"?". Clara terkejut mendengar jawaban Sean."Apa kamu bercanda? mengapa kamu mengbaikanku jika kamutiak marah padaku?" Clara berteriak marah sembari mncengkeram baju Sean."Coba beritahu aku, kenapa aku harus marah." Sean menjawan dengan tersenyum menggoda."Aku...aku." Jawab Clara tidak bisa meneruskan ucapanya."Hmmphhh." Clara melepaskan cengkramanya."Lupakan saja, aku tidak akan bertanya, tapi ada satu hal, kamu tidak diperbolehkan memakai pakaian yang begitu tipisdihari yang dingin seperti ini.." Ucap Sean dengan tersenyum."Ooohhh..." Jawab Clara sembari menyenderkan kepalnya ke arah dada sean."Apa ini berarti dia tidak marah lagi?" Tanya Clara dalam hati."Alasan aku berpakaian seperti ini karena kamu terlihat tidak senang padku, jadi aku ingin membujukmu."Jawab Clara dengan malu."Itu saja?" Jawab Sean sembari mendorong Clara tertidur diatas tempat tidur."Iya!" Jawab Clara polos."Jangan khawatir, kamu selalu bisa merayuku." Jawab Sean dengan senyum menggoda menempatkan tub
perusahaan amal."Beberapa nama ini tidak memiliki pekerjaan yang harus dilakukan, minta mereka tidak perlu datang bekerja lagi." Ucap Clara pada bagian HRd yang berdiriu didapanya."Dan juga, pecat Vina dan rekanya yang mencuriitu, tidak perlu mengirim gaji mereka, dan berikan mereka denda kontak." Tambah Clara dengan tatapan tajam."Ini...bukankah terlalu mendadak?" Tanya wanta bagian HRD dengan panik."Mendadak? jika kamu tidak bisa melakukanya, aku juga akan mencantumkan namamu didalamnya." Clara memegang erat jari - jarinya hingga berbunyi."Tidak mendadak! nona, aku akan segera lakukan." HRD wanita terburu - buru pergi meninggalkan Clara dengan pan ik."Kelihatanya pertengkaran sebekumnya memang diperlkukan, sekarang orang di perusahaan jauh lebi9h patuh." Ucap Clara dengan tersenyum."fiuhhh debgab begibi, orang dari Mama tiri Sean sudah di bereskan, jika tidak ada masalah lain, maka dia tidak akan tinggal diam malam ini." Tambah Clara menghela nafas panjang."Cleo adalah anak
"Ngeek.." Suara pintu terbuka."Sudah selesai aktingmu?" Tanya Sean memasuki kamar melihat Clara duduk di dekat jendela."Iya bagaimana luar biasa kan?" tanya Clara dengan senyum sumringah."Setelah ini jika Mama tirimu ingin membantu Cleo. maka hasilnya tidak akan sebagus sebelumnya." Tambah Clara."Kamu tahu jika aku akan mulai menyerang dari Mama tiriku, jadi kamu berakting seperni ini?" Tanya Sean masih berdiri di dekat pintu kamar yang sduah tetutup."Tentu saja, kitakan punya hubungan kerja sama, bagaimana mungkin aku tidak melakukan apapu." Jawab Clra."Hubungan kerja sama?" Tanya Sean dalam hati dengan wajah masam."Jadi kamu membuat dirimu terluka seperti ini." Tanya Sean." Seperti apa?" Jawab Clara."Seperti ini?" Sean mengambil kaki Clara sembari mendorongnya ke atas tempat tidur."inikah perbuatanmu?" Tanya Clara."Tapi kamu menambahnya dengan kembali mencubitnya, agar kamu bisa menanggis. Memangnya aku tidak lihat." Sean semakin marah."oke - oke aku minta maaf." Jawab C
