"Itulah alasan kenapa kamu tidak bisa bersamanya Clara." Ucap Clara dalam hati, kesedihanya tidak bisa di tutupi lagi."kasus ayah tidak bisa diberi label Gisel, aku harus menemukan cara untu mengambalikan identitas asliku sebagai Clara."Maafkan aku jangan bersedih." Vino merasa khawatir mnelihat ekspresi wajah Clara berlari menghampirinya."Apakah dia sesang menangis?" Tanya Vino dalam hati."Aku baik - baik saja." Ucap Clara."Meskipun dia tidak igin mengatakan yang sebenarnya , aku akan tetap membantunya." Ucap Sean dalam hati."Halo, aku ingin kamu memeriksa sesuatu untuku.." Sean menelfon seseorang."Baik, masalahnya adalah.." Sean berbicara panjang lebar."Itu saja terimakasih." Sean menutup telefonya."!." Sean kesal melihat Clara masih berduaan dengan vino, saat itu Vino mengelap air mata Clara."Vino, apa kamu sudah mencuci mobilnnya?" Teriak Sean kesal dari atas balkon."Baik tuan aku akan melakukanya sekarang." Jawab Vino dengan sigam membalikan badan berjalan ke arah gar
"?". Clara terkejut mendengar jawaban Sean."Apa kamu bercanda? mengapa kamu mengbaikanku jika kamutiak marah padaku?" Clara berteriak marah sembari mncengkeram baju Sean."Coba beritahu aku, kenapa aku harus marah." Sean menjawan dengan tersenyum menggoda."Aku...aku." Jawab Clara tidak bisa meneruskan ucapanya."Hmmphhh." Clara melepaskan cengkramanya."Lupakan saja, aku tidak akan bertanya, tapi ada satu hal, kamu tidak diperbolehkan memakai pakaian yang begitu tipisdihari yang dingin seperti ini.." Ucap Sean dengan tersenyum."Ooohhh..." Jawab Clara sembari menyenderkan kepalnya ke arah dada sean."Apa ini berarti dia tidak marah lagi?" Tanya Clara dalam hati."Alasan aku berpakaian seperti ini karena kamu terlihat tidak senang padku, jadi aku ingin membujukmu."Jawab Clara dengan malu."Itu saja?" Jawab Sean sembari mendorong Clara tertidur diatas tempat tidur."Iya!" Jawab Clara polos."Jangan khawatir, kamu selalu bisa merayuku." Jawab Sean dengan senyum menggoda menempatkan tub
perusahaan amal."Beberapa nama ini tidak memiliki pekerjaan yang harus dilakukan, minta mereka tidak perlu datang bekerja lagi." Ucap Clara pada bagian HRd yang berdiriu didapanya."Dan juga, pecat Vina dan rekanya yang mencuriitu, tidak perlu mengirim gaji mereka, dan berikan mereka denda kontak." Tambah Clara dengan tatapan tajam."Ini...bukankah terlalu mendadak?" Tanya wanta bagian HRD dengan panik."Mendadak? jika kamu tidak bisa melakukanya, aku juga akan mencantumkan namamu didalamnya." Clara memegang erat jari - jarinya hingga berbunyi."Tidak mendadak! nona, aku akan segera lakukan." HRD wanita terburu - buru pergi meninggalkan Clara dengan pan ik."Kelihatanya pertengkaran sebekumnya memang diperlkukan, sekarang orang di perusahaan jauh lebi9h patuh." Ucap Clara dengan tersenyum."fiuhhh debgab begibi, orang dari Mama tiri Sean sudah di bereskan, jika tidak ada masalah lain, maka dia tidak akan tinggal diam malam ini." Tambah Clara menghela nafas panjang."Cleo adalah anak
"Ngeek.." Suara pintu terbuka."Sudah selesai aktingmu?" Tanya Sean memasuki kamar melihat Clara duduk di dekat jendela."Iya bagaimana luar biasa kan?" tanya Clara dengan senyum sumringah."Setelah ini jika Mama tirimu ingin membantu Cleo. maka hasilnya tidak akan sebagus sebelumnya." Tambah Clara."Kamu tahu jika aku akan mulai menyerang dari Mama tiriku, jadi kamu berakting seperni ini?" Tanya Sean masih berdiri di dekat pintu kamar yang sduah tetutup."Tentu saja, kitakan punya hubungan kerja sama, bagaimana mungkin aku tidak melakukan apapu." Jawab Clra."Hubungan kerja sama?" Tanya Sean dalam hati dengan wajah masam."Jadi kamu membuat dirimu terluka seperti ini." Tanya Sean." Seperti apa?" Jawab Clara."Seperti ini?" Sean mengambil kaki Clara sembari mendorongnya ke atas tempat tidur."inikah perbuatanmu?" Tanya Clara."Tapi kamu menambahnya dengan kembali mencubitnya, agar kamu bisa menanggis. Memangnya aku tidak lihat." Sean semakin marah."oke - oke aku minta maaf." Jawab C
Panti asuhan Al Iklas."Kami tidak memiliki banyak tempat bermaian disini, halaman aalah tempat bermain anak - anak." Kempala panti menjelaskan dengan melihat anak - anak dari jenela."Anak penyandang disabiliktas juga akan makan dan hidup bersama anak normal, tidak dipisahkan, sehingga mereka tidak akan merasa diri mereka berbeda." Tambahnya."Kamu sering menerima beberapa bayi cacat bawaan, mereka semua membutuhkan oprasi." Ucap Kepala panti."Untuk biaya pengeluaranya, yayasan kami memiliki proyek khusus dan biaya oprasi akan dibiayai secara terpisah." Jawab Clara."Apa yang terjadi dengan anak itu." Ucap Clara yang melihat anak kecil di gendong pengasuh panti."Anak ini mengidap radang paru - paru, beberapa hari ini tidak bisa tidur engan nyenyak, pengasuh harus menggendonmgnya dan membawanya berjalan - jalan, baru bisa tertidur." Kepala panti menjelaskan."Bagaimana keadaan anak itu." Clara mendekati pengasuh yang menggendong bayi."Sudah jauh lebih baik, kata dokter tidak perlu
Pertemuan berahir."Oh bukankah ini Tuan Muda Sean? apakah datang kesini menjemput istrimu?" salah satu tamu menyapa Sean."Ya, aku datang menjemputnya pulang." Jawab sean berjalan meunu Clra."Sudah berulang kali aku katakanpadamu, jika keluar rumah pakailah pakaian tebal, kamu tidak mendengarkan aku." Ucap Sean sembari menyelimuti Clara."Aku lupa jaketku didalam mobil." Jawab Clara."Katanya dulu Tuan Muda itu sangat dingin, tapi tampaknya setelah menikah, dia jua orang yang sangat hangat dan romantis ya." Salah satu tamu berbiacara dengan tamu lainya."Cepat masuk kedalam mobil, diluar sangat dingin, ini akan segera hujan." Ucap Sean merangkul Clara dengan mesra."Dia tidak pernah begitu lembut denganku sebelumnya...apa kuramngnya aku dibandingkan wanita itu?" Tanya Aruni dalam hati dengan wajah sdih.Sean menyalakan lampu mobil sembari mendorong Clara."Apa yang kamu lakukan?" Tanya Clara melihat kelakuan Sean yang mendorong dirinya."Uhhmmmm!" Sean mencium clara dengan ganas."B
"Se...sean sangat menakutkan ketika dia marah aku sudah dimarahi ketika masalah lukisan cat minyak terakhir kali, aku tidak ingin diamarahi olehnya lagi..." Ucap Clara dalam hati dengan wajah cemas dan takut."Bukankh kamu mengetahui semuanya.." Clara memeluk tubuh Sean dari belakang."Apa yang harus dijelaskan.." Tambah Clara sembari mengambar lingkatan menggunakan jarinya di atas tubuh Sean."Aku harus mnemikirkan cara agar bisa bersikap manja dan melewati ini." Ucap Clara dalam hati dengan membujuk Sean."Apa yang seharusnya kuketahui?" Sean membalikan badanya."Kalau kamu tidak tahu malah aneh." Jawab Clara."Apa kamu masih belum berencana mengataknya." Ucap Sean dengan wajag seram."Grebbbb..." Sean memegang tangan Clara mendorong sembari memojokan Clara didinding kamar, tidak memberinya ruang untuk bergerak."Ahhhh!" Teriak Clara kaget."Aku ingin mendengar dari mulutmu sendiri." Sean mendekatkan bibirnya kerah kuping Clara."Masih tidak mau mengatakan?" Tambah Sean semakin mend
Ruang Arsip, ruangan yang penuh dengan buku dan berkas, semuanya hangus menghitam dan berantakan. "Bamm,Fiuh ini sudah data terakhir kan?" Clarameletakan buku yang di bawanya. "Benar, data yang bisa diselamatkan di ruang arsip harusnya hanya ini semua, para guru dan pengasuh sedang merapikan data - data ini." Jawab Kepala Panti. "Kepala panti, data beberapa tahun belakangan ini memiliki cadangan di komputer, kerusakanya tidak parah,tapi data duapuluh tahun yang lalu tidak sempat dicadangkan semuanya habis terbakar...." Ucap Pengasuh melapor kepada kepala panti. "Baik, aku mengerti, maaf sudah merepotkan kalian semua." Jawab Kepala panti. "Apakah rekaman data adopsi dua puluh tahun lalau sudah tidak ada lagi?" Tanya Clara menoleh kearah kepala panti. "Benar, data ini yang paling dekat dengan sumber api." Jawab Kepala panti. "jika Gisel benar diadopsi, sekarang sudah bisa menemukan datanya lagi." Ucap Clara dalam hati dengan wajah sedih. "Apakah ada masalah?" Kepala panti bertany