Hari berikutnya. Clara duduk di mobil yang sesdang melaju bersama Ibu mertuanya, Mama tiri Sean.
"Hoam." Clara menguap di samping Ibu mertuanya.
"Sudah jam berapa sekarang, dan kamu masih menguap, kamu sekarang adalah menantu keluarga Adiatmojo ,kamun harus memperhatikan citramu!" Mama tiri Sean tidak suka.
"Iya, iya Ma, Maafkan aku." Clara menundukan kepalanya dengan tersenyum kecil.
"Karena kamu adalah wanita dari keluarga Adiatmojo, kamu harus menghadirin acara amal, sebelumya , aku mengaturnya sendiri sekarang kamu harus membantunya, dulu kamu menjalajankan acara semacam ini dengan ibumu saat usiamu 17 tahun aku percaya kamu mampu." Jelas Ibu tiri Sean panjang lebar.
"Tapi kamu harus ingat bahwa kamu adalah Nyonya Seab." Tambah Mama tiri Sean.
"Baiklah Ma, aku mengerti." Clara tersenyum dengan terpaksa.
"Hah, tidak mudah menjadi Nyonya orang kaya, tidak bisa rebahan dengan santai di rumah." Ucap Clara dalam hati.
Tempat Acara.
"Aku belum makan apapun dari tadi, ada begitu banyak makanan disini, aku sangat kelaparan." Clara sangat takjub melihat makanan yang tersusun rabi di meja, makanan itu terlihat sangat lezat baginya.
"Nona Aruni, apa ketua datang hari ini?' Suara Mama tiri sean dengan seseorang.
"Hemzz? dengan siapa Mama tiri berbicara, terlihat sangat senang." Clara membalikan badanya melihat Mama tiri yang tepat di belakangnya.
"Wow." Ucap Clara, melihat wanita dengan gaun yang sangat cantik.
"Nyonya Zaina, ibuku terjebak macet, dia belum sampai." Jawab Wanita muda itu dengan lembut dan sopan.
"Dan dia siapa?" Tanya Aruni melihat Clara berada di belakang Mama tiri Sean.
"Ya tuhan wanita ini cantik dan juga berkelas." Clara masih takjub melihat Aruni.
"Ha...ha..ha, Dia adalah istri Sean,beberapa hari lalu semua berita dan media membicarakannya, mereka membuatnya menjadi sangat viral." Mama tiri Sean memperkenalkan Clara dengan tertawa kecil.
"Halo, Namaku Gizel Cokro." Ucap Clara menjulukan tangan memperkenalkan diri.
"Benarkah." Jawab Aruni dengan wajah tidak suka.
"Masih ada hal - hal yang harus aku urus, aku pergi dulu." Aruni berbalik dan pergi tanpa membalas jabat tangan Clara.
"Apa yang terjadi? kenapa orang - orang disini membenciku?" Clara bertanya dengan wajah tidak mengerti.
"Hei bocah, apa kamu bodoh? apa kamu lupa dia adalah mantan Sean! kalau kamu samngan baik padanya, dia kan berfikir kamu menghinanya!" Ucap Mama tiri Sean dengan nada tinggi.
"Apa?" Tanya Clara dengan nada tinggi wajahnya sangat kaget.
"Jadi seperti ini pertemuan amal orang kaya?mereka semua memasang senyum palsu demi kepentingan mereka, bukankah itu melelahkan. begitupun aku sangat lelah makan dengan berdiri, kenapa tidak ada tempat duduk yang dekat." Ucap Clara dalam hati sembari menimati makanan sepiring penuh.
"Zaina aku dengar hari ini kamu membawa menantumu?" Tanya seorang wanita paruh baya, dia tertilah sangat sangat angunh dan berwibawa.
"Gisel ini Nyonya Ariana, ketua acara amal hari ini, kemari dan sapalah." Nyonya Zaina mama Tiri Sean memperkenalkan Nyonya Ariana Mama dari Aruni.
