Rumah makan mewah, malam hari.
"Ah aku kenyang sekali." Clara berjalan keluar melihat pemandangan sembari meregangkan tubuhnya.
"Lihat dirimu." Ucap Sean melihat Clara yang berjalan sempoyongan.
"Aku? aku memang terlihat seperti dewi bukan." Clara menjawab dengan percaya diri.
"Kamu mabuk?" Tanya Sean.
"Tidak." Jawab Clara sembari melihat sekumpulan orang - orang yangb bernyanyi dan bernari.
"Woe, kalian terlihat senang! apa aku boleh bergabung?" Clara berteriak dari balkon lantai satu.
"Awas, hati - hati!" Sean berteriak takut.
"Aku baik - baik saja." Clara menjawab sembali nmelepas sepatu hak tingginya.
"Tolong bawakan ini untuku." Aku akan segera kembali." Clara memberikan sepatunya kepada Sean sembarri berlari menuju lantai bawah tempat sekumpulan orang berkumpul.
"Hai, aku bergabung ya?" Tanya Clara dengan tersenyum.
" Boleh kemari." Salah satu orang menjawab dengan senang.
"Percaya diri, jujur, pandai, ini pertama kali melihat sisi lain darinya. Tiba - tiba merasa menyenangkan kalau ida menggantikan Gisel ." Ucap Sean dalam hati melihat Clara menari riang tanpa beban.
"Wusss...huft...zzzz...zzz.zzz." Clara tertidur di kaki Sean dengan sangat nyenyak.
"Nanti langsung ke taman depan kamar, dan pelankan mobilnya!" Perintah sean.
"Baik, Tuan muda." Jawab Vino dengan patuh.
"Bukankah aku sedang makan malam di restoran barusan? bagaimana aku bisa kembali ke kamar?" Clara bangun dari tidurnya, dia merasa pusing dan linglung.
"Bangun dari kasurku jika sudah sadar." Sean keluar dari kamar mandi, masih mengenakan handuk dan mengeringkan rambutnya dengan handuk di kepalanya.
"Se...Sean." Clara menatap Sean tanpa berkedip.
"Kenapa?Apa kamu akan terus menatapmu dan tidak mau menutup mata mesumu itu?" Tanya Sean merasa risih.
"Woww, Sean! aku telah melihat beberapa model dewasa, tidak ada yang sesempuna dirimu!" Clara berteriak terkagum - kagum melihat tubuh indah Sean.
"Tuan Sean!" Clara mendekati Sean yang berdiri didepanya.
"Apa yang kamu lakukan! lepaskan aku!" Sean mundur menjauhi Clara yang masih setengah sadar.
"Biar aku mengambar tubuhmu sekali saja! aku akan memperlakukanmu dengan baik, aku akan membuatmu terkenal!" Clara terus menarik handuk Sean yang menutupi barang berharganya.
"Kamu...kamu masih belum sadar, kamu pemabuk gila! lepaskan aku!" Sean berusaha menghindari Clara yang meemgang erat handuknya.
"Sekali saja, kumohon!" Clara semakin menggila.
"Aduh! Sreeet." Clara terpental dengan menarik handuk Sean.
"Hahhh.." Sean sangat terkejut hingga tidak bisa berkata - kata melihat handuknya yang terlepes dari tubuhnya memperlihatkan barang berhaganya tepat di depan mata Clara.
"Aku biasanya tidak pernah melihat kaki dan barang bagus seperti ini, tapi Tuan sean, bentuknya bagus juga?" Clara berkata tanpa wajah besalah, matanya terus menatap tanpa berkedip.
"Clara! kamu mesum!" Sean berteriak kencang, wajahnya memerah malu.
"Brakkk..." Sean mengambil handunya dan pergi keluar.
"Kenapa dia tiba - tiba malu? aku kan memujinya." Clara ngedumal tanpa bersalah.
"Aku dengar itu!" Sean berteriak dari luar kamar, tidak terima.
Keesokan hari, toko alat lukis.
"Hai, Steven . apakah barang - barang ayang aku pesan sudah ada?" Tanya Clara dengan pelayan toko kenalanya.
"Clara, Kenapa kamu berpakaian seperti itu? apa kamu mendapat pacar kaya?" Steven bertanya melihat penampilan Clara yang berbeda dari biasanya.
"Ini sedikit rumit bila aku jelaskan, aku kan menceritakan kepadamu nanti, cepat ambilkan pesananku!" Clara Menjawab dengan wajah malas.
"Baik - baik." Jawab Agung sembari berjalan mengambilkan pesanan Clara.
"Tapi sebagai teman lamamu, biar kuingatkan kamu, bahwa pira kaya itiu semuanya licik dan berbahaya, berhati hatilah agar kamu tidak tertipu olehnya." Tambah Steven.
