Pertemuan berahir."Oh bukankah ini Tuan Muda Sean? apakah datang kesini menjemput istrimu?" salah satu tamu menyapa Sean."Ya, aku datang menjemputnya pulang." Jawab sean berjalan meunu Clra."Sudah berulang kali aku katakanpadamu, jika keluar rumah pakailah pakaian tebal, kamu tidak mendengarkan aku." Ucap Sean sembari menyelimuti Clara."Aku lupa jaketku didalam mobil." Jawab Clara."Katanya dulu Tuan Muda itu sangat dingin, tapi tampaknya setelah menikah, dia jua orang yang sangat hangat dan romantis ya." Salah satu tamu berbiacara dengan tamu lainya."Cepat masuk kedalam mobil, diluar sangat dingin, ini akan segera hujan." Ucap Sean merangkul Clara dengan mesra."Dia tidak pernah begitu lembut denganku sebelumnya...apa kuramngnya aku dibandingkan wanita itu?" Tanya Aruni dalam hati dengan wajah sdih.Sean menyalakan lampu mobil sembari mendorong Clara."Apa yang kamu lakukan?" Tanya Clara melihat kelakuan Sean yang mendorong dirinya."Uhhmmmm!" Sean mencium clara dengan ganas."B
"Se...sean sangat menakutkan ketika dia marah aku sudah dimarahi ketika masalah lukisan cat minyak terakhir kali, aku tidak ingin diamarahi olehnya lagi..." Ucap Clara dalam hati dengan wajah cemas dan takut."Bukankh kamu mengetahui semuanya.." Clara memeluk tubuh Sean dari belakang."Apa yang harus dijelaskan.." Tambah Clara sembari mengambar lingkatan menggunakan jarinya di atas tubuh Sean."Aku harus mnemikirkan cara agar bisa bersikap manja dan melewati ini." Ucap Clara dalam hati dengan membujuk Sean."Apa yang seharusnya kuketahui?" Sean membalikan badanya."Kalau kamu tidak tahu malah aneh." Jawab Clara."Apa kamu masih belum berencana mengataknya." Ucap Sean dengan wajag seram."Grebbbb..." Sean memegang tangan Clara mendorong sembari memojokan Clara didinding kamar, tidak memberinya ruang untuk bergerak."Ahhhh!" Teriak Clara kaget."Aku ingin mendengar dari mulutmu sendiri." Sean mendekatkan bibirnya kerah kuping Clara."Masih tidak mau mengatakan?" Tambah Sean semakin mend
Ruang Arsip, ruangan yang penuh dengan buku dan berkas, semuanya hangus menghitam dan berantakan. "Bamm,Fiuh ini sudah data terakhir kan?" Clarameletakan buku yang di bawanya. "Benar, data yang bisa diselamatkan di ruang arsip harusnya hanya ini semua, para guru dan pengasuh sedang merapikan data - data ini." Jawab Kepala Panti. "Kepala panti, data beberapa tahun belakangan ini memiliki cadangan di komputer, kerusakanya tidak parah,tapi data duapuluh tahun yang lalu tidak sempat dicadangkan semuanya habis terbakar...." Ucap Pengasuh melapor kepada kepala panti. "Baik, aku mengerti, maaf sudah merepotkan kalian semua." Jawab Kepala panti. "Apakah rekaman data adopsi dua puluh tahun lalau sudah tidak ada lagi?" Tanya Clara menoleh kearah kepala panti. "Benar, data ini yang paling dekat dengan sumber api." Jawab Kepala panti. "jika Gisel benar diadopsi, sekarang sudah bisa menemukan datanya lagi." Ucap Clara dalam hati dengan wajah sedih. "Apakah ada masalah?" Kepala panti bertany
"Tentu sangat suka, tidak pernah ada orang seperti dirimuyang membuatku perduli." Ucap Sean dalam hati, dirinya tertegun mendengar pertanyaan Clara yang begitu tiba - tiba. "Tapi aku tidak pernah mengatakan "suka" kepada siapapun, sekarang aku yang mengatakanya lebih dulu, rasanya sedikit tidak bisa di terima." Tambah Sean. "Coba kamu lebih berusaha lagi." Jawab Sean masihbersikukuh dengan gengsinya. "Jawaban yang sudah aku duga, ;agipula aku sudah berkali - kali kecewa." Ucap Clara dalam hati dengan wajah kecewa. "Tidak mau coba lagi, sekarang sudah cukup baik, siapapun tidak perlu bertanggung jawab kesiapapun." Clara membalikan badan berjalan meninggalkan Sean. "Siapapun tidak bisa menebak masa depan, jika kita masing - masing sudah memiliki orang yang kita sukai, maka berpisahlah dengan baik." Ucap Clara sembari membuka pintu mobil. "Ayo pulang!" Tambah Clara yang sudah berda di dalam mobil. Rumah Sean. "Ngeeek...Tap...tap..tap." Sean membuka pintu utama berjalan tanpa kata