Panti asuhan Al Iklas."Kami tidak memiliki banyak tempat bermaian disini, halaman aalah tempat bermain anak - anak." Kempala panti menjelaskan dengan melihat anak - anak dari jenela."Anak penyandang disabiliktas juga akan makan dan hidup bersama anak normal, tidak dipisahkan, sehingga mereka tidak akan merasa diri mereka berbeda." Tambahnya."Kamu sering menerima beberapa bayi cacat bawaan, mereka semua membutuhkan oprasi." Ucap Kepala panti."Untuk biaya pengeluaranya, yayasan kami memiliki proyek khusus dan biaya oprasi akan dibiayai secara terpisah." Jawab Clara."Apa yang terjadi dengan anak itu." Ucap Clara yang melihat anak kecil di gendong pengasuh panti."Anak ini mengidap radang paru - paru, beberapa hari ini tidak bisa tidur engan nyenyak, pengasuh harus menggendonmgnya dan membawanya berjalan - jalan, baru bisa tertidur." Kepala panti menjelaskan."Bagaimana keadaan anak itu." Clara mendekati pengasuh yang menggendong bayi."Sudah jauh lebih baik, kata dokter tidak perlu
Pertemuan berahir."Oh bukankah ini Tuan Muda Sean? apakah datang kesini menjemput istrimu?" salah satu tamu menyapa Sean."Ya, aku datang menjemputnya pulang." Jawab sean berjalan meunu Clra."Sudah berulang kali aku katakanpadamu, jika keluar rumah pakailah pakaian tebal, kamu tidak mendengarkan aku." Ucap Sean sembari menyelimuti Clara."Aku lupa jaketku didalam mobil." Jawab Clara."Katanya dulu Tuan Muda itu sangat dingin, tapi tampaknya setelah menikah, dia jua orang yang sangat hangat dan romantis ya." Salah satu tamu berbiacara dengan tamu lainya."Cepat masuk kedalam mobil, diluar sangat dingin, ini akan segera hujan." Ucap Sean merangkul Clara dengan mesra."Dia tidak pernah begitu lembut denganku sebelumnya...apa kuramngnya aku dibandingkan wanita itu?" Tanya Aruni dalam hati dengan wajah sdih.Sean menyalakan lampu mobil sembari mendorong Clara."Apa yang kamu lakukan?" Tanya Clara melihat kelakuan Sean yang mendorong dirinya."Uhhmmmm!" Sean mencium clara dengan ganas."B
"Se...sean sangat menakutkan ketika dia marah aku sudah dimarahi ketika masalah lukisan cat minyak terakhir kali, aku tidak ingin diamarahi olehnya lagi..." Ucap Clara dalam hati dengan wajah cemas dan takut."Bukankh kamu mengetahui semuanya.." Clara memeluk tubuh Sean dari belakang."Apa yang harus dijelaskan.." Tambah Clara sembari mengambar lingkatan menggunakan jarinya di atas tubuh Sean."Aku harus mnemikirkan cara agar bisa bersikap manja dan melewati ini." Ucap Clara dalam hati dengan membujuk Sean."Apa yang seharusnya kuketahui?" Sean membalikan badanya."Kalau kamu tidak tahu malah aneh." Jawab Clara."Apa kamu masih belum berencana mengataknya." Ucap Sean dengan wajag seram."Grebbbb..." Sean memegang tangan Clara mendorong sembari memojokan Clara didinding kamar, tidak memberinya ruang untuk bergerak."Ahhhh!" Teriak Clara kaget."Aku ingin mendengar dari mulutmu sendiri." Sean mendekatkan bibirnya kerah kuping Clara."Masih tidak mau mengatakan?" Tambah Sean semakin mend
Ruang Arsip, ruangan yang penuh dengan buku dan berkas, semuanya hangus menghitam dan berantakan. "Bamm,Fiuh ini sudah data terakhir kan?" Clarameletakan buku yang di bawanya. "Benar, data yang bisa diselamatkan di ruang arsip harusnya hanya ini semua, para guru dan pengasuh sedang merapikan data - data ini." Jawab Kepala Panti. "Kepala panti, data beberapa tahun belakangan ini memiliki cadangan di komputer, kerusakanya tidak parah,tapi data duapuluh tahun yang lalu tidak sempat dicadangkan semuanya habis terbakar...." Ucap Pengasuh melapor kepada kepala panti. "Baik, aku mengerti, maaf sudah merepotkan kalian semua." Jawab Kepala panti. "Apakah rekaman data adopsi dua puluh tahun lalau sudah tidak ada lagi?" Tanya Clara menoleh kearah kepala panti. "Benar, data ini yang paling dekat dengan sumber api." Jawab Kepala panti. "jika Gisel benar diadopsi, sekarang sudah bisa menemukan datanya lagi." Ucap Clara dalam hati dengan wajah sedih. "Apakah ada masalah?" Kepala panti bertany