"Tertipu..." Ucap Clara lirih, dengan membayangkan wajah polos Sean tadi malam.
Bayangan Clara.
"Clara! Kamu mesum!" Wajah Sean memerah tersipu malu.
"Pffft." Clara tertawa membayangkan wajah Sean yang memerah malu.
"Apa mungkin bertentangan dengan wajah dingin dan garangnya." Ucap Clara dalam hati.
"Ini pesananmu." Steven menyodorkan tas besar berisi pesanan Clara.
"Terinmakasih. aku akan pergi sekarang, sampaikan salamku untuk safea." Clara meninggalkan Seven sembari melambaikan tangannya.
"Oke, anti aku sampaikan, mampirlah lagi kalau kamu ada waktu." Jawab Steven membalas melambaikan tanganya.
Rumah Sean.
"Ini bahan yang bagus, aku pasti menyelesaikan lukisan ini,selanjutnya aku harus mencari cara meningglkan keluarga Adiatmojo, dan menjalani kehidupan normalku." Ucap Clara dalam hati dengan mengamati lukisan yang di buatnya.
"Apa yang kamu lakukan?" Suara sean mengagetkan Clara yang sedang melamun menyusun rencana.
"Ahhhh." Clara terkejut memukulkan kuasnya kearah Sean.
"Se...sean kapan kamu pulang?" Tanya Clara tanpa melihat Sean dia sibuk menutupi lukisanya dengan kain, menghindari Sean melihatnya.
"Kamu kembali tanpa kabar, kamu mengagetkanku...ha...ha." Tambah Clara dengan tersenyum panik.
"Apa karena kamu tidak mau menemuiku, jadi kamu mengotori bajuku? ini dibuat khusus dari luar negri, apa yang akan kamu lakukan?" Sean memegang bajunya yang kotor terkena tinta warna.
"Tinggal cuci saja, dan semuanya selesai, kamu tidak mengalami kerugian kan?" Clara menjawab dengan tersenyum tanpa wajah bersalah.
"Ayo, sebagai itikad baiku, aku dengan senang akan membantumu melepas bajumu." Clara mendaki Sean dengan wajah mesumnya.
"Apa yang kamu lakukan hentikan." Sean mundur menghindari Clara yang terus maju.
"Jangan begitu pelit, kemarin akutidak cukup melihat tubuh bagusmu, ayolah sean, ayo." Clara terus mendekati Sean.
"Jangan mengambil keuntungan dariku, aku akan kekamar mandi melepasnya sendiri." Sean mendorong kepala Clara yang terus mendekat.
"Clik, aduh." Sean menyentil dahi Clara. Meninggalkan Clara menuju kamar mandi
"Untuk apa kamu, lakukan itu, aku bantu saja!" Clara berteriak memanggil Sean yang meningglkan Clara.
"Hahh, untunglah dia tidak mau, aku juga berhasil membodohinhya, jika tidak dia kan akan melihat lukisan ini." Ucap Clara dalam hati.
15 menit kemudia, Clara rebahan di tempat tidur sembari membaca novel melalui Hpnya, dengan mengenakan pakaian tidurnya.
"Ini kemejanya." Sean melempar kemejanya yang kotor disamping Clara.
"Oke tinggalkan saja." Jawab Clara dengan santai.
"Oh ya, mulai hari ini dan seterusnya, kamu dan aku akan tidur ditempat tidur yang sama, kamu tidak perlu tidur di sofa lagi." Ucap Sean dari tempat tidur yang beresebelahan dengan Clara.
"Ohh, oke.." Clara mengiyakan ucapan Sean karna masih belum paham, dia sangat asik dengan cerita novelnya.
"Ehh... tunggu..tunggu, Apa!" Clara baru paham berteriak sembari membalikan badanya ke arah Sean.
"Bibi Erika, kembali dari liburan, dia pelayan lama keluarga ini dan melihatku tumbuh dewasa, dia diperbolehkan masuk kekamarku sesuka hatinya, rahasia kita akan terbongkar jika dia meliohat kita tidak tidur bersama." Jelas Sean panjang lebar sembari merebahkan tubuhnya dia tas tempat tidur.
"Ja...jadi itu artinya, mulai hari ini aku benar - benar hidup seperti istrinya?" Ucap Clara dalam hati, dia terdiam kaku meratapi nasibnya.
Bersambung..
