Fila Sean Adiatmojo."Hehe, sepertinya pihak lain sudah tidak sabar." Sean mendengar berita dari telefonya."Kak Vino bisakah kamu jadi model melukisku?" Tanya Clara di luar."Awasi itu, aku harus mengurus sesuatu sekarang, sampai jumpa." Seam melihat Clara dari dalam rumah, meminta Vino menjadi model lukisanya hatinya gelisa dan kesal, menutup telefonya."Baiklah Nona." Jawab Vino ragu."Baik, terimakasih bergayalah." Clara terlihat senang Vino menyanggupi permintaanya."Apakah ini oke Nona?" Tanya Vino tidak percaya diri."Hehe, aku tidak pernah berfikir tubuh kak Vino sangat bagus menggunakan celana militer ini, lebih baik dari model - model yang pernah aku gambar." Clara memuji tubuh Vino yang gagah."kenapa kata - katamu terdengar tidak asing?" Tanya Sean yang sudah berada di belakang clara."Sean, kenapa kamu keluar?" Clara membalikan badanya."Gambar yng bagus." Sean terlihat kesal."Tentu saja siapa yang menggambarnya." Clara menjawab dengan bangga."Kak Vino lihatlah bagaima
"Untuk apa?" Tanya Sean."Untuk apa? Kamu yang membuatku marah dan pergi kedalam hutan!" Jawav Clara dengan nada kesal."Kalau begitu, bagaiamana dengan situasi, bahwa aku datang meyelamatkanmu dan bagaimana kamu akan berterimkasih kepadaku?" Tanya Sean dengan mengeryitkan dahi."Terimkasih... bisakah kamu minta maaf padaku sekarang?" Jawab Clara dengan tatapan dingin."Lalu bagimana kamu akan berterim kasih kepadaku?" Sean mendekati Clara sembari mengusap wajahnya Clara dengan lembut."Yah, paling - paling aku akan..." Clara memalingkan wajahnya menghindari tangan Sean."Menawarkanmu, menjadi model lukisan ku, agar kamu tidak cemburu lagi dengan Vino." Clara menjawab dengan senyuman menggoda."Aku cemburu?" Sean tersenyum sinis."Kamu bercanda? Tambah Sean."Hah, sudah aku duga jawabanmu pastri seperti itu, biasanya jika di drama korea yang aku tonton peran utama laki - laki dalam drama romantis akan menjawab seperti itu." Clara tersenyum sembari mengangguk - angukan kepalanya."Sela
"Ingat yang pertama dana harus dirolakasikan di lingkungan." Ucap Sean mengingatkan Clara. "Ibu tirimu dulu pernah mengajaku kan, aku sudah sedikit beradaptasi dan sekarang aku disini mengikuti rencanamu, dan kerja sama kita, aku pasti akan melaksanakan tugasku dengan baik." Jawab Clara dengan tersenyum manis. "Kerja sama?" Tanya Sean tidak mengerti. "Iya kerja sama pernikahan palsu kita, bukankah itu kerja sama kita sekarang?" Jawab Clara menoleh kearah Sean yang di kursi supir. "Apakah hubungan kita hanya sebatas rekan kerja dan pengantin palsu?" Tanya Sean dalam hati. "Ciiiitt... kita sudah sampai." mobil berhenti gedung pertemuan Amal. "Bakilah, waktunya berperang." Clara turun dari mobil sembari merengangkan tubuhnya pemanasan bersiap perang dengan keadaan. "Baiklah nantikan kabar baiknya." Ucap Clara sembari berjalan masuk ke dalam gedung megah. "Malam ini, hubungan kita akan menjadi lebih dari kerja sama, lihat saja." Ucap Sean tersenyum sembari memndangi Clara yang ber
"Ohh, apa artinya kamu memilki perasaan kepdaku?" Tanya sean merai tangan Clara yang membelai pipinya sembari menciumnya dengan lembut."A...aku, jika aku memiliki perasaan kepadamu, apa tanggapanmu?" Jawab Clara Ragu."Jika dia berencana untuk bermain kekasih denganku,tapi hanya cinta bertepuk sebelah tangan, aku tidak akan melakukanya.' Ucap Clara dalam hati."Itu tergantu pada kemampuanmu membuatku jatuh cinta." Jawab Sean mendekatkan badanya diatas tubuh Clara."upakan saja, aku hanya sedikit tertarik dengan ketampananmu, mungkin besuk aku akan menyukai orang lain." Clara memalingkan wajahnya menghindari Sean."Aku tidak ingin membuang waktumu." Tambah Clara dengan wajah malas."Dia sangat jujur, tapi dimatanya penuh dengan rasa khawatir." Ucap Sean dalam hati."Aku tidak meronta karena aku tertarik kepdamu." jawab Clara singkat."Dengan dia berjujur kenapa aku semakin menyayanginya." Ucap Sean dalam hati tubuhnya semakin menekan tubuh Clara sembari mencium bibir Clara dengan lem