"Halo, Nyonya Ariana, senang bertemu dengan anda saya Gisel." Clara meletakan makananya menyapa Nyonya Ariana dengan sopan.
"Tidak buruk juga selera Sean Adiatmaja."Jawa Nyonya Ariana dengan senyum sopan.
"Ketua Ariana, terlalu memuji saya." Jawab Clara kembali.
"Apa Sean buta, kenapa dia memilihnya sebagai istri!" Ucap Lirih Aruni dengan kesal.
"Pelayan kemarilah." Aruni memangil pelayanya.
"Iya Nona." Jawab pelayang memnghampiri Aruni.
"Kemari dan lakukan sesuai perintahku tadi, mengerti!" Perintah Aruni kepada pelanyanya.
"Baik , Nona." Pelayan menganggukan kepalanya tanda isyarat mengerti.
disisi lain ruangan.
"Jika Aruni kami membawa pulang menantu sehebat Sean untuku, aku pasti tidak akan khaattir dengan masadepanya." Nyonya Ariana memuji Sean di hadapan Ibu tiri Sean.
"Anda bercanda Nyonya Ariana, Arusi adalah gadis mudah yang luas biasa, dia pasti anakn menemukan suami yang lebih baik dari Sean." Jawab Mama tiri Sean berusaha merendah sembari memuji.
"Pelayan hati - hati, perhatikan langkahmu!" Teriak salah satu tamu yang melihat pelayan berjalan cepat membawa jus yang bersusun.
"Apa itu kenapa ramai sekali?" Clara membalik badanya mencari sumber suara.
"Kraaakkk, Prankkk...Pyar...Pyar.." Suara gelas yang berjatuhan menimpa Clara yang berdiri tepat di depanya.
"Aduhhh..." Clara terjatuh dengan gaun yang basah kuyup terkena tumpahan jus yang tepat mengenainya.
"Oh astaga, maafkan saya Nona saya terlalu gugup dan kehilangan keseimbangan. Apakah anda baik - baik saja?" Tanya pelayan dengan berpura - pura polos, wajahnya terlihat panik.
"Tidak apa - apa, aku baik." Jawab Clara sembari berdiri.
"Apa itu Nyinya muda keluarga Adiatmaja? Ini sangat memalukan di hari pertama kemunculanya di depan umum sudah terkena sial." Salah satu tamu berbisik dengan pelan.
"Aku pikir Tuan Sean adalah pacar dari Nona Aruni, Bagaiman bisa berahir dengan menikah dengan Gadis bodoh dan tidak terkenal ini? Jawab salah satu tamu dengan berbisik.
"Sial, kenapa aku berada di sekelompok orang yang tidak punya hati nurani sama sekali, mereka hanya bersembunyi di acara amal dan senyum palsunya saja, Kelak aku tidak mau menjadi bagian dari mereka."Ucap Clara dalam hati meninggalkan acara, dan kembali kerumah menggubnakan taxi.
Malam hari, Kamar Clara di keluarga Adiatmaja.
"Tok..tok..tok" Suara ketukan Pintu.
"Iya siapa?" Clara bakingkit dari rebahanya menuju pintu.
"Ini saya pelayan Nona." Jawab peklayan dengan sopan.
"Ngekkk.." Clara membuka Pintu kamarnya.
"Ada apa?" Clara bertanya.
"Nyonya Sean, waktunya makan malam. Seluruh keluarga hari ini ada di sini untuk makan malam di ruang makan utama." Pelayan kembali memjawab denggan sopan.
"Baiklah, aku akan segera turun." Clara menutup pintu kamarnya kembali bersiap - siap mengambil switer untuk turun menuju ruang makan.
Di meja makan, makan malam sudah tersedia banyak menu yang terlihat sangat lezat.
"Ini sayang, ini adalah makanan kesukaanmu makanlah." Sean berpura - pura romantis dengan mengambilkan makanan untuk Clara.
"Terimakasih, Sayang." Clara membalas dengan romantis.
