Gisel, adalah putri keluarga kaya yang terkenal, dia hari ini akan menikah dengan keluarga terkaya di kotanya, keluarga Adiatomo, dan menjadi nyonya mudanya.
"Sedangkan aku hanya pengantin palsu." Ucap Clara dalam hati dia terduduk di atas kasur masih dengan balutan baju pengantin putih dan indah, wajahnya panik dan binggung apa yang harus dia lakukan.
"Ayah bodoh! Tolong selamatkan putrimu ini, putrimu yang cantik akan kehilangan keprawanannya hari ini!" Clara berteriak dalam hati, dia panik menilhat Sean berdiri di depanya.'
"Gisel, hari ini hari pernikahan kita, kenapa kamu tidak terlihat bahagia?" Tanya Sean dengan membuka kerah kemeja baju pengantinya. Antara dia sudah tahu didepanya pengantin palsu atau asli dia masih memanggil dengan nama Gisel wanita aslinya.
"Bagaimana mungkin aku sangat bahagia...ha...ha..ha." Clara menjawab dengan cangung berusaha tersenyum.
"kalau begitu malam ini begitu singkat, bagaimana kalau kita tidur?" Sean mendekati Clara diatas tempat tidur dengan memegang dagu Clara.
"Dari pada tidur denganmu lebih baik aku pergi ke neraka saja, apa kamu buta? kamu tidak bisa mengenali pengantinmu?" Ucap Clara dalam hati hanya bisa diam menuruti.
"Ahhhh..." Sean mendorong Clara menjatuhkanya di tempat tidur, memegang tanganya sehingga tidak ada ruang untuk bergerak, wajahnya semakin dekat dengan wajah Clara, memandang Clara dengan tajam.
"Dasar laki - laki mesum , untung tampan, jika dia berani menciumku aku akan berteriak " Laki - laki cabul, mesum." Ucap Clara dalam hati dengan wajah memerah panas.
Sean semakin mendekatkan bibirnya ke arah telingga Clara.
"Keluar!!" Sean dengan keras berbicara di telingga Clara.
Dengan kasar Sean menarik selimut yang berada di bawah Clara tidur, membuat Clara terpental dari tempat tidur dan terjatuh di lantai.
"Hah, situasi macam apa ini? apakah aku menjadi istri yang baru menikah dan dicampakan suaminya." Clara bingung dan kaget dengan situasi yang terjadi.
"Kenapa aku merasa kesal! apa aku Clara tidak menarik sama sekali? apa tubuhku jelek?" Clara sangat kesal dengan perlakuan Sean.
"Wussss...." Suara angin yang tertiup di samping Clara seakan menghina Clara...
Kehidupan Clara sebelum terjebak dalam pernikahan palsu.
"Udara hari ini sangat panas, Putri tidak berbakti, kenapa aku dulu memunggutmu? kenapa aku dulu tidak memungut kucing saja. Setidaknya kucing tidak akan melarangku menghemat Ac..." Ayah Clara ngedumal kesal karna Clara melarangnya menggunakan Ac untuk berhemat.
"Apakah kucing membantumu menghasilkan uang menjual barang - barang palsu?" Tanya Clara sembari menikmati es krim di tanganya.
Ayah Clara sangat mengecewakan anaknya, dia selalu gagal dengan usahanya, dia menjadi pemalas dan menggantungkan hidupnya menjual barang - barang palsu.
"Nak Ayahmu ini baru saja menerima pekerjaan baru kemarin, lihatlah." Ayah Clara membuka percakapan dengan menyodorkan sebuah berkas.
"Hah, 20 Juta?" Teriak senang Clara dan ayahnya, matanya berubah menjadi lambang mata uang.
"Hadian besar ditawarkan untuk sebuah lukisan, jika mempunyai lukisan dengan pelukis yang sudah meninggal 20 tahun1 yang lalu." Clara membaca petunjuk berkas.
"Putriku yang baik, dengan bakat melukismu, seharusnya kamu tidak kan sulit menirunya dengan melihat di g****e?" Tanya Ayah dengan senang.