Ruang makan Sean"Kenapa kak Vino tidak ikut makan bersama kita?" Clara mrmbuka percakapan."DIa ada janji." Jawab Sean dengan ajah kesal."VIno lagi, Vino lagi, kelihatanya memecatnya adalah pilihan yang tepat!" Ucap Sean dalam hati."Janji? apakah itu pria? atau apoakah dia wanita?seperti apa dia? apakah kamu pernah melihatnya?" Clara bertanya bertubi - tubi dengan polosn ya."Itu bukan urusanmu bukan? ayo kita makan" . Sean menjawab dengan kesal."Itu bukan masalah besar kenapa kamu merahasiakanya?" Clara menjawab dengan ngedumal."Ngomong - ngomong bukankah kamu sangat sibuk kenapa kamu kembali lebih awal?" Tanya Clara sembari menikmati makananya."Setelah kejadian tadi malam, hatiku gelisa saat aku tidak melihatmu di kantor jadi aku membawa pulang pekerjaanku.." Ucap Sean dalam mhati, wajahnya tersipu malu."Ahem..uhuk...uhuk aku menyerahkan pekerjaanku keopda bawahanku." Sean menjaab dengan gugup."Ohh." Jawab Clara singkat."MMMm...siapa yang akan percaya pada seorang penggil
"Jika dia sangat dekat dengan Gisel, lalu kenapa di pertemuan kemarin dia tidak curiga?" Tanya Clara lirih."Nona Muda apa yang anda katakan barusan?" Tanya Vino di kursi kemudi."Bukan apa - apa, berapa lama lagi kita sampai dirumah?" Clara mengalihkan pembicaraan.Rumah keluarga Cokro."Tok...tok..tok." Suara Pintu utama yang di ketuk dari luar."Ya sebentar!" Teriak Mama Gisel membukakan pintu."Kamu, ada apa berkunjung kesini?" Tanya Mama Gisel terkejut."Aku hanya mampir dan sedikit mencari informasi tentang Gisel, agar mempermudah aku menjalankan tugas." Jawab Clara dengan sopan."Oh begitu silahkan masuk." Jawab Mama Gisel mempersilahkan masuk."Tante dimana kamar Gisel?" Tanya Clara."Ada di atas, apa kamu butuh bantuanku?" Tanya mama Gisel."Ya aku membutuhkan beberapa informasi mengenai Gisel, mengetahui leboh banyak tentang dia, akan bermanfaat bagiku, apakah anda mempunyai petunjuk?" Jawab Clara sembari mencari beberapa petunjuk di kamar Gisel."Baiklah , silahkan mencari
"Kapan aku berkata begitu?" Tanya Sean berpura - pura polos."Meminta untuk melihat foto dan memanggilnyan Mama mertua, ya artinya apa yang aku lukis benar - benar seperti Mamamu kan."Aku akan menganggapnya sebagai pujian." Jawab Clara dengan senyj manis."Deg...deg..deg." Jantung Sean berdebar kencang."Muahhh...ummmhhhh...emmmmhhhhh." Sean mencium Clara secara tiba - tiba."Kenapa selalu tiba - tiba." Ucap Clara dalam hati terhanyut dalam ciuman Sean."Terimakasih." Sean melepas Ciumanya perlahan."He,em." Clara menjawab dengan malu."Dulu aku pergi belajar di luar negeri selama beberapa tahun, Mama tiba - tiba sakit, aku bahkan tidak bisa melihatnya utuk yang terakhir kali.." Sean menceritakan masa lalunya yang kelam." Saat aku pulang, rumah ini tidak sama lagi seperti dulu, semua yang berhubungan denganya sudah hilang, aku bahkan tidak memiliki fotonya." Tambah Sean dengan menahan air mata."Sean..." Clara merasa sedih mendengar Cerita Sean."Sekarang kamu sudah meiliki fotonya
"Hei, cepat lihat pria itu, dia sangat tampan, tidak tahu apakah dia masih lajang atau tidak." Ucap dua perempuan remaja di belakang Sean."Ada gadis disebelahnya, bagaimana bisa dia lajang." Jawab Gadis remaja lainya."Tapi dia sangat imut dan tampan, mungkin dia kakak perempuanya." Jawab Gadis berambut ikal."Betul juga haruskah kita kesana dan bertanya?" Kedua gadis berjalan dengan cepat kearah Sean."Kalianlah yang tua, apakah aku setua itu!' Ucap Clara dalam hati."Sayang, berapa lama kita harus menunggu? kakiku sakit saat berdiri." Ucap CLara romatis sembari mengandeng tangan Sean."Apa gadis konyol ini cemburu?" Tanya Sean dalam hati dengan tersenyum kecil."Bersabarlah, ini tidak akan lama, Muaach." Sean mencium mesra Clara."Oh..." Jawab Clara singkat.Kamar Sean."Hehehe, sate malam ini sangat enak, Minumanya juga tidak terlalu buruk, besuk kita harus kecafe itu lagi." Clara mabuk sembari berbiacara ngalntur digendongan Sean."Kamu tidak bisa minum tetrtalun banyak, tapi kam