Share

47. Istri Mas

Kaivan buru-buru menyalimi dengan hormat sang nenek yang kini berjalan ke arahnya. Melihat itu, Arawinda pun mencoba melakukan hal yang sama. Ia tetap bersopan santun pada orang tua di depannya. Dimana tanah dipijak di situ langit dijunjung. Arawinda diajari untuk bersopan santun pada orang yang lebih tua. Apalagi ini neneknya Kaivan. Meski perkataan dan kesan pertama mereka kurang baik.

"Selamat datang di rumah kami yang sederhana."

"Terimakasih." Arawinda menganggukan kepala. Ini kedua kali ia bertemu dengan sosok yang seringkali disebut Mbah Putri itu.

"Saya kira kamu akan menolak dan enggak akan mau berkunjung ke tempat seperti ini mengingat satu tahun terakhir saja, kamu tak pernah memunculkan diri di sini."

"Mbah Putri sehat?" tanya Kaivan tiba-tiba, mencoba mengalihkan pembicaraan.

"Mbah lagi ngobrol sama istri kamu Kaivan."

"Ya ampun! Maaf banget Ibu baru tahu kamu mau datang, tadi lagi di belakang." Gendhis menyambut suka cita. Dibanding Kaivan, Gendhis malah langsung memeluk
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status