Clara menganti posisinya deganm duduk bersila di samping Sean yang sibuk membaca sembari rebahan."Mari bicarakantentang ini dulu, tidak apa - apa untuk tidur bersama, tapi hanya tidur bersama, jangan pernah kamu melakukan apapu pada diriku." Clara mengajukan permohonan dengan serius."Kasurnya sangat besar bukan? kamu bisa tidur di sebelah sana dan aku tidur di sebelah sini, aku berjanji tidak akan melakukan apapapun kepadamu." Jawab Sean tanpa melihat Clara."Jangan khawatir, aku tidak tertarik dengan dadamu yang kecil itu." Sean menutup berkas yang di bacanya dengan tersenyum mengejek."Kamu!!!" Clara berteriak kesal."Sean, kamu lebih baik mengingat apa yang kamu katakan." Tambah Clara dengan menahan amarahnya.Pagi hari di kamar Sean."Hemmm...zzzzzz." Clara masih tertidur nyenyak."Nyonya muda belum bangun?" Tanya Bibi Erika di belakang Sean dengan memegang Jas Sean."Ya, dia bangun agak siang, jangan menghawatirkanya, dia akan makan saat dia lapar." Sean menjawab sembari memasa
"Apa yang terjadi padanya? dia bukan seperti Clara biasanya, kenapa dia sangat peduli dengan berita ini?" Tanya Sean dalam hati."Adi, kamu harus memberi pelajaran pada anakmu, kali ini. Ini AIB keluarga kita." Mama tiri masih menyulut api."Mama tiri, memanfaatkan ini?" Tanya Sean dalam hati sembari membalikan badanya kearah Ayah dan ibu tirinya."Ini masalah pribadi antara aku dan istriku, tidak usah khawatir Ayah, aku akan menyelesaikanya." Sean membungkukan badanya, tanda hormat."Solusi yang terbaik hanya bercerai." Clara menyahut, masih dengan akting menangis, tanganya menyeka air mata palsunya."Sayang, bagaimana bisa kamu mengatakanya?" Sean dengan cepat mengendong Clara, berjalan menuju kamnarnya."Ahhhhh." Clara Kaget dengan sikap Sean yang tiba - tiba mengenongnya."Ayo pergi kekamar dan kita selesaikan masalah ini, dengan cara kita sendiri." Ucap Sean sembari mengendong Clara berjalan menuju kamarnya."APa yang kamu lakukan! lepaskan aku, Sean!" Clara berteriak.Kamar Sea
"Kamu yang gila! bagaimana kamu bisa mengatakan bahwa aku hamil! Siapa yang akan menikahiku sekarang!" Clara berteriak marah."Apa kamu lupa identitasmu sekarang! Kamu Gisel sekarang." Sean menjawab dengan wajah kesal."Aku Clara aku tidak mau menjhadi Gisel lagi! aku akan mengatakan yang sebenarnya!" Clara masih menjawab dengan nada tinggi."Baiklah, silahkan beritahu mereka." Sean menjawab dengan senyum anehnya."Tapi,Uang 1 M yang kuberikan kepadamu untukmu dan biaya hidup yang keluarga Adiatmojo berikan kepadamu, uang sebanyak itu cukup untuk menuntutmu sebagai penipuan kan?" Tanya Sean dengan mendekatkan wajahnya ke arah wajah Clara yang terlihat panik."Apa!" Clara terlihat panik."Ibu tiriku masih mencari kesalahanku, jadi aku butuh istri yang cerdas dan kamu lebih cocok dari pada Gisel, tetaplah disini." Sean merendahkan suaranya."Selama aku tinggal disini, aku telah menerima banyak yang dan ayah Gisel memberiku uang untuk menggantikan putrinya, aku tidak bisa pergi sekarang.
"Kenapa ini bisa terjadi, aku merencanakan berita tentang perselingkuhan dengan matang, kenapa inin tidak berpengaruh sama sekali?" Tanya Aruni dalam hati, dia mengepalkan tanganya dengan kesal.Ruang lelang."Terimakasih para hadirin VVIP lenang kami," Sambutan pembawa acra lelang."Ini pertama kali aku ikut lelang, apa ada barung bagus disini?" Tanya Clara dalam hati."Ini adalah kristal putih berbentuk panda, penawaran tertinggi kita deal." Pembawa acara menawarkan sebuah kristal putih berbentuk panda."Imutnya.. tapi mereka sangat mahal?" Ucap Clara lirih."Kristal itu tidaklah mahal, tapi jarang sekali kristal putih muncul di perlelangan." Jawab Sean yang mendengar Clara berbiacra sendiri."8,4 M!" Sean mengangkat tangan memberikan harga."Apa yang kamulakukan itu sangat banyak!" Clara berteriak kaget."Aku akan memberikanya untukmu." Jawab Sean dengan tersenyum tanpa beban."Deg..Deg..kenapa Sean tampan sekali" Ucap Clara dalam hati wajahnya mulai memerah."Ahhhh, aku hanya meng
