakan masa lalunya yang kelam." Saat aku pulang, rumah ini tidak sama lagi seperti dulu, semua yang berhubungan denganya sudah hilang, aku bahkan tidak memiliki fotonya." Tambah Sean dengan menahan air mata."Sean..." Clara merasa sedih mendengar Cerita Sean."Sekarang kamu sudah meiliki fotonya
"Hei, cepat lihat pria itu, dia sangat tampan, tidak tahu apakah dia masih lajang atau tidak." Ucap dua perempuan remaja di belakang Sean."Ada gadis disebelahnya, bagaimana bisa dia lajang." Jawab Gadis remaja lainya."Tapi dia sangat imut dan tampan, mungkin dia kakak perempuanya." Jawab Gadis berambut ikal."Betul juga haruskah kita kesana dan bertanya?" Kedua gadis berjalan dengan cepat kearah Sean."Kalianlah yang tua, apakah aku setua itu!' Ucap Clara dalam hati."Sayang, berapa lama kita harus menunggu? kakiku sakit saat berdiri." Ucap CLara romatis sembari mengandeng tangan Sean."Apa gadis konyol ini cemburu?" Tanya Sean dalam hati dengan tersenyum kecil."Bersabarlah, ini tidak akan lama, Muaach." Sean mencium mesra Clara."Oh..." Jawab Clara singkat.Kamar Sean."Hehehe, sate malam ini sangat enak, Minumanya juga tidak terlalu buruk, besuk kita harus kecafe itu lagi." Clara mabuk sembari berbiacara ngalntur digendongan Sean."Kamu tidak bisa minum tetrtalun banyak, tapi kam
Gedung persta rekan bisnis."Senang berbisnis dengnmu, aku akan merepotkanmu tahun depan?" Ucap Sean dengan rekan bisnisnya sembari bersulang."Dengan senang hati aku akan menunggunya." Jawab rekan bisnis Sean mmbalas Sean."Tuan gawat, nona muda jatuh dari tangga, dan dia pingsan." Teriak slah satu pelayan melihat Clara terjatuh dari tangga."Apa!" Teriak Sean kaget."Oh tidak, dia mengeluarkan banyak darah." Di bawah tangga sudah banyak orang mengerubugi Clara yang terbaring pingsan."Biarkan aku lewat awas." Sean belari kerah Clara."Giseeeel! Teriak Sean dengan keras."Tunggu apa lagi! pangil supirku selkarang!" Teriak Sean panik sembari mengangkat kepala sean ke atas pahanya."Sayanag, bisakah kamu mendengarkanku? bangunlah." Teriak Sean sembari menggoyang - goyangkan tubuh Clara yang terbaring lemah."Ini!" Sean melihat darah di tanganya."Oh tidak, Nona muda keguguran." UCap salah satu tamu yang berada di depanya."Meski aku beberapa kali berhubungan dengan Clara aku yakin dia
"Hmmmph." Sean memalingkan wajah berjalan menghindari CLara yang terus menggodanya."Aku melihat wajahmu yang memerah, he..he..he." Clara terus menggoda Sean."Apa Sean pernah semanis ini sebelumnya? dia bisa cemburu dan bahkan tersipu malu, dua hari sebelumnya dia masih mengatakan dia tidak menyukaiku, kenapa dia cemburu... dan dia tau bahwa aku ingin makan pangsit.." Ucap Clara dalam hati."Dreeeet...dreeettt." Suara panggilan di HP Clara."Halo?" Clara mengangkat telefon yang berbunyi."Kami dari kepolisisan , ayahmu..." Pemanggil dari telefon berhenti berbicara mendengar Clara tertawa."Hahahah, di Zaman apa kita sekarang, kenapa jenis penipuan seeperti ini masih ada, aku orang miskin tidak bisa memberimu uang." Jawab Clara dengan tertawa kepas."Nona Clara, kami bukan penipuan, ayahmu dicurigai kasus penipian dan telah di tangap, sekarang berada di kantor polisi." Ucap pemsanggil dari telefon."A...Apa!" Clara berteriak kaget."Tolong Segera kekantor polisi XXX." Jawab kepolisi
"Itulah alasan kenapa kamu tidak bisa bersamanya Clara." Ucap Clara dalam hati, kesedihanya tidak bisa di tutupi lagi."kasus ayah tidak bisa diberi label Gisel, aku harus menemukan cara untu mengambalikan identitas asliku sebagai Clara."Maafkan aku jangan bersedih." Vino merasa khawatir mnelihat ekspresi wajah Clara berlari menghampirinya."Apakah dia sesang menangis?" Tanya Vino dalam hati."Aku baik - baik saja." Ucap Clara."Meskipun dia tidak igin mengatakan yang sebenarnya , aku akan tetap membantunya." Ucap Sean dalam hati."Halo, aku ingin kamu memeriksa sesuatu untuku.." Sean menelfon seseorang."Baik, masalahnya adalah.." Sean berbicara panjang lebar."Itu saja terimakasih." Sean menutup telefonya."!." Sean kesal melihat Clara masih berduaan dengan vino, saat itu Vino mengelap air mata Clara."Vino, apa kamu sudah mencuci mobilnnya?" Teriak Sean kesal dari atas balkon."Baik tuan aku akan melakukanya sekarang." Jawab Vino dengan sigam membalikan badan berjalan ke arah gar