Share

49. Kamar Kaivan

"Saya enggak yakin kamu bisa tidur di kamar saya yang begitu."

Arawinda yang saat itu tengah menggigil karena suhu pedesaan ternyata sangat sejuk pun menoleh pada sang suami. Malam sudah menjemput, bulan tengah menggantikan posisi matahari di langit. Memantulkan cahaya indah yang bisa dilihat dengan nyaman dengan mata kepala. Mengantarkan ketenangan dan kemanjaan bagi setiap insan yang melihatnya.

"Kenapa memangnya?"

"Tidak seperti di rumah atau di hotel, tidak ada AC, tidak memakai bed cover yang halus dan dingin, kasurnya pun tidak terlalu empuk."

Arawinda mendengus. "Begini ya, di udara malam yang dingin memang siapa yang butuh AC? Dan masalah kenyamanan, saya tidak masalah sama sekali, sedari tadi, saya sudah beristirahat di kamar kamu dan aman-aman saja."

"Ini rumah peninggalan buyut saya. Saat kami dulu merintis dan akhirnya mempunyai uang lebih, kami sempat membeli rumah baru. Tapi ya begitu, setelah semuanya hilang, hanya ini tempat kami kembali."

"Kalau begitu, rumah ini suda
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status