"Tentu saja, kamu tidak boleh meragukan keterampilanku." Jawab Clara dengan sombong.
"Ayah mari dapatkan uang untuk membeli, Komputer dan daging sapi?" Clara berteriak dengan semangat.
Clara, seorang anak tunggal dari Ayahnya, memiliki keterampilan membuat barang - barang palsu,khgususnya barang antik yang memiliki nilai jual yang tinggi, sejauh ini, tidak asa yang bisa membongkar hasil kerjanya dengan yang asli.
"Tapi aku harus melihatnya secara langsung lukisan aslinya, jika aku hanya meniru di media online itu akan terlihat seperti palsu." Clara berfikir sejenak.
"Ya kamu memang benar, lukisan aslinya ada di rumah keluarga Adiatomo. Kamu hanya harus pergi kesanan saja, kerumahnya dan lihatlah." Ayah Clara membenarkan ucapan clara dengan memberikan petunjuk.
"Di kediaman keluarga adiatmojo akan ada acara besar, ayah baru saja mendapat informasi, kita ambil kesempatan ini dan jalankan rencana, aku jamin kita akan bisa masuk kedalam rumahnya, untuk melihat lukisan aslinya secara terang - terangan" Tambah Ayah panjang lebar.
"Oh begitu." Clara menjawab dengan ragu.
"Sean Adiatmojo, pewaris perushaan Adiatmojo, luamayan tampan." Ucap Clara melihat foto Sean di berkas rencana Ayahnya.
Hotel Balencia.
"Hah, aku mengira rencana ayah hanya menjadi tamu, dan berbaur dengan keramaian, kenapa bisa begini aku harus menyamar sebagai pengantinya!" Clara merasa kesal dengan rencana Ayahnya tapi bagaimana lagi nasi sudah menjadi bubur, rencana awal sudah disusun.
"Hah, kenapa aku menyetujui rencana buruk ini. yang mengejutkan Gisel pengatin wanitanya sangat mirip denganku." Ucap Clara sembari merias wajahnya sendiri.
"Dimana ini kamar ganti pengantinya? kelihatanya aku harus masuk lewat jendela." Clara melihat keluar jendela kamar riasnya mencari kamar rias pengantin.
"Ya tuhan, tolonglah aku," Clara memanjat balkon lantai 3 dengan berpegangan daun jendela, kakinya gemetar hebat seperti mati rasa.
"Melihat rencana Ayah, seharusnya Ayah sudah membuat pengantin wanita pergi atu pingsan dengan obat kan, kami akan bertukar kembali setelah misinya selesai." Ucap Clara dalam hati, dia masih balkon luar, dari kamar pengantin.
"Berhasil!" Clara melompat masuk dengan gesit.
"Apa benar ini rencana Ayah, tumben rencananya sangat mulus." Clara melihat baju pengantin yang sudah tersedia di depanya, meragukan ini rencana Ayahnya.
"Hah, hiasan kepala, anting hingga kalung semuanya terbuat dari berlian, bagaimana kalau aku curi ini saja ya?" Ucap Clara dalam hati.
"Eh, jangan deh, ini kan rencana Ayah semuanya pasti palsu." Jawab Clara dalam hati.
"Tidak perlu menunggu waktu lama, mari ganti baju sekarang." Clara bergegas berganti pakaian pengantin yang telah disiapkan.
"Baiklah aku sudah selesai, selanjutnya aku akan menjadi pengantin palsu, dan setelah ijab kabul selesai dan resepsi selesai aku hanya akan melihat lukisan lalu pergi.
Clara tampil cantik menggunakan gaun pengatin putih nan indah, dengan berbagai perhiasan berlian yang mewah. Di tambah wajah dan badan Clara yang mendukung.
"Tuan Sean sangat tampan hari ini." Ucap salah satu tamu wanita yang menghadiri resepsi, melihat ketampanan Sean yang berbalut jas pengantin yang senada dengan gaun yang di kenakan Clara.
"Iya selain tampan dia juga penerus perusahaan Adiatmojo, usianya juga masih muda masih 29 tahunan." Jawab tamu lainya.