"Tentu sangat suka, tidak pernah ada orang seperti dirimuyang membuatku perduli." Ucap Sean dalam hati, dirinya tertegun mendengar pertanyaan Clara yang begitu tiba - tiba. "Tapi aku tidak pernah mengatakan "suka" kepada siapapun, sekarang aku yang mengatakanya lebih dulu, rasanya sedikit tidak bisa di terima." Tambah Sean. "Coba kamu lebih berusaha lagi." Jawab Sean masihbersikukuh dengan gengsinya. "Jawaban yang sudah aku duga, ;agipula aku sudah berkali - kali kecewa." Ucap Clara dalam hati dengan wajah kecewa. "Tidak mau coba lagi, sekarang sudah cukup baik, siapapun tidak perlu bertanggung jawab kesiapapun." Clara membalikan badan berjalan meninggalkan Sean. "Siapapun tidak bisa menebak masa depan, jika kita masing - masing sudah memiliki orang yang kita sukai, maka berpisahlah dengan baik." Ucap Clara sembari membuka pintu mobil. "Ayo pulang!" Tambah Clara yang sudah berda di dalam mobil. Rumah Sean. "Ngeeek...Tap...tap..tap." Sean membuka pintu utama berjalan tanpa kata
Villa belakang."Tap.. tap..tap." Suara langkah kaki."Kreeekkkk... krekkk." Suara pintu terbuka."Hiks..hiks..hiks." Suara tangisan seorang perempuan."Hahhhh." Clara terbangun dari tidurnya."Hah... Hah..Hah." Clara bangun terduduk dengan wajah terkejut.Sean yang sedang membaca berkas di samping Clara yang tertidur pulas, terkejut melihat Clara tiba - ntiba bangun dengan wajah ketakitan"Istriku, kamu kenapa?" Tanya Sean yang penasaran."Aku berteu dengan Ibumu di mimpi, dia menangis di kamarnya di kastil belakang." Jawab Clara dengan cemas."...." Sean terdiam sejenak."Bagaimana kalau kita pergi melihat ibu?" Tanya Sean merangkul Istrinya."Baiklah." Jawab Clara.Pemakamanan muslim."Ma, aku membawa Menantumu, untuk melihatmu." Sapa Sean di pusara ibumnya."Mama mertua, ini bunga untukmu, aku harap mama menyukainya." Ucap Clara dengan lembut."Kruyuk..kruyuk. ah aku lapar." Ucap clara sembari memegang perutnya."Maaf ma, ahir - ahir ini dia begitu pemalas hanya makan dan tidur sa
"Apakah i uku pernah kesini dulu?" Tanya Sean melihat kearah Ayah Sean."Tempat ini miliknya, kami membelinya ketika baru menikah, tetapi setelah ada kamu, dia tidak ingi datang sejauh ini." Jawab Ayah Sean mengangkat kepalanya melihat pemandangan."Di hari ulang tahunmu yang kesebelas, aku berjanji akan membawamu ke ke perkebunan saat cuaca musim semi, tapu itu tidak pernah terjadi." Ayah Sean membalikan pandanganya ke arah Sean dengan wajah bersalah."Maaf." Tambah Ayah Sean."Tapi ini tidak terlalu terlambat." Ayah Sean memegang pundak Sean."Sejujurnya jika kembali keawal, aku masih tidak setuju kalian menikah." Tambah Ayah Sean.Di kejauhan Clara menguping perbincangan Ayah dan anak yang bercengkrama asik."Gadis yang terobsesi dalam lukisan itu memiliki pikiran yang sederhana, aku bukan tidak mempercayai kamu akan menjadi pria yang baik, tapi di dalam kehidupan penuh perasaan, penuh dengan rintangan yang tidak pasti." Ayah Sean menghela nafas panjang."Terutama .... dia sangat m
