"Tuan Sean, kamu tidak mungkin membuat istrimu yang imut ini tidak bisa makan makanan kesukaan kan, kamu adalah suami idaman loh." Goda Clara."Baik, aku akan temani kamu pergi..." Sean tersenyum dengan terpaksa."Bastian..." Sean mengabil Hapnya, menelfon Bastian."Palingan aku akan menyuruh Bastian tidak usah pergi ketoko besuk." Ucap Sean ngedumal.Keesokan harinya. Restoran."Selamat datang...' Bastian menyambut dengan ramah."Bastian, apa kabar." Sapa Clara."Bukankah aku menyuruhmu tidak usah datang bekerja?" Tanya Sean dengan wajah menakutkan."??? Haduhhh." Ucap Bastian dalam hati keringat dinginya bercurcuran, dengan terpaksa tersenyum."Aturan macam apa ini, kenapa aku tidak bisa datang ke restoku sendiri?" Tanya Bastian dengan tersenyum terpaksa."Maf sudah membuatmu tidak enak, suamiku tidak pengertian, maklumi saja dia." Ucap Clara memegang tangan Sean."Hahahaha, aku sudah mengerti SEan cemburu kan!" Bastian tertawa lepas."!!!!" Sean hanya terdiam malu dengan ekspres
"Emm, bagaimana lagi seperti itu adanya." Ucap Sean sombong."Suasana liburan, harusnya sangat mudah menemukan kesempatan untuk menyatakan cinta kembali buka." Ucap Sean dalam hati."Tapi media tidak akan datang ke pulau , kamu bisa main sepuasnya." Tambah Sean mengangkat keduabbahunya."Masudmu aku bisa menjadi Clara?" Tanya Clara antusias."Liburan nanti hanya ada kita berdua, jadilah siapapun yang kamu inginkan." Sean menganggukan kepala."Benarkah!" Clara bertanya dengan nada tinggi."iya, selain tiket pesawat dan paspor, kamu sepenuhnya masih harus menggunakan identitas Gisel, kamuu hanya bisa menggunakan identitasmu hanya untuk bersenang - senang secara formal belum bisa." Jawab Sean dengan memalingkan wajah."menggunakan identitas Clara untuk bulan madu denganku." Tambah Sean dengan muka memerah malu."Bagus sekali, Cup." Clara tidak mendengar kata - kata terahir Sean karna terlalu bahagia.Sean hanya bengong tanpa kata melihat tingkah Clara."Kalau begitu aku kan pulang sece
"Tentu saja, aku juga orang normal, juga pernah berpacaran saat di universitas." Jawab Clara menoleh ke arah Sean."Saat itu tidak ada kekhawatiran, hanya ada fikiran bisa menggambar dengan senior semester akhir." Clara kembali menginggat masa lalu."Ditepi pantai, terus berjalan sambil membawa papan lukis , dengan terus berjalan." Tambah Clara."Kakak kelas yang mengambar lukisanmu itu?" Tanya Sean."Ya." Clara berhenti."pernah suatu kali, aku tidak sengaja menodai kanvas senior dengan jus, dia ingin aku menggantirugi dengan mengambar sebuah lukisan untuknya" Clara kembali bercerita."Pria pelit seperti ini kamu juga suka...lalu?" Sean meremehkan, tetapi masih penasaran dengfan cerita Clara."Lalu....dia menuliskan namanya sendiri di gambar yang kuberikan, membawanya keperlombaan dan mendapatkan penghargaan spesial." Clara menoleh kearah Sean dengan tersenyum masam, mengisyaratkan sesuatu."Ternyata dia sedang memperlihatkan bekas lukanya padaku." Ucap Sean dalam dalam hati, diriny
"Sean jangan lepaskan." Clara meronta."Apa sih aku hanya membantumu melepas bikini ini." Jawab Sean melepaskan tali bram bikini.'"Kenapa?" Tanya Clara."Kamu bilang kenapa?" Sean kembali bertanya beranjal sembari beranjak dari pantat Clara"Iya, kenapa aku tidak boleh memakai bikini ini?" Clara membalikan tub uhnya dengan menutup payudar*nya menggunakan tangan."Ganti! aku tidak suka orang lain, melihat tubuhmu, pakai yang ini saya." Sean memberikan bikini yang lebih tertutup dengan muka masam."Pffttt, Baik. Oke - oke, aku ganti." Clara tertawa kecil, beranjak dari tempat tidur berjalan menuju kamar mandi untuk berganti pakaian."Ngeeek, Sean bagaimana sekarang." Clara menunjukan pakaianya sembari berputar."Ehmmm, lumayan." Sean terpana melihat Clara begitu cantik."Ayo kita berangkat." Tambah Sean.Dermaga."Wahhh, apakah kita akan pergi ke laut?" Tanya Clara takjub melihat keindahan dermaga."Ingin memang atau menyelam?' Tambah Clara."Lakukan saja keduanya jika kamu suka." Jawa