"Luar biasa ya dia sangat tampan, selain itu dia juga sangat jago berbisnis, setengah industri dan perusahaan di negara ini miliknya." Tamu lainya menyahut.
"Tuan Sean Nona GIsel kabur dari pernikahan." Salah satu ajudan menghampiri Sean yang sudah siap di acara pernikahanya.
"Oh." Sean menjawab dengan singkat ekspresinya sangat datar dan dingin.
"Pernikahan megah keluarga Adiatmojo tidak akan memiliki pengantin, nanti bagaimana ibu tiriku yang baik dan keluarga besar Cokro akan menjelaskanya?" Sean berbicara dengan wajah dingin.
Dari kejauhan pengantin wanita sudah datang menuju kursi ijab kabul, pengantin wanita terloihat sangat cantik dan anggun.
"Keluarga cokro, menemukan pengantin dengan cepat juga?" Ucap Sean dalam hati, wajahnya menujukan ekspresi tidak suka.
"Atau apakah mereka, menemukan pengantin pengganti?" Sean tersenyum sinis.
"Saya terima nikahnya, Gisel Cokro binti hakim cokro dengan mas kawin seperangkat alat sholat beserta perhiasan tunai." Jawab Sean dengan lantang.
"Sah!" Penghulu bersuara keras.
"Sah!" Jawab para tamu undangan dan para saksi.
"Aku hanya bertemu Gisel dua kali aku tahu dia mempunyai tahi lalat di lehernya, ini adalah yang palsu." Ucap Sean dalam hati masih berpura - pura tidak mengetahuinya.
"Selesai sudah, mati aku, aku akan dicium." Ucap Clara dalam hati masih berusaha tersenyum.
"Tidak cukup disitu tukang mesun jangan maju lagi, aku akan menghindar." Clara masih berusha menghindar.
"Hah, gugup ya? jangan coba - coba menghindar, muach." Sean mencium kening Clara.
"Hah, sial ahirnya aku kena juga, tapi tidak apa - apalah yang penting aktingku tidak ketahuan!" Ucap Clara dalam hati.
Bersambung.....
"Haha, menarik aku akan menemanimu bermain kucing dan tikus denganmu!" Ucap Sean dalam hati masih berpura - pura tidak tahu.Ruang istirahat pengantin.Clara sudah berada di ruang istirahat pengantIn."Begitu aku keluar berganti pakain, dan acaranya selesai, lalu akan pergi rumah Keluarga Adiatmojo secara terang - terangan utnuk melihat lukisanya." Ucap Clara dalam hari sembari membetulkan riaanya."Klunting..."Suara pesan masuk di Hp Clara dari Ayah."AH pesan dari Ayah." Clara membuka pesan WAnya."Nak, ada hal buruk, Gisel sebagai pengantin perempuan melarikan diri dari pernikahanya! keluarga Cokro sudah mengetahuinya! cepat larilah!" Pesan yang masuk dari Ayah Clara."Apa!" Ucap Clara kaget."Ayah memang tidak bisa di andalkan, aku sudah curiga dari awal, tumben rencan ayah sangat mulus! menyebalkan dia baru memberi tahuku sekarang, pasti dia tidur di suatu tempat!" Pingkan memukul meja rias dengan marah."Ketika aku bertemu dengan Ayah pasti aku akan..." Clara dengan marah menu
"Cklek...ngeekk." Clara membuka pintu kamarnya."Selamat pagi Nyonya Sean, aku adalah sopir dan asisten anda, Tuan Sean menyuruhku membawa anda keperusahaan." Sapa Laki - laki muda dari luar kamar dengan sopan."Dia pergi keperusahaan, dan meninggalkan aku kemudian memintamu membangunkanku dn meyuruhmu mengantarku ke perusahaan?" Clara merasa tidak senang."I...Iya Nyonya Sean." Jawab pengawal dengan wajah panik."Baiklah tunggu, aku mandi dan bersiap - siap." Clara kembali masuk."Baik Nyonya." Jawab Pengawal dengan sopan.Wussss. Clara sudah berada di dalam mobil, dia mengenakan gaun merah membuatnya tampak lebih cantik."Nyonya Sean, kita sudah sampai." Ucao pengawal menghentikan mobilnya."OKe." Jawab Clara santai.Clara menuruni mobil dengan anggun."Baiklah mari kita lakukan selangkah demi selangkah." Clara menuju kantor Sean Adiatmojo.Sean sudah menunggu di depan pintu masuk perusahaan." Sayang ahirnya kamu sampai." Sapa Sean berakting penuh kasih sayang"Semuanya, izinkan a