"Tunggu aku tahu, kalian menginginkan uang, kan! suamiku adalah orang kaya dan ada foto kami di berita! tidakah kamu ingin menghasilkan lebih banyak uang?" Teriak Clara dengan wajah panik."Apa yang di akatakan benar." Laki - laki muda memperlihatkan ponsel di taganya."Hubungi suamimu, 3 miliar, dan kirim bersama dengan 5 miliar untuk anak ini." Ucap laki - laki paruh baya menyodorkan posel ke rah Clara."Halo, sayang... mereka igin 3 miliar dan di transfer ke rekening bersama dengan tebusan anak - anak." Ucap Clara di telefon Sean."Clara, dimana posisi kamu?" Sean menjawab dengan tenang."Ahhhhhh...."Teriak Clara kaget, ponselnya di ambil paksa."Ponsel.....!" Teriak Clara."Swosssss..." Penculik menjambak rambut Clara dengan cepat."Apa maksud dari kata - katamu terakhir?" Teriak penculik masih menjambak rambut Clara dengan kasar."Aku mengatakan kepadanya... harus menyelamatkanku..." Jawab Clara sembari menahan rasa sakit dikepalanya."!" Sean melihat ponselnya dengan kesal."Po
Kamar pengantin. "Sayang, apa yang sedang kamu tulis?" Tanya Clara keluar dari kamar mandi sembari mengeringkan rambutnya. "Bukankah kita akan menghabiskan bulan madu besuk? aku sedang meyusun rencana perjalanan kita." Jawab Sean menoleh kerah Clara. "Baiklah." Clara duduk di atas tempat tidur. "Srrrruuuuuuurrrr." Suara mesin pengering rambut yang dinyalakan Sean. "Fiuhhhh." Suara rambut Clara yang berkibaran. "Cleguk.." Suara Sean menelan lidah melihat pemandangan dua gunung indah di depanya. "Sudah selesai?" Tanya Clara melihat Sean mematikan mesin pengering rambutnya. "Suamiku..." Sean berjalan maju dan tanpa kata kata terus menindih Clara yang berada di bawahnya. "Muaccchhhh...heeemmmzz...Muaaacch." Sean mencium leher Clara berjalan terus ke bawah hingga area terlarangnya. "AHhhhh...." Tangan Sean yang aktif meraba membuat Clara mengikuti alunan surga dunia. "Ahhhhhh...emmmmsss." Suara desahan Clara yang semakin menjadi. Bandara. CLara berjalan dengan langkah kaki bera
"Mungkin seharusnya Ayah juga harus berfikir bahwa aku sedang menyelamatkan hidupku, dengan begitu kamu bisa merasa baik." Jawab Sean santai."Aku yang tidak perduli dengamu..." Ayah merasa bersalah."Ayah selalu berbicara dengan baik, jika Ayah benar - benar berfikir seperti itu, Ayah tidak akan mempersulit Ayah mertuaku seperti itu." Jawab Sean kembali."Aku melawanya, itu adalah dendam antara aku dan dia, itu tidak ada hubunganya denganmu dan Nona Clara." Ayah menundukan kepalanya."Pernikahan tanpa orang tua sama sekali tidak bagus, jika kamu tidak keberatan kirimkan undangan untuku." Tambah Ayah Sean sembari meneteskan air mata."Ayah tulus?" Jawab Sean dingin tanpa ekspresi." Tentu saja! jika aku membuat masalah, aku akan .. menyuruh Alexi menamparku!" Ayah menjawab dengan nada tinggi, terkejut dengan jawaban Sean yang dingin.Rumah Ayah Clara." Cepat, cepat aku memohoya untuk berpartisipasi, aku akan melihat dia apakah dia dapat menahan diri dan tidak embuat masalah, jika dia
"Tidak ada apa -apa..." Clara menjawab sembari menghela nafas panjang."Masalag toko, aku sudah mencari orang dan menanyakanya." Sean menghapiri istrinya yang terduduk lelah."Aku sudah mengurusnya, jangan khawatri tentang hal ini, dia hanya tidak ingin kita bersama." Sean berjongkok sembari memegang tangan Clara dengan lembut."Dia benar - benar melakukan hal seperti itu untuk memisahkan kita!" Clara menjawab dengan wajah kesal."Jangan membahasnya lagi, tadi weding organizer bertanya kepada kita kontak hadian pernikahan apa yang kita inginkan, kamu bantu aku memilihnya, ya?" Tanya Sean duduk di samping Clara."Menurutmu mana yang lebih bagus?" Sean memperlihatkan gambar di ponselnya."Apakah kamu sudah selesai berlatih sekarang, mengapa kamu marah tidak marah tentang apapun?" Clara clara heran sembari memegang pipi Sean."Ini semua karena dilatih, sayang, aku hampir sekarat dan aku tidak melihatnya menegakan keadilan, apa yang yag kuharapkan?" Sean tersenyum melihat istrinya yang ke