"Clara, kamu dan mereka berbeda, kamu...." Sean berusaha keras ingin menyampaikan isi hatinya."Kamu ingin bilang . mereka tidak menyelam dan hanya orang gila sepertiku yang berani bukan?" Tanya Clara dengan tertawa."Buksn kamu hanya sangat aktif." Sean menjawab dengan kikuk."Lalu?" Tanya Clara."Jika matahari terbenam seuasana romantisnya akan hilang." Ucap Sean dalam hati dengan memandang ke arah matahri."Hari ini kita memancing bersama, menyelam bersama, semua ini aku lakukan bersama dengan wanita untuk pertama kalinya..." Ucap Sean."Emm, Lobster hasil pancingan sian tadi sangat enak, saat menyelam juga melihat banyak binatang laut, sayangnya tidak bisa di tangkap." Clara berbicara seperti biasa, dirinya tidak peka melihat gelgat Sean."Kenapa dipikiranmu hanya makanan saja?" Tanya Sean heran."Apa yang seharusnya aku pikirkan?" Tanya Clara dengan polosnya."Apa kamu bahasgia hari ini?" Tanya Sean." Bahagia." Jawab Clara singkat."Jika sebahagia ini, apa ada yang ingin kamu ka
Dermaga tepi pantai."Clara, Clara..."Sean dengan baju masih basah terus memandangi pantai, terus memanggil nama Clara."Apa kalian menyelamatkan wanita, kurang lebih umurnya 25 tahunan, dan setinggi ini." Sean menghentikan petugas evakuasi, menayakan ciri -ciri Clara."Tuan, anda tenang dulu,silahkan periksa keadaanmu dengan petugas terlebuh dulu." Jawab petugas evakuasi cemas melihat keadaan Sean yang penuh dengan luka."Periksa?" Tanya Sean kesal."Saat masalah menyangkut nyawa ini, masih harus melakukan hal - hal menyulitkan yang berbelit - belit?" ucap Sean dalam hati wajahnya terlihat tidak senang dengan jawaban petugas."Tim evakluasi disini terlalu tidak profesional, jika mengandalkan mereka, tidak tahu kapan baru bisa menyelamatkan gais nakal itu." Tambah Sean berjalan meninggalkan petusa."Tuan, tempat pemeriksaan dan pendaftaran ada di sana!" Teriak petugas yang melihat Sean berjalan di arah yang berbeda."Kringgg...kringg." Suara telefon yang dipinjam Sean dari tim medis.
"Waktu berlalu satu hari.. jika semakin di tunda..kemungkinan kecil untuk dia selamat.." Sean memandangi matahari yang sudah akan tenggelam."Aku akan mencarinya sekali lagi!" Sean begegas menaiki helikopter kembali." Tuan, belum makan apapun sepanjang hari, tubuh Tuan tidak akan mampu bertahan!" Vino cemas melihat Tuanya sangat pucat."Sealin itu, luka di tubuh Tuan sudah terendam air laut, dan akan meradang, jika tidak ditangani segera akan infeksi!" Tambah Vino semakin cemas."Kalau begitu beri tahu, apa lagi yang bisa aku lakukan?" Sean sudah berdiri diatas helikopter."Apalago yang harus aku lakukan agar dia bisa kembali..." Sean menatap Vino dengan meneteskan air mata, Sean sangat putus asa."Pip......." Sinyal dari kapal lain."Kapten kapal nomor 1 melaporkan bahwa mereka berhasil menyelamatkan dua orang..." Lapaoran dari tim penyelamat."Salah satunya adalah orang asia." Tambah Laporan Tim penyelamat."...." Sean tertegun, mendengarkan dengan seksama."Tapi namanya tidak coc
"Ngeeekkkk..." Sean membuka pintu kamar tidur."Sean ka...kamu mau mandi juga ya?" Tanya Clara melihat Sean masuk, sembari menutupi badan bugilnya dengan tangan."A, apakah kau ingin aku membantumu melepaskan pakaian?" Clara mendekati Sean memandangnya dengan wajah malu memerah."Cupppp...emuuah." Sean mencium bibir clara tanpa berkata - kata."Aku ...ingin memberitahumu satu hal..." Ucap Sean melepaskan Ciumanya."AKu menyukaimu!" Ucap Sean dengan nada tinggi."Ternyata ada hari dimana ahirnya menyatakan cinta juga." Clara tersenyum bahagia."Ta...tapi ada satu syarat!" Ucap Sean kikuk."Bisakah kamu... ketika aku sudah menyukaimu, kamu tidak boleh menyukai orang laian...." Sean menundukan pandanganya dengan ekspresi sedih."?". Clara diam penuh pertanyaan.Ingatan Clara."Itu aku harus melihat bagaimana kamu memperlakukan aku." Ucap Sean."Ahhh sudahlah, aku hanua merasa sedikit tersentuh olehmu, mungkin dalam beberapa hari akan tersentuh dengan orang laian, kamu harus berusaha leb