Fila Sean Adiatmojo."Hehe, sepertinya pihak lain sudah tidak sabar." Sean mendengar berita dari telefonya."Kak Vino bisakah kamu jadi model melukisku?" Tanya Clara di luar."Awasi itu, aku harus mengurus sesuatu sekarang, sampai jumpa." Seam melihat Clara dari dalam rumah, meminta Vino menjadi model lukisanya hatinya gelisa dan kesal, menutup telefonya."Baiklah Nona." Jawab Vino ragu."Baik, terimakasih bergayalah." Clara terlihat senang Vino menyanggupi permintaanya."Apakah ini oke Nona?" Tanya Vino tidak percaya diri."Hehe, aku tidak pernah berfikir tubuh kak Vino sangat bagus menggunakan celana militer ini, lebih baik dari model - model yang pernah aku gambar." Clara memuji tubuh Vino yang gagah."kenapa kata - katamu terdengar tidak asing?" Tanya Sean yang sudah berada di belakang clara."Sean, kenapa kamu keluar?" Clara membalikan badanya."Gambar yng bagus." Sean terlihat kesal."Tentu saja siapa yang menggambarnya." Clara menjawab dengan bangga."Kak Vino lihatlah bagaima
"Untuk apa?" Tanya Sean."Untuk apa? Kamu yang membuatku marah dan pergi kedalam hutan!" Jawav Clara dengan nada kesal."Kalau begitu, bagaiamana dengan situasi, bahwa aku datang meyelamatkanmu dan bagaimana kamu akan berterimkasih kepadaku?" Tanya Sean dengan mengeryitkan dahi."Terimkasih... bisakah kamu minta maaf padaku sekarang?" Jawab Clara dengan tatapan dingin."Lalu bagimana kamu akan berterim kasih kepadaku?" Sean mendekati Clara sembari mengusap wajahnya Clara dengan lembut."Yah, paling - paling aku akan..." Clara memalingkan wajahnya menghindari tangan Sean."Menawarkanmu, menjadi model lukisan ku, agar kamu tidak cemburu lagi dengan Vino." Clara menjawab dengan senyuman menggoda."Aku cemburu?" Sean tersenyum sinis."Kamu bercanda? Tambah Sean."Hah, sudah aku duga jawabanmu pastri seperti itu, biasanya jika di drama korea yang aku tonton peran utama laki - laki dalam drama romantis akan menjawab seperti itu." Clara tersenyum sembari mengangguk - angukan kepalanya."Sela
"Ingat yang pertama dana harus dirolakasikan di lingkungan." Ucap Sean mengingatkan Clara. "Ibu tirimu dulu pernah mengajaku kan, aku sudah sedikit beradaptasi dan sekarang aku disini mengikuti rencanamu, dan kerja sama kita, aku pasti akan melaksanakan tugasku dengan baik." Jawab Clara dengan tersenyum manis. "Kerja sama?" Tanya Sean tidak mengerti. "Iya kerja sama pernikahan palsu kita, bukankah itu kerja sama kita sekarang?" Jawab Clara menoleh kearah Sean yang di kursi supir. "Apakah hubungan kita hanya sebatas rekan kerja dan pengantin palsu?" Tanya Sean dalam hati. "Ciiiitt... kita sudah sampai." mobil berhenti gedung pertemuan Amal. "Bakilah, waktunya berperang." Clara turun dari mobil sembari merengangkan tubuhnya pemanasan bersiap perang dengan keadaan. "Baiklah nantikan kabar baiknya." Ucap Clara sembari berjalan masuk ke dalam gedung megah. "Malam ini, hubungan kita akan menjadi lebih dari kerja sama, lihat saja." Ucap Sean tersenyum sembari memndangi Clara yang ber
"Ohh, apa artinya kamu memilki perasaan kepdaku?" Tanya sean merai tangan Clara yang membelai pipinya sembari menciumnya dengan lembut."A...aku, jika aku memiliki perasaan kepadamu, apa tanggapanmu?" Jawab Clara Ragu."Jika dia berencana untuk bermain kekasih denganku,tapi hanya cinta bertepuk sebelah tangan, aku tidak akan melakukanya.' Ucap Clara dalam hati."Itu tergantu pada kemampuanmu membuatku jatuh cinta." Jawab Sean mendekatkan badanya diatas tubuh Clara."upakan saja, aku hanya sedikit tertarik dengan ketampananmu, mungkin besuk aku akan menyukai orang lain." Clara memalingkan wajahnya menghindari Sean."Aku tidak ingin membuang waktumu." Tambah Clara dengan wajah malas."Dia sangat jujur, tapi dimatanya penuh dengan rasa khawatir." Ucap Sean dalam hati."Aku tidak meronta karena aku tertarik kepdamu." jawab Clara singkat."Dengan dia berjujur kenapa aku semakin menyayanginya." Ucap Sean dalam hati tubuhnya semakin menekan tubuh Clara sembari mencium bibir Clara dengan lem