"Setiadaknya kita tahu bahwa Si Breng*ek itu, Mama tiri yang sangat kejam, bahkan dia bisa melakukan hal - hal yang bisa membunuh orang." Sean menghela nafas."Omong kosong! kali ini dia menggunakan racun, lain kali dia mungkin akan memotongmu dengan pisau!" Teriak Clara kesal mendengatr jawabann Sean yang terlalu santai."Kalau begitu aku akan bertanya kepada tuan besar tentang proyek kerjasama rumah sakot yang dibicarakan sebelumnya, dengan begini aku akan memiliki rumah sakit sendiri, aku mungkin tidak perlu mengeluarkan uang lagi jika masuk rumah sakit." Sean kembali menjawab dengan santai."Kamu masih memiliki mood untuk bercanda!" Clara dengan keras memukul - mukul dada Sean."Hahaha, Sudah - sudah , jangan marah lagi, tentu saja aku membencinya, tapi aku tidak ingin kebencian ini mempengaruhi hidupku." Sean tertawa melihat tingkah istrinya."Istriku, kamu lihat, pernikahan kurang dari sebulan lagi." Sean memberlihatkan file di Hpnya."Oh iya perikhan tingga sebulan lagi, bagaim
"...." Vanessa terdiam dengan ekspresi."Polisi aku mnginggat seuatu." Ucap Vanessa sembari menundukan kepala.Keidaman Adiatmaja."Dimana Gery." Tanya mama tiri Sean kepada pelayan. "Gery sedang bersama pelayan, pagi tadi dia mengatakan akan pergi kesekolah, setelah dimarahi olehmu dia tidak nakal lagi." Ucap Pelayan di samping mama tiri yang sedang duduk merias diri."Kamu pergi panggil Gery ke sini, temuka seseorang untuk mngantar Gery kerumah lama orang tuaku, tidak, aku sendiri yang akan mengantarnya, jangan mengatakan kepada siapaun."Dreeet...Dreeett." Suara Hp yang berbunyi."Halo, nyonya polisis mencari anda." Suara hari telefon."Aku mengerti." Jawab Mama tiri singkatKantor polisi. Ruang intrigasi."Nyonya Sean, makan malam keluarga hari itu, saar sebelum dan sesudah pai susu disajikan, apa yang telah kamu lakukan?" Tanya polisi wanita mengintrogasi Mama tiri Sean."Aku melihat para tany sudah tidak menggerakan sendoknya lagi, jadi aku pergi ke dapur , dan memberitahu Vane
"Sean!" Clara berteriak senang dengan mata berkaca - kaca."Kamu mengejutkanku setengah mati." Clara menagis dengan kecang."Istriku, jangan menangis lagi yan , biar kulihat dirimu." Sean menyeka air mata Clara dengan lembut."Hmm, akirnya sudah bisa membuatmu mencicipi rasa kehilangan diriku, dendam lama ini, ahirnya sudah kubalaskan." Tambah Sean menggoda Clara."Kamu ini kenapa begitu pendendam?" Clara membuang muka, berakting marah dengan mengemaskan."Kamu tenang saja, aku pasti akan menangkap orang yang telah memberimu racun itu." Ucap Clara penuh semangat."Clara, kamu pergi dan istirahatlah, aku akan menjaganya disini." Sahut Ayah Sean berjalan masuk keruangan inap, bersama Ayah Sean."Baiklah, kalau begitu aku akan pulang dan membawakan beberpa pakaian ganti,disini kuserahkan padamu, Ayah." Jawab Clara lega."Apakah kamu yang melakukanya?" Tanya Ayah Clara, sembari menunjuk Sean yang terbaring di tempat tidur."Kamu sudah gila! Bagaimana mungkin aku mencelakai putra kandungku