Share

54. Menerima Perasaan

Malam itu sepi senyap, keadaan kamar masih gelap, hanya ada sinar dari luar yang menusuk-nusuk melalui jendela. Memberikan sedikit cahaya lembut yang terjatuh di lantai. Kaivan menatap Arawinda yang lelap dalam tidur. Kedua tangan gadis itu melilitnya erat, erat sekali, hingga tak ada sedikitpun jarak di antara mereka. Kaivan bisa merasakan dada Arawinda yang bergerak naik turun saat bernapas. Ia bisa merasakan langsung panas tubuh gadis itu yang kini masih demam.

Bukannya ingin melepaskan diri, Kaivan malah merasa terikat dalam rasa nyaman. Ada yang berkecamuk di dadanya. Saat Arawinda meminta jarak kemarin, ia seolah kehilangan sesuatu. Namun tadi, saat Arawinda meminta Kaivan untuk tidak pergi dan meninggalkannya, dunia seakan berubah. Tidak sekelam sebelumnya.

Jadi, apa benar apa yang dikatakan orang-orang kepadanya?

Apa Kaivan terlalu naif dan bodoh karena berusaha membodohi dirinya sendiri akan perasaan yang sebenarnya sudah bersarang?

Perasaan yang jika memang benar, Kaivan aka
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status