"Aku awalnya berfikir kalau Sean akan menentang pernikahan ini, aku tidak menyangka hubungan kalian akan sebaik ini." Tuan Adiatmaja, Ayah Sean tersenyum senang melihat anak dan menantunya terlihat akur dan romantis dalam menjalani hubungan mereka.
Sean terlihat, bangga aktingnya berhasil dengan sempurna.
"Hubungan mungkin bai, tapi sikapnya buruk." Mama tiri Sean terlihat tidak suka.
"Apa masudmu Ma?" Tanya Ayah Sean tidak mengerti.
"Kenapa kamu tidak bertanya pada menantumu itu? tanya bagaimana dia mempermalukan keluarga Adiatmaja hari ini." Mama tiri Sean terus mengomel dengan peristiwa siang tadi di acara amal.
"Aku...." Clara terlihat takut untuk berbicara.
"Aku membawanya ke acara amal hari ini, ingin men gajarinya seberapa berat memikul urusan amal kota sebagai menantu,sebaliknya , dia tidak membantu sama sekali malah pergi tanpa memberitahuku." Jelas mama tiri Sean panjang lebar.
"Ada begitu banyak pasang mata yang menontonku pergi, bagaimana tidak bisa aku pergi tanpa kabar Ma?" Jawab Clara dan kembali bertanya sembari mengerutkan dahi.
"Braaakkk, kamu merusak citra keluarga Adiatmaja dan pergi begitu saja!" Mama tiri Sean mengangkat piring dengan keras.
"Aku!" Clara membalas dengan nada tinggi, dia sangat kesal.
"Tidak, aku tidak bisa marah...aku harus bertindak sebagai menanty yang baik ini adalah pekerjaanku, aku tidak bisa membawa perasaan pribadiku." Ucapn Cala dalam hati dengan mengangkat kepala melihat Sean yang duduk santai di depanya.
"Mama, mama kan juga menyaksikan kejadianya, aku tidak membawa pakaian tambahan untuk berganti, jadi bahkan aku tetep tinggal , aku tidak banyak membantu." Clara merubah ekspersinay dengan seketiuka, dia tersenyum dan berubah penurut.
"Jadi kamu mengatakan kalu itu salahku? akuy tidak perhatian kepadamu?" Mama tiri Sean semakin kesal.
"Hiks...hiks, aku berbaik hati membawamu ke acara amal, tapi itu malah jadi salahku, membuat keluarga kita menjadi lelucon di mata semua orang. Bagaimana aku akan menghadapi mereka di masa depan." Mama tiri Sean menangis menghampiri Ayah Sean.
"Baiklah, baiklah... ini bukan masalah besar, jangan marah. Gisel masih muda, dia bisa perlahan - lahan belajar untuk menanganinya lain kali." Ayah Sean berdiri memeluk istrinya yang menangis dengan menatap tajam Clara mengisyaratkan agar meminta maaf.
"Aku..." Clara merasa kesal tapi tidak bisa berbuat apa - apa.
Bersambung...
