"Kapan aku berkata begitu?" Tanya Sean berpura - pura polos."Meminta untuk melihat foto dan memanggilnyan Mama mertua, ya artinya apa yang aku lukis benar - benar seperti Mamamu kan."Aku akan menganggapnya sebagai pujian." Jawab Clara dengan senyj manis."Deg...deg..deg." Jantung Sean berdebar kencang."Muahhh...ummmhhhh...emmmmhhhhh." Sean mencium Clara secara tiba - tiba."Kenapa selalu tiba - tiba." Ucap Clara dalam hati terhanyut dalam ciuman Sean."Terimakasih." Sean melepas Ciumanya perlahan."He,em." Clara menjawab dengan malu."Dulu aku pergi belajar di luar negeri selama beberapa tahun, Mama tiba - tiba sakit, aku bahkan tidak bisa melihatnya utuk yang terakhir kali.." Sean menceritakan masa lalunya yang kelam." Saat aku pulang, rumah ini tidak sama lagi seperti dulu, semua yang berhubungan denganya sudah hilang, aku bahkan tidak memiliki fotonya." Tambah Sean dengan menahan air mata."Sean..." Clara merasa sedih mendengar Cerita Sean."Sekarang kamu sudah meiliki fotonya
"Hei, cepat lihat pria itu, dia sangat tampan, tidak tahu apakah dia masih lajang atau tidak." Ucap dua perempuan remaja di belakang Sean."Ada gadis disebelahnya, bagaimana bisa dia lajang." Jawab Gadis remaja lainya."Tapi dia sangat imut dan tampan, mungkin dia kakak perempuanya." Jawab Gadis berambut ikal."Betul juga haruskah kita kesana dan bertanya?" Kedua gadis berjalan dengan cepat kearah Sean."Kalianlah yang tua, apakah aku setua itu!' Ucap Clara dalam hati."Sayang, berapa lama kita harus menunggu? kakiku sakit saat berdiri." Ucap CLara romatis sembari mengandeng tangan Sean."Apa gadis konyol ini cemburu?" Tanya Sean dalam hati dengan tersenyum kecil."Bersabarlah, ini tidak akan lama, Muaach." Sean mencium mesra Clara."Oh..." Jawab Clara singkat.Kamar Sean."Hehehe, sate malam ini sangat enak, Minumanya juga tidak terlalu buruk, besuk kita harus kecafe itu lagi." Clara mabuk sembari berbiacara ngalntur digendongan Sean."Kamu tidak bisa minum tetrtalun banyak, tapi kam
Gedung persta rekan bisnis."Senang berbisnis dengnmu, aku akan merepotkanmu tahun depan?" Ucap Sean dengan rekan bisnisnya sembari bersulang."Dengan senang hati aku akan menunggunya." Jawab rekan bisnis Sean mmbalas Sean."Tuan gawat, nona muda jatuh dari tangga, dan dia pingsan." Teriak slah satu pelayan melihat Clara terjatuh dari tangga."Apa!" Teriak Sean kaget."Oh tidak, dia mengeluarkan banyak darah." Di bawah tangga sudah banyak orang mengerubugi Clara yang terbaring pingsan."Biarkan aku lewat awas." Sean belari kerah Clara."Giseeeel! Teriak Sean dengan keras."Tunggu apa lagi! pangil supirku selkarang!" Teriak Sean panik sembari mengangkat kepala sean ke atas pahanya."Sayanag, bisakah kamu mendengarkanku? bangunlah." Teriak Sean sembari menggoyang - goyangkan tubuh Clara yang terbaring lemah."Ini!" Sean melihat darah di tanganya."Oh tidak, Nona muda keguguran." UCap salah satu tamu yang berada di depanya."Meski aku beberapa kali berhubungan dengan Clara aku yakin dia
"Hmmmph." Sean memalingkan wajah berjalan menghindari CLara yang terus menggodanya."Aku melihat wajahmu yang memerah, he..he..he." Clara terus menggoda Sean."Apa Sean pernah semanis ini sebelumnya? dia bisa cemburu dan bahkan tersipu malu, dua hari sebelumnya dia masih mengatakan dia tidak menyukaiku, kenapa dia cemburu... dan dia tau bahwa aku ingin makan pangsit.." Ucap Clara dalam hati."Dreeeet...dreeettt." Suara panggilan di HP Clara."Halo?" Clara mengangkat telefon yang berbunyi."Kami dari kepolisisan , ayahmu..." Pemanggil dari telefon berhenti berbicara mendengar Clara tertawa."Hahahah, di Zaman apa kita sekarang, kenapa jenis penipuan seeperti ini masih ada, aku orang miskin tidak bisa memberimu uang." Jawab Clara dengan tertawa kepas."Nona Clara, kami bukan penipuan, ayahmu dicurigai kasus penipian dan telah di tangap, sekarang berada di kantor polisi." Ucap pemsanggil dari telefon."A...Apa!" Clara berteriak kaget."Tolong Segera kekantor polisi XXX." Jawab kepolisi