"Maaf!" Ucap Clara sembari melihat Laki - laki tampan yang menabraknya." Maaf" Ucap Laki - laki Tampan didepanya."Wahhh, ternyata Deon, artis favoritku, dia sangat tampan." Ucap Clara dalam hato."Kenapa kamu di sini?" Tanya Deon dengan akrab."Hemmm, aku?' Tanya Clara dengan wajah bengong tidak tau apa - apa."Deon kenal aku?' Tanya Clara dalam hati."Deon, dia adalah istri Tuan Sean Adiatmojo, Gisel Cokro." Teriak manager Deon, dengan berlari kerah deon."?" Deon termenuh penuh tanda tanya, dengan mengamati keadaan."Apa kabar Nyonya Sean, maaf sekali, sepertinya tadi saya salah mengenali orang." Ucap Deon dengan sopan sembari membungkukan badanya." Tidak apa - apa." Jawab Clara masih tertegun penuh tanda tanya."Nyonya Sean, maaf kami masih ada jadwal yang harus dikejar, kami tidak akan menggangu Nyonya lagi." Ucap Manager Deon dengan membungkukan badanya."Apa benar salah mengenali orang?' Tanya Clara dalam hati melihat Deon dan managernya pergi.Ruang acara."Sudah kembali?" T
"Tuan Sean, kamu tidak mungkin membuat istrimu yang imut ini tidak bisa makan makanan kesukaan kan, kamu adalah suami idaman loh." Goda Clara."Baik, aku akan temani kamu pergi..." Sean tersenyum dengan terpaksa."Bastian..." Sean mengabil Hapnya, menelfon Bastian."Palingan aku akan menyuruh Bastian tidak usah pergi ketoko besuk." Ucap Sean ngedumal.Keesokan harinya. Restoran."Selamat datang...' Bastian menyambut dengan ramah."Bastian, apa kabar." Sapa Clara."Bukankah aku menyuruhmu tidak usah datang bekerja?" Tanya Sean dengan wajah menakutkan."??? Haduhhh." Ucap Bastian dalam hati keringat dinginya bercurcuran, dengan terpaksa tersenyum."Aturan macam apa ini, kenapa aku tidak bisa datang ke restoku sendiri?" Tanya Bastian dengan tersenyum terpaksa."Maf sudah membuatmu tidak enak, suamiku tidak pengertian, maklumi saja dia." Ucap Clara memegang tangan Sean."Hahahaha, aku sudah mengerti SEan cemburu kan!" Bastian tertawa lepas."!!!!" Sean hanya terdiam malu dengan ekspres
"Emm, bagaimana lagi seperti itu adanya." Ucap Sean sombong."Suasana liburan, harusnya sangat mudah menemukan kesempatan untuk menyatakan cinta kembali buka." Ucap Sean dalam hati."Tapi media tidak akan datang ke pulau , kamu bisa main sepuasnya." Tambah Sean mengangkat keduabbahunya."Masudmu aku bisa menjadi Clara?" Tanya Clara antusias."Liburan nanti hanya ada kita berdua, jadilah siapapun yang kamu inginkan." Sean menganggukan kepala."Benarkah!" Clara bertanya dengan nada tinggi."iya, selain tiket pesawat dan paspor, kamu sepenuhnya masih harus menggunakan identitas Gisel, kamuu hanya bisa menggunakan identitasmu hanya untuk bersenang - senang secara formal belum bisa." Jawab Sean dengan memalingkan wajah."menggunakan identitas Clara untuk bulan madu denganku." Tambah Sean dengan muka memerah malu."Bagus sekali, Cup." Clara tidak mendengar kata - kata terahir Sean karna terlalu bahagia.Sean hanya bengong tanpa kata melihat tingkah Clara."Kalau begitu aku kan pulang sece
"Tentu saja, aku juga orang normal, juga pernah berpacaran saat di universitas." Jawab Clara menoleh ke arah Sean."Saat itu tidak ada kekhawatiran, hanya ada fikiran bisa menggambar dengan senior semester akhir." Clara kembali menginggat masa lalu."Ditepi pantai, terus berjalan sambil membawa papan lukis , dengan terus berjalan." Tambah Clara."Kakak kelas yang mengambar lukisanmu itu?" Tanya Sean."Ya." Clara berhenti."pernah suatu kali, aku tidak sengaja menodai kanvas senior dengan jus, dia ingin aku menggantirugi dengan mengambar sebuah lukisan untuknya" Clara kembali bercerita."Pria pelit seperti ini kamu juga suka...lalu?" Sean meremehkan, tetapi masih penasaran dengfan cerita Clara."Lalu....dia menuliskan namanya sendiri di gambar yang kuberikan, membawanya keperlombaan dan mendapatkan penghargaan spesial." Clara menoleh kearah Sean dengan tersenyum masam, mengisyaratkan sesuatu."Ternyata dia sedang memperlihatkan bekas lukanya padaku." Ucap Sean dalam dalam hati, diriny