"Mama, aku salah , maaf." Clara menunduk dengan kesal tanganya mengepal menahan kesalnya sudah meluap."Brak...Bibi, rasa terh hari ini tidak enak, jangan sajikan lagi, mulai sekarang." Sean meletakan tehnya dengan keras sembari berdiri memegang tangan Clara dengan lembut menariknya kepelukanya."Ma, jika mama berfikir Gisel bodoh, maka jangan membawanya menghadiri acara yang tidak penting dengan Mama lagi." Sean menatap Clara dengan penuh kasih sayang."Apa masudmu dengan acara tidak penting? kegiatan ini demi membentuk cintra baik keluarga Adiatmaja!" Mama tiri menjawab dengan nada tinggi."Saat Gisel jatuh, Mama hanya berdiri menjauh tanpa membantunya, apakah ini tindakan Mama yang baik, dan membangun citra keluarga Adiatmaja?" Sean bertanya dengan senyum menghina."Kami sudah selesai makan, kami akan pergi beristirahat." Sean menarik Clara meninggalkan Mama tirinya."Kamu!!!" Teriak Mama tiri sean.Kamar Sean."Kita sudah berada di kamar, kamu..." Sean melihat Clara yang hanya ter
Rumah makan mewah, malam hari."Ah aku kenyang sekali." Clara berjalan keluar melihat pemandangan sembari meregangkan tubuhnya."Lihat dirimu." Ucap Sean melihat Clara yang berjalan sempoyongan."Aku? aku memang terlihat seperti dewi bukan." Clara menjawab dengan percaya diri."Kamu mabuk?" Tanya Sean."Tidak." Jawab Clara sembari melihat sekumpulan orang - orang yangb bernyanyi dan bernari."Woe, kalian terlihat senang! apa aku boleh bergabung?" Clara berteriak dari balkon lantai satu."Awas, hati - hati!" Sean berteriak takut."Aku baik - baik saja." Clara menjawab sembali nmelepas sepatu hak tingginya."Tolong bawakan ini untuku." Aku akan segera kembali." Clara memberikan sepatunya kepada Sean sembarri berlari menuju lantai bawah tempat sekumpulan orang berkumpul."Hai, aku bergabung ya?" Tanya Clara dengan tersenyum." Boleh kemari." Salah satu orang menjawab dengan senang."Percaya diri, jujur, pandai, ini pertama kali melihat sisi lain darinya. Tiba - tiba merasa menyenangkan k
Clara menganti posisinya deganm duduk bersila di samping Sean yang sibuk membaca sembari rebahan."Mari bicarakantentang ini dulu, tidak apa - apa untuk tidur bersama, tapi hanya tidur bersama, jangan pernah kamu melakukan apapu pada diriku." Clara mengajukan permohonan dengan serius."Kasurnya sangat besar bukan? kamu bisa tidur di sebelah sana dan aku tidur di sebelah sini, aku berjanji tidak akan melakukan apapapun kepadamu." Jawab Sean tanpa melihat Clara."Jangan khawatir, aku tidak tertarik dengan dadamu yang kecil itu." Sean menutup berkas yang di bacanya dengan tersenyum mengejek."Kamu!!!" Clara berteriak kesal."Sean, kamu lebih baik mengingat apa yang kamu katakan." Tambah Clara dengan menahan amarahnya.Pagi hari di kamar Sean."Hemmm...zzzzzz." Clara masih tertidur nyenyak."Nyonya muda belum bangun?" Tanya Bibi Erika di belakang Sean dengan memegang Jas Sean."Ya, dia bangun agak siang, jangan menghawatirkanya, dia akan makan saat dia lapar." Sean menjawab sembari memasa
"Apa yang terjadi padanya? dia bukan seperti Clara biasanya, kenapa dia sangat peduli dengan berita ini?" Tanya Sean dalam hati."Adi, kamu harus memberi pelajaran pada anakmu, kali ini. Ini AIB keluarga kita." Mama tiri masih menyulut api."Mama tiri, memanfaatkan ini?" Tanya Sean dalam hati sembari membalikan badanya kearah Ayah dan ibu tirinya."Ini masalah pribadi antara aku dan istriku, tidak usah khawatir Ayah, aku akan menyelesaikanya." Sean membungkukan badanya, tanda hormat."Solusi yang terbaik hanya bercerai." Clara menyahut, masih dengan akting menangis, tanganya menyeka air mata palsunya."Sayang, bagaimana bisa kamu mengatakanya?" Sean dengan cepat mengendong Clara, berjalan menuju kamnarnya."Ahhhhh." Clara Kaget dengan sikap Sean yang tiba - tiba mengenongnya."Ayo pergi kekamar dan kita selesaikan masalah ini, dengan cara kita sendiri." Ucap Sean sembari mengendong Clara berjalan menuju kamarnya."APa yang kamu lakukan! lepaskan aku, Sean!" Clara berteriak.Kamar Sea
"Kamu yang gila! bagaimana kamu bisa mengatakan bahwa aku hamil! Siapa yang akan menikahiku sekarang!" Clara berteriak marah."Apa kamu lupa identitasmu sekarang! Kamu Gisel sekarang." Sean menjawab dengan wajah kesal."Aku Clara aku tidak mau menjhadi Gisel lagi! aku akan mengatakan yang sebenarnya!" Clara masih menjawab dengan nada tinggi."Baiklah, silahkan beritahu mereka." Sean menjawab dengan senyum anehnya."Tapi,Uang 1 M yang kuberikan kepadamu untukmu dan biaya hidup yang keluarga Adiatmojo berikan kepadamu, uang sebanyak itu cukup untuk menuntutmu sebagai penipuan kan?" Tanya Sean dengan mendekatkan wajahnya ke arah wajah Clara yang terlihat panik."Apa!" Clara terlihat panik."Ibu tiriku masih mencari kesalahanku, jadi aku butuh istri yang cerdas dan kamu lebih cocok dari pada Gisel, tetaplah disini." Sean merendahkan suaranya."Selama aku tinggal disini, aku telah menerima banyak yang dan ayah Gisel memberiku uang untuk menggantikan putrinya, aku tidak bisa pergi sekarang.