"Itulah alasan kenapa kamu tidak bisa bersamanya Clara." Ucap Clara dalam hati, kesedihanya tidak bisa di tutupi lagi."kasus ayah tidak bisa diberi label Gisel, aku harus menemukan cara untu mengambalikan identitas asliku sebagai Clara."Maafkan aku jangan bersedih." Vino merasa khawatir mnelihat ekspresi wajah Clara berlari menghampirinya."Apakah dia sesang menangis?" Tanya Vino dalam hati."Aku baik - baik saja." Ucap Clara."Meskipun dia tidak igin mengatakan yang sebenarnya , aku akan tetap membantunya." Ucap Sean dalam hati."Halo, aku ingin kamu memeriksa sesuatu untuku.." Sean menelfon seseorang."Baik, masalahnya adalah.." Sean berbicara panjang lebar."Itu saja terimakasih." Sean menutup telefonya."!." Sean kesal melihat Clara masih berduaan dengan vino, saat itu Vino mengelap air mata Clara."Vino, apa kamu sudah mencuci mobilnnya?" Teriak Sean kesal dari atas balkon."Baik tuan aku akan melakukanya sekarang." Jawab Vino dengan sigam membalikan badan berjalan ke arah gar
"?". Clara terkejut mendengar jawaban Sean."Apa kamu bercanda? mengapa kamu mengbaikanku jika kamutiak marah padaku?" Clara berteriak marah sembari mncengkeram baju Sean."Coba beritahu aku, kenapa aku harus marah." Sean menjawan dengan tersenyum menggoda."Aku...aku." Jawab Clara tidak bisa meneruskan ucapanya."Hmmphhh." Clara melepaskan cengkramanya."Lupakan saja, aku tidak akan bertanya, tapi ada satu hal, kamu tidak diperbolehkan memakai pakaian yang begitu tipisdihari yang dingin seperti ini.." Ucap Sean dengan tersenyum."Ooohhh..." Jawab Clara sembari menyenderkan kepalnya ke arah dada sean."Apa ini berarti dia tidak marah lagi?" Tanya Clara dalam hati."Alasan aku berpakaian seperti ini karena kamu terlihat tidak senang padku, jadi aku ingin membujukmu."Jawab Clara dengan malu."Itu saja?" Jawab Sean sembari mendorong Clara tertidur diatas tempat tidur."Iya!" Jawab Clara polos."Jangan khawatir, kamu selalu bisa merayuku." Jawab Sean dengan senyum menggoda menempatkan tub
perusahaan amal."Beberapa nama ini tidak memiliki pekerjaan yang harus dilakukan, minta mereka tidak perlu datang bekerja lagi." Ucap Clara pada bagian HRd yang berdiriu didapanya."Dan juga, pecat Vina dan rekanya yang mencuriitu, tidak perlu mengirim gaji mereka, dan berikan mereka denda kontak." Tambah Clara dengan tatapan tajam."Ini...bukankah terlalu mendadak?" Tanya wanta bagian HRD dengan panik."Mendadak? jika kamu tidak bisa melakukanya, aku juga akan mencantumkan namamu didalamnya." Clara memegang erat jari - jarinya hingga berbunyi."Tidak mendadak! nona, aku akan segera lakukan." HRD wanita terburu - buru pergi meninggalkan Clara dengan pan ik."Kelihatanya pertengkaran sebekumnya memang diperlkukan, sekarang orang di perusahaan jauh lebi9h patuh." Ucap Clara dengan tersenyum."fiuhhh debgab begibi, orang dari Mama tiri Sean sudah di bereskan, jika tidak ada masalah lain, maka dia tidak akan tinggal diam malam ini." Tambah Clara menghela nafas panjang."Cleo adalah anak
"Ngeek.." Suara pintu terbuka."Sudah selesai aktingmu?" Tanya Sean memasuki kamar melihat Clara duduk di dekat jendela."Iya bagaimana luar biasa kan?" tanya Clara dengan senyum sumringah."Setelah ini jika Mama tirimu ingin membantu Cleo. maka hasilnya tidak akan sebagus sebelumnya." Tambah Clara."Kamu tahu jika aku akan mulai menyerang dari Mama tiriku, jadi kamu berakting seperni ini?" Tanya Sean masih berdiri di dekat pintu kamar yang sduah tetutup."Tentu saja, kitakan punya hubungan kerja sama, bagaimana mungkin aku tidak melakukan apapu." Jawab Clra."Hubungan kerja sama?" Tanya Sean dalam hati dengan wajah masam."Jadi kamu membuat dirimu terluka seperti ini." Tanya Sean." Seperti apa?" Jawab Clara."Seperti ini?" Sean mengambil kaki Clara sembari mendorongnya ke atas tempat tidur."inikah perbuatanmu?" Tanya Clara."Tapi kamu menambahnya dengan kembali mencubitnya, agar kamu bisa menanggis. Memangnya aku tidak lihat." Sean semakin marah."oke - oke aku minta maaf." Jawab C