Hari berikutnya. Clara duduk di mobil yang sesdang melaju bersama Ibu mertuanya, Mama tiri Sean."Hoam." Clara menguap di samping Ibu mertuanya."Sudah jam berapa sekarang, dan kamu masih menguap, kamu sekarang adalah menantu keluarga Adiatmojo ,kamun harus memperhatikan citramu!" Mama tiri Sean tidak suka."Iya, iya Ma, Maafkan aku." Clara menundukan kepalanya dengan tersenyum kecil."Karena kamu adalah wanita dari keluarga Adiatmojo, kamu harus menghadirin acara amal, sebelumya , aku mengaturnya sendiri sekarang kamu harus membantunya, dulu kamu menjalajankan acara semacam ini dengan ibumu saat usiamu 17 tahun aku percaya kamu mampu." Jelas Ibu tiri Sean panjang lebar."Tapi kamu harus ingat bahwa kamu adalah Nyonya Seab." Tambah Mama tiri Sean."Baiklah Ma, aku mengerti." Clara tersenyum dengan terpaksa."Hah, tidak mudah menjadi Nyonya orang kaya, tidak bisa rebahan dengan santai di rumah." Ucap Clara dalam hati.Tempat Acara."Aku belum makan apapun dari tadi, ada begitu banyak m
"Mama, aku salah , maaf." Clara menunduk dengan kesal tanganya mengepal menahan kesalnya sudah meluap."Brak...Bibi, rasa terh hari ini tidak enak, jangan sajikan lagi, mulai sekarang." Sean meletakan tehnya dengan keras sembari berdiri memegang tangan Clara dengan lembut menariknya kepelukanya."Ma, jika mama berfikir Gisel bodoh, maka jangan membawanya menghadiri acara yang tidak penting dengan Mama lagi." Sean menatap Clara dengan penuh kasih sayang."Apa masudmu dengan acara tidak penting? kegiatan ini demi membentuk cintra baik keluarga Adiatmaja!" Mama tiri menjawab dengan nada tinggi."Saat Gisel jatuh, Mama hanya berdiri menjauh tanpa membantunya, apakah ini tindakan Mama yang baik, dan membangun citra keluarga Adiatmaja?" Sean bertanya dengan senyum menghina."Kami sudah selesai makan, kami akan pergi beristirahat." Sean menarik Clara meninggalkan Mama tirinya."Kamu!!!" Teriak Mama tiri sean.Kamar Sean."Kita sudah berada di kamar, kamu..." Sean melihat Clara yang hanya ter
Rumah makan mewah, malam hari."Ah aku kenyang sekali." Clara berjalan keluar melihat pemandangan sembari meregangkan tubuhnya."Lihat dirimu." Ucap Sean melihat Clara yang berjalan sempoyongan."Aku? aku memang terlihat seperti dewi bukan." Clara menjawab dengan percaya diri."Kamu mabuk?" Tanya Sean."Tidak." Jawab Clara sembari melihat sekumpulan orang - orang yangb bernyanyi dan bernari."Woe, kalian terlihat senang! apa aku boleh bergabung?" Clara berteriak dari balkon lantai satu."Awas, hati - hati!" Sean berteriak takut."Aku baik - baik saja." Clara menjawab sembali nmelepas sepatu hak tingginya."Tolong bawakan ini untuku." Aku akan segera kembali." Clara memberikan sepatunya kepada Sean sembarri berlari menuju lantai bawah tempat sekumpulan orang berkumpul."Hai, aku bergabung ya?" Tanya Clara dengan tersenyum." Boleh kemari." Salah satu orang menjawab dengan senang."Percaya diri, jujur, pandai, ini pertama kali melihat sisi lain darinya. Tiba - tiba merasa menyenangkan k