"Kenapa ini bisa terjadi, aku merencanakan berita tentang perselingkuhan dengan matang, kenapa inin tidak berpengaruh sama sekali?" Tanya Aruni dalam hati, dia mengepalkan tanganya dengan kesal.Ruang lelang."Terimakasih para hadirin VVIP lenang kami," Sambutan pembawa acra lelang."Ini pertama kali aku ikut lelang, apa ada barung bagus disini?" Tanya Clara dalam hati."Ini adalah kristal putih berbentuk panda, penawaran tertinggi kita deal." Pembawa acara menawarkan sebuah kristal putih berbentuk panda."Imutnya.. tapi mereka sangat mahal?" Ucap Clara lirih."Kristal itu tidaklah mahal, tapi jarang sekali kristal putih muncul di perlelangan." Jawab Sean yang mendengar Clara berbiacra sendiri."8,4 M!" Sean mengangkat tangan memberikan harga."Apa yang kamulakukan itu sangat banyak!" Clara berteriak kaget."Aku akan memberikanya untukmu." Jawab Sean dengan tersenyum tanpa beban."Deg..Deg..kenapa Sean tampan sekali" Ucap Clara dalam hati wajahnya mulai memerah."Ahhhh, aku hanya meng
Fila Sean Adiatmojo."Hehe, sepertinya pihak lain sudah tidak sabar." Sean mendengar berita dari telefonya."Kak Vino bisakah kamu jadi model melukisku?" Tanya Clara di luar."Awasi itu, aku harus mengurus sesuatu sekarang, sampai jumpa." Seam melihat Clara dari dalam rumah, meminta Vino menjadi model lukisanya hatinya gelisa dan kesal, menutup telefonya."Baiklah Nona." Jawab Vino ragu."Baik, terimakasih bergayalah." Clara terlihat senang Vino menyanggupi permintaanya."Apakah ini oke Nona?" Tanya Vino tidak percaya diri."Hehe, aku tidak pernah berfikir tubuh kak Vino sangat bagus menggunakan celana militer ini, lebih baik dari model - model yang pernah aku gambar." Clara memuji tubuh Vino yang gagah."kenapa kata - katamu terdengar tidak asing?" Tanya Sean yang sudah berada di belakang clara."Sean, kenapa kamu keluar?" Clara membalikan badanya."Gambar yng bagus." Sean terlihat kesal."Tentu saja siapa yang menggambarnya." Clara menjawab dengan bangga."Kak Vino lihatlah bagaima
"Untuk apa?" Tanya Sean."Untuk apa? Kamu yang membuatku marah dan pergi kedalam hutan!" Jawav Clara dengan nada kesal."Kalau begitu, bagaiamana dengan situasi, bahwa aku datang meyelamatkanmu dan bagaimana kamu akan berterimkasih kepadaku?" Tanya Sean dengan mengeryitkan dahi."Terimkasih... bisakah kamu minta maaf padaku sekarang?" Jawab Clara dengan tatapan dingin."Lalu bagimana kamu akan berterim kasih kepadaku?" Sean mendekati Clara sembari mengusap wajahnya Clara dengan lembut."Yah, paling - paling aku akan..." Clara memalingkan wajahnya menghindari tangan Sean."Menawarkanmu, menjadi model lukisan ku, agar kamu tidak cemburu lagi dengan Vino." Clara menjawab dengan senyuman menggoda."Aku cemburu?" Sean tersenyum sinis."Kamu bercanda? Tambah Sean."Hah, sudah aku duga jawabanmu pastri seperti itu, biasanya jika di drama korea yang aku tonton peran utama laki - laki dalam drama romantis akan menjawab seperti itu." Clara tersenyum sembari mengangguk - angukan kepalanya."Sela
Villa belakang."Tap.. tap..tap." Suara langkah kaki."Kreeekkkk... krekkk." Suara pintu terbuka."Hiks..hiks..hiks." Suara tangisan seorang perempuan."Hahhhh." Clara terbangun dari tidurnya."Hah... Hah..Hah." Clara bangun terduduk dengan wajah terkejut.Sean yang sedang membaca berkas di samping Clara yang tertidur pulas, terkejut melihat Clara tiba - ntiba bangun dengan wajah ketakitan"Istriku, kamu kenapa?" Tanya Sean yang penasaran."Aku berteu dengan Ibumu di mimpi, dia menangis di kamarnya di kastil belakang." Jawab Clara dengan cemas."...." Sean terdiam sejenak."Bagaimana kalau kita pergi melihat ibu?" Tanya Sean merangkul Istrinya."Baiklah." Jawab Clara.Pemakamanan muslim."Ma, aku membawa Menantumu, untuk melihatmu." Sapa Sean di pusara ibumnya."Mama mertua, ini bunga untukmu, aku harap mama menyukainya." Ucap Clara dengan lembut."Kruyuk..kruyuk. ah aku lapar." Ucap clara sembari memegang perutnya."Maaf ma, ahir - ahir ini dia begitu pemalas hanya makan dan tidur sa
"Apakah i uku pernah kesini dulu?" Tanya Sean melihat kearah Ayah Sean."Tempat ini miliknya, kami membelinya ketika baru menikah, tetapi setelah ada kamu, dia tidak ingi datang sejauh ini." Jawab Ayah Sean mengangkat kepalanya melihat pemandangan."Di hari ulang tahunmu yang kesebelas, aku berjanji akan membawamu ke ke perkebunan saat cuaca musim semi, tapu itu tidak pernah terjadi." Ayah Sean membalikan pandanganya ke arah Sean dengan wajah bersalah."Maaf." Tambah Ayah Sean."Tapi ini tidak terlalu terlambat." Ayah Sean memegang pundak Sean."Sejujurnya jika kembali keawal, aku masih tidak setuju kalian menikah." Tambah Ayah Sean.Di kejauhan Clara menguping perbincangan Ayah dan anak yang bercengkrama asik."Gadis yang terobsesi dalam lukisan itu memiliki pikiran yang sederhana, aku bukan tidak mempercayai kamu akan menjadi pria yang baik, tapi di dalam kehidupan penuh perasaan, penuh dengan rintangan yang tidak pasti." Ayah Sean menghela nafas panjang."Terutama .... dia sangat m
"Tunggu aku tahu, kalian menginginkan uang, kan! suamiku adalah orang kaya dan ada foto kami di berita! tidakah kamu ingin menghasilkan lebih banyak uang?" Teriak Clara dengan wajah panik."Apa yang di akatakan benar." Laki - laki muda memperlihatkan ponsel di taganya."Hubungi suamimu, 3 miliar, dan kirim bersama dengan 5 miliar untuk anak ini." Ucap laki - laki paruh baya menyodorkan posel ke rah Clara."Halo, sayang... mereka igin 3 miliar dan di transfer ke rekening bersama dengan tebusan anak - anak." Ucap Clara di telefon Sean."Clara, dimana posisi kamu?" Sean menjawab dengan tenang."Ahhhhhh...."Teriak Clara kaget, ponselnya di ambil paksa."Ponsel.....!" Teriak Clara."Swosssss..." Penculik menjambak rambut Clara dengan cepat."Apa maksud dari kata - katamu terakhir?" Teriak penculik masih menjambak rambut Clara dengan kasar."Aku mengatakan kepadanya... harus menyelamatkanku..." Jawab Clara sembari menahan rasa sakit dikepalanya."!" Sean melihat ponselnya dengan kesal."Po
Kamar pengantin. "Sayang, apa yang sedang kamu tulis?" Tanya Clara keluar dari kamar mandi sembari mengeringkan rambutnya. "Bukankah kita akan menghabiskan bulan madu besuk? aku sedang meyusun rencana perjalanan kita." Jawab Sean menoleh kerah Clara. "Baiklah." Clara duduk di atas tempat tidur. "Srrrruuuuuuurrrr." Suara mesin pengering rambut yang dinyalakan Sean. "Fiuhhhh." Suara rambut Clara yang berkibaran. "Cleguk.." Suara Sean menelan lidah melihat pemandangan dua gunung indah di depanya. "Sudah selesai?" Tanya Clara melihat Sean mematikan mesin pengering rambutnya. "Suamiku..." Sean berjalan maju dan tanpa kata kata terus menindih Clara yang berada di bawahnya. "Muaccchhhh...heeemmmzz...Muaaacch." Sean mencium leher Clara berjalan terus ke bawah hingga area terlarangnya. "AHhhhh...." Tangan Sean yang aktif meraba membuat Clara mengikuti alunan surga dunia. "Ahhhhhh...emmmmsss." Suara desahan Clara yang semakin menjadi. Bandara. CLara berjalan dengan langkah kaki bera
"Mungkin seharusnya Ayah juga harus berfikir bahwa aku sedang menyelamatkan hidupku, dengan begitu kamu bisa merasa baik." Jawab Sean santai."Aku yang tidak perduli dengamu..." Ayah merasa bersalah."Ayah selalu berbicara dengan baik, jika Ayah benar - benar berfikir seperti itu, Ayah tidak akan mempersulit Ayah mertuaku seperti itu." Jawab Sean kembali."Aku melawanya, itu adalah dendam antara aku dan dia, itu tidak ada hubunganya denganmu dan Nona Clara." Ayah menundukan kepalanya."Pernikahan tanpa orang tua sama sekali tidak bagus, jika kamu tidak keberatan kirimkan undangan untuku." Tambah Ayah Sean sembari meneteskan air mata."Ayah tulus?" Jawab Sean dingin tanpa ekspresi." Tentu saja! jika aku membuat masalah, aku akan .. menyuruh Alexi menamparku!" Ayah menjawab dengan nada tinggi, terkejut dengan jawaban Sean yang dingin.Rumah Ayah Clara." Cepat, cepat aku memohoya untuk berpartisipasi, aku akan melihat dia apakah dia dapat menahan diri dan tidak embuat masalah, jika dia
"Tidak ada apa -apa..." Clara menjawab sembari menghela nafas panjang."Masalag toko, aku sudah mencari orang dan menanyakanya." Sean menghapiri istrinya yang terduduk lelah."Aku sudah mengurusnya, jangan khawatri tentang hal ini, dia hanya tidak ingin kita bersama." Sean berjongkok sembari memegang tangan Clara dengan lembut."Dia benar - benar melakukan hal seperti itu untuk memisahkan kita!" Clara menjawab dengan wajah kesal."Jangan membahasnya lagi, tadi weding organizer bertanya kepada kita kontak hadian pernikahan apa yang kita inginkan, kamu bantu aku memilihnya, ya?" Tanya Sean duduk di samping Clara."Menurutmu mana yang lebih bagus?" Sean memperlihatkan gambar di ponselnya."Apakah kamu sudah selesai berlatih sekarang, mengapa kamu marah tidak marah tentang apapun?" Clara clara heran sembari memegang pipi Sean."Ini semua karena dilatih, sayang, aku hampir sekarat dan aku tidak melihatnya menegakan keadilan, apa yang yag kuharapkan?" Sean tersenyum melihat istrinya yang ke
"Setiadaknya kita tahu bahwa Si Breng*ek itu, Mama tiri yang sangat kejam, bahkan dia bisa melakukan hal - hal yang bisa membunuh orang." Sean menghela nafas."Omong kosong! kali ini dia menggunakan racun, lain kali dia mungkin akan memotongmu dengan pisau!" Teriak Clara kesal mendengatr jawabann Sean yang terlalu santai."Kalau begitu aku akan bertanya kepada tuan besar tentang proyek kerjasama rumah sakot yang dibicarakan sebelumnya, dengan begini aku akan memiliki rumah sakit sendiri, aku mungkin tidak perlu mengeluarkan uang lagi jika masuk rumah sakit." Sean kembali menjawab dengan santai."Kamu masih memiliki mood untuk bercanda!" Clara dengan keras memukul - mukul dada Sean."Hahaha, Sudah - sudah , jangan marah lagi, tentu saja aku membencinya, tapi aku tidak ingin kebencian ini mempengaruhi hidupku." Sean tertawa melihat tingkah istrinya."Istriku, kamu lihat, pernikahan kurang dari sebulan lagi." Sean memberlihatkan file di Hpnya."Oh iya perikhan tingga sebulan lagi, bagaim
"...." Vanessa terdiam dengan ekspresi."Polisi aku mnginggat seuatu." Ucap Vanessa sembari menundukan kepala.Keidaman Adiatmaja."Dimana Gery." Tanya mama tiri Sean kepada pelayan. "Gery sedang bersama pelayan, pagi tadi dia mengatakan akan pergi kesekolah, setelah dimarahi olehmu dia tidak nakal lagi." Ucap Pelayan di samping mama tiri yang sedang duduk merias diri."Kamu pergi panggil Gery ke sini, temuka seseorang untuk mngantar Gery kerumah lama orang tuaku, tidak, aku sendiri yang akan mengantarnya, jangan mengatakan kepada siapaun."Dreeet...Dreeett." Suara Hp yang berbunyi."Halo, nyonya polisis mencari anda." Suara hari telefon."Aku mengerti." Jawab Mama tiri singkatKantor polisi. Ruang intrigasi."Nyonya Sean, makan malam keluarga hari itu, saar sebelum dan sesudah pai susu disajikan, apa yang telah kamu lakukan?" Tanya polisi wanita mengintrogasi Mama tiri Sean."Aku melihat para tany sudah tidak menggerakan sendoknya lagi, jadi aku pergi ke dapur , dan memberitahu Vane
"Sean!" Clara berteriak senang dengan mata berkaca - kaca."Kamu mengejutkanku setengah mati." Clara menagis dengan kecang."Istriku, jangan menangis lagi yan , biar kulihat dirimu." Sean menyeka air mata Clara dengan lembut."Hmm, akirnya sudah bisa membuatmu mencicipi rasa kehilangan diriku, dendam lama ini, ahirnya sudah kubalaskan." Tambah Sean menggoda Clara."Kamu ini kenapa begitu pendendam?" Clara membuang muka, berakting marah dengan mengemaskan."Kamu tenang saja, aku pasti akan menangkap orang yang telah memberimu racun itu." Ucap Clara penuh semangat."Clara, kamu pergi dan istirahatlah, aku akan menjaganya disini." Sahut Ayah Sean berjalan masuk keruangan inap, bersama Ayah Sean."Baiklah, kalau begitu aku akan pulang dan membawakan beberpa pakaian ganti,disini kuserahkan padamu, Ayah." Jawab Clara lega."Apakah kamu yang melakukanya?" Tanya Ayah Clara, sembari menunjuk Sean yang terbaring di tempat tidur."Kamu sudah gila! Bagaimana mungkin aku mencelakai putra kandungku