Clara menganti posisinya deganm duduk bersila di samping Sean yang sibuk membaca sembari rebahan."Mari bicarakantentang ini dulu, tidak apa - apa untuk tidur bersama, tapi hanya tidur bersama, jangan pernah kamu melakukan apapu pada diriku." Clara mengajukan permohonan dengan serius."Kasurnya sangat besar bukan? kamu bisa tidur di sebelah sana dan aku tidur di sebelah sini, aku berjanji tidak akan melakukan apapapun kepadamu." Jawab Sean tanpa melihat Clara."Jangan khawatir, aku tidak tertarik dengan dadamu yang kecil itu." Sean menutup berkas yang di bacanya dengan tersenyum mengejek."Kamu!!!" Clara berteriak kesal."Sean, kamu lebih baik mengingat apa yang kamu katakan." Tambah Clara dengan menahan amarahnya.Pagi hari di kamar Sean."Hemmm...zzzzzz." Clara masih tertidur nyenyak."Nyonya muda belum bangun?" Tanya Bibi Erika di belakang Sean dengan memegang Jas Sean."Ya, dia bangun agak siang, jangan menghawatirkanya, dia akan makan saat dia lapar." Sean menjawab sembari memasa
"Apa yang terjadi padanya? dia bukan seperti Clara biasanya, kenapa dia sangat peduli dengan berita ini?" Tanya Sean dalam hati."Adi, kamu harus memberi pelajaran pada anakmu, kali ini. Ini AIB keluarga kita." Mama tiri masih menyulut api."Mama tiri, memanfaatkan ini?" Tanya Sean dalam hati sembari membalikan badanya kearah Ayah dan ibu tirinya."Ini masalah pribadi antara aku dan istriku, tidak usah khawatir Ayah, aku akan menyelesaikanya." Sean membungkukan badanya, tanda hormat."Solusi yang terbaik hanya bercerai." Clara menyahut, masih dengan akting menangis, tanganya menyeka air mata palsunya."Sayang, bagaimana bisa kamu mengatakanya?" Sean dengan cepat mengendong Clara, berjalan menuju kamnarnya."Ahhhhh." Clara Kaget dengan sikap Sean yang tiba - tiba mengenongnya."Ayo pergi kekamar dan kita selesaikan masalah ini, dengan cara kita sendiri." Ucap Sean sembari mengendong Clara berjalan menuju kamarnya."APa yang kamu lakukan! lepaskan aku, Sean!" Clara berteriak.Kamar Sea
"Kamu yang gila! bagaimana kamu bisa mengatakan bahwa aku hamil! Siapa yang akan menikahiku sekarang!" Clara berteriak marah."Apa kamu lupa identitasmu sekarang! Kamu Gisel sekarang." Sean menjawab dengan wajah kesal."Aku Clara aku tidak mau menjhadi Gisel lagi! aku akan mengatakan yang sebenarnya!" Clara masih menjawab dengan nada tinggi."Baiklah, silahkan beritahu mereka." Sean menjawab dengan senyum anehnya."Tapi,Uang 1 M yang kuberikan kepadamu untukmu dan biaya hidup yang keluarga Adiatmojo berikan kepadamu, uang sebanyak itu cukup untuk menuntutmu sebagai penipuan kan?" Tanya Sean dengan mendekatkan wajahnya ke arah wajah Clara yang terlihat panik."Apa!" Clara terlihat panik."Ibu tiriku masih mencari kesalahanku, jadi aku butuh istri yang cerdas dan kamu lebih cocok dari pada Gisel, tetaplah disini." Sean merendahkan suaranya."Selama aku tinggal disini, aku telah menerima banyak yang dan ayah Gisel memberiku uang untuk menggantikan putrinya, aku tidak bisa